Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

RANCANG BANGUN SUSPENSI BELAKANG TIPE SWING ARM PADA MOBIL LISTRIK TUXUCI 2.0 POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA Mukhamad Khumaidi Usman; Syarifudin Syarifudin
Nozzle : Journal Mechanical Engineering Vol 5, No 2 (2016): Nozzle : Journal Mechanical Engineering
Publisher : Politeknik Harapan Bersama Tegal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/nozzle.v5i2.813

Abstract

Abstrak Mobil listrik adalah mobil yang digerakkan dengan motor listrik, menggunakan energi listrik yang disimpan dalam baterai atau tempat penyimpanan energi lainnya. Mobil listrik hampir sama dengan mobil lain pada umumnya dari bentuknya, komponennya, semuanya pun sama. Perbedaannya terdapat pada motoran (mesin) penggeraknya. Jika mobil umum menggunakan mesin yang menggunakan bahan bakar bensin atau solar, mobil listrik menggunakan energi berasal dari listrik yang disimpan pada baterai. Maka perlu digunakannya sistem suspensi pada kendaraan agar dapat menyerap getaran dan impact dari permukaan jalan sehingga menambah kenyamanan dalam berkendara. Mobil listrik Tuxuci 2.0 menggunakan sistem penggerak tipe in wheel berbeda dengan generasi pertama yang menggunakan sistem penggerak tipe gear rasio maka perlu diganti pula sistem suspensinya. Sebelumnya mobil potachi generasi pertama menggunakan sistem suspensi tipe wish bone, karena menggunakan sistem penggerak tipe in wheel maka sistem suspensi belakang yang digunakan adalah tipe swing arm. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui rancang bangun suspensi belakang tipe swing arm yaitu dengan melakukan pencatatan proses dari awal pembuatan suspensi belakang tipe swing arm sampai akhir proses pembuatan. Yang diujikan kelayakan suspensi belakang tipe swing arm yang telah dibuat. Sudut kemiringan shock absorber belakang dengan swing arm yang paling nyaman dengan beban pengemudi 55 kg yaitu dengan sudut tanpa beban 27° dan dengan beban sudut shock absorber 25°.Kata Kunci : Suspensi, Rancang Bangun, swing arm.
PENGARUH PENGGUNAAN KNALPOT STANDART DENGAN RACING TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR MIO GT SOUL TAHUN 2012 Syarifudin Syarifudin
Nozzle : Journal Mechanical Engineering Vol 5, No 1 (2016): Nozzle : Journal Mechanical Engineering
Publisher : Politeknik Harapan Bersama Tegal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/nozzle.v5i1.803

Abstract

AbstrakPada umumnya knalpot racing banyak digunakan untuk lomba balapan motor, dikarenakan knalpot racing tidak ada hambatan dalam system pembuan gan gas sisa pembakaran sehingga performa dan tenaga yang dihasilkan lebih besar, tetapi sekarang ini tidak hanya pembalap yang menggunakan knalpot racing pengendara motor biasa juga banyak yang menggunakan knalpot racing, selain untuk meningkatkan performa / tenaga mesin juga sebagai tren modifikasi motor saat ini,  tetapi dari segi suara dan bahan bakar tentunya ada pengaruhnya yang sangat signifikan Semakin pesatnya perkembangan dunia otomotif dan kreatifitas pemilik kendaraan bermotor untuk memodifikasi kendaraanya salah satunya dengan memodifikasi knalpot motor agar yang bertujuan untuk mendapatkan performa mesin lebih maksimal dan tampilan yang berbeda dari yang lainnya. Penggunaan knalpot yang tidak standart tentunya sangat berpengaruh pada kendaraan itu sendiri termasuk dari suara dan konsumsi bahan bakarnya. Dimana suara mesin motor lebih keras dibandingkan dengan knalpot racing dan konsumsi bahan bakar juga lebih boros atau meningkat sekitar 90% untuk yang menggunakan knalpot racing dibandingkan dengan knalpot standar. Pada pengujian knalpot racing didapatkan data pada kecepatan 1000 Rpm konsumsi bahan bakarnya 75 ml selama 60 detik, jadi konsumsi bahan bakar untuk menggunakan knalpot racing lebih besar 90% dibandingkan dengan knalpot standart. Hal ini dikarenakan knalpot standar memiliki skat untuk menahan sisapembakaran yang belum sempurna tetap berada di tabung silinder dan akan di bakar lagi untuk langkah usaha. Kata kunci : knalpot standart, knalpot racing, motor mio.
PENGGUNAAN SISTEM AIR CYCLE SEBAGAI SISTEM AC MOBIL TOYOTAKIJANG INNOVA Agus Suprihadi; Syarifudin Syarifudin
Nozzle : Journal Mechanical Engineering Vol 6, No 1 (2017): Nozzle : Journal Mechanical Engineering
Publisher : Politeknik Harapan Bersama Tegal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/nozzle.v6i1.819

Abstract

AbstrakKebutuhan akan kondisi udara yang nyaman pada saat ini nampaknya sudah merupakan kebutuhan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, terutama pada kendaraan seperti pada mobil, bus, kereta, pesawat, dll. Upaya manusia untuk menciptakan kondisi yang nyaman diantaranya dengan menggunakan sistem Air Conditioning (AC). Definisi dari AC adalah suatu proses pengkondisian udara dimana udara itu didinginkan, dikeringkan, dibersihkan dan disirkulasikan yang selanjutnya jumlah dan kualitas dari udara yang dikondisikan tersebut di kontrol. Pengontrolan itu meliputi temperatur, kelembaban danvolume udara pada setiap kondisi yang diinginkan. Pemakaian sistem AC pada mobil bertujuan untuk mempertahankan temperatur udara di dalam mobil pada kondisi nyaman khususnya bagi pengemudi dan penumpang. Selain itu, pemasangan AC mobil juga dapat bermanfaat untuk menghindari terjadinya pengembunan pada kaca mobil ketika musim hujan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penggunaan sistem refrigerasi siklus udara (air cycle) sebagai sistem AC mobil pada kendaraan penumpangAnalisis komponen sistem bertujuan untuk menentukan spesifikasi dari komponen utama sistem yaitu kompresor, penukar kalor, turbin dan kipas penghisap dengan mempertimbangkan keterbatasan ruang dalam kendaraan penumpang. Kajian ini meliputi analisis jenis siklus yang sesuai beserta komponen-komponennya, beban pendinginan, serta konsumsi energi dari sistem yang digunakan. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh daya teoritis sistem sebesar 1821,6 W dan COP sebesar 2,44. Kata Kunci : Air Cycle, Kijang Inova
Fuel Motor Competency Training Using a Cutting Engine for TBSM Major Students at Bina Nusa Slawi Vocational School: Pelatihan Kompetensi Motor Bakar Menggunakan Engine Cutting untuk Siswa Jurusan TBSM SMK bina Nusa Slawi Firman Sanjaya; Sigit Setijo Budi; Faqih Fatkrurrozak; Syarifudin Syarifudin
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 8 No. 3 (2024): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v8i1.14254

Abstract

Pandemi covid-19 mengharuskan proses belajar mengajar siswa jarak jauh (daring) sehingga kompetensi siswa kurang masksimal karena kurangnya praktikum di laboratorium khususnya siswa jurusan Teknik dan Bisnis Sepeda Motor (TBSM) SMK Bina Nusa Slawi. Oleh karena itu, untuk mengingkatkan kompetensi otomotif dasar siswa perlu adanya pelatihan motor bakar dengan mengoptimalkan Engine Cutting sebagai alat peraga. Peserta pelatihan berjumlah 20 siswa jurusan TBSM SMK Bina Nusa Slawi. Pelatihan ini dilaksanakan dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah pendalaman materi motor bakar 4 langkah. Tahap kedua adalah demonstrasi prinsip kerja motor bakar menggunakan engine cutting. Tahap ketiga adalah evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan siswa setelah mendapatkan pelatihan tersebut. Hasil evaluasi menunjukan bahwa seluruh peserta pelatihan mendapatkan nilai yang KOMPETEN.
The Relationship between Nurse Workload and Attitudes in Fulfilling Spiritual Needs in Hospital Inpatient Rooms Bhakti Husada Cikarang Farozi Farozi; Septiwiyarsi Septiwiyarsi; Rini Nurdini; Syarifudin Syarifudin
Journal of Educational Innovation and Public Health Vol. 2 No. 3 (2024): Juli : Journal of Educational Innovation and Public Health
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/innovation.v2i3.3111

Abstract

Nurses are professional health workers who, in carrying out their duties and responsibilities, are required to be able to fulfill their spiritual needs while working. This is because health services are a basic human need that is provided through health services not only in the form of physical aspects , but also psychological aspects. High spirituality will have an impact on intrapersonal, interpersonal and transpersonal relationships in overcoming various life problems. This research aims to determine the relationship between nurse workload and attitudes towards fulfilling spiritual needs in hospital inpatient rooms. Bhakti Husada Cikarang. The research design used cross sectional . The population is inpatient nurses who work in health services, namely at the Bhakti Husada Cikarang Hospital. The total population in this study was 84 nurses . The sampling technique used was accidental sampling , totaling 47 respondents. The statistical test used is the Chi Square test. The research results showed that the majority of respondents had a moderate workload, 27 people (57.4%) and 33 people (70.2%) had their spiritual needs met. The statistical test results obtained a p value of 0.89, meaning there is no relationship between nurses' workload and the fulfillment of spiritual needs. It is hoped that nurses will always improve their professionalism in carrying out nursing care.
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI (Telaah dari Aspek Lingkungan) Syarifudin Syarifudin
Mitra PGMI: Jurnal Kependidikan MI Vol. 1 No. 1 (2015): Januari - Juni 2015 Mitra PGMI: Jurnal Kependidikan MI
Publisher : Program Studi PGMI STAI Auliaurrasyidin Tembilahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46963/mpgmi.v1i1.29

Abstract

Untuk mencapai suatu tujuan pendidikan tidak bisa terlepas dari faktor-faktor yang saling berkaitan satu sama lain. Salah satunya adalah faktor lingkungan di mana lingkungan sendiri masih saling memberi pengaruh antara satu dengan lainnya. Lingkungan keluarga yang merupakan tempat pertama anak mendapat pendidikan diharapkan dapat membentuk aspek afektif (sikap metal dan moral). Lingkungan sekolah diharapkan dapat membentuk aspek kognitif (intelektual) dan lingkungan masyarakat diharapkan dapat membentuk aspek psikomotorik (skill/keterampilan) anak. Maka ketiga aspek tersebut ada dalam lingkungan pendidikan. Penyelenggaraan pendidikan adalah menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah, karena itu pendidikan berlangsung seumur hidup (long life education) dan dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan kita terdiri atas tiga bagian. Pertama, pendidikan informal (keluarga), formal (sekolah) dan nonformal (masyarakat). Sasaran yang ingin dicapai dari pendidikan kita adalah pembentukan aspek kognitif (intelektual), afektif (sikap mental atau moral) dan psikomotorik (skill/keterampilan). Idealnya, pembentukan aspek kognitif menjadi tugas dan tanggung jawab para pendidik (guru) di sekolah, pembentukan aspek efektif menjadi tugas dan tanggung jawab orang tua dan pembentukan aspek psikomotorik menjadi tugas dan tanggung jawab masyarakat (lembaga-lembaga kursus, dan sejenisnya). Kata Kunci: Problematika Pendidikan, Aspek Lingkungan