Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pentingnya Deteksi Dini Kelainan Jantung Pada Penderita Hipertensi Melalui Pemeriksaan Ekokardiografi: Pembelajaran Dari Penyaringan Massa Nasruddin, Sigit Pratama Iustitia; Handayani, Riana; Mulia, Erwin; Masfufah, Indy; Ransun, Terrance; Chandrasatria, Rony Mario; Meriedlona, Nuka; Krisnawati, Dwi; Endamatriza, Gadih Ranti; Trisnawati, Niputu Alit; Yulistiawati, Novitri; Tanto, Ines Vidal; Iyos, Rekha Nova; Fattimah, Eliza Techa; Krisnandi, Charles; Nurhayati, Senja
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 9 (2024): Volume 11 Nomor 9
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i9.17364

Abstract

Hipertensi merupakan penyebab utama penyakit kardiovaskular dan kematian dini di seluruh dunia. Perubahan patofisiologi jantung akibat hipertensi terjadi secara diam-diam tanpa menimbulkan gejala. Deteksi dini dalam bentuk skrining dapat membantu mengidentifikasi kelompok berisiko tinggi guna mengurangi morbiditas, mortalitas, dan biaya kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi prevalensi perubahan ekokardiografi pada pasien hipertensi. Penelitian Cross-Sectional ini menggunakan data program skrining massal pada 21 Mei 2023, di Rumah Sakit Harapan Bunda, Lampung Tengah, Indonesia. Kriteria inklusi meliputi orang dewasa berusia ≥18 tahun yang sebelumnya sudah terdiagnosis hipertensi. Kriteria eksklusi mencakup subjek dengan riwayat kelainan ekokardiografi yang sudah terdeteksi sebelumnya. Dari 600 peserta, 388 subjek memenuhi kriteria inklusi/eksklusi. Dari keseluruhan subjek, 50% mengidap hipertensi stadium 1, 27% hipertensi stadium 2, dan 23% hipertensi stadium 3. Abnormalitas jantung ditemukan pada 56% subjek, dengan 98% pasien memiliki abnormalitas TAPSE, 83% memiliki kelainan katup, 78% memiliki RMWA, 45% memiliki abnormalitas dimensi ruang jantung, dan 13% pasien memiliki ejeksi fraksi <40%. Tingginya prevalensi kerusakan organ target jantung secara diam-diam menunjukkan nilai potensial skrining ekokardiografi dalam mengidentifikasi gangguan jantung pada pasien dengan riwayat hipertensi meskipun tanpa gejala.
Penggunaan OAINS sebagai Faktor Risiko Dispepsia Wahidah, Putri Kamila; Wardani, Dyah Wulan Sumekar Rengganis; Iyos, Rekha Nova
Medula Vol 14 No 10 (2025): Medula
Publisher : CV. Jasa Sukses Abadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53089/medula.v14i10.1414

Abstract

Dyspepsia is a syndrome characterized by a collection of symptoms such as epigastric discomfort, burning sensation, nausea, vomiting, bloating and satiety. These symptoms can be chronic and recur frequently, requiring long-term therapy. If left untreated, dyspepsia can interfere with daily activities and increase medical costs. In Indonesia, the prevalence of dyspepsia is increasing significantly, with major risk factors including irregular diet, alcohol consumption, stress, and the use of non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs). Long-term use of NSAIDs can damage the gastric mucosa, increase gastric acid production, and cause gastrointestinal complications such as peptic ulcers and gastrointestinal bleeding. The main mechanism of NSAID side effects involves inhibition of the COX-1 enzyme which reduces the production of protective prostaglandins in the gastric mