Sentralisasi aktivitas di wilayah perkotaan Yogyakarta mendorong pergerakan penduduk dari daerah sekitarnya ke kota, yang berpotensi menambah kemacetan lalu lintas. Kepemilikan kendaraan meningkat pesat sebesar 4% setiap tahun, sehingga kebutuhan akan layanan transportasi publik yang lebih baik menjadi sangat penting. Sebagai respons, pemerintah memperluas layanan Trans Jogja dengan meluncurkan Trayek 15 yang menghubungkan daerah-daerah utama, termasuk Palbapang dan Malioboro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan trayek baru ini. Survei dilakukan dengan menggunakan kuesioner pada populasi yang berada dalam jangkauan area 1000 meter, dengan sampel masyarakat setempat. Analisis data menggunakan analisis faktor, dengan mempertimbangkan 10 variabel: usia, kepemilikan kendaraan, pendapatan, pendidikan, jarak, waktu, biaya, keamanan, kenyamanan, dan keteraturan. Hasil penelitian menunjukkan terbentuknya tiga faktor utama yang memengaruhi pemilihan moda, yaitu kualitas pelayanan, kondisi sosial-ekonomi, dan karakteristik perjalanan. Di antara ketiga faktor tersebut, kenyamanan, pendapatan, dan waktu perjalanan terbukti memiliki pengaruh yang paling signifikan. Temuan ini menyarankan agar pemerintah meningkatkan kualitas pelayanan, terutama kenyamanan, dan memperhatikan faktor sosial-ekonomi untuk mendorong penggunaan transportasi publik di wilayah ini.