Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Sumber bahan organik untuk perbaikan tanah alluvial sebagai media tanam cabai merah dapat menggunakan bokashi Pueraria javanica. Penggunaan tanaman Pueraria javanica sebagai bokashi karena tanaman ini memiliki unsur nitrogen yang tinggi, sebab tanaman ini RAJIMIN RAJIMIN; Rini Susana
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 4, No 1: April 2015
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v4i1.9037

Abstract

Air adalah sumber daya alam yang sangat mendasar bagi kehidupan manusia dalam aktivitas manusia itu sendiri. Kegiatan kehidupan manusia menggunakan air baik untuk kebutuhan minum, mandi dan rumah tangga. Air yang digunakan untuk kebutuhan manusia tersebut bersumber dari air sungai, air tanah dan air hujan. Masyarakat di desa Sungai paduan Kecamatan Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara memanfaatkan air sungai sebagai sumber air baku untuk PDAM sehingga diperlukan pengujian untuk mengetahui kualitas air berdasarkan parameter tertentu.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas fisika, kimia dan biologi air sungai sebagai air baku untuk PDAM di Desa Sungai Paduan Kecamatan Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara.Pengukuran kualitas air sebagai sumber air baku untuk PDAM yaitu pengukuran karakteristik fisik, pengukuran karakteristik kimia dan karakteristik biologi air. Karakteristik fisik air meliputi debit aliran, temperatur, residu terlarut dan residu tersuspensi, sedangkan karakteristik kimia air meliputi pH, nitrat, kadmium, besi, sianida, fluorida, nitrit, dan belerang sedangkan karakteristik biologi meliputi fecal coliform.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air Sungai di Desa Sungai Paduan Kecamatan Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara layak sebagai sumber air baku untuk PDAM. Beberapa parameter yang kandungannya melebihi batas kriteria air kelas I, diantaranya rendahnya pH diolah dengan penambahan kapur, tingginya kandungan besi dapat dikurangi dengan pemberian alumunium sulfat, dan tingginya Fecal Coliform dapat dihilangkan dengan penambahan kaporit atau kalsium hipoklorit.
PENGARUH PEMBERIAN KASCING TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING Jamilah -; Tri Rahayuni; Rini Susana
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 2, No 2: Agustus 2013
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v2i2.2542

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis kascing yang terbaik terhadap pertumbuhan bibit kakao pada tanah podsolik merah kuning. Penelitian dilaksanakan di Mempawah Kabupaten Pontianak, lama penelitian 4 bulan 2 minggu, terhitung dari tanggal 18 Juni sampai 22 Oktober 2012. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari 4 taraf perlakuan diulang sebanyak 5 kali dan setiap satuan percobaan terdiri dari 6 sampel tanaman, sehingga jumlah seluruhnya 120 tanaman. Perlakuan tersebut adalah 0,60 kg/polybag kascing atau setara dengan 4 bagian tanah : 1 bagian kascing, 0,75 kg/polybag kascing atau setara dengan 3 bagian tanah : 1 bagian kascing, 1,00 kg/polybag kascing atau setara dengan 2 bagian tanah : 1 bagian kascing, 1,50 kg/polybag kascing atau setara dengan 1 bagian tanah : 1 bagian kascing. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah pertambahan tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, indeks luas daun, volume akar, berat kering tanaman, laju pertumbuhan relatif dan pengamatan lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kascing pada tanah podsolik merah kuning berpengaruh nyata terhadap luas daun (bulan ke-3, bulan ke-4), volume akar, berat kering tanaman (bulan ke-4) dan laju pertumbuhan relatif (bulan ke 3 4). Pemberian kascing berpengaruh tidak nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun (bulan ke-1, bulan ke-2), indeks luas daun, berat kering tanaman (bulan ke-1, bulan ke-2, bulan ke-3), laju pertumbuhan relatif (bulan ke 1-2, bulan ke 2-3). Pemberian kascing dengan dosis 1,50 kg/polybag memberikan pertumbuhan yang terbaik pada bibit kakao.Kata kunci : Kascing, Bibit Kakao, Podsolik Merah Kuning
Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis Bokashi terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah pada Tanah Alluvial razibullah razibullah; RINI SUSANA; ELLY MUSTAMIR
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 8, No 2 (2019): April 2019
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v8i2.32475

Abstract

Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis Bokashiterhadap Pertumbuhan dan HasilBawang Merah pada TanahAlluvial The Effect of Various Types of Bokashito The Growth and Yield of Shallotson Alluvial Soil Razibullah(1) Rini Susana(2) Elly Mustamir(2) (1) Student of Faculty of Agriculture and (2) Faculty of Agriculture FacultyUniversity of Tanjungpura Pontianak ABSTRAK This study aims to determine the type of bokashi that is best for the growth and yield of shallots on alluvial soil. This research was carried out on the Tanjungpura University Faculty of Agriculture experimental field in Pontianak which took place January 26th 2018 to March 27th 2018. The method used was Randomized Block Design (RBD) consist of 4 treatments, 6 replications, and 16 sample plants. Giving various types of bokashi including p1 = 20 tons / ha of Mesona spp waste bokashi; p2 = 20 tons / ha of vegetable waste bokashi, p3 = 20 tons / ha of Eichhornia crassipes bokashi and p4 = 20 tons / ha Hymenachine amplexicaulis bokashi. Variabeles observed were plant height, number of tillers, dry weight of plants, number of tubers per clump, fresh weight of tubers per clump, fresh weight of tuber per plot, dry weight of tuber clump and dry weight of tuber per plot. The results of the study concluded that the best types of bokashi for growth and yield of shallots on alluvial soil have not been found, giving Mesona spp waste bokashi, vegetable waste bokashi, Eichhornia crassipes bokashi and Hymenachine amplexicaulis bokashi providing the same growth and yield of shallots on alluvial soil. Keywords: alluvial, bokashi, shallots
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN PGPR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG PULUT PADA TANAH ALUVIAL Irma Sasmita Adi Putri; Darussalam Darussalam; Rini Susana
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 11, No 3
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v11i3.57921

Abstract

Budidaya tanaman jagung pulut di tanah aluvial memiliki beberapa kendala, salah satunya kurangnya unsur hara makro dan mikro, sehingga untuk mengatasi hal tersebut diperlukan pupuk NPK dan PGPR untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil jagung pulut pada tanah aluvial. Penelitian ini bertujuan mengetahui interaksi pemberian dosis pupuk NPK dan konsentrasi PGPR yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung pulut pada tanah aluvial. Penelitian ini berlangsung sejak 25 Februari sampai 28 Mei 2022, dilaksanakan di Jl. Raya Kalimas Hulu, Kec. Sungai Kakap, Kab. Kubu Raya, Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunakan faktorial dengan pola Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah NPK (P) sebanyak 3 taraf perlakuan dan faktor kedua adalah PGPR (R) sebanyak 3 taraf perlakuan sehingga jumlah total kombinasi perlakuan sebanyak 9 dan diulang sebanyak 3 kali. Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Jumlah tanaman setiap bedengan yang diamati 108 dan total tanaman sebanyak 432 tanaman. Faktor pertama yaitu NPK (P) yang meliputi, p1 : NPK 200 kg/ha ≈ dengan 3,6 g/tanaman; p2 : NPK 300 kg/ha ≈ dengan 5,4 g/tanaman; p3 : NPK 400 kg/ha ≈ dengan 7,2 g/tanaman. Faktor Kedua yaitu PGPR (R) yang meliputi, r1 : Konsentrasi PGPR 2% ≈ dengan 20 ml/l; r2 : Konsentrasi PGPR 3% ≈ dengan 30 ml/l; r3 : Konsentrasi PGPR 4% ≈ dengan 40 ml/l. Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga jantan, umur berbunga betina, berat tongkol berkelobot, berat tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol, diameter tongkol, jumlah tongkol per petak dan berat tongkol per petak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi pupuk NPK dengan dosis 1,2 g/tanaman ≈ 200 kg/ha dan konsentrasi PGPR 3% ≈ 30 ml/l dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman 6 MST dan berat tongkol berkelobot. Dosis NPK 1,2 g/tanaman ≈ 200 kg/ha merupakan dosis yang efektif untuk pengukuran diameter tongkol, sedangkan konsentrasi PGPR 3% ≈ 30 ml/l merupakan konsentrasi yang efektif untuk tinggi tanaman 6 MST. Kata kunci: Jagung Pulut, PGPR, Pupuk NPK, Tanah Aluvial
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG PUYUH DAN ABU KAYU TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG UNGU PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING Lidia Negata Rahayu; Tatang Abdurrahman; Rini Susana
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v10i2.45375

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh interaksi antara pemberian pupuk kandang puyuh dan abu kayu yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu pada tanah podsolik merah kuning. Penelitian dilaksanakan di lahan KEP’S (Kampung English Poernama) Agro Jl. Sungai Raya Dalam, sejak dari tanggal 31 Juli sampai 8 Oktober 2020. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor yang diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama adalah pupuk kandang puyuh (P), terdiri dari 3 taraf, yaitu p1=300 g/polybag setara dengan 10 ton/ha, p2=450g/polybag setara dengan 15 ton/ha, p3=600 g/polybag setara dengan 20 ton/ha dan faktor kedua adalah abu kayu (A), terdiri dari 3 taraf, yaitu a1=8 g/polybag setara dengan 1,6 ton/ha, a2=16 g/polybag setara denga 3,2 ton/ha, a3=24 g/polybag setara dengan 4,8 ton/haHasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pupuk kandang puyuh dan abu kayu dapat meningkatkan volume akar, berat kering tanaman, panjang buah dan diameter buah dan berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman 1, 2, 3 minggu setelah tanam dan jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman, berat buah per buah. Pemberian pupuk kandang puyuh dengan dosis 15 ton/ha setara dengan 450 g/polybag dan abu kayu dosis 3,2 ton/ha setara dengan 16 g/polybag memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu pada tanah podsolik merah kuning. Kata kunci : abu kayu, podsolik merah kuning, pupuk kandang puyuh, terung                        ungu  
PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI EDAMAME PADA TANAH GAMBUT Grigorius Tijar; Darussalam Darussalam; Rini Susana
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 11, No 3
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v11i3.58141

Abstract

Edamame (Glycine max (L.) Merill) adalah jenis kedelai kategori sayuran yang memiliki ukuran biji lebih besar, memiliki nilai gizi yang baik untuk kesehatan dan memiliki peluang pasar yang besar. Pemanfaatan tanah gambut sebagai lahan budidaya dihadapkan dengan faktor penghambat yaitu tingkat C-organik yang tinggi dan kandungan hara yang rendah. Masalah tersebut perlu diatasi dengan memberikan pupuk hayati dan pupuk NPK. Mikroba yang terkandung dalam pupuk hayati dapat mempercepat proses perombakan bahan organik tanah gambut, dapat menyediakan hara bagi tanaman dan menghasilkan hormon pertumbuhan. Pupuk NPK merupakan unsur hara makro yang dapat diserap tanaman secara cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara konsentrasi pupuk hayati dan dosis pupuk NPK yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame pada tanah gambut.  Penelitian ini berlangsung sejak tanggal 14 Februari sampai 8 Juli 2022, di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor.  Faktor pertama yaitu pupuk hayati (p) sebanyak 3 taraf dan faktor kedua yaitu pupuk NPK (n) sebanyak 3 taraf sehingga terdapat 9 kombinasi perlakuan. Setiap perlakuan memiliki 3 ulangan dan 4 tanaman sampel sehingga terdapat 108 unit tanaman. Perlakuan yang dimaksud yaitu p1 = pupuk hayati 5 ml/l, p2 = pupuk hayati 10 ml/l, p3 = pupuk hayati 15 ml/l, n1 = pupuk NPK 200 kg/ha, n2 = pupuk NPK 300 kg/ha, n3 = pupuk NPK 400 kg/ha. Variabel pengamatan yaitu tinggi tanaman, umur berbunga, volume akar, berat kering tanaman,  jumlah polong segar, jumlah polong isi, bobot polong segar dan jumlah bintil akar. Hasil penelitian menunjukan bahwa konsentrasi pupuk hayati dan dosis pupuk NPK memberikan interaksi terhadap variabel volume akar, berat kering tanaman, jumlah polong segar dan jumlah polong isi. Pupuk hayati dengan konsentrasi 15 ml/l dan dosis NPK 200 kg/ha merupakan perlakuan paling efektif meningkatkan hasil tanaman yaitu jumlah polong segar per tanaman dan jumlah polong isi kedelai edamame yang ditanam pada tanah gambut.
PENGARUH PEMBERIAN DOLOMIT DAN BERBAGAI DOSIS PUPUK FOSFAT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH PADA TANAH GAMBUT Mohammad Hopit; Rini Susana; Astina .
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 10, No 4 (2021)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v10i4.49050

Abstract

Penggunaan dolomit dan pupuk fosfat dalam budidaya tanaman kacang tanah pada tanah gambut dapat meningkatkan pH tanah sehingga dapat menyerap unsur hara salah satunya fosfat, dimana fosfat dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah. Tujuan penelitian untuk mendapatkan dosis dolomit dan pupuk fosfat yang terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah pada tanah gambut. Lokasi penelitian terletak di Jalan Khatulistiwa Gang Karya Usaha, Kelurahan Batulayang, Kecamatan Pontianak Utara. Waktu penelitian mulai dari tanggal 26 Maret - 3 Juli 2020. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok, dengan kombinasi dosis dolomit dan pupuk fosfat yang terdiri dari 9 perlakuan  yaitu  a1b1  (10  ton/ha + 100 kg/ha);  a1b2  (10 ton/ha + 200 kg/ha);  a1b3  (10 ton/ha + 300 kg/ha);  a2b1  (15 ton/ha + 100 kg/ha);  a2b2 (15 ton/ha + 200 kg/ha); a2b3 (15 ton/ha + 300 kg/ha); a3b1  (20  ton/ha + 100 kg/ha);  a3b2  (20 ton/ha + 200 kg/ha); dan  a3b3  (20 ton/ha + 300 kg/ha). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali dan setiap ulangan terdiri dari 25 tanaman per petak. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah volume akar, berat kering tanaman, jumlah polong per tanaman, berat polong kering, berat biji kering per tanaman, berat 100 butir biji kering, dan berat biji kering per petak. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis dolomit dan pupuk fosfat yang diberikan akan meningkatkan pertumbuhan dan hasil kacang tanah. Dosis yang efektif ditunjukkan pada pemberian 15 ton/ha dolomit dan 200 kg/ha fosfat berdasarkan potensi hasil tanaman kacang tanah yaitu berat biji kering 4,4 ton/ha. Kata Kunci : dolomit, fosfat, gambut, kacang tanah.
PENGARUH PUPUK HAYATI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS PADA TANAH GAMBUT Rama Tri Putra; Rini Susana; Eddy Santoso
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 11, No 4
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v11i4.58199

Abstract

Jagung manis dapat berproduksi dengan baik dilahan gambut apabila dilakukan perbaikan terhadap sifat-sifat kimia, fisika, dan biologi seperti peningkatan pH, pemupukan untuk meningkatkan ketersediaan hara, meningkatkan bobot isi, serta memperbaiki tingkat dekomposisi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan menggunakan pemupukan pupuk hayati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi pupuk hayati yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manispada tanah gambut. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pontianak Tenggara dari tanggal 08 Mei-17 Juli 2020. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 taraf perlakuan konsentrasi pupuk hayati dan diulang sebanyak 5 kali, setiap ulangan terdiri dari 4 sampel tanaman maka jumlah tanaman adalah 100 tanaman. Perlakuan yang dimaksud adalah p0 = tanpa pemberian pupuk hayati, p1 = konsentrasi 2,5 ml/l, p2 = konsentrasi 5 ml/l, p3 = konsentrasi 7,5 ml/l, p4 = konsentrasi 10 ml/l. Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah daun, klorofil daun, volume akar, hasil per petak, berat tongkol dengan kelobot, berat tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol, dan diameter tongkol. Hasil analisis keragaman pengaruh pupuk hayati terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis pada tanah gambut berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman 4, 6, 8, mst, jumlah daun 4, 6, 8, mst klorofil daun, volume akar, hasil per petak, berat tongkol dengan kelobot, berat tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol, dan diameter tongkol. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan maka dapat disimpulkan tidak ditemukan konsentrasi pupuk hayati yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis pada tanah gambut.
PENGARUH ABU KAYU DAN PUPUK PHONSKA TERHADAP HASIL TANAMAN MENTIMUN DI TANAH GAMBUT Tri Indra Wijaya; Agustina Listiawati; Rini Susana
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 2, No 2: Agustus 2013
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v2i2.2574

Abstract

Tanah gambut dalam pemanfaatannya sebagai lahan pertanian banyak dijumpai kendala dan hambatan, salah satunya seperti pH dan ketersediaan unsur hara yang rendah. Abu kayu dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan pH dan memperbaiki kesuburan tanah, sedangkan pupuk phonska mengandung unsur N, P, K dan S yang bermanfaat untuk hasil tanaman. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh interaksi abu kayu dan pupuk phonska serta dosis yang terbaik terhadap hasil mentimun di tanah gambut. Metode yang digunakan dalam penetitian ini adalah dengan pola Faktorial Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 2 faktor yaitu faktor abu kayu (a) dan faktor pupuk phonska (p). Setiap perlakuan terdiri dari 3 ulangan, faktor pertama adalah abu kayu terdiri dari 3 taraf yaitu a1 = 6,82 ton/ha abu kayu, a2 = 11,12 ton/ha abu kayu, a3 = 15,35 ton/ha abu kayu, Faktor kedua pupuk phonska terdiri dari 3 taraf yaitu p1 = 300 kg phonska/ha, p2 = 400 kg phonska/ha, p3 = 500 kg phonska/ha. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman, berat rata-rata buah per tanaman, diameter buah per tanaman, produksi per petak dan pengamatan lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian abu kayu 6,82 ton/ha, 11,12 ton/ha, 15,35 ton/ha dan pupuk phonska 300 kg/ha, 500kg/ha memberikan pengaruh yang sama pada tanaman mentimun yang ditunjukan dengan berpengaruh tidak nyata pada variabel jumlah buah, berat buah, berat rata-rata, diameter buah dan berat per petak. Pemberian abu kayu dengan dosis 11,12 ton/ha dan pupuk phonska 400 kg/ha memberikan rerata tertinggi pada variabel jumlah buah, berat buah, berat rata-rata buah per tanaman, pemberian abu kayu dengan dosis 11,12 ton/ha dan pupuk phonska 500 kg/ha memberikan rerata tertinggi pada variabel diameter buah pertanaman, sedangkan abu kayu dengan dosis 15,35 ton/ha dan 400 kg/ha memberikan rerata tertinggi pada variabel berat per petak. Kata kunci : Abu Kayu, Mentimun, Pupuk Phonska, Tanah Gambut.
Pertumbuhan dan hasil cabai rawit akibat kotoran burung walet pada tanah aluvial Eka Yulianingsih; Rini susana; astina .
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v10i2.44904

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis kotoran burung walet yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit pada tanah aluvial. Penelitian ini berlangsung mulai 10 Oktober 2019 sampai 9 Januari 2020. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungura Pontianak. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari satu faktor yaitu kotoran burung walet terdiri dari 5 perlakuan, 5 ulangan, dan setiap perlakuan terdiri dari 4 sampel tanaman, jumlah keseluruhan ada 100 tanaman. Perlakuan terdiri dari B1 (205 g/polybag), B2 (432 g/polybag), B3 (659 g/polybag), B4 (886 g/polybag) dan B5 (1.113 g/polybag). Variabel pengamatan yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman (cm), volume akar (cm3), berat kering tanaman (g), berat buah per tanaman (g), jumlah buah per tanaman (buah) dan berat rerata per buah (g). Hasil penelitian pemberian kotoran burung walet pada cabai rawit memberi respon yang baik pada variabel volume akar, berat buah per tanaman dan jumlah buah per tanaman. Dosis kotoran burung walet 886 g/polybag setara dengan 253.21 ton/ha merupakan dosis terbaik untuk pertumbuhan dan hasil cabai rawit pada tanah aluvial.Kata Kunci : aluvial, cabai rawit, kotoran burung walet