Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PUSAT BAHASA UNIVERSITAS TELKOM TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA LAYANAN Putri, Yeselyne Ananda; Destiwati, Rita
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.85 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v5i1.10477

Abstract

Pusat Bahasa (LaC) didirikan pada tahun 2013 yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan dalam berbahasa asing. Pusat Bahasa (LaC) berada dibawah Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) yang berkembang di bidang teknologi. Pusat Bahasa (LaC) memiliki fungsi sebagai pusat penyedia jasa atau layanan dalam bahasa asing yang bertanggung jawab untuk kepentingan akademik. Layanan yang terdapat di Pusat Bahasa (LaC) yaitu Language Test, Language Course, ESAP (English Self-Access Program), Translation (Indonesian, English, Japanese), dan Proofreading for International Journals. Pelayanan yang diberikan oleh Pusat Bahasa (LaC) kepada pengguna layanan akan selalu di evaluasi setiap tahunnya agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan menjadi lebih baik dan dapat membuat pengguna layanan menjadi puas hingga berubah menjadi loyal yang pada akhirnya dapat membentuk suatu citra yang baik bagi suatu institusi. Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu seberapa besar pengaruh dari kualitas pelayanan terhadap kepuasan pengguna layanan. Teknik analisis data yang digunakan yaitu kuantitatif kausal dengan menggunakan metode regresi linear berganda. Populasi dalam penelitian ini yaitu pengguna layanan yang merupakan mahasiswa Universitas Telkom yang berjumlah 26.820, dengan sampel sebanyak 100 responden. Variabel bebas yaitu tangibles, empathy, reliability, responsiveness, assurance. Variabel terikat adalah kepuasan pengguna layanan. Persentase rata-rata variabel kualitas pelayanan berada di kategori baik dan persentase variabel kepuasan pengguna layanan berada di kategori baik. Hasil yang didapatkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan pengguna layanan dan besarnya pengaruh secara simultan yaitu sebesar 31%, sedangkan sisanya sebesar 69% dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel penelitian.
Implementation of Competency-Based Curriculum in Bandung Natural School Destiwati, Rita; Harahap, Junardi
EDUCARE Vol 6, No 1 (2013)
Publisher : EDUCARE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.968 KB)

Abstract

ABSTRACT: Competency-Based Curriculum is a new curriculum in Indonesia; it is as perfecting of curriculum before. The KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi or Competency-Based Curriculum) mission is unifying curriculum that can touch whole aspects of children needed, one to each other is related; it is not separation but it can also reflect to skill dimension with interested theme. Meanwhile, at this time, the development of children creativity is determined by the closeness of teachers, one is determined by the applicable curriculum. In the field, the problems have also been faced by both principals or managers and teachers or educators regarding KBK socialization issues. This research tries to answer about how the implementasion of competency-based curriculum in Bandung Natural School generally as well as specifically? The research uses qualitative method through descriptive approach, observation, deep interview, and library study. The outcome of this research shows that set up of communication in KBK application at Bandung Natural School is more based on autonomy in written form and non-written; the process of communication in KBK application at Bandung Natural School is the best collaboration between theory of  learning in the class with adventure and exploration on the nature; media of communication that is used on Bandung Natural School is hand-phone, e-mail, letter, michrophone, publishing, and connecting book; and the supporting factor is the qualities of teacher, while the inhibiting factor is being act of challenging as taking care of children problem. KEY WORDS: Competency-based curriculum, media, teacher and student, professional skill, and Bandung Natural School.  About the Authors: Rita Destiwati, M.Si. is an English Lecturer at the Telkom Polytechnic, Jalan Telekomunikasi, Terusan Buah Batu, Bandung, West Java, Indonesia; and Junardi Harahap, M.Si. is a Lecturer at the Department of Anthropology, Faculty of Political and Social Sciences UNPAD (Padjadjaran University), Jalan Raya Bandung-Sumedang Km.21, Jatinangor, West Java, Indonesia. The authors can be contacted via e-mail at: ritadestiwati@gmail.com and junardi_harahap@unpad.ac.idHow to cite this article? Destiwati, Rita & Junardi Harahap. (2013). “Implementation of Competency-Based Curriculum in Bandung Natural School” in EDUCARE: International Journal for Educational Studies, Vol.6(1) August, pp.27-34. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press owned by ASPENSI in Bandung, West Java; and FKIP UMP in Purwokerto, Central Java, ISSN 1979-7877.Chronicle of the article: Accepted (June 25, 2013); Revised (July 29, 2013); and Published (August 17, 2013).  
Toward New Media: Neutral, Creative, and Provide Solutions Destiwati, Rita; Harahap, Junardi
SOSIOHUMANIKA Vol 5, No 2 (2012)
Publisher : ASPENSI in Bandung, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT: Mass media can expand the horizons of thought and build sympathy, concentrating development goals so as to create a harmonious atmosphere, and effective development. The mass media has also the task social change in society, namely: (1) Expanding to horizon of view; (2) Focusing to public with messages written; (3) Rising the aspirations; and (4) Creating an atmosphere to build media. Mass media is often viewed as an effective instrument power for its ability to perform one or more several things such as: attracting and directing attention, persuade opinion and perception, affect the choice attitude, given the status and legitimacy, and define and shape reality perceptions. It is desirable once a mass media that serves as a counterweight, reformer, and herald of truth. This study tries to answer about the neutrality of the news stories related to socio-political issues. This study uses qualitative methods through a descriptive approach, observation, depth interviews, and literature study. The research results showed that the mass media about the social politics still less yet neutral. The results also showed that the news of media is still less yet neutral, exaggerating the problem, not provide solutions, and sometimes just give the sensation itself.KEY WORD: New media, news and views, communication, neutral, creative, provide solutions, and new changes. IKHTISAR: Media massa dapat memperluas cakrawala pemikiran dan membangun simpati, memusatkan tujuan pembangunan sehingga tercipta suasana yang harmonis, dan pembangunan yang efektif. Media massa juga memiliki tugas perubahan sosial di masyarakat, yaitu: (1) Memperluas  cakrawala sudut pandang; (2) Fokus kepada public melalui pesan tertulis; (3) Meningkatkan aspirasi; dan (4) Menciptakan suasana dalam membangun media. Media massa sering dipandang sebagai kekuatan instrumen yang efektif karena kemampuannya dalam satu dan banyak hal untuk menarik dan mengarahkan perhatian, membujuk pendapat dan persepsi, mempengaruhi sikap pilihan, memberi status dan legitimasi, serta mendefinisikan dan membentuk persepsi realitas. Media juga diharapkan berfungsi sebagai penyeimbang, pembaharu, dan memberitakan kebenaran. Penelitian ini mencoba menjawab tentang netralitas berita media terkait dengan isu-isu sosial-politik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, observasi, wawancara mendalam, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberitaan media massa tentang sosial-politik masih belum netral. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pemberitaan media massa membesar-besarkan masalah, tidak memberikan solusi, dan kadang-kadang hanya memberikan sensasi saja.KATA KUNCI: Media baru, berita dan opini, komunikasi, netral, kreatif, memberikan solusi, dan perubahan baru.  About the Authors: Rita Destiwati, M.Si. is a Lecturer at the Telkom Polytechnic, Jalan Telekomunikasi, Terusan Buah Batu, Bandung, West Java, Indonesia; and Junardi Harahap, M.Si. is a Lecturer at the UNPAD (Padjadjaran University), Jalan Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor, Sumedang, West Java, Indonesia. For academic purposes, the authors can be reached at: ritadestiwati@gmail.com and junardi_harahap@unpad.ac.idHow to cite this article? Destiwati, Rita & Junardi Harahap. (2012). “Toward New Media: Neutral, Creative, and Provide Solutions” in SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan, Vol.5, No.2 [November], pp.203-214. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press owned by ASPENSI, ISSN 1979-0112. Chronicle of article: Accepted (September 17, 2012); Revised (October 19, 2012); and Published (November 20, 2012).    
KOMUNIKASI KELOMPOK DALAM IMPLEMENTASI KONSEP TRI HITA KARANA (PAWONGAN) PADA PERKUMPULAN SEKAA GONG DESA WISATA PENGLIPURAN BANGLI BALI Anggawiguna, Putu Gede Vani; Destiwati, Rita
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jish-undiksha.v8i2.22685

Abstract

Desa Wisata Penglipuran merupakan desa wisata yang terletak di Bangli. Desa Wisata Penglipuran menerapkan konsep Tri Hita Karana untuk menjaga budayanya, yaitu konsep dalam Agama Hindu yang mengatur keharmonisan terkhusus pada penelitian ini mengenai hubungan sesama manusia. Desa Wisata Penglipuran telah diapresiasi dengan dinobatkan sebagai desa terbersih di dunia pada tahun 2016 dan mengimplementasikan Tri Hita Karana. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian terkait implementasi konsep Tri Hita Karana (Pawongan) dilihat dari komunikasi kelompok dalam Sekaa Gong dengan berdasar pada elemen dan fungsi dari komunikasi kelompok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, didukung dengan paradigma konstruktivistik. Hasil penelitian ini adalah elemen dan fungsi dari komunikasi kelompok dapat di implementasikan dengan baik dalam Sekaa Gong melalui konsep Tri Hita Karana (Pawongan). Konsep Pawongan tergambarkan di seluruh elemen komunikasi kelompok, yaitu interaksi, waktu, ukuran atau jumlah partisipan dan tujuan, serta dari seluruh fungsi dalam komunikasi kelompok, yaitu hubungan sosial, pendidikan, persuasi, pemecahan masalah, dan terapi. Kata kunci  :    Elemen Komunikasi Kelompok, Fungsi Komunikasi Kelompok, Konsep Tri Hita Karana (Pawongan)
Pola Komunikasi Virtual Grup Percakapan Komunitas Hamur “HAMURinspiring” Di Media Sosial Line Cut Nadya Nanda Briliana; Rita Destiwati
Manajemen Komunikasi Vol 3, No 1 (2018): Accredited by Republic Indonesia Ministry of Research, Technology, and Higher Ed
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.517 KB) | DOI: 10.24198/jmk.v3i1.12045

Abstract

Melalui perkembangan teknologi Internet, kini komunikasi tidak hanya terjadi secara tatap muka, namun juga bermedia komputer atau dikenal dengan istilah computer mediated communication (CMC). Perkembangan teknologi diikuti juga dengan perkembangan beragam platform media sosial yang banyak digunakan sebagai media komunikasi. Kemunculan media sosial tersebut banyak dimanfaatkan oleh komunitas sebagai sarana komunikasi dan interaksi, hal tersebut mendorong terbentuknya komunitas dalam ranah virtual seperti Komunitas HAMUR yang berada di Yogyakarta yang memanfaatkan grup percakapan pada media sosial Line sebagai media komunikasi komunitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola komunikasi virtual, aturan komunikasi dan proses komunikasi komunitas HAMUR. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnografi virtual. Pengumpulan data dilakukan melalui tahap wawancara kepada 5 informan dan observasi terhadap grup percakapan komunitas yaitu “HAMURInspiring”. Hasil penelitian memperoleh bahwa adanya kesamaan identitas antar anggota komunitas HAMUR yaitu berasal dari keluarga broken home (keluarga tidak harmonis). Pada aturan komunikasi, komunitas HAMUR tidak memiliki aturan tertentu secara tertulis yang mengatur anggota dalam berkomunikasi. Pada proses komunikasi secara primer terdapat perbedaan bahasa antar anggota komunitas dalam berkomunikasi, pada proses komunikasi sekunder media Line dianggap membantu menghubungkan antar anggota komunitas yang terpisah jarak untuk berkomunikasi. Aspek-aspek tersebut berhubungan dengan pola komunikasi virtual yang terbentuk pada komunitas HAMUR, pola komunikasi dari komunitas HAMUR adalah pola komunikasi semua arah sehingga setiap anggota dapat bebas melakukan komunikasi dengan anggota lainnya.
POLA KOMUNIKASI PADA UPACARA ADAT (STUDI ETNOGRAFI KOMUNIKASI DALAM UPACARA ADAT METATAH DI BALI) Gusti Ayu Putu Widaratih Puty Pinangkani; Rita Destiwati
Dialektika Vol 4 No 1 (2017): Vol.4 No.1 (2017) Maret
Publisher : Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Langlangbuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia is a country that has a diversity of cultures and has uniqueness. One of the provinces that has unique is Bali and culture found only in Bali is Metatah Ceremony. Metatah traditional ceremony is a ceremony conducted by parents to their children. The ceremony is held to eliminate bad habbit that exist in man to make it later in the future be better than ever. The study examined the Metatah ceremonies are about the communication patterns that occur in the implementation Metatah ceremonies. To determine the pattern seen in the implementation of traditional ceremonies Metatah seen through three indicators, namely symbolic interaction that occurs between the components of communication, communication activities that occur during an observation implementation Metatah ceremonies and ritual communication that occurs as a function of communication. Overall this study housed within a qualitative ethnographic study methods of communication and using the constructivist paradigm. The data obtained in this study were obtained through field observations, interviews and document study. The results obtained in this study is the relationship between the activity of communication, interaction and communication symbolic ritual to create a pattern of communication called sirkular communicaton pattern of Metatah ceremony.
STRATEGI KOMUNIKASI MANFAAT MEDIA BANTENOLOGI SEBAGAI PROSES ADAPTASI LEMBAGA RISET BUDAYA BANTEN Muhammad Ihsan Alifi; Rita Destiwati
Journal Industrial Servicess Vol 4, No 2 (2019): Maret 2019
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v4i2.5146

Abstract

Bantenologi merupakan lembaga riset untuk meneliti dan menyebarkan nilai-nilai budaya Banten dan yang peneliti ingin bahas adalah strategi komunikasi yang dapat menciptakan makna manfaat maka yang mengarah kepada strategi komunikasi manfaat Bantenologi kemudian bentuk proses adaptasi apa yang terjadi pada lembaga riset budaya Banten karena strategi komunikasi manfaat yang dilakukan Bantenologi itu dan yang terakhir penggunaan media apa yang digunakan dalam penerapan strategi komunikasi manfaat yang dilakukan oleh Bantenologi. Dikarenakan alasan tersebut pula peneliti memakai paradigma konstruktivisme. Kemudian periset menggunakan studi kasus deskriptif karena kasus yang diangkat berdasarkan data-data, regulasi UUD 1945 pasal 32 ayat 1 melalui gambaran mengenai strategi komunikasi manfaat yang dijelaskan melalui konsep – konsep penelitian yang akan dipecah menjadi beberapa unit analisis untuk di tanyakan dalam bentuk wawancara dan observasi informan dalam penelitian ini adalah pengurus yaitu direktur, relawan dan kaum akademik disini yang adalah para mahasiswa. Hasilnya berupa strategi komunikasi manfaat yang dibagi ke dalam 3 tahap : perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kemudian proses adaptasi yang terjadi pada lembaga riset budaya Banten yaitu : imaging lembaga dan kesadaran akan lembaga, bentuk kegiatan baik campaign atau biasa dan pandangan manfaat lalu penggunaan media yaitu : pemakaian, pengetahuan, pemaknaan isi dan dampak media. 
KOMUNIKASI KELOMPOK DALAM IMPLEMENTASI KONSEP TRI HITA KARANA (PAWONGAN) PADA PERKUMPULAN SEKAA GONG DESA WISATA PENGLIPURAN BANGLI BALI Putu Gede Vani Anggawiguna; Rita Destiwati
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol. 8 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jish-undiksha.v8i2.22685

Abstract

Desa Wisata Penglipuran merupakan desa wisata yang terletak di Bangli. Desa Wisata Penglipuran menerapkan konsep Tri Hita Karana untuk menjaga budayanya, yaitu konsep dalam Agama Hindu yang mengatur keharmonisan terkhusus pada penelitian ini mengenai hubungan sesama manusia. Desa Wisata Penglipuran telah diapresiasi dengan dinobatkan sebagai desa terbersih di dunia pada tahun 2016 dan mengimplementasikan Tri Hita Karana. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian terkait implementasi konsep Tri Hita Karana (Pawongan) dilihat dari komunikasi kelompok dalam Sekaa Gong dengan berdasar pada elemen dan fungsi dari komunikasi kelompok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, didukung dengan paradigma konstruktivistik. Hasil penelitian ini adalah elemen dan fungsi dari komunikasi kelompok dapat di implementasikan dengan baik dalam Sekaa Gong melalui konsep Tri Hita Karana (Pawongan). Konsep Pawongan tergambarkan di seluruh elemen komunikasi kelompok, yaitu interaksi, waktu, ukuran atau jumlah partisipan dan tujuan, serta dari seluruh fungsi dalam komunikasi kelompok, yaitu hubungan sosial, pendidikan, persuasi, pemecahan masalah, dan terapi. Kata kunci  :    Elemen Komunikasi Kelompok, Fungsi Komunikasi Kelompok, Konsep Tri Hita Karana (Pawongan)
Komunikasi Antarpribadi Orang Tua dan Anak Broken Home Akibat Perceraian Nada Luthfi Ryandini; Rita Destiwati
MEDIALOG: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 4 No 2 (2021): Medialog: Jurnal Ilmu Komunikasi
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UM Buton

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35326/medialog.v4i2.1386

Abstract

Keluarga merupakan sistem sosial terkecil yang ada pada lingkup masyarakat yang tinggal di dalam satu atap bersama dan saling ketergantungan, yang disahkan oleh tali perkawinan. Namun di dalam keluarga tidak jarang terdapat perselisihan antara anggota keluarga, dan jika terjadi sebuah pertengkaran yang menggolak akan menyebabkan hilangnya rasa saling membutuhkan dan rasa percaya terhadap pasangan yang akhirnya akan memicu perceraian. Akibat dari perceraian dapat membuat anak kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tua sehingga membuat mental seorang anak menjadi frustasi, arogan dan susah diatur, dan dapat membuat hubungan komunikasi anak dan orang tua menjadi berkurang. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana komunikasi antarpribadi orang tua dan anak broken home akibat perceraian. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian yang diperoleh adalah tidak semua anak broken home komunikasi yang dilakukan dengan orang tuanya tidak efektif. Dan orang tua memiliki peran penting dalam mulai berkomunikasi dengan anak agar hubungan yang terjalin akan baik.
Pengaruh Komunikasi Intrapersonal dan Fear of Missing Out terhadap Hedonisme pada Generasi Z di Denpasar Ananta Indrabayu; Rita Destiwati
Management Studies and Entrepreneurship Journal (MSEJ) Vol. 3 No. 4 (2022): MSEJ : Management Studies and Entrepreneurship Journal
Publisher : Yayasan Pendidikan Riset dan Pengembangan Intelektual (YRPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37385/msej.v3i4.783

Abstract

Pada masa pandemi, tingkat konsumtif anak muda di Indonesia semakin meningkat, sehingga apabila hal ini sulit dikendalikan oleh anak muda khususnya generasi Z, akan menciptakan gaya hidup hedonisme serta adanya kejanggalan pada komunikasi intrapersonal dalam diri dimana timbulnya rasa takut dan khawatir karena tidak bisa memiliki barang tertentu yang biasa disebut dengan Fear of Missing Out (takut ketinggalan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Komunikasi Intrapersonal dan Fear of Missing Out terhadap hedonisme pada generasi Z baik secara parsial maupun bersama-sama. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi berganda dan uji hipotesis. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa komunikasi intrapersonal dan FoMO memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap hedonisme pada generasi Z. Kata Kunci : Fear of Missing Out ; hedonisme ; generasi z