Christin Remayanti N.
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Published : 32 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR NON KOMPOSIT HOTEL NEO CONDOTEL KOTA BATU Ihza P, M Faizal; Hidayat, M Taufik; N., Christin Remayanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.01 KB)

Abstract

Konsep perhitungan bangunan tinggi dengan asumsi model strukturnya menjadi portal ruang atau 3D dengan pembebanan arah vertikal akibat berat sendiiri dan arah horizontal akibat gempa dengan mengacu pada SNI 03-1726-2012 tentang tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung serta SNI 03-1729-2002 tentang tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung. Berdasarkan perhitungan analisis dan desain menggunakan SAP 2000 v19 maka didapatkan dimensi balok induk dan balok anak. Balok induk menggunakan profil WF 350.350.12.19, balok anak menggunakan profil WF 250.250.9.14 dan kolom menggunakan profil WF 400.400.19.21dengan melalui kontrol profil secara keseluruhan dengan syarat  dansedangkan kontrol profil secara per bagian yaitu dengan kontrol bagian sayap dan badan dengan syarat penampang kompak yaitu sayap  dan bagian badan  serta Mn = Mp Kata kunci : bangunan tinggi, struktur baja, gempa
PENGARUH KONFIGURASI TULANGAN LONGITUDINAL DARI METODE JAKET BETON BERTULANG BAMBU DENGAN SENGKANG BAMBU PADA KOLOM BETON BERTULANG Sanjaya, Gilang Edo; Wijatmiko, Indradi; N., Christin Remayanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (914.568 KB)

Abstract

Struktur kolom harus direncanakan lebih kuat dari pada struktur balok. Sehingga jika kolom mengalami keruntuhan, perlu dilakukan perbaikan untuk mencegah terjadinya kegagalan total pada struktur bangunan. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam perbaikan kolom adalah dengan carajaket beton.Kolom retrofit dipasangtulangan dan sengkang bermaterialkan bambu. Hal ini dikarenakan bambu memiliki kuat tarik 100-400 Mpa lebih besar dibanding kuat tarik baja mutu sedang dan relatif lebih murah dibanding dengan baja.Pada penelitian ini akandiamati efektifitas pemasangan tulangan longitudinal bermaterialkan bambu pada kolom retrofit dengan variasi jumlah dan dimensitulangan yang berbeda. Kolom akan diuji tekan dengan menggunakan compression test machine dan dipasang dial gauge sebagai pembantu bacaaan defleksi yang terjadi pada saat kolom diuji tekan. Dari hasil penelitian didapatkan kolom retrofit dengan jumlah tulangan longitudinal 8 buah (B.1 dan D.1) lebih efektif dari pada kolom retrofit dengan jumlah tulangan longitudinal 4 buah (A.1 dan C.1). Hal ini dikarenakan dari hasil pengujian menunjukkan bahwa kolom retrofit A.1 memiliki penurunan gaya tekan maksimum 17,13% sedangkan kolom retrofit B.1 mengalami peninkatan sebesar 25,77%. Kolom retrofit B.1 mempunyai peningkatan kekakuan sebesar 30,64 %, penurunan modulus elastisitas sebesar 41,94 %, dan peningkatan daktilitas sebesar 159,68 %. Sedangkan kolom retrofit A.1 memiliki penurunan kekakuan sebesar 9,42 %, penurunan modulus elastisitas 59,74 %, dan peningkatan daktilitas sebesar 146,83 %. Kolom retrofit D.1 memiliki penurunan gaya tekan maksimum 2,20% sedangkan penurunan gaya tekan maksimum kolom retrofit C.1 yaitu 30,05%. Kolom retrofit D.1 memiliki peningkatan kekakuan sebesar 4,73 % dan penurunan modulus elastisitas sebesar 53,45 %, sedangkan kolom retrofit C.1 memiliki penurunan kekakuan sebesar 37,47 % dan penurunan modulus elastisitas sebesar 72,21 %. Namun kolom retrofit C.1 memiliki peningkatan daktilitas sebesar 150,03 %, sedangkan peningkatan daktilitas kolom retrofit D.1 sebesar 100,78 %. Kata Kunci: jaket beton, efektivitas, gaya tekan, kekakuan, modulus elastisitas, daktilitas.
PENGARUH KONFIGURASI TULANGAN LONGITUDINAL DARI METODE JAKET BETON BERTULANG BAMBU DENGAN SENGKANG BAJA PADA KOLOM BETON BERTULANG Herlambang, Jevri; Wijatmiko, Indradi; N., Christin Remayanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (733.812 KB)

Abstract

Struktur kolom merupakan elemen penting dalam suatu bangunan dan harus direncanakan dengan tepat. Beberapa faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan kolom yaitu gempa atau beban berlebih. Salah satu metode yang digunakan untuk perkuatan atau perbaikan adalah metode jaket beton.Bambu yang digunakan yaitu jenis bambu petung. Terdapat 4 jenis kolom retrofit yang akan diteliti, yakni kolom retrofit kode A.3 yang dipasang tulangan bambu sebanyak 4 buah dengan ukuran 10 x 10 mm, kolom retrofit kode B.3 yang dipasang tulangan bambu sebanyak 8 buah dengan ukuran 10 x 5 mm, kolom retrofit kode C.3 yang dipasang tulangan bambu sebanyak 4 buah ukuran 10 x 20 mm dan kolom retrofit kode D.3 yang dipasang tulangan bambu sebanyak 8 buah ukuran 10 x 10 mm. Kolom akan diuji tekan dengan menggunakan compression test machine dan dipasang dial gauge sebagai alat bantu dalam membaca defleksi yang terjadi pada saat kolom diuji tekan. Hasil penelitian didapatkan bahwa, kolom retrofit B.3 lebih efektif dibandingkan dengan kolom retrofit A.3. Hal ini dikarenakan dari hasil pengujian menunjukkan bahwa kolom retrofit A.3 memiliki nilai gaya tekan maksimum 291 kN sedangkan nilai gaya tekan maksimum kolom retrofit B.3 yaitu 361,2 kN. Kolom retrofit B.3 mempunyai nilai kekakuan sebesar 1394,3333 kN/mm, nilai modulus elastisitas sebesar 12,9105 kN/mm2, dan nilai daktilitas sebesar 44,3. Sedangkan kolom retrofit A.3 memiliki nilai kekakuan sebesar 1105 kN/mm, nilai modulus elastisitas 10,2315 kN/mm2, dan nilai daktilitas sebesar 39,3. Kolom retrofit C.3 memiliki nilai kekakuan sebesar 1086,6667 kN/mm dan nilai modulus elastisitas sebesar 10,0617 kN/mm2, sedangkan kolom retrofit D.3 memiliki nilai kekakuan sebesar 945,7337 kN/mm dan nilai modulus elastisitas sebesar 8,7568 . Kolom retrofit D.3 memiliki nilai daktilitas sebesar 28,6, sedangkan kolom retrofit C.3 memiliki nilai daktilitas sebesar 67,4. Kata Kunci: jaket beton, efektivitas, gaya tekan, kekakuan, modulus elastisitas, daktilitas.
PENGARUH JARAK SENGKANG DARI METODE JAKET BETON BERTULANG BAMBU PADA KOLOM BETON BERTULANG SEDANG Yulianto, Rudi; N., Christin Remayanti; Wibowo, Ari
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.002 KB)

Abstract

Kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan keruntuhan, oleh karena itu struktur kolom harus direncanakan lebih kuat dari pada struktur balok. Ketika kolom mengalami keruntuhan, perlu dilakukan perbaikan untuk mencegah terjadinya kegagalan total pada struktur bangunan. Pada penelitian ini akan diamati efektifitas pemasangan sengkang bambu pada kolom retrofit dengan variasi jarak sengkang yang berbeda. Kolom akan diuji tekan dengan menggunakan compression test machine dan dipasang dial gauge sebagai pembantu bacaaan defleksi yang terjadi pada saat kolom diuji tekan. Hasil penelitian didapatkan bahwa, kolom retrofit C2 lebih efektif dibandingkan dengan kolom retrofit C1. Hal ini dikarenakan dari hasil pengujan menunjukkan bahwa kolom retrofit C2 mengalami penurunan gaya tekan sebesar 10.6 %, sedangkan gaya tekan maksimum kolom retrofit C1 mengalami penurunan sebesar 28.59 %. Kolom retrofit C2 mengalami penurunan kekakuan sebesar 3.56 %, sedangkan kolom retrofit C1 mengalami penurunan kekakuan sebesar 20.17 %. Kolom retrofit C2 mengalami penurunan modulus elastisitas sebesar 57.14 %, sedangkan kolom retrofit C1 mengalami penurunan modulus elastisitas sebesar 64.52 %. Kolom retrofit C2 mengalami peningkatan daktilitas sebesar 109.71 %, sedangkan kolom retrofit C1 mengalami peningkatan daktilitas sebesar 187.2 %. Kemudian untuk hasil penelitiasn kolom retrofit D2 lebih efektif dibandingkan dengan kolom retrofit D1. Hal ini dikarenakan dari hasil pengujan menunjukkan bahwa kolom retrofit D2 mengalami peningkatan gaya tekan sebesar 13 %, sedangkan gaya tekan maksimum kolom retrofit D1 mengalami penurunan sebesar 2.2 %. Kolom retrofit D2 mengalami peningkatan kekakuan sebesar 11.38 %, sedangkan kolom retrofit D1 mengalami peningkatan kekakuan sebesar 4.73 %. Kolom retrofit D2 mengalami penurunan modulus elastisitas sebesar 50.5 %, sedangkan kolom retrofit D1 mengalami penurunan modulus elastisitas sebesar 53.45 %. Kolom retrofit D2 mengalami peningkatan daktilitas sebesar 128.45 %, sedangkan kolom retrofit D1 mengalami peningkatan daktilitas sebesar 97.19 %.   Kata Kunci: Jaket beton, efektivitas, gaya tekan, kekakuan, modulus elastisitas, daktilitas.
PENGARUH KONFIGURASI JUMLAH TULANGAN LONGITUDINAL PADA KOLOM RETROFIT BETON BERTULANG DENGAN METODE JAKET BETON Permana, Arya Bagas; N., Christin Remayanti; Wijatmiko, Indradi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (813.543 KB)

Abstract

Suatu kolom berperan penting dalam kekokohan suatu bangunan. Apabila suatu kolom mengalami kerusakan dan masih memungkinkan untuk diperbaiki, Tulangan yang digunakan adalah tulangan dengan material bambu dikarenakan material bambu memiliki kuat tarik sejajar serat berkisar antara 100-400 Mpa yang lebih besar dibandingkan dengan kuat tarik baja dengan mutu sedang. S Kolom akan diuji dengan menggunakan compression test machine. Pada hasil penelitian didapatkan bahwa, kolom retrofit B1 yang dipasang 8 buah tulangan longitudinal bambu dimensi 10 x 5 mm dengan jarak antar sengkang sebesar 5 cm lebih efektif dibandingkan dengan kolom retrofit A1 yang dipasang 4 buah tulangan longitudinal bambu dimensi 10 x 10 mm dengan jarak antar sengkang sebesar 5 cm. Meskipun pada saat pengujian didapatkan bahwa kolom retrofit B1 memiliki gaya tekan maksimum 2,72 % lebih kecil dibanding dengan gaya tekan maksimum kolom retrofit A1. Pada perbaikan kolom asli B1, kolom retrofit B.1 mengalami peningkatan daktilitas sebesar 195,65 % dibanding dengan kolom retrofit A.1 yang mengalami peningkatan daktilitas sebesar 57,13 %. Dan kolom retrofit D1 yang dipasang 8 buah tulangan longitudinal bambu dimensi 10 x 10 mm dengan jarak antar sengkang sebesar 5 cm lebih efektif dibandingkan dengan kolom retrofit C1 yang dipasang 4 buah tulangan longitudinal bambu dimensi 10 x 20 mm dengan jarak antar sengkang sebesar 5 cm. Meskipun pada saat pengujian didapatkan bahwa kolom retrofit D1 memiliki gaya tekan maksimum 2,53 % lebih kecil dibanding dengan gaya tekan maksimum kolom retrofit C1. Namun, kekakuan dan modulus elastisitas kolom retrofit D1 lebih tinggi 30,57 % dibanding kekakuan dan modulus elastisitas kolom retrofit C1. Pada perbaikan kolom asli D1, kolom retrofit D.1 mengalami peningkatan daktilitas sebesar 99,84 % dibanding dengan kolom retrofit C.1 yang mengalami peningkatan daktilitas sebesar 40,79  %. Kata Kunci: Retrofit, jaket beton, efektivitas, gaya tekan, kekakuan, modulus elastisitas, daktilitas.
PENGARUH VARIASI RASIO TULANGAN LONGITUDINAL BAMBU DARI METODE CONCRETE JACKETING PADA KOLOM BETON MENGGUNAKAN SENGKANG BAMBU Pramudito, Faishal; Wijatmiko, Indradi; N., Christin Remayanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1066.001 KB)

Abstract

Indonesia kerap kali terjadi kegagalan struktur pada bangunan. Karena latar belakangtersebut para civil engineer di Indonesia melakukan riset dan berbagai macam penelitian. Sehingga berkembanglah inovasi perkuatan maupun perbaikan pada struktur-struktur bangunan seperti concrete jacketing, steel bonding plat, carbon fibre reinforced polymer, self healing concrete, melakukan eksternal prestressing dan lain sebagainya. Ada 4  jenis kolom yang akan diteliti kali ini, yaitu kolom retrofit dengan kode A2 yang dipasangi tulangan bambu sebanyak 4 buah dengan ukuran 10 x 10 mm dengan rasio tulangan sebesar 1,23, kolom retrofit B2 yang dipasangi tulangan bambu sebanyak 8 buah dengan ukuran 10 x 0,5 mm dengan rasio tulangan sebesar 1,23, kolom retrofit C2 yang dipasangi tulangan bambu sebanyak 4 buah dengan ukuran 10 x 20 mm dengan rasio tulangan sebesar 2,47 dan kolom retrofit D2 yang dipasangi tulangan bambu sebanyak 8 buah dengan ukuran 10 x 10 mm dengan rasio tulangan sebesar 2,47.   Hasil penelitian ini didapatkan bahwa kolom retrofit C2 dengan rasio tulangan 2,47 memiliki nilai kuat tekan 11,59% lebih besar dibandingkan dengan kolom retrofit A2 dengan rasio tulangan 1,23. Untuk nilai kekakuan dan modulus elastisitas, kolom retrofit C2 memiliki nilai 30,39% lebih besar dibandingkan kolom retrofit A2. Pada perbaikan kolom asli, kolom retrofit A2 memiliki nilai peningkatan daktilitas yang lebih besar yakni 264,07% dibandingkan dengan kolom retrofit C2 yang mengalamai penurunan sebesar 46,64%. H, kolom retrofit D2 memiliki nilai peningktan daktilitas yang lebih besar yakni 75,47% dibandingkan dengan kolom retrofit B2 yang mengalami peningkatan daktilitas sebesar 6,75% dari kolom asli. Hasil kedua tipe kolom diatas menunjukkan bahwa kolom retrofit D2 yang memiliki rasio tulangan yang lebih besar tidak memberikan efek yang signifikan untuk menambah nilai kekakuan, modulus elastisitas dan peningkatan daktilitas .           Kata Kunci : Jaket beton, efektifitas, kuat tekam , kekakuan, modulus elastisitas, daktilitas.
PENGARUH VARIASI JARAK SENGKANG TERHADAP PERBAIKAN KOLOM DENGAN METODE CONCRETE JACKETING MENGGUNAKAN TULANGAN BAMBU Farrasi, Muhammad Alif; N., Christin Remayanti; Wibowo, Ari
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.697 KB)

