Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Assessment of Current Energy and Power Generation in the Sunda Strait through Hydrodynamic Modeling with Delft3D and Turbine Evaluation Suciana, Suciana; Elsa Rizkiya Kencana; Rayhan Al-Ghazali; Sumartini
Zona Laut : Jurnal Inovasi Sains Dan Teknologi Kelautan Volume 6, Number 2, July 2025 Edition
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62012/zl.vi.45268

Abstract

The rapid population growth in Indonesia has significantly driven up energy demand, creating challenges in meeting these needs due to the declining availability of fossil fuels, the main source of power for most energy plants. Given Indonesia’s geographical position as a maritime nation with nearly six million square kilometers of ocean and over eighty-one thousand kilometers of coastline, the country has immense potential for harnessing ocean currents, waves, and tidal energy to develop renewable energy sources. Exploring these unconventional energy resources is crucial for meeting the country’s future energy demands. One of the most promising locations for Ocean Current Power Plants is the Sunda Strait. This research aims to model the ocean currents in the Sunda Strait, using Delft-3D software to assess its potential for Ocean Current Power plant development. The study also includes initial mapping of high-potential areas for energy production. Results from three observation points Sragi, Rimaubalak, and Sangiang indicate that the waters around Sangiang are most suitable for Ocean Current Power Plants with average currents of 0.86 m/s and a maximum of 4.77 m/s in 2023 also 0.938 m/s with maximum 5.20 m/s in 2024. For energy generation, the Gorlov turbine is particularly effective, producing 10642 kW in 2023 and 21285 kW in 2024, albeit with an efficiency of 36.52%. The Darrieus turbine showed a higher efficiency of 45.05%, though it generated slightly less power. Both turbines are deemed highly viable for further development in the Sunda Strait, offering a significant step toward Indonesia's renewable energy goals.
Hubungan Karakteristik (Umur Jenis Kelamin Pendidikan) Dengan Tingkat Depresi Lansia Di Panti Werdha Wisma Assisi Sukabumi Jawa Barat Sumartini
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 8 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jikmc.v4i8.1879

Abstract

Lanjut usia merupakan fase kehidupan yang rentan terhadap masalah kesehatan jiwa, terutama depresi, yang dapat mempengaruhi kualitas hidup. Faktor-faktor seperti umur, jenis kelamin, dan pendidikan sering disebut berhubungan dengan depresi pada lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik lansia (umur, jenis kelamin, dan pendidikan) dengan tingkat depresi di Panti Werdha Wisma Assisi Sukabumi Jawa Barat. Desain penelitian menggunakan metode kuantitatif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian adalah lansia berusia ≥ 60 tahun yang memenuhi kriteria inklusi. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner tingkat depresi, sedangkan analisis data dilakukan dengan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan antara umur (p = 0,821), jenis kelamin (p = 0,739), dan pendidikan (p = 0,331) dengan tingkat depresi pada lansia. Hal ini menunjukkan bahwa faktor demografi dasar tidak menjadi determinan utama depresi lansia, melainkan faktor lain seperti dukungan keluarga, kondisi kesehatan fisik, serta interaksi sosial lebih berpengaruh. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi tenaga Kesehatan, keluarga maupun Panti Werdha dalam upaya pencegahan serta penanganan depresi pada lansia.
Hubungan Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, dan Status Kesehatan dengan Kemampuan Fungsi Kognitif Lansia Di UPTD Perlindungan Sosial Dinas Sosial Provinsi Banten Sumartini
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 3 No. 6 (2024)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaikai diri merupakan suatu proses yang terjadi secera perlahan pada setiap manusia ketika sudah memasuki usia lanjut. Keadaan ini menyebabkan lanjut usia sulit untuk menghindari berbagai kerusakan sel-sel tubuhnya serta berkurangnya kemampuan untuk bertahan terhadap berbagai serangan mikro organisme pathogen yang menyebabkan terjadinya infeksi. Proses menua tidak saja berdampak pada faktor fisik melainkan menimbulkan berbagai masalah kesehatan lain seperti kondisi psikologis, social maupun kemampuan kognitifnya. Semakin lanjut usia seseorang akan semakin mengalami penurunan kemampuan kognitif yang berdampak pada kemunduran terhadap daya fikir dan penalarannya. Kondisi ini bisa bertambah buruk ketika lingkungan sekitar tidak dapat mengupayakan berbagai cara untuk memperlambat proses tersebut. Terkait hal tersebut penulis ingin mengetahui lebih jauh adakah hubungan antara umur, jenis kelamin, pendidikan dan status kesehatan terhadap kemampuan kognitif lansia melalui penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional di UPTD Dinas Perlindungan Sosial provinsi Banten. Dari jumlah responden sebanyak 55 lansia, setelah dilakukan uji chi-square di dapatkan nilai p value sebesar 0,024 yang berarti ada hubungan antara jenis kelamin dengan fungsi kognitif. Hubungan antara pendidikan dengan fungsi kognitif didapatkan nilai p value 0,011 yang berarti juga ada hubungan antara pendidikan dengan fungsi kognitif lansia, sementara antara umur dengan fungsi kognitif didapatkan nilai p value sebesar 0.582 yang berarti tidak ada hubungan antara umur dengan fungsi kognitif, sedangkan hubungan status kesehatan dengan fungsi kognotif didapatkan nilai p value 0,98 artinya tidak memiliki hubungan yang bermakna antara status kesehatan dengan fungsi kognitif. Saran untuk peneliti selanjutnya, dapat meneliti lebih jauh keterkaitan status kesehatan terhadap fungsi kognitif agar dapat ditemukan solusi yang tepat untuk mengatasinya.
Hubungan Umur Jenis Kelamin Pendidikan Dan Status Kesehatan Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial Pada Lansia Di UPTD Perlindungan Sosial Dinas Sosial Provinsi Banten Sumartini
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 6 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jikmc.v4i6.1714

Abstract

Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaikai diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki terhadap kerusakan yang diderita. Proses menua tidak saja berdampak pada faktor fisik akan tetapi menimbulkan berbagai masalah lain baik secara biologis, mental, maupun sosial termasuk ekonomi. Semakin lanjut usia seseorang akan semakin mengalami penurunan kemampuan dalam berinteraksi social yang berdampak pada kemunduran terhadap peran-peran sosialnya di masyarakat. Kondisi ini bisa bertambah buruk ketika lingkungan sosial tidak mendukungnya. Terkait hal tersebut penulis ingin mengetahui lebih jauh adakah hubungan antara umur, jenis kelamin, pendidikan dan status kesehatan terhadap kemampuan interaksi social lansia melalui penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional di UPTD Dinas Perlindungan Sosial provinsi Banten. Dari jumlah sampel sebanyak 43 lansia, setelah dilakukan uji chi-square di dapatkan nilai p value sebesar 0,35 dengan OR 1,034 yang berarti tidak ada hubungan antara umur dengan interaksi social. Hubungan antara jenis kelamin dengan interksi social didapatkan nilai p value 0,96 dengan OR 1,007 yang berarti juga tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan interaksi social, sementara antara pandidikan dengan interaksi social didapatkan nilai p value 0.35 dengan OR 1,144 yang berarti tidak ada hubungan antara pendidikan dengan interaksi social, sedangkan untuk hubungan status kesehatan dengan interaksi social didapatkan nilai p value 0,008 dengan OR 1,397 artinya memiliki hubungan yang bermakna antara status kesehatan dengan interaksi social. Saran untuk peneliti selanjutnya, dapat meneliti lebih dalam keterkaitan status kesehatan terhadap interaksi social agar dapat ditemukan solusi yang tepat untuk mengatasinya