Claim Missing Document
Check
Articles

LUMPUR LAUT SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI KAPUR UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TANAH GAMBUT Suswati, Denah
PedonTropika Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : PedonTropika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (701.093 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan taraf dosis lumpur laut dari konversi dosis kapur pada pH yang sama pada setiap Satuan Peta Tanah (SPT) yaitu SPT 1 (Typic Haplohemist), SPT 3 (Typic Sulfisaprist) dan SPT 4 (Typic Haplosaprist) yang berasal dari lahan gambut dari Rasau Jaya III, Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca, sedangkan analisis tanah dilakukan di laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Pola Faktorial yang terdiri dari 2 set penelitian yaitu penelitian (1)  menggunakan 3 satuan peta tanah (SPT) dengan 5 taraf dosis kapur yaitu 0, 5, 8, 11, 14 ton ha-1. Penelitian (2) menggunakan 3 satuan peta tanah (3 SPT) dengan 5 taraf dosis lumpur laut yaitu 0, 20, 40, 60, 80 ton ha-1 dan masing-masing perlakuan diulang 4 kali. Analisis tanah sesuai variabel pengamatan dilakukan setelah inkubasi (3 minggu setelah perlakuan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan kapur dan lumpur laut semakin meningkat pada setiap SPT dengan semakin meningkatnya pH tanah yang akan dicapai. Perbandingan jumlah lumpur laut yang diperlukan untuk mencapai pH yang sama pada masing-masing SPT bervariasi antara 7-14 kali lebih besar dibandingkan dengan jumlah  kapur. Kata kunci : kapur, lumpur laut, tanah gambut.
STUDY OF SUITABILITY AND ENVIRONMENTAL CARRYING CAPACITY FOR BARRAMUNDI (Lates calcarifer. Bloch) CULTURE IN WATERS OF LEMUKUTAN ISLAND AND PENATA BESAR ISLAND, BENGKAYANG REGION, WEST KALIMANTAN Shubhi, Muhammad Zamhar Auli; Kusumadewi, Yohana S; Suswati, Denah
AQUASAINS Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Perikanan dan Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1688.068 KB)

Abstract

The aim of this research are to study location suitability for developing Asian Seabass culture with floating cage culture system based on carrying capacity at Lemukutan Island and Penata Besar Island. The methods of this research include : field survey for assessing the biophysics characteristic of Lemukutan and Penata Besar Island, Geographycal Information System for suitability analyze and carrying capacity analyze which compare to Kepmen LH No. 51 Years 2004. The results indicated that all the water quality parameters mostly good and suitable to support Asian Seabass culture. GIS results indicated that 1.564 Ha can be developed for Asian Seabass culture on the floating net cage, or arround 14,44% from the total 10.830,7 Ha with depth about more than 6 metres and less than 25 metres. Limited factor are sheltered area from the wave, wind and storm, current rate are generally more than 0,6 m/s and depth water some less than 6 m and more than 25 m. 
EFFECT OF COASTAL SEDIMENT TO NUTRIENT AVAILABILITY AND MAIZE PRODUCTIVITY ON ENTISOLS Suswati, Denah; Sagiman, Saeri; sulakhudin, Sulakhudin
AGRIVITA, Journal of Agricultural Science Vol 37, No 3 (2015): OCTOBER
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya in collaboration with PERAGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17503/agrivita.v37i3.460

Abstract

Entisols had a great potential for maize planting area expansion in increasing its production. The low soil fertility could be improved by application of coastal sediment. This current research examined the effect of different amount of coastal sediment on nutrient availability and maize production on Entisols, West Kalimantan. The research was conducted from July to November, 2013 in green house, Faculty of Agriculture, Tanjungpura University, West Kalimantan. The treatment conducted was the application of coastal sediment at dosage of: 0 Mg ha-1 (L0), 14 Mg ha-1 (L1), 28 Mg ha-1 (L2), 42 Mg ha-1 (L3), 56 Mg ha-1 (L4), 72 ton ha-1 (L5), 86 Mg ha-1 (L6) and 100 Mg ha-1 (L7). The treatments were arranged by completely randomized design with 3 replications. Research results showed that 42 Mg ha-1 coastal sediment was the best treatment and able to increase soil nutrients availability and maize productivity. The provision of coastal sediment increased the availability of K, Ca, Mg and Na, also the availability of nutrients in accordance with the increase of the dosage of coastal sediment.
PENGARUH LUMPUR LAUT TERHADAP SERAPAN UNSUR HARA N, P, K DAN HASIL TANAMAN JAGUNG PADA PODSOLIK MERAH KUNING Sutomo, Sutomo; Suswati, Denah; Hazriani, Rini
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 4, No 2: Agustus 2015
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian lumpur laut terhadap serapan unsur hara N, P, K dan hasil tanaman jagung pada tanah Podsolik Merah Kuning (PMK). Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 1 faktor perlakuan yaitu faktor pemberian lumpur laut (L) terdiri 8 taraf perlakuan yaitu L0 (tanpa lumpur laut), L1 (60 g/polibag), L2 (120 g/polibag), L3 (180 g/polibag), L4 (240 g/polibag), L5 (300 g/polibag), L¬6 (360 g/polibag) dan L7 (420 g/polibag). Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah serapan nitrogen ,serapan fosfor dan serapan kalium bagian atas tanaman serta berat pipilan kering per tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian lumpur laut berpengaruh nyata terhadap serapan nitrogen, fosfor dan serapan kalium bagian atas tanaman serta berat pipilan kering per tanaman. Perlakuan lumpur laut yang terbaik terhadap semua parameter yang diamati yaitu pada perlakuan L4 yaitu 240 g/polibag.Kata kunci : , jagung, lumpur laut, Podsolik Merah Kuning 
Effect of Cadmium Contaminants against Absorption of Cadmium and The Results of 3 Types of Families Brassicaceae Vegetables On Peat Soil Panthera Boy, Godefridus Delanova; Suswati, Denah; Susana, Rini
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 3, No 1: April 2014
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cadmium (Cd) is a heavy metal that is often the pollutants on agricultural land. This research aimed to study the absorption of cadmium (Cd) and yield of the three kinds family brassicaceae grown in peat media contaminated with cadmium (Cd). The method used in this research was Split Plot Design. As the main plot are 3 types of vegetables consist of 3 types of mustards: mustard greens, Chinese cabbage, and Chinese broccoli. Sub plot the dose cadmium treatment consisting of c0 (no contaminant), c1 (Soil contaminated with 2 mg Cd/kg soil), c2 (Soil contaminated with 4 mg Cd/kg soil), c3 (Soil contaminated with 8 mg Cd/kg soil), c4 (Soil contaminated with 16 mg Cd/kg soil) and c5 (Soil contaminated with 32 mg Cd/kg soil). The observation variables in this study consisted of soil pH, available Cd after incubation (mg/kg), the shoot fresh Weight (g), and Total Cd absorption of shoot (mg). The results showed that soil reaction (pH) after contaminant application has not changed significantly, whereas availability of cadmium increase of dose of Cd contaminant. Dose of Cd contaminant influenced the fresh weight of three crops used. Cd contaminant at the highest dose (32mg Cd/kg) tend to decrease fresh weight of mustard green and chinese cabbage but not to chinese broccoli. Dose of Cd contaminated significantly effected the absorption of Cd in plant, the higher the dose the greater the absorption of Cd by plant. Keywords: Cadmium (Cd), Brassicaceae, Peat Soil
Kadar Hara Npk Tanaman Kelapa Sawit pada Berbagai Tingkat Kematangan Tanah Gambut Di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Peniti Sungai Purun Kabupaten Mempawah Saputra, Bayu; Suswati, Denah; Hazriani, Rini
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 8, No 1 (2018): Perkebunan dan Lahan Tropika
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.351 KB) | DOI: 10.26418/plt.v8i1.29789

Abstract

Kadar hara merupakan proses untuk mengetahui kandungan unsur hara yang ada didalam jaringan tanaman. Kadar hara diperoleh melalui survey lapangan dan analisis unsur hara di laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kadar hara N, P dan K serta merekomendasi penggunaan hara N, P dan K untuk tanaman kelapa sawit sehingga dapat meningkatkan produksi kelapa sawit. Penelitian ini dilakukan di PT. Peniti Sungai Purun Kabupaten Mempawah. Hasil Analisis menunjukkan bahwa kadar hara N, P dan K pada Blok G50 tergolong defisiensi sampai optimum, Blok H34 tergolong defisiensi sampai optimum, Blok I26 tergolong defisiensi sampai optimum, dan Blok J26 tergolong defisiensi sampai optimum. Pada masing-masing Blok di Rekomendasikan dosis pemupukan N, P dan K untuk blok G50 (1,73 kg urea/pohon/tahun, 1,50 kg Rock Phospate/pohon/tahun, dan 2,50 kg KCl/pohon/tahun). Blok H34 (3.00 kg urea/pohon/tahun, 3,50 kg Rock Phospate/pohon/tahun, dan 3,50 kg KCl/pohon/tahun). Blok I26 (1,73 kg urea/pohon/tahun, 1,50 kg Rock Phospate/pohon/tahun, dan 2,50 kg KCl/pohon/tahun). Blok J26 (3,00 kg urea/pohon/tahun, 3,50 kg Rock Phospate/pohon/tahun, dan 3.50 KCl/pohon/tahun). Dosis rekomendasi digunakan untuk meningkatkan produksi tanaman Kelapa Sawit di PT. Peniti Sungai Purun.Kata Kunci : Kadar Hara, Rekomendasi Pemupukan
IDENTIFIKASI KADAR HARA N, P DAN K PADA JARINGAN TANAMAN JERUK SIAM DI TANAH ALUVIAL DESA TEBING BATU KABUPATEN SAMBAS NURANI, CATUR; SUSWATI, DENAH; HAZRIANI, RINI
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 6, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kadar hara dalam jaringan tanaman menunjukan kadar hara aktual yang diserap oleh tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar unsur hara N, P, dan K dalam jaringan tanaman jeruk siam pada umur 4 tahun. Lokasi penelitian terdiri dari 4 lokasi penelitian yaitu lokasi A luas 1 hektar, lokasi B luas 2 hektar, lokasi C luas 0,5 ha dan lokasi D dengan luas 0,5 ha. Lokasi penelitian terletak di lahan aluvial Desa Tebing Batu Kabupaten Sambas. Parameter penelitian meliputi; kadar hara N, P dan K jaringan tanaman jeruk siam. Hasil analisis kadar nitrogen total jaringan tanaman pada lokasi A  2,71%, lokasi B 2,84%, lokasi C 2,64%, lokasi D yaitu 2,26%, lokasi A, B dan C termasuk dalam kriteria optimum, sedangkan lokasi D termasuk dalam kriteria kahat. Hasil analisis fosfor total jaringan tanaman pada lokasi A 0,17%, lokasi B 0,20%, lokasi C 0,16% dan lokasi D 0,17%, semua lokasi penelitian termasuk dalam kriteria optimum. Hasil analisis kadar kalium total lokasi A 0.43%, lokasi B 0.6%, lokasi C 0.69%, lokasi D 0.53%, semua lokasi penelitian termasuk dalam kriteria kahat. Kata Kunci : Jeruk, Kadar Hara Jaringan Daun Tanaman
STATUS HARA N, P, K PADA TANAH INCEPTISOLS DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT RAKYAT KECAMATAN SEBAWI KABUPATEN SAMBAS Dia Gunawan, Denah Suswati Sutarman Gafur
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 3 (2019): Agustus 2019
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakUnsur hara yang diperlukan tanaman untuk tumbuh terdiri dari 16 unsur hara yang ada di dalam tanah. Tanaman akan mengabsorbsi unsur hara dalam bentuk ion yang terdapat di sekitar perakaran. Unsur hara ini harus berada dalam bentuk tersedia dan dalam konsentrasi yang optimum bagi pertumbuhan tanaman. Tanah Inceptisols pada areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia sebagian besar bertopografi datar hingga bergelombang dan sebagian kecil bergelombang hingga berbukit. Proses pembentukan tanahnya berasal dari proses pelapukan yang sangat intensif karena berlangsung pada daerah tropika dan sub tropika yang bersuhu panas dan bercurah hujan tinggi. Tanaman kelapa sawit di Kecamatan Sebawi telah memasuki usia 8 tahun, perkebunan sawit milik rakyat tersebut berada pada kemiringan 0-8 % dan > 8-15 % namun mempunyai produksi yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status unsur hara N, P, dan K pada tanah Inceptisols pada lahan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Sebawi Kabupaten Sambas. Penelitian ini menggunakan metode transek/tegak, berdasarkan hasil penelitian status unsur hara nitrogen, fosfor, dan kalium tanah Inceptisols maka Reaksi tanah (pH) pada lokasi penelitian termasuk dalam kriteria sangat masam, fosfor (P) tersedia tanah termasuk dalam kriteria tinggi. C-organik, N-total, K-dd, Na-dd, Mg-dd dan KTK termasuk dalam kriteria rendah, Kejenuhan Al-dd, Ca-dd dan KB termasuk dalam kriteria sangat rendah. Kata Kunci : Status Hara N, P, K, Kelapa Sawit, Tanah Inceptisols, Kecamatan Sebawi
PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI LUMPUR LAUT DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP KETERSEDIAAN HARA N, P, K DI LAHAN BEKAS TAMBANG BAUKSIT Alsyahdani, Daeng; Suswati, Denah; Sulakhudin, Sulakhudin
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 9, No 1 (2020): Januari 2020
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ultisols has an advanced degree of development, characterized by deep profil, increase of clay fraction along with the depth of soil, soil acidity, and low base saturation. Low pH, low nutrient elements such as nitrogen, phosphor, and potassium, low availability of organic carbon, Ca, Mg, Na, cation exchange capacity (CEC), base saturation are the characteristic of post bauxite mining land. The land that was formerly bauxite mining process by removing of a layer of top soil until the layer that contains the seeds of bauxite called post bauxite mining land. Coastal sediment is sediment which contains quite high micro nutrients with low CEC so by the addition of coastal sediment expected to increase base saturation and soil fertility. Cow manure is one of the alternative to improve the fertility of the soil. This study get analyzed by Complete Randomize Design (CRD) consisting of 4 treatments and 5 replications. A Treatment (control), B treatment (1.5 kg coastal sediment + 2.5 kg of manure), C treatment (2.4 kg coastal sediment + 4 kg of manure), the last D treatment (3.3 kg coastal sediment + manure). This research analyzed with the F test, if significant continued with Tukey’s Honestly Significant Difference (HSD) at the 5% level to obtain the difference between treatments. Based on the result, combination of Coastal sediment and cow manure from the C treatment (2.4 kg coastal sediment + 4 kg manure) able to increase pH of soil up to 6.68, which is the highest pH among the other treatments. Keywords : Ultisols, coastal sediment, cow manure, bauxite mining.
Identifikasi Karakteristik Lahan Sawah Irigasi dan Sawah Tadah Hujan di Desa Batu Ampar Kecamatan Belimbing Kabupaten Melawi Ardy, Donny; Suswati, Denah; Hazriani, Rini
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 3, No 3: Desember 2014
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sawah irigasi dan sawah tadah hujan merupakan jenis sawah yang diusahakan di Desa Batu Ampar Kecamatan Belimbing Kabupaten Melawi. Produksi padi sawah irigasi pada tahun 2011, 2012 dan 2013 yaitu 3,9 ton/ha, 5,3 ton/ha dan 4,94 ton/ha dan sawah tadah hujan 3,9 ton/ha, 4,3 ton/ha, 4,4 ton/ha. Berdasarkan kesamaan hasil produksi padi pada penggunaan lahan sawah tersebut maka diperlukan identifikasi untuk melihat karakteristik lahan sawah irigasi dan sawah tadah hujan. Metode penelitian ini meliputi metode survei lapangan  dengan mengevaluasi sifat fisik dan kimia tanah. Jarak antara titik pengamatan adalah  200 m x 250 m, luas sawah irigasi dan tadah hujan 50 Ha dengan titik pengamatan 10 titik yang dikompositkan menjadi 5 titik untuk mengamati sifat kimia tanah. Hasil penelitian menunjukan bahwa syarat tumbuh tanaman padi pada sawah irigasi memiliki kesesuaian lahan aktual S3-n atau sesuai marginal dengan kendala faktor penghambat hara tersedia (ketersediaan fosfor dan kalium). Pada sawah tadah hujan hasil penilaian kesesuaian lahan aktual S3-n atau sesuai marginal dengan kendala atau faktor penghambat  hara tersedia (kalium). Hasil pengamatan lapangan dan hasil analisis tanah di laboratorium, menununjukan bahwa untuk meningkatkan kesuburan tanah, perlu perlakuan pemupukan yang berimbang antara unsur hara N, P dan K secara merata, pengaturan pemberian air pada sawah irigasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan tanaman padi sehingga dapat menigkatkan pH potensial, ketersediaan hara N, P dan K pada sawah irigasi dan sawah tadah hujan menjadi S1 (sesuai). Kata Kunci: Sawah irigasi, sawah tadah hujan, produksi padi, kelas kesesuaian lahan