Abstract

Kolom merupakan suatu elemen terpenting didalam suatu konstuksi bangunan sehingga perlu diperhatikan ketika kolom mengalami suatu kegagalan. Hal ini dikarenakan biasanya terdapat kerusakan pada struktur bangunan terutama pada kolom akibat kebakaran, gempa bumi, dan pembebanan berlebih. Dengan semakin berkembangnya pembangunan konstruksi di Indonesia, berkembang pula inovasi – inovasi dalam perkuatan ataupun perbaikan struktur konstruksi. Terdapat 4 jenis kolom retrofit yang akan diteliti, yakni kolom retrofit kode A1 yang dipasang tulangan bambu sebanyak 4 buah dengan ukuran 10 x 10 mm dan dengan jarak antar sengkang5 cm, kolom retrofit kode A2 yang dipasang tulangan bambu sebanyak 4 buah dengan ukuran 10 x 10 mm dan dengan jarak antar sengkang7,5 cm, kolom retrofit kode B1 yang dipasang tulangan bambu sebanyak 8 buah ukuran 10 x 5 mm dan dengan jarak antar sengkang5 cm dan kolom retrofit kode B2 yang dipasang tulangan bambu sebanyak 8 buah ukuran 10 x 5 mm dan dengan jarak antar sengkang7,5 cm.  Kolom retrofit A.1 dibandingkan dengan kolom retrofit A.2 menunjukkan bahwa kolom retrofit A1 memiliki gaya tekan maksimum 3,89%  lebih besar dibanding dengan gaya tekan maksimum kolom retrofit A.2. Nilai kekakuan danmodulus elastisitas kolom retrofit B.1 lebih besar 21% dibanding nilai kekakuan dan modulus elastisitas kolom retrofit B.2. Selain itu juga, pada perbaikan kolom asli B, kolom retrofit B.1 mengalami penurunan daktilitas sebesar 5,89 % dibanding dengan kolom retrofit B.2 yang hanya mengalami peningkatan daktilitas sebesar 71,98%. Pada perbandingan antara kolom A.1 dengan A2 dan B.1 dengan B.2 gaya tekan maksimum bukan merupakan tolak ukur utama dalam efektifitas melainkan daktilitas, dikarenakan pada penelitian kali ini jarak sengkang yang menjadi variasi dalam sampel. Kata Kunci :Jaket beton, efektivitas, gaya tekan, kekakuan, modulus elastisitas, daktilitas.
PENGARUH.VARIASI.KAIT SERAT.KALENG.MINUMAN TERHADAP.KUAT TEKAN, KUAT.TARIK BELAH, DAN MODULUS ELASTISITAS.BETON T, Imawan Muhamad; N., Christin Remayanti; Firdausy, Ananda
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.342 KB)

Abstract

Penambahan serat kaleng pada  beton merupakan salah satu cara untuk mengurangi kelemahannyang dimiliki beton yang dimana beton lemah dalam menahan gayaatarik, serta meningkatkan kekakuan dan modulus elastisitaspada beton tersebut. Variasi yang digunakan adalah beton normal tanpa fiber, fiber polos dan fiber dengan kait A dan B dimana fraksi yang digunkan 10% dari volume beton. Pengujian yang dilakukan antara lain kuat tekan, kuat tarik belah dan modulus elastisitas beton. Pengujianndilakukan padaabetonnyang telahhberumur 288hari. Hasil pengujian kuat tarik belahhmenunjukkan bahwaanilai kuat tarik rata-rata maksimummdiperolehhpada beton fiber.polos  dengan nilai sebesar ft = 2,022 MPa. Hasil pengujian kuat tekan jugaamenunjukkan bahwa nilai kuatttekan rata-rata maksimum diperoleh padaabetonndengan fiberrpolossdengan nilai sebesar f’c = 18,995 MPa. Sedangkan hasil uji modulus elastisitas maksimummmenggunakan acuan nilai tegangan dan regangan terjadi pada kait B menghasilkannnilaimmoduluseelastisitas yang maksimum yaitu dengannmetodeeEurocode 2 sebesar 17183,012 MPa , padaametode ASTMC469 didapat hasil 17687,223 Mpa. Untuk modulus elastisitasmmenggunakan acuan kuat tekan maksimummdiperoleh nilai rata-rata  terbesar pada beton fiberrdengan serat polos yaitu dengan  metoderSKSNI T-15-1991 yaitu sebesar 21594,655Mpa dan pada metode TS 500 (Turkey) memiliki nilai 28123,364 MPa. Kata kunci :  serattkaleng,beton berserat, kuatttarik belah, kuatttekan, moduluseelastisitas
PENGARUH VARIASI PILIN SERAT KALENG KEMASAN MINUMAN TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT TERIK BELAH DAN MODULUS ELASTISITAS BETON RINGAN Utami, Annisa Fitria; N., Christin Remayanti; Firdausy, Ananda Insan
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.826 KB)

Abstract

Beton merupakan material yang sering digunakan dalam dunia teknik sipil. Dalam perencanaannya beton memiliki kelebihan dalam memikul beban tekan. Namum salah satu kelemahannya yaitu beton sangat lemah dalam menerima gaya tarik. Salah satu cara mengatasi kekurangan tersebut dengan menambahkan serat kaleng (fiber) kedalam campuran beton. Variasi yang digunakan yaitu serat (fiber) pilin tipe A, tipe B, tanpa pilin (normal) dan beton tanpa fiber. Fraksi yang digunakan 10% dari volume beton. Karena penambahan serat (fiber) akan menambah berat isi beton, maka pda penelitian ini agregat kasar akan dicampur dengan batu apung (pumice) sebanyak 25% dari volume agregat kasar. Nilai FAS yang digunakan pada penelitian ini adalah 0.6-0.65. Pengujian yang dilakukan adalah uji kuat tarik belah dan kuat tekan menggunakan compression testing machine dan uji modulus elastisitas menggunakan extensometer. Pengujian dilakukan pada beton berumur 28 hari. Hasil pengujian uji kuat tekan didapatkan bahwa yang memiliki kuat tekan maksimum adalah beton pumice dengan fiber pilin tipe B dengan nilai sebesar 12.668 MPa (meningkat terhadap beton pumice tanpa fiber, dengan fiber tanpa pilin dan tipe A masing-masing sebesar 9.48%,4.49% dan 0.27%). Hasil pengujian kuat tarik belah menunjukkan bahwa nilai kuat tarik maksimum diperoleh pada variasi pilin tipe B dengan nilai sebesar 1.617 MPa (meningkat terhadap beton pumice tanpa fiber, dengan fiber tanpa pilin dan tipe A masing-masing sebesar 14.76%, 37.73% dan 16.08%). Begitu pula dengan hasil uji modulus elastisitas dengan metode Eurocode 2 dan ASTMC469 yang menunjukkan bahwa nilai modulus elastisitas dengan maksimum diperoleh pada variasi fiber pilin tipe B (meningkat terhadap beton tanpa fiber, dengan fiber tanpa pilin dan tipe A masing-masing sebesar 87.66%, 31.37% dan 0.58. Namun, hasil tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh penambahan fiber namun, dipengaruhi oleh nilai FAS yang berbeda. Kata Kunci: serat kaleng, pilin serat kaleng, batu apung, kuat tekan, kuat tarik, modulus elastisitas.
PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR KOMPOSIT GEDUNG LABORATORIUM KEBENCANAAN JURUSAN TEKNIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA Dharma, Besar Wira; Hidayat, M. Taufik; N., Christin Remayanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1207.626 KB)

Abstract

Dalam menunjang kebutuhan sarana dan prasarana mahasiswa di Universitas Brawijaya, bangunan tinggi dibangun karena adanya keterbatasan lahan. Namun bangunan bertingkat tinggi harus mampu menahan beban vertikal dan gaya gempa yang ada. Berat sendiri bangunan sangat mempengaruhi besarnya gaya geser yang diakibatkan oleh gempa. Oleh karena itu, untuk memperkecil berat sendiri bangunanperlu dicobaperencanaan lain pada Gedung Laboratorium Kebencanaan Teknik Sipil Universitas Brawijaya. Perencanaan struktur alternatif yang digunakan adalah struktur komposityang mendasar pada metode LRFD. Sebelum merencanakan, harus didapat data berupa denah balok dan kolom terlebih dahulu. Setelah itu, dihitung pembebanan yang ada kemudian dilakukan analisis statika pada SAP2000 v19 untuk mendapatkan gaya-gaya dalam. Kontrol profil yang dilakukan adalah momen, geser,askial, dan lendutan. Hasil analisis menunjukkan balok dan kolom memenuhi persyaratan. Profil balok induk didapat 14’ WF 14x12 dan profil balok anak 10’WF 10x8. Sedangkan kolom digunakan profil WF 400x400x13x21. Agar tidak terjadi selip antar balok dan beton, digunakan penghubung geserdengan Ø=19,5mmdan fu stud = 400 MPa. Sambungan balok-kolom menggunakan las elektroda  E80 dengan fuw = 560 Mpa.Untuk sambungan antar balok dan sambungan antar kolom digunakan baut tipe A325. Struktur komposit memiliki keunggulan diantaranya kekakuan pelat lantai meningkat, lendutan lebih kecil, dimensi balok dan kolom lebih kecil sehingga berat sendiri bangunan berkurang.   Kata Kunci : struktur komposit, LRFD, bangunan tinggi