Fenomena peningkatan kasus perceraian menjadi perhatian khusus dari berbagai kalangan, termasuk pejabat, selebriti,dan masyarakat umum. Pernikahan diharapkan dapat menciptakan keluarga yang harmonis dan sejahtera. Namun,jumlah kasus perceraian yang meningkat sejalan dengan bertambahnya pernikahan di usia muda. Peneliti menemukanadanya komunitas yang mendukung anak-anak brokenhome dengan tujuan menangani kasus-kasus yang merekaalami. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui polakomunikasi orang tua dalam pembentukan kesehatanmentalseorang anak yang mengalami broken home. Pada penelitian ini rumusan masalah ialah Bagaimana polakomunikasi yang di lakukan orang tuapada anak dalam menuntun kesehatan mental pada anak yang mengalami brokenhome?. Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan enam narasumber, peneliti menemukan bahwa polakomunikasi dalam keluarga brokenhome sangat mempengaruhi kesehatan mental anak dan orang tua. Faktor-faktoryang mempengaruhi kesehatan mental dalam keluarga brokenhome meliputi aspek psikologis, sosial, dan biologis,yang mencakup kesejahteraan emosional, dukungan sosial, serta faktor fisiologis dan genetik. Komunikasi dalamkeluarga brokenhome sangat mempengaruhi kondisi kesehatan mental anak dan orang tua, dengan lingkungan yangmendukung mampu mengurangi dampak negatif. Komunikasi yang baik antara anak dan orang tua brokenhomemenjadi aspek penting dalam menjaga kesehatan mental. Kata Kunci-komunikasi, keluarga, broken home, kesehatan mental