Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG PUYUH DAN ABU KAYU TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG UNGU PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING Lidia Negata Rahayu; Tatang Abdurrahman; Rini Susana
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v10i2.45375

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh interaksi antara pemberian pupuk kandang puyuh dan abu kayu yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu pada tanah podsolik merah kuning. Penelitian dilaksanakan di lahan KEP’S (Kampung English Poernama) Agro Jl. Sungai Raya Dalam, sejak dari tanggal 31 Juli sampai 8 Oktober 2020. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor yang diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama adalah pupuk kandang puyuh (P), terdiri dari 3 taraf, yaitu p1=300 g/polybag setara dengan 10 ton/ha, p2=450g/polybag setara dengan 15 ton/ha, p3=600 g/polybag setara dengan 20 ton/ha dan faktor kedua adalah abu kayu (A), terdiri dari 3 taraf, yaitu a1=8 g/polybag setara dengan 1,6 ton/ha, a2=16 g/polybag setara denga 3,2 ton/ha, a3=24 g/polybag setara dengan 4,8 ton/haHasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pupuk kandang puyuh dan abu kayu dapat meningkatkan volume akar, berat kering tanaman, panjang buah dan diameter buah dan berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman 1, 2, 3 minggu setelah tanam dan jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman, berat buah per buah. Pemberian pupuk kandang puyuh dengan dosis 15 ton/ha setara dengan 450 g/polybag dan abu kayu dosis 3,2 ton/ha setara dengan 16 g/polybag memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu pada tanah podsolik merah kuning. Kata kunci : abu kayu, podsolik merah kuning, pupuk kandang puyuh, terung                        ungu  
PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI EDAMAME PADA TANAH GAMBUT Grigorius Tijar; Darussalam Darussalam; Rini Susana
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 11, No 3
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v11i3.58141

Abstract

Edamame (Glycine max (L.) Merill) adalah jenis kedelai kategori sayuran yang memiliki ukuran biji lebih besar, memiliki nilai gizi yang baik untuk kesehatan dan memiliki peluang pasar yang besar. Pemanfaatan tanah gambut sebagai lahan budidaya dihadapkan dengan faktor penghambat yaitu tingkat C-organik yang tinggi dan kandungan hara yang rendah. Masalah tersebut perlu diatasi dengan memberikan pupuk hayati dan pupuk NPK. Mikroba yang terkandung dalam pupuk hayati dapat mempercepat proses perombakan bahan organik tanah gambut, dapat menyediakan hara bagi tanaman dan menghasilkan hormon pertumbuhan. Pupuk NPK merupakan unsur hara makro yang dapat diserap tanaman secara cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara konsentrasi pupuk hayati dan dosis pupuk NPK yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame pada tanah gambut.  Penelitian ini berlangsung sejak tanggal 14 Februari sampai 8 Juli 2022, di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor.  Faktor pertama yaitu pupuk hayati (p) sebanyak 3 taraf dan faktor kedua yaitu pupuk NPK (n) sebanyak 3 taraf sehingga terdapat 9 kombinasi perlakuan. Setiap perlakuan memiliki 3 ulangan dan 4 tanaman sampel sehingga terdapat 108 unit tanaman. Perlakuan yang dimaksud yaitu p1 = pupuk hayati 5 ml/l, p2 = pupuk hayati 10 ml/l, p3 = pupuk hayati 15 ml/l, n1 = pupuk NPK 200 kg/ha, n2 = pupuk NPK 300 kg/ha, n3 = pupuk NPK 400 kg/ha. Variabel pengamatan yaitu tinggi tanaman, umur berbunga, volume akar, berat kering tanaman,  jumlah polong segar, jumlah polong isi, bobot polong segar dan jumlah bintil akar. Hasil penelitian menunjukan bahwa konsentrasi pupuk hayati dan dosis pupuk NPK memberikan interaksi terhadap variabel volume akar, berat kering tanaman, jumlah polong segar dan jumlah polong isi. Pupuk hayati dengan konsentrasi 15 ml/l dan dosis NPK 200 kg/ha merupakan perlakuan paling efektif meningkatkan hasil tanaman yaitu jumlah polong segar per tanaman dan jumlah polong isi kedelai edamame yang ditanam pada tanah gambut.
PENGARUH PEMBERIAN DOLOMIT DAN BERBAGAI DOSIS PUPUK FOSFAT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH PADA TANAH GAMBUT Mohammad Hopit; Rini Susana; Astina .
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 10, No 4 (2021)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v10i4.49050

Abstract

Penggunaan dolomit dan pupuk fosfat dalam budidaya tanaman kacang tanah pada tanah gambut dapat meningkatkan pH tanah sehingga dapat menyerap unsur hara salah satunya fosfat, dimana fosfat dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah. Tujuan penelitian untuk mendapatkan dosis dolomit dan pupuk fosfat yang terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah pada tanah gambut. Lokasi penelitian terletak di Jalan Khatulistiwa Gang Karya Usaha, Kelurahan Batulayang, Kecamatan Pontianak Utara. Waktu penelitian mulai dari tanggal 26 Maret - 3 Juli 2020. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok, dengan kombinasi dosis dolomit dan pupuk fosfat yang terdiri dari 9 perlakuan  yaitu  a1b1  (10  ton/ha + 100 kg/ha);  a1b2  (10 ton/ha + 200 kg/ha);  a1b3  (10 ton/ha + 300 kg/ha);  a2b1  (15 ton/ha + 100 kg/ha);  a2b2 (15 ton/ha + 200 kg/ha); a2b3 (15 ton/ha + 300 kg/ha); a3b1  (20  ton/ha + 100 kg/ha);  a3b2  (20 ton/ha + 200 kg/ha); dan  a3b3  (20 ton/ha + 300 kg/ha). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali dan setiap ulangan terdiri dari 25 tanaman per petak. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah volume akar, berat kering tanaman, jumlah polong per tanaman, berat polong kering, berat biji kering per tanaman, berat 100 butir biji kering, dan berat biji kering per petak. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis dolomit dan pupuk fosfat yang diberikan akan meningkatkan pertumbuhan dan hasil kacang tanah. Dosis yang efektif ditunjukkan pada pemberian 15 ton/ha dolomit dan 200 kg/ha fosfat berdasarkan potensi hasil tanaman kacang tanah yaitu berat biji kering 4,4 ton/ha. Kata Kunci : dolomit, fosfat, gambut, kacang tanah.
PENGARUH PUPUK HAYATI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS PADA TANAH GAMBUT Rama Tri Putra; Rini Susana; Eddy Santoso
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 11, No 4
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v11i4.58199

Abstract

Jagung manis dapat berproduksi dengan baik dilahan gambut apabila dilakukan perbaikan terhadap sifat-sifat kimia, fisika, dan biologi seperti peningkatan pH, pemupukan untuk meningkatkan ketersediaan hara, meningkatkan bobot isi, serta memperbaiki tingkat dekomposisi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan menggunakan pemupukan pupuk hayati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi pupuk hayati yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manispada tanah gambut. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pontianak Tenggara dari tanggal 08 Mei-17 Juli 2020. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 taraf perlakuan konsentrasi pupuk hayati dan diulang sebanyak 5 kali, setiap ulangan terdiri dari 4 sampel tanaman maka jumlah tanaman adalah 100 tanaman. Perlakuan yang dimaksud adalah p0 = tanpa pemberian pupuk hayati, p1 = konsentrasi 2,5 ml/l, p2 = konsentrasi 5 ml/l, p3 = konsentrasi 7,5 ml/l, p4 = konsentrasi 10 ml/l. Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah daun, klorofil daun, volume akar, hasil per petak, berat tongkol dengan kelobot, berat tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol, dan diameter tongkol. Hasil analisis keragaman pengaruh pupuk hayati terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis pada tanah gambut berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman 4, 6, 8, mst, jumlah daun 4, 6, 8, mst klorofil daun, volume akar, hasil per petak, berat tongkol dengan kelobot, berat tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol, dan diameter tongkol. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan maka dapat disimpulkan tidak ditemukan konsentrasi pupuk hayati yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis pada tanah gambut.
PENGARUH ABU KAYU DAN PUPUK PHONSKA TERHADAP HASIL TANAMAN MENTIMUN DI TANAH GAMBUT Tri Indra Wijaya; Agustina Listiawati; Rini Susana
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 2, No 2: Agustus 2013
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v2i2.2574

Abstract

Tanah gambut dalam pemanfaatannya sebagai lahan pertanian banyak dijumpai kendala dan hambatan, salah satunya seperti pH dan ketersediaan unsur hara yang rendah. Abu kayu dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan pH dan memperbaiki kesuburan tanah, sedangkan pupuk phonska mengandung unsur N, P, K dan S yang bermanfaat untuk hasil tanaman. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh interaksi abu kayu dan pupuk phonska serta dosis yang terbaik terhadap hasil mentimun di tanah gambut. Metode yang digunakan dalam penetitian ini adalah dengan pola Faktorial Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 2 faktor yaitu faktor abu kayu (a) dan faktor pupuk phonska (p). Setiap perlakuan terdiri dari 3 ulangan, faktor pertama adalah abu kayu terdiri dari 3 taraf yaitu a1 = 6,82 ton/ha abu kayu, a2 = 11,12 ton/ha abu kayu, a3 = 15,35 ton/ha abu kayu, Faktor kedua pupuk phonska terdiri dari 3 taraf yaitu p1 = 300 kg phonska/ha, p2 = 400 kg phonska/ha, p3 = 500 kg phonska/ha. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman, berat rata-rata buah per tanaman, diameter buah per tanaman, produksi per petak dan pengamatan lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian abu kayu 6,82 ton/ha, 11,12 ton/ha, 15,35 ton/ha dan pupuk phonska 300 kg/ha, 500kg/ha memberikan pengaruh yang sama pada tanaman mentimun yang ditunjukan dengan berpengaruh tidak nyata pada variabel jumlah buah, berat buah, berat rata-rata, diameter buah dan berat per petak. Pemberian abu kayu dengan dosis 11,12 ton/ha dan pupuk phonska 400 kg/ha memberikan rerata tertinggi pada variabel jumlah buah, berat buah, berat rata-rata buah per tanaman, pemberian abu kayu dengan dosis 11,12 ton/ha dan pupuk phonska 500 kg/ha memberikan rerata tertinggi pada variabel diameter buah pertanaman, sedangkan abu kayu dengan dosis 15,35 ton/ha dan 400 kg/ha memberikan rerata tertinggi pada variabel berat per petak. Kata kunci : Abu Kayu, Mentimun, Pupuk Phonska, Tanah Gambut.
Pertumbuhan dan hasil cabai rawit akibat kotoran burung walet pada tanah aluvial Eka Yulianingsih; Rini susana; astina .
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v10i2.44904

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis kotoran burung walet yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit pada tanah aluvial. Penelitian ini berlangsung mulai 10 Oktober 2019 sampai 9 Januari 2020. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungura Pontianak. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari satu faktor yaitu kotoran burung walet terdiri dari 5 perlakuan, 5 ulangan, dan setiap perlakuan terdiri dari 4 sampel tanaman, jumlah keseluruhan ada 100 tanaman. Perlakuan terdiri dari B1 (205 g/polybag), B2 (432 g/polybag), B3 (659 g/polybag), B4 (886 g/polybag) dan B5 (1.113 g/polybag). Variabel pengamatan yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman (cm), volume akar (cm3), berat kering tanaman (g), berat buah per tanaman (g), jumlah buah per tanaman (buah) dan berat rerata per buah (g). Hasil penelitian pemberian kotoran burung walet pada cabai rawit memberi respon yang baik pada variabel volume akar, berat buah per tanaman dan jumlah buah per tanaman. Dosis kotoran burung walet 886 g/polybag setara dengan 253.21 ton/ha merupakan dosis terbaik untuk pertumbuhan dan hasil cabai rawit pada tanah aluvial.Kata Kunci : aluvial, cabai rawit, kotoran burung walet
PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR LIMBAH BUAH JERUK HASIL FERMENTASI TERHADAP HASIL TANAMAN BAYAM MERAH (Alternanthera amoena Voss.) Nyemas Elistianti; Rini Susana; Yeti Rohayeti
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 2, No 2: Agustus 2013
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v2i2.2488

Abstract

Limbah buah jeruk dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dan konsentrasi optimal pupuk organik cair yang berasal dari limbah buah jeruk hasil fermentasi terhadap hasil tanaman bayam merah pada tanah gambut. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian selama enam minggu. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen lapangan dengan rancangan acak lengkap (RAL) terdiri dari enam taraf perlakuan pemberian pupuk organik cair limbah buah jeruk hasil fermentasi. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak empat kali dan lima tanaman sampel. Konsentrasi perlakuan (k) terdiri dari k1 = 1 ml /liter air, k2 = 3 ml /liter air, k3 = 5 ml /liter air, k4 = 7 ml /liter air, k5 = 9 ml /liter air dan k6= 11 ml /liter air. Variabel yang diamati meliputi jumlah daun, luas daun, berat basah tanaman dan berat kering tanaman. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pupuk organik cair limbah buah jeruk hasil fermentasi pada konsentrasi 1 ml/liter air, 3 ml/liter air, 5 ml/liter air, 7 ml/liter air, 9 ml/liter air dan11 ml/liter air menghasilkan pertumbuhan yang sama pada semua variabel penelitian yaitu jumlah daun, luas daun, berat basah tanaman, berat kering tanaman dan penggunaan pupuk organik cair limbah buah jeruk dengan kandungan C/N rasio yang masih tinggi yaitu 60,18 % menyebabkan unsur hara tidak dapat diserap tanaman bayam merah untuk pertumbuhan tanaman bayam merah. Kata Kunci : Bayam merah, gambut, pupuk organik cair limbah buah jeruk
STRAWBERRY RESPONSE ON LIQUID INORGANIC NUTRITION AND ORGANIC LIQUID FERTILIZER IN AGGREGATE CULTURE Sri Rahayu; Rini Susana; Siti Hadijah
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v8i4.35129

Abstract

This study aimed to get the best combination of inorganic nutrients and organic liquid fertilizer of coconut fiber as a nutrient solution for aggregate culture on growth and yield of strawberries. The study was conducted at from February 14th to April 25th 2019. This study used a Completely Randomized Design (CRD). The treatment given as combination of inorganic nutrients and organic liquid fertilizer was five levels of: k0 (100% organic liquid fertilizer), k1 (75% inorganic nutrients), k2 (75% inorganic nutrients with organic liquid fertilizer TDS 1.300 ppm), k3 (75% inorganic nutrients with organic liquid fertilizer TDS 1.800 ppm), and k4(100% inorganic nutrients). Variables observed such as root volume, plant height, leaf number, number of stolons, number of flowers, number of fruits, fruit and dry weight of strawberry plants. The results showed that application a combination of imorganic nutrients and organic liquid fertilizer did not increased the growth and yield of strawberries. Providing 75% of inorganic nutrition increased the growth and yield the same as given 100% of inorganic nutrition. Keywords: inorganic nutrition, organic liquid fertilizer, strawberries.
Potensi Bakteri Indigenous pada Tanah Tailing Kecamatan Mandor dalam Remediasi Metil Merkuri Rezekikasari Rezekikasari; Sutarman Gafur; Rini Susana
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.319 KB) | DOI: 10.26418/plt.v8i1.29786

Abstract

Kecamatan Mandor memiliki banyak lahan penambangan emas baik yang aktif digunakan maupun yang telah ditinggalkan. Wilayah-wilayah yang pernah dibuka sebagai tempat usaha penambangan emas tidak pernah diupayakan untuk membersihkan sisa-sisa merkuri yang digunakan sebagai bahan pemisah butiran emas baik oleh pihak pemerintah, swasta maupun perorangan. Akibatnya wilayah ini menjadi lahan kritis yang rawan dampak pencemaran wabah penyakit yang disebabkan oleh paparan metil merkuri. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi bakteri yang berasal dari Kecamatan Mandor dan memiliki kemampuan mereduksi metil merkuri secara in vitro.  Isolat yang diperoleh adalah  isolat yang dapat dijadikan sebagai agent yang mampu memulihkan lahan yang tercemar metil merkuri. Penelitian dilakukan pada skala laboratorium dan diperoleh sebanyak 20 isolat yang tersebar dari beberapa lokasi pengambilan sampel. Isolat bakteri ditumbuhkan dengan menggunakan metode tuang yang menggunakan media nutrien agar. Dari 20 isolat yang ditemukan 6 diantaranya adalah isolat yang memiliki kemampuan hidup pada media yang ditambahkan metil merkuri mulai taraf konsentrasi 5 ppm, 10 ppm dan 15 ppm Hg.Kata kunci : Bakteri Indigenous, Metil Merkuri dan Tailing. 
Ketersediaan Cd, Gejala Toksisitas dan Pertumbuhan 3 Spesies Brassicaceae pada Media Gambut yang Dikontaminasi Kadmium (Cd) Rini Susana; Denah Suswati
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 1, No 2 (2011)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.918 KB) | DOI: 10.26418/plt.v1i2.409

Abstract

Cadmium is a heavy metal and non-essential element but easily absorbed by plants and transferred to the shoots. Cadmium accumulation in various plant species showed varying responses. This research aimed to study the availability of Cd, the toxicity symptoms and growth of three species of Brassicaceae (Brassica rapa var. parachinensis, Brassica rapa var. pekinensis, Brassica oleracea var. alboglabra) on Cd-contaminated peat soil. Contaminant Cd and soil were mixed in different dosages i.e. 2 mgkg-1 Cd, 4 mgkg-1 Cd, 8 mgkg-1 Cd, 16 mgkg-1 Cd and 32 mgkg-1 Cd and used to fill growth pot (5kg/pot). The results showed that the addition of Cd contaminant produces Exchangable-Cd in growth media on range 0.1477 mgkg-1 up to 2.8459 mgkg-1 and influenced fresh weight of shoot of crops used except Brassica oleracea var. alboglabra. Brassica oleracea var. alboglabra showed more tolerant to high Cd exposure, no symptoms of toxicity found so far, while Brassica rapa var. parachinensis and Brassica rapa var. pekinensis showed stunting and chlorosis symptoms as excess of Cd in growth media