Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PERENCANAAN ULANG STRUKTUR GEDUNG TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN METODE DINDING GESER YANG MENGACU PADA SNI – 1726 – 2012 PADA GEDUNG DEKANAT FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA Ghaffar, Muhammad Anugerah; Soehardjono, Agoes; Nuralinah, Devi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.038 KB)

Abstract

Kemajuan ilmu dan teknologi berpengaruh besar dalam perkembangan Indonesia di segala aspek, terutama dalam aspek pembangunan. Pemerintah berperan aktif dalam mewujudkan pembangunan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup manusia yang beragam. Bsolusi untuk menciptakan bangunan tinggi dalam mengatasi masalah tersebut. Sesuai pedoman peraturan gempa terbaru SNI – 1726 – 2012 terdapat delapan alternatif sistem atau subsistem yang dapat digunakan dalam merencanakan struktur gedung bertingkat tinggi yang tahan terhadap gempa. Salah satu sistem yang saat ini menjadi alternatif adalah sistem dinding geser. Dalam hal ini dilakukan perencanaan ulang Gedung Dekanat Fakultas Teknik Universitas Brawijaya yang terdiri dari delapan lantai. Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk memperoleh besarnya momen, gaya lintang, dan gaya lateral yang akan digunakan untuk menghitung luas tulangan dan dimensi elemen struktur balok, kolom, dan dinding geser. Konsep perencanaan yang digunakan adalah metode kekuatan yang biasanya disebut dengan ultimate strength method, dimana beban bekerja pada elemen struktur dinaikkan secukupnya dengan beberapa faktor reduksi untuk mendapatkan beban yang mana keruntuhan dinyatakan “telah diambang pintu” atau biasa disebut juga dengan beban berfakor. Pada perencanaan ulang ini dilakukan beberapa perubahan terhadap desain awal yaitu perubahan desain gedung, dimensi elemen struktur, dan dinding geser. Perencanaan tulangan lentur dan tulangan geser dibatasi pada Portal E yang dianggap telah mewakili portal yang lainnya. Dari hasil perhitungan untuk tulangan lentur balok dan kolom diperoleh tulangan D22 dan untuk tulangan geser diperoleh Ø10 dengan jarak sengkang yang berbeda – beda. Untuk dinding geser diperoleh tulangan horizontal dan tulangan vertikal yaitu Ø10 – 200 (2 lapis). Hasil perhitungan yang didapat digunakan untuk gambar detail penulangan.   Kata – kata kunci : Gedung Dekanat Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, dinding geser, tahan gempa, SNI – 1726 – 2012.
Studi Eksperimental Kuat Geser Pelat Beton Bertulang Bambu Lapis Styrofoam Desinta Nur Lailasari; Sri Murni Dewi; Devi Nuralinah
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 3, No 3: September 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v3i3.20

Abstract

ABSTRAK Inovasi beton ringan dibutuhkan untuk mendapatkan suatu bahan struktur yang ringan, kuat, dan biaya murah. Pelat beton bertulang bambu lapis styrofoam merupakan kombinasi efektif sebagai inovasi pengganti pelat bertulang baja, pada komponen non-struktural dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kekuatan geser pada pelat dan menganalisis kekuatan pelat dengan penambahan agregat kasar pada campuran spesimennya. Penelitian ini dilakukan dengan dua analisis, yaitu analisis teoritis dan eksperimen. Pada pengujian eksperimen dibuat 10 benda uji untuk uji kuat geser. Ukuran benda uji 40 cm * 80 cm * 5 cm. Variabel penelitian adalah campuran spesimen 1 (1 semen : 4 pasir) dan spesimen 2 (1 semen : 3 pasir : 1 kerikil). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan penambahan agregat kasar (spesimen 2) menambah kekuatan geser (27,78%) dari kekuatan pelat campuran spesimen 1.Kata kunci: kuat geser, lapis styrofoam, pelat lapis, tulangan bambu. ABSTRACT Lightweight concrete innovations are required to obtain a lightweight, strong, and low-cost structural material. Bamboo reinforced concrete plate with layer styrofoam are an effective combination as an innovative replacement of reinforced plates, on non-structural components. This study aims to analyze shear strength in plates and analyze plate strength with the addition of coarse aggregates to the mixture of the species. This study was conducted with two analyzes, theoretical and experimental analysis. In the experimental test 10 specimens were made for shear strength test. Size of plate sample 40 cm * 80 cm * 5 cm. The research variables were mixed speciment 1 (1 cement : 4 sands) and spesiment 2 (1 cement : 3 sands : 1 coarse aggregate). From the results of this study it can be concluded that the addition of coarse aggregate (speciment 2) adds shear strength (27.78%) of the strength of the mixed plate of species 1.Keywords: shear strength, layers styrofoam, plate layers, bamboo reinforcement.
Studi Analisis Perilaku Baja Cold-Formed pada Sambungan Balok Kanal Ganda (I) dan Kolom Kanal Ganda (Berhadapan) dengan Variasi Jumlah Sekrup Beto Edward Sufian; Desy Setyowulan; Devi Nuralinah
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 3 (2023)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam dunia konstruksi, penggunaan baja cold-formed digunakan dalam berbagai bentuk profil. Umumnya, baja cold-formed digunakan untuk rangka atap, rangka plafon, dan juga struktur baja untuk bangunan bertingkat rendah. Penggunaan baja cold-formed dalam struktur bangunan bertingkat rendah berpengaruh secara signifikan pada kekuatan, keamanan, dan ketahanan bangunan, serta dapat memberikan manfaat ekonomis dan lingkungan. Salah satu aspek yang mempengaruhi kekuatan dari struktur baja cold-formed adalah pemilihan sambungan yang digunakan pada struktur balok-kolom. Oleh karena itu, untuk mengetahui kekuatan dari sambungan yang digunakan, dilakukan perhitungan analisis. Perhitungan yang akan digunakan adalah perhitungan secara manual dan perhitungan analisis dengan bantuan software ABAQUS Student Edition. Pada penelitian ini dilakukan pengujian lentur terhadap struktur balok-kolom yang menggunakan profil baja cold-formed yaitu profil C80.30.9 dengan tebal 0,75 mm. Profil yang digunakan pada balok adalah profil kanal ganda berhadapan (toe to toe), sedangkan untuk profil pada kolom adalah profil kanal ganda berkebalikan (back to back). Terdapat dua variasi jumlah sekrup yang akan diuji yaitu variasi 4 sekrup dan variasi 8 sekrup. Dikarenakan belum adanya data stress-strain dari penelitian sebelumnya, pada penelitian ini dilakukan pendefinisian nilai stress-strain menurut literatur yang ada. Hasil akhir dari penelitian ini yaitu pengaruh variasi jumlah sekrup terhadap kapasitas beban maksimum, nilai tegangan-regangan, nilai momen-rotasi, nilai lendutan, dan pola keruntuhan yang terjadi. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, kapasitas beban maksimum yang dapat ditahan oleh struktur balok-kolom dengan variasi 8 sekrup lebih besar dibandingkan dengan variasi 4 sekrup. Selain itu, nilai tegangan-regangan, nilai momen-rotasi, dan nilai lendutan yang terjadi pada variasi 8 sekrup juga lebih besar dibandingkan dengan variasi 4 sekrup. Namun, pola keruntuhan yang terjadi pada kedua variasi sekrup memiliki kesamaan yaitu terjadinya tekuk lokal pada balok dan kolom, keruntuhan jungkit (tilting) pada sekrup, dan keruntuhan sobek pada pelat sambung. Kata kunci : Baja Cold-Formed, Struktur Balok-Kolom, Variasi Jumlah Sekrup, Software ABAQUS Student Edition.
The Utilization of Calcined Green Mussel Shell as Partial Cement Replacement on Compressive Strength of Mortar Muhamad Zulfikar Zakaria; Eva Arifi; Devi Nuralinah; Rudianto; Sugeng P.Budio; Retno Anggraini; Achfas Zacoeb
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 3 (2023)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract. In this research, an innovation to support the utilization of green mussel shells waste in the Gresik area, specifically in Banyu Urip village has been conducted. Green mussel shells have a high calcium carbonate (CaCO3) content. Calcium carbonate can be utilized as a partial replacement material in mortar. Mortar is a paste-shaped mixture consisting of cement, sand and water. In one of the mortar mixtures, cement has a dominant calcium oxide compound content. Calcium oxide can be obtained from the calcination process of calcium carbonate (CaCO3). Calcination of calcium carbonate occurs through the process of decomposing calcium carbonate (CaCO3) compounds into calcium oxide (CaO) compounds through heat treatment at high temperatures. Therefore, the content contained in green mussel shells can be used as a substitute for some mixtures in mortar. This research aims to determine the compressive strength of mortar. This research methodology uses experimental methods in the laboratory. In the heat treatment process, the temperature used was 900°C for two hours. The calcium oxide obtained from the process was mixed into the mortar using the weight ratio of cement. The test specimens used were 5cm x 5cm x 5cm cubes, with the cement replacement percentage determined as 10%, 20%, and 30%. The results obtained in the compressive strength test decreased as the percentage of the mixture in the mortar increased. Keywords: Green Mussel Shell Waste, Cement Replacement, Compressive Strength, Sustainable Construction
The Effect of Calcined Green Mussel Shell as Partial Cement Replacement on The Compressive Strength and Modulus of Elasticity of Concrete Aldebaran; Eva Arifi; Devi Nuralinah
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 3 (2023)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Concrete is a most widely used construction materials on earth. However, the concrete industry with a massive production overtime produces harmful effects to the environment. Cement production generates greenhouse gases that contribute to the air pollution. Hence, the innovation regarding cementitious materials has been conducted in order to reduce the utilization of environmentally unfriendly materials in the concrete industry. The use of green mussel shell (Perna viridis) waste as an alternative Portland cement substitution could reduce the utilization of conventional cementitious materials. In this research, the concrete specimen cylinder (15cm x 30cm) with cement replacement percentages of 10%, 20%, and 30% by volume were produced. The green mussel shell waste originated from Banyuurip Village, Gresik Regency, East Java was used. Moreover, calcination process required heat treatment at 900°C for two hours. Compressive strength and modulus of elasticity of concrete were the characteristics observed in this research. The tests were carried out when the sample age reached 28 days. Furthermore, it has been observed that higher cement replacement percentage in concrete mixture reduced the compressive strength and modulus of elasticity of the concrete. The filler effect characteristic of the green mussel shell resulted a tendency of the particles to fill the voids inside the concrete rather than activate as a binder in the concrete mixture. However, these research outcomes were meaningful for further understandings regarding the modification in concrete formulation and also contribute in handling the massive numbers of aquaculture waste in order to achieve sustainable construction. Keywords: Green Mussel Shell Waste, Cement Replacement, Compressive Strength, Modulus of Elasticity, Sustainable Construction
Pengaruh Kekakuan Sambungan pada Rangka Jembatan Baja terhadap Gaya Dalam, Deformasi, dan Tegangan Elemen Batang Akhmad Reza Irhamy; Wisnumurti; Devi Nuralinah
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sambungan pelat buhul pada rangka jembatan baja yang diatur dalam pedoman Bina Marga selalu dianggap sebagai sambungan sendi-sendi. Padahal pelat buhul tersebut memiliki kekakuan dan disambung dengan banyak baut. Oleh karena itu, tentunya terdapat perbedaan analisis gaya dalam, deformasi, dan tegangan apabila menganggap sambungan rangka jembatan berupa sambungan sendi dan jepit. Penelitian ini menggunakan model jembatan rangka baja kelas A bentang 40 m dari Bina Marga 2005 dan dibantu dengan Analisis pemodelan dibantu dengan software SAP2000 Trial Version yang terdapat fitur Partial Releases/ Partial Fixity untuk mendefinisikan kekakuan sambungan sendi dan jepit pada pemodelan rangka jembatan baja. Adapun hasil analisis yang ingin diperoleh adalah perbandingan gaya dalam, deformasi, dan tegangan kedua pemodelan. Selain itu, dilakukan pula pembuktian klasifikasi pelat buhul sebagai sambungan sendi menggunakan lebar efektif Whitmore dan perhitungan tegangan yang terjadi pada pelat buhul. Hasil penelitian diperoleh nilai gaya aksial batang yang dimodelkan dengan sambungan sendi mengalami penurunan rasio 0,105% untuk gaya tarik maksimum dan 0,112% untuk gaya tekan maksimum apabila dimodelkan sebagai sambungan jepit. Deformasi maksimum yang dimodelkan dengan sambungan sendi mengalami penurunan rasio 0,291% apabila dimodelkan dengan sambungan jepit. Sebaliknya, nilai tegangan yang dimodelkan dengan sambungan sendi mengalami peningkatan rasio 11,8% terhadap nilai keamanan apabila dimodelkan dengan sambungan jepit. Selain itu, Rasio indeks kekakuan lentur pelat buhul terhadap batang yang disambungan dengan lebar efektif Whitmore hanya sebesar 0,404% sehingga masih termasuk klasifikasi sambungan sendi. Adapun tegangan yang terjadi sisi pelat buhul adalah 24,933 MPa untuk tegangan tekan dan 23,504 MPa untuk tegangan tarik. Kata kunci: deformasi, gaya dalam Jembatan rangka baja, kekakuan sambungan, tegangan
Pengaruh Variasi Kadar Integral Waterproofing Conplast WP421 terhadap Sifat Mekanik Beton dengan Kondisi Basah Achmad Yudis Rachmansyah; Devi Nuralinah; Indra Waluyohadi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton memiliki kelemahan pada absorpsi air sehingga dapat mengurangi umur layanan dan kekuatan beton. Air akan meresap melalui pori-pori beton sehingga kualitasnya akan menurun. Untuk membantu beton melawan kekurangan ini maka dapat digunakan admixture untuk memperbaiki kekurangan beton tersebut salah satunya berjenis Conplast WP421. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan Conplast WP421 terhadap sifat mekanik beton terutama kuat tekan, absorpsi, dan modulus elastisitas beton setelah direndam selama 28 hari melalui pengujian di laboratorium. Benda uji yang digunakan yaitu silinder berukuran 15 x 30 cm mutu 25 MPa sejumlah 12 buah silinder dengan variasi presentase integral Conplast WP421 0 L/m3, 1,75 L/m3, dan 3,5 L/m3 serta tiga buah silinder untuk uji absorpsi. Benda uji yang telah dibuat akan direndam air selama 28 hari untuk mensimulasikan kondisi beton pada daerah yang tergenang air seperti banjir dan lainnya. Hasil pengujian kuat tekan saat beton berumur 28 hari menunjukkan rata-rata kuat tekan beton dengan kadar 0 L/m3, 1,75 L/m3, dan 3,5 L/m3 berturut-turut memiliki nilai sebesar 28,99 MPa, 25,33 MPa, dan 18,98 MPa. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan kadar 1,75 L/m3 dapat digunakan dan sudah memenuhi mutu 25 MPa. Hasil pengujian menunjukkan presentase penurunan nilai absorpsi pada kadar 1,75 L/m3 dan 3,5 L/m3 berada di angka 33,58% dan 47,70% dari beton normal pada umur yang sama. Pengujian ini menunjukkan penambahan cairan Conplast WP421 cukup efektif untuk menghambat penyerapan beton terhadap air pada saat direndam. Pada pengujian modulus elastisitas setelah dihitung menggunakan cara ASTM C 469-02, beton dengan kadar Conplast WP421 sebanyak 0 L/m3, 1,75 L/m3, dan 3,5 L/m3 memiliki nilai modulus elastisitas berturut-turut yaitu sebesar 33057 MPa, 31259 MPa, dan 29498 MPa. Sedangkan melalui perhitungan SNI 2847:2019 nilai modulus elastisitas berada di angka 25274 MPa, 23630 MPa, dan 20416 MPa. Hasil tersebut menunjukkan semakin bertambah kadar Conplast WP421 maka modulus elastisitasnya menurun.
Pengaruh Variasi Kadar Integral Waterproofing Conplast WP421 terhadap Sifat Mekanik Beton dengan Kondisi Basah (Terendam Air Laut) Sefia Zanufa Khoirima; Devi Nuralinah; Desy Setyowulan
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton merupakan bahan konstruksi yang tersusun dari: agregat kasar, agregat halus, air, serta semen dengan atau tanpa bahan tambahan. Jenis bahan tambah integral waterproofing banyak digunakan untuk memperbaiki sifat beton pada bangunan yang bersinggungan dengan air khususnya area bawah tanah (basement), dan infrastruktur penampung air. Pada konstruksi pesisir pantai perlu perhatian lebih lanjut karena kandungan natrium klorida (NaCl) dan magnesium sulfat (MgSO4) dapat mempengaruhi kekuatan beton. Integral Waterproofing Conplast WP421 adalah cairan yang berfungsi untuk memodifikasi sifat beton agar kedap air karena cairan bersifat waterproof dan memiliki kandungan antifoam untuk mengurangi gelembung udara saat pembuatan campuran beton. Dalam penelitian ini dilakukan eksperimen untuk mengetahui sifat beton yaitu densitas, absorpsi, kuat tekan, dan modulus elastisitas ketika campuran ditambahkan Conplast WP421 tanpa pengurangan air dari perencanaan mix design. Beton ditambahkan variasi kadar Conplast WP421 yaitu 0 l/m3 sebagai beton normal, serta beton integral dengan penambahan kadar 1,75 l/m3 dan 3,5 l/m3. Pengujian dilakukan pada beton silinder mutu 25 Mpa berdiameter 150 mm dan tinggi 300 mm setelah curing selama 7 hari serta perendaman air laut hingga mencapai umur 28 hari. Pada pengolahan data diperoleh hasil uji densitas dengan berat volume 2443,99 kg/m3, 2389,92 kg/m3, dan 2342,13 kg/m3 pada variasi kadar 0 l/m3 1,75 l/m3 dan 3,5 l/m3. Pada hasil pengujian absorpsi, beton semakin kedap air karena diperoleh rata-rata hasil 2,38%, 2,01%, dan 1,96% jumlah air yang menyerap dalam beton. Uji kuat tekan menunjukan penurunan mutu setiap penambahan kadar yaitu sebesar 30,60 Mpa, 26,88 Mpa, dan 18,26 Mpa. Kekakuan beton juga semakin menurun pada hasil uji modulus elastisitas yaitu sebesar 33024 Mpa, 30402 Mpa, dan 26864 Mpa. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar integral, beton semakin kurang padat karena campuran terlalu banyak kandungan air sehingga terjadi penguapan berlebih. Kata Kunci : Beton Integral, Conplast WP421, Kuat Tekan, Absorpsi, Modulus Elastisitas
Studi Eksperimental Lendutan Pelat Perkerasan Kaku dengan Variasi Nilai CBR Tanah Dasar Geoghalvin Almeriq Audolfy Caecarma; Agoes Soehardjono; Devi Nuralinah
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Infrastruktur jalan di Indonesia dominan memakai jenis perkerasan kaku (rigid pavement), khususnya jalan pedesaan. Pelaksanaan pekerjaan jalan pedesaan tipikal berupa padat karya. Sehingga untuk mencapai pemadatan tanah (subgrade) yang direncanakan akan sulit tercapai. Pembebanan pada jalan pedesaan memiliki karakter unik karena beban sering kali mengalami fluktuatif yang besar (overloading). Overloading beban jalan pedesaan dapat menimbulkan masalah bagi perkerasan kaku tersebut. Oleh sebab itu, diperlukan penelitian mengenai lendutan pelat perkerasan kaku dengan variasi nilai CBR tanah dasar. Penelitian ini menggunakan variasi nilai CBR tanah dasar sebesar 5,77%, 8,12%, dan 12,83% pada mutu beton 35 MPa. Berdasarkan hasil teoritis dan eksperimen, nilai CBR tanah dasar memengaruhi lendutan pelat perkerasan kaku. Pada pembebanan sebesar 200 kN, variasi nilai CBR tanah dasar 5,77%, 8,12%, dan 12,83% menghasilkan lendutan teoritis berturut-turut sebesar 5,04 mm, 4,25 mm, dan 3,41 mm. Sedangkan, hasil lendutan eksperimen berturut-turut sebesar 5,29 mm, 4,48 mm, dan 2,31 mm. Hal ini membuktikan hasil lendutan teoritis dan eksperimen tidak berbeda jauh dan sesuai dengan hipotesis. Selain itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi nilai CBR tanah dasar maka lendutan spesimen yang terjadi akan semakin kecil. Kata kunci: BoEF (Beam on Elastic Foundation), CBR tanah dasar, Lendutan, Perkerasan kaku
Studi Eksperimental Lendutan Pelat Perkerasan Kaku dengan Variasi Mutu Beton Cahyani, Rizky Bunga Hendra Cahyani; Agoes Soehardjono; Devi Nuralinah
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada jalan di pedasaan menggunakan tipe perkerasan (rigid pavement). Tipikal jalan di pedesaan yaitu pengerjaannya melalui program padat karya atau cash for work yang dilakukan secara swakelola. Sehingga campuran beton yang digunakan adalah in situ/site mix sehingga untuk mencapai kuat tekan yang sesuai standar akan sulit. Dalam pelaksanaan pembangunan perkerasan kaku (rigid pavement) pada jalan di pedesaan, sering kali didapat hasil mutu beton yang tidak memenuhi kriteria atau spesifikasi sehingga pekerjaan beton pada perkerasan kaku mengalami keretakan ataupun lendutan yang besar. Sehingga, dibutuhkan penelitian mengenai lendutan pelat perkerasan kaku dengan variasi nilai mutu beton. Pada penelitian ini menggunakan variasi mutu beton yaitu 9,12 MPa, 20,22 MPa, dan 35,06 MPa dengan nilai CBR 12,83%. Hasil lendutan eksperimental pada spesimen dengan mutu 9,12 MPa sebesar 4,86 mm, mutu 20,22 MPa sebesar 3,16 mm, dan mutu 35,06 MPa sebesar 2,63 mm. Sedangkan hasil lendutan teoritis pada spesimen dengan mutu 9,12 MPa sebesar 3,98 mm, mutu 20,22 MPa sebesar 3,64 mm, dan mutu 35,06 MPa sebesar 3,45 mm. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar mutu beton, maka nilai lendutan akan semakin kecil. Kata kunci: BoEF (Beam on Elastic Foundation), Lendutan Pelat, Mutu Beton, Perkerasan kaku