Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

MUSEUM SENI MODERN DAN KONTEMPORER DI MANADO. Underground Architecture Yohan C. Sadewi; Deddy Erdiono; Octavianus H. A. Rogi
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 2 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 2, November 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i2.20835

Abstract

Manado menuju kota yang berorientasi pada bidang komersil dan secara otomatis mempengaruhi berkurangnya interest sebagian besar masyarakat Manado terhadap aspek seni. Hal ini dapat kita lihat dalam pembangunan fisik kota yang lebih pada nilai komersil, seperti menjamurnya pusat-pusat perbelanjaan modern pada akhir dekade ini. Dengan tidak adanya wadah untuk menampung karya-karya seni, perkembangan seni di Manado semakin minim, untuk itu Manado membutuhkan sebuah wadah. Museum dianggap sebagai wadah yang tepat untuk menampung berbagai karya seni, di mana museum sendiri memiliki 3 fungsi fundamental yaitu apresiasi, edukasi, dan rekreasi. Museum Seni Modern dan Kontemporer di manado didesain menggunakan pendekatan underground architecture yang mengusung konsep ramah lingkungan yang berlandaskan dengan keselarasan manusia, alam, dan seni. Museum Seni bertema underground architecture akan menghadirkan bentuk yang unik dari lingkungan sekitar, sebagai wujud sebuah bangunan museum seni untuk penanda bertujuan agar dapat mendorong visual masyarakat manado untuk datang berkunjung ke museum seni dan membuat masyarakat manado  lebih tertarik terhadap aspek seni.Kata kunci : Museum Seni Modern dan Kontemporer, Underground
INTERMODA BANDAR UDARA KASIGUNCU DI POSO SULAWESI TENGAH. Hypersurface Architecture Shintya G. Mamuaja; Deddy Erdiono; Amanda S. Sembel
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 2 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 2, November 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i2.21302

Abstract

Bandara Kasiguncu untuk 20 tahun ke depan dapat melayani 6 rute penerbangan seperti Makassar, Gorontalo, Manado, Samarinda, Kendari dan Balikpapan, dengan total pengguna Terminal Bandara yaitu, 912,17 orang/hari. Adapun Stasiun Kereta Api yang direncanakan akan dibuat di Kab. Poso yang berlokasi di desa Ratolene, untuk jumlah pengunjung Stasiun Ratolene pada 20 tahun ke depan yaitu 2.308,75 orang/hari dengan skala pelayanan adalah kota Manado, Gorontalo, Palu, Poso, Kendari, Mamuju dan Makassar. Pengintegritasian moda transportasi udara dan darat dilakukan pada Bandara Kasiguncu dan Stasiun Kereta Api Ratolene, untuk memberikan kemudahan bagi pengguna dalam melakukan perpindahan moda transportasi dari udara ke darat dan dari darat ke udara, hal ini disebut dengan Intermoda. Dalam perancangan Intermoda Bandar Udara Kasiguncu ini menerapkan tema Hypersurface Architecture karena penulis meyakini bahwa ke depannya Bandara Kasiguncu dapat menjadi Bandara Internasional. Oleh sebab itu, teori Hypersurface Architecture sangat mendukung perancangan tersebut karena dengan bentukan geometri yang dinamis. Teori Hypersurface Architecture merupakan sebuah teori yang mengutamakan tipologi bangunan sebagai dasar bentuknya, sifat lengkung juga tidak dapat dipisahkan dari penggunaan teori tersebut dan didukung dengan bantuan digital dapat mempermudah perancangan nantinya. Kata kunci : Intermoda, Bandar Udara, Kereta Api, Hypersurface Arcitecture.
ARSITEKTUR HIJAU: Arsitektur Ramah Lingkungan Deddy Erdiono
EKOTON Vol. 2 No. 2 (2013): Juli - Desember 2013
Publisher : PPLH-SDA, Lembaga Penelitian Unsrat Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegelisahan untuk mengantisipasi masalah pemanasan global hampir melibatkan seluruh disiplin keilmuan, tidak terkecuali arsitektur. Karenanya, arsitek yang mengemban amanah sebagai “sang pengubah wajah dunia”, nampaknya juga harus segera ikut bertanggung jawab untuk menyikapi isyu global ini dengan sejumlah kiat-kiat yang terkait dengan dunia rancang bangun arsitektur hijau ramah lingkungan. Beberapa pendekatan yang perlu untuk dilakukan meliputi perilaku manusia itu sendiri sebagai penghuni/pemakai, pengaturan masalah bangunan dan lingkungannya, perekayasaan bentuk dan ruang, pemanfaatan enerji alternatif, pemakaian material bangunan dan lain-lain
PUSAT PENELITIAN KANKER DI MANADO. Neoplasmatic Architecture Glory Maweikere; Reny Syafriny; Deddy Erdiono
MEDIA MATRASAIN Vol. 15 No. 2 (2018)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35792/matrasain.v15i2.21272

Abstract

Kanker merupakan penyakit yang terus berkembang dari tahun ke tahun dan menjadi perbincangan yang sangat hangat terlebih khusus di negara berkembang. Sulawesi Utara dengan ibukota Manado menjadi bagian dari Negara berkembang yang belum memiliki wadah dan sarana prasarana informasi yang akurat. Oleh karena itu perlu dihadirkan Pusat Penelitian Kanker agar dapat mencapai studi klinis.Konsep Neoplasmatic Architecrure pada bangunan menjadi salah satu bentuk penerapan arsitektur dalam pemanfaatkan desain sebagai metode untuk mengeksplorasi dan memanipulasi bahan biologis yang sebenarnya, dimana analogi dari perkembangan sel yang abnormal dalam tubuh akan digambarkan melalui konsep Neoplasmatic Architecture yang menyiratkan adanya entitas tentang semi-living, yakni antara biologi dan engineering. Kata Kunci : Pusat Penelitian, Kanker, Neoplasmatic Architecture