Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG KEKERASAN PADA ANAK DENGAN TINDAKAN PERILAKU KEKERASAN PADA ANAK Halawa, Aristina
S1 Keperawatan Vol 3, No 1 (2014): Keperawatan
Publisher : S1 Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11.62 KB)

Abstract

HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG KEKERASAN PADA ANAK DENGAN TINDAKAN PERILAKU KEKERASAN PADA ANAK Aristina HalawaAkademi Keperawatan William Booth Surabaya.  ABSTRAK Kekerasan pada anak adalah perbuatan semena-mena orang tua yang seharusnya menjadi pelindung pada seorang anak secara fisik, seksual dan emosional yang meliputi kekerasan fisik, psikis, seksual dan penelantaran. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam bentuk emotional abuse, verbal abuse, physical abuse, sexual abuse, sindrom munchaunsen dan kekerasan ekonomi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan keluarga tentang kekerasan pada anak dengan tindakan perilaku kekerasan pada anak di rt 02 rw 06 Donowati Surabaya”. Berdasarkan tujuan penulisan desain penelitian yang digunakan adalah desain korelasional secara cross sectional. Populasi penelitiannya adalah keluarga yang memiliki anak usia SD yang berada di rt 02 rw 06 Donowati Surabaya, alat yang digunakan adalah kuesioner, metode pengambilan sampel diambil secara purposive sampling sebanyak 20 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan keluarga tentang kekerasan pada anak dengan tindakan perilaku kekerasan pada anak. Tingkat pengetahuan keluarga tentang perilaku kekerasan pada anak termasuk baik 55%, pengetahuan cukup 35% dan pengetahuan kurang 10%. Tindakan perilaku kekerasan pada anak, dari seluruh responden tidak ada yang melakukan tindakan perilaku kekerasan pada anak yaitu 100%. Hal ini dimungkinkan karena kita tinggal di Indonesia, pada khususnya Jawa, maka adat istiadat masih sangat dijunjung tinggi sehingga hal-hal yang berhubungan dengan aib ataupun yang dapat mencoreng martabat orang tua lebih baik disembunyikan atau tidak boleh sampai ada orang luar yang mengetahuinya. Hal lain yang juga bisa terjadi adalah, memang mungkin saja benar-benar tidak terjadi tindakan perilaku kekerasan pada anak yang disebabkan oleh kasih sayang, cinta kasih dan keharmonisan dalam tiap keluarga di Rt 02 Rw 06 Donowati Surabaya, meskipun tingkat pendidikan yang dimiliki cukup ataupun kurang.Kata Kunci : Pengetahuan Perilaku Kekerasan, Tindakan Perilaku Kekerasan
PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK: STIMULASI PERSEPSI SESI 1-2 TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PENDENGARAN PADA PASIENSKIZOFRENIA DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT JIWAMENUR Halawa, Aristina
S1 Keperawatan Vol 4, No 1 (2015): Keperawatan
Publisher : S1 Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11.62 KB)

Abstract

Pasien halusinasi biasanya lama dalam hal mengontrol halusinasi bahkan setelah pasien pulang pun masih mengalami halusinasi. TAK sudah dilakukan tetapi masih belum spesifik sesuai masalah pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok: Stimulasi Persepsi Sesi 1-2 terhadap kemampuan mengontrol halusinasi pendengaran pada pasien skizofrenia di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Pra-Eksperimen dengan menggunakan one group pre-post test design, populasi pada penelitian ini sebanyak 10 respondenya itu seluruh pasien skizofrenia yang mengalami halusinasi pendengaran dan jumlah sampel yang diambil adalah 9 responden dengan menggunakan Simple Random Sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi sebelum dan setelah dilakukan TAK, kemudian di uji dengan menggunakan uji Wilcoxon. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak mampu mengontrol halusinasi sebelum TAK sebanyak 6 orang (66.7%), sebagian besar responden mampu mengontrol halusinasi setelah TAK sebanyak 8 orang (88.9%) dan ada pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok: Stimulasi Persepsi Sesi 1-2 terhadap kemampuan mengontrol halusinasi dengan nilai p=0.025. Diharapkan agar perawat mengevaluasi kemampuan pasien setelah memberikan TAK dan dapat memberikan TAK ulang bagi pasien yang belum mampu untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi. Kata kunci :Terapi Aktivitas Kelompok: Stimulasi Persepsi, Halusinasi
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA USIA DEWASA AWAL (18-40 TAHUN) Halawa, Aristina; Artini, Budi; Manutmasa, Yustina Santina
Bahasa Indonesia Vol 12 No 2 (2023): Jurnal Keperawatan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/kep.v12i2.541

Abstract

Stres pada dewasa awal akan mengalami gejala fisik seperti menciptakan perubahan dalam metabolisme, meningkatkan laju detak jantung dan pernafasan, meningkatkan tekanan darah atau menimbulkan sakit kepala yang luar biasa, serta menyebabkan serangan jantung bahkan mengalami strok. Tujuan: penelitian ini untuk menganalisis hubungan tingkat stres dengan kejadian hipertensi pada usia dewasa awal. Metode penelitian yang digunakan adalah korelasi dengan metode pendekatan cross sectional, populasi dalam penelitian ini sebanyak 66 orang, besar sampel 57 orang dipilih menggunakan teknik Simple Random Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden mengalami tingkat stres sedang yaitu 30 orang (52,6%) dan untuk Hipertensi paling banyak mengalami pre hipertensi sebanyak 22 orang (38,6%). Hasil uji spearman didapatkan p=0.003 dengan kemaknaan p<0.005 yang berarti H1 diterima. Kesimpulan: hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat stres dengan kejadian hipertensi pada dewasa awal. Berdasarkan hal tersebut tekanan darah pada dewasa awal dapat dikontrol dengan menjaga gaya hidup sehat agar tidak mengalami stres.
HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU CARING MAHASISWA SAAT MELAKUKAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN Widari, Ni Putu; Halawa, Aristina; Santiasari, Retty Nirmala
Bahasa Indonesia Vol 13 No 1 (2024): Jurnal Keperawatan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/kep.v13i1.603

Abstract

Caring dalam keperawatan merupakan hal yang paling mendasar dan harus diajarkan sejak dini. Caring yang diajarkan dan ditanamkan sejak dini yaitu sejak mahasiswa berada di tingkat satu harapannya ketika mahasiswa berada pada tahap pembelajaran klinik mahasiswa dapat mengaplikasikan atau melakukan asuhan keperawatan dengan jiwa caring. Salah satu faktor pembentuk perilaku caring adalah motivasi. Motivasi dikatakan kuat apabila dalam diri seseorang dalam kegiatan sehari-hari memiliki harapan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi, dan memiliki keyakinan yang tinggi sehingga akan terbentuk sebuah karakter yang melengkapi pelayanan saat mahasiswa praktik klinik keperawatan kepada pasien dan keluarga pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan motivasi dan perilaku caring mahasiswa saat melakukan praktik klinik keperawatan. Pendekatan Kuantitatif yang digunakan untuk mendeskripsikan motivasi dengan perilaku caring mahasiswa yang dievaluasi pada mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKes William Booth saat praktik klinik keperawatan sebanyak 45 mahasiswa. Dari penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki motivasi sedang sebanyak 40 orang (88,9%) yang memiliki perilaku caring baik sebanyak 29 orang (64,4%), perilaku caring cukup 15 orang (33,3%) dan perilaku caring kurang 1 orang (2,2%). Hasil uji statistik Spearman’s Rho Correlation dengan nilai signifikasi (p) 0,05 (2-tailed) dengan hasil didapatkan 0,029 yang artinya H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara motivasi dan perilaku caring mahasiswa saat praktik klinik keperawatan. Saran bagi Institusi untuk menunjang terus berupaya untuk meningkatkan motivasi mahasiswa dalam menghadapi tantangan dalam pelayanan keperawatan dan terus memberikan contoh nyata dalam meningkatkan perilaku caring mahasiswa sehingga mahasiswa akan menjadi terbiasa untuk melakukannya
PEMBERDAYAAN KELUARGA DALAM MELAKSANAKAN UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN TBC DI RW 02 KELURAHAN PUTAT JAYA KECAMATAN SAWAHAN SURABAYA Widari, Ni Putu; Halawa, Aristina
Jurnal Booth Dharma Medika Vol 5 No 1 (2024): Jurnal Booth Dharma Medika
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/pengabmas.v5i1.607

Abstract

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang sangat efektif dalam mencegah terjadinya penularan TBC di masyarakat. Berbagai upaya dapat dil;akukan salah satunya dengan penyuluhan kesehatan. Pengabdian kepada masyarakat ini memiliki tujuan untuk memberikan penyuluhan tentang pemberdayaan keluarga dalam melaksanakan upaya pencegahan penularan TBC. Metode penyuluhan kesehatan menggunakan media power point, leaflet, ceramah dan diskusi tentang upaya apa saja yang dilakukan keluarga untuk mecegah penularan TBC. Pengukuran keberhasilan pengabdian ini digunakan lembar kuesioner pretest dan posttest. Tingkat ketercapaian dilihat dari perubahan pengetahuan masyarakat dalam upaya pemberdayaan keluarga dalam pencegahan penularan TBC dan bagaimana cara pencegahan penularan apabila di temukan salah satu keluarga yang menderita TBC di lingkungannya. Hasil yang didapatkan dari 5 pertanyaan yang benar secara berurut adalah 34,37 %, 53,13 %, 28,13 %, 84,37 % dan 53,16 %. Masih banyak masyarakat di RW 02 Putat Jaya Surabaya, yang belum mengetahui tentang upaya pencegahan penularan TBC. Setelah mendapatkan penyuluhan, didapatkan dari 5 pertanyaan benar secara berurut adalah 84,37%, 90,63 %, 93,73 %, 90,63 % dan 100 %. Terdapat peningkatan pengetahuan setelah dilakukan penyuluhan. Sebagian besar peserta sudah mengetahui tentang upaya upaya yang dapat dilakukan dalam mecegah penularan TBC di keluarga maupun di masyarakat. Direkomendasikan untuk menerapkan upaya pencegahan penularan TBC yang dapat di mulai dari diri sendiri, keluarga dan di akan diberikan sebagai tindak lanjut dalam mewujudkan kualitas hidup masyarakat yang lebih yang lebih baik.
EFEKTIFITAS EDUKASI MENGGUNAKAN MEDIA LEMBAR BALIK TERHADAP PENGETAHUAN PENDERITA DIABETES TENTANG DIET DM DI RW 03 KELURAHAN DARMO KECAMATAN WONOKROMO Widari, Ni Putu; Halawa, Aristina; Pe, Welmince
Bahasa Indonesia Vol 13 No 2 (2024): Jurnal Keperawatan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/kep.v13i2.657

Abstract

Pendahuluan : Diabetes Melitus merupakan sekelompok gangguan metabolik yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat gangguan pada produksi insulin. Salah satu penanganan diabetes adalah menjaga kestabilan kadar gula darah untuk mencegah komplikasi, termasuk melalui penerapan diet khusus dan pemberian edukasi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi tentang diet diabetes melitus menggunakan media lembar balik terhadap peningkatan pengetahuan dalam mengontrol kadar gula darah. Metode : Penelitian ini menggunakan metode One Group Pre-Post Test dengan 25 responden di RW 03, Kelurahan Darmo, Kecamatan Wonokromo. Hasil : Setelah edukasi, pengetahuan responden meningkat, dengan Uji Wilcoxon menunjukkan hasil p = 0,000 dan tingkat signifikansi p < 0,005, yang berarti terdapat pengaruh edukasi menggunakan media lembar balik terhadap pengetahuan tentang diet diabetes melitus. Kesimpulan : Edukasi dengan media lembar balik terbukti efektif meningkatkan pengetahuan penderita diabetes melitus dalam mencegah komplikasi. Masyarakat di RW 03 Kelurahan Darmo diharapkan mempertimbangkan penggunaan media ini untuk edukasi diet diabetes melitus pada penderita.
PENINGKATAN PERAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN GANGGUAN JIWA MELALUI PENYULUHAN TENTANG DETEKSI DINI GANGGUAN JIWA Halawa, Aristina; Imam, Nurul
Jurnal Booth Dharma Medika Vol 4 No 1 (2023): Jurnal Booth Dharma Medika
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/pengabmas.v4i1.501

Abstract

Masalah kesehatan jiwa perlu diketahui oleh masyarakat karena banyak orang yang memiliki masalah kejiwaan dan gangguan jiwa berada di masyarakat. Oleh karena itu masyarakat perlu dibekali pengetahuan tentang deteksi dini gangguan jiwa sehingga masyarakat dapat mengetahui segera bila ada gangguan dan dapat meningkatkan perannya dalam upaya pencegahan gangguan jiwa. Dengan penngetahuan yang memadai juga maka masyarakat dapat mencapai dan mempertahakankan kesehatan jiwa yang optimal. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan keluarga tentang deteksi dini gangguan jiwa sehingga masyarakat dapat berperan dalam mencegah gangguan jiwa. Metode yang digunakan adalah memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat di Gereja Betlehem Surabaya yaitu sebanyak 36 peserta. Tehnik pengambilan data dilakukan dengan melakukan pretest sebelum pemberian pendidkan kesehatan dan postest setelah memberikan pendidikan kesehatan. Hasil dari pengabdian masyarakat ini menunjukkan perubahan pengetahuan peserta. Sebelum diberikan penyuluhan Kesehatan menunjukkan sebagian besar peserta memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu 20 peserta (55 %) yang memiliki pengetahuan cukup yaitu 10 peserta (28%) dan yang memiliki pengetahuan baik yaitu 6 peserta (17%). Setelah diberikan penyuluhan Kesehatan peserta Sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik yaitu 27 peserta (75%) dan sisanya memiliki pengetahuan cukup yaitu 9 peserta (25%) dan tidak ada peserta yang tingkat pengetahuannya kurang. Dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat maka masyarakat akan lebih meningkatkan perannya dalam mencegah terjadinya gangguan jiwa.
Peduli Kesehatan Jiwa Lansia Melalui Latihan “Asitifrop” (Affirmasi Positif dan Relaksasi Otot Progresif) Dan Eteksidini Kesehatan Mental Lansia Di Desa Jemundo Aristina Halawa; Ethica Sari; NadyaAmbarwati; Ni Putu Widari
JURNAL PENGABDIAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA Vol 6 No 1 (2025): Teknologi Tepat Guna (TTG)
Publisher : Universitas Sahid Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47942/jpttg.v6i1.1904

Abstract

According to the World Health Organization (WHO), the global prevalence of mental disorders in the elderly is 61.6%. 2018 Balitbangkes data shows that there are 4 major health problems experienced by the elderly, namely hypertension, diabetes mellitus (DM), stroke and emotional mental disorders. Mental health disorders that often occur in the elderly are depression, anxiety and dementia. The aim of this community service is to increase the elderly's knowledge about mental health, prevent mental health problems by carrying out positive affirmations and progressive muscle relaxation and cadres can carry out early detection of mental health problems in the elderly. The methods used in this community service are counseling about mental health for the elderly, "ASITIF-ROP" training conducted for 50 elderly people and training on Early Detection of Mental Health in the Elderly and for 20 cadres. The result of this activity is that elderly knowledge about elderly mental health has increased. Most of the elderly's knowledge level is at a good level of knowledge, namely 36 elderly (72%) whereas previously only 6 elderly (12%) were at a good level. The elderly's ability to perform ASITIFROP and early detection is 100% complete after training. The stress level of the elderly also decreased, where previously 23 (46%) experienced mild stress and 27 (54%) experienced moderate stress, but after doing the ASTIFROP exercise, the majority of elderly experienced mild stress, 46 (92%). All participants were very enthusiastic about participating in the activity as shown by the many questions asked and the positive responses of the elderly during the discussion. It is hoped that similar activities can be continued regularly and maintained as a means of health education for the elderly.
Peduli Ibu Rumah Tangga Melalui ‘Gesini” (Gerakan Deteksi Dini) Tb Anak Di Wilayah Surabaya Berbasis Kearifan Lokal Sari, Ethyca; Aristina Halawa; Dewi Perwita Sari; Dianita Primi Hastuti
JURNAL PENGABDIAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA Vol 6 No 1 (2025): Teknologi Tepat Guna (TTG)
Publisher : Universitas Sahid Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47942/jpttg.v6i1.1905

Abstract

Tuberculosis is an infectious disease, childhood TB occurs due to attacks by Mycobacterium Tuberculosis bacteria in the lungs and is a disease that can be cured and is not a hereditary disease. However, currently TB cases in Indonesia are still relatively high and Indonesia is ranked second after India. Children are an age that is very vulnerable to the transmission of Tuberculosis. The transmission rate and danger of transmission are high in the 0 - 6 year age group and the 7 - 14 year age group. The aim of this Community Service is to increase the knowledge and abilities of housewives through "GESINI" as an effort to assist in preventing the increase in pulmonary TB through activities for early detection of TB in children. The method of implementing this activity includes preparation, data analysis, planning, implementation and evaluation of activities. The results of the implementation showed that the knowledge of housewives when the pretest knowledge was carried out was at a poor level, after being given the training material, a post test was carried out showing that the majority had a good level of knowledge. When housewives carry out direct implementation in the community, most of the results show that they are correct in carrying out both data studies and assessing TB scoring in children, so it can be said that the implementation of Caring for Housewives training through "GESINI" (Early Detection Movement) for Children's TB In the Surabaya area based on local wisdom, it can be implemented well and run smoothly. It is hoped that this activity can be carried out continuously and made into a program in the Putat Jaya Subdistrict RW, so that the knowledge of all communities in the area will be better about this TB disease.
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN INTERVENSI PROMOSI HARGA DIRI PADA MASALAH KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL DENGAN DIAGNOSA TBC DI RW 02 SIMO GUNUNG KRAMAT TIMUR, KELURAHAN PUTAT JAYA, KEC. SAWAHAN SURABAYA Widari, Ni Putu; Halawa, Aristina
Bahasa Indonesia Vol 14 No 1 (2025): Jurnal Keperawatan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/kep.v14i1.702

Abstract

Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu yang sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif mengenai diri dalam berespon terhadap suatu kejadian. Apabila dari harga diri rendah situasional tidak ditangani segera, maka dapat menjadi harga diri rendah kronik. Harga diri rendah situasional merupakan salah satu masalah konsep diri yang dapat dialami oleh seorang penderita TB paru. Tujuan dari studi ini untuk menjelaskan serta melakukan asuhan keperawatan klien dengan intervensi promosi harga diri pada masalah keperawatan harga diri rendah situasional yang terjadi pada pasien TBC. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan membandingkan 2 partisipan dan menggunakan format pengkajian asuhan keperawatan psikososial. Pelaksanaan dilakukan dengan pendekatan dengan pemberian promosi harga diri. Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Diagnosa keperawatan sesuai dengan masalah yang ada pada klien yaitu masalah harga diri rendah situasional. Intervensi yang dilakukan adalah promosi harga diri selama 4 hari. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 4 hari kunjungan rumah (KR) pada pasien 1 dan 4 hari kunjungan rumah pada pasien 2 didapatkan hasil pasien dapat menunjukkan peningkatan harga diri. Penerapan intervensi pendekatan promosi harga diri ini efektif bagi pasien dengan harga diri rendah situasional. Keberhasilan perawat dalam melaksanakan perannya diharapkan dapat membantu pasien dalam mengatasi harga diri rendah setelah diberikan asuhan keperawatan. Kerjasama dengan keluarga sebagai sistem pendukung utama juga memiliki peran penting dalam membantu pasien meningkatkan harga dirinya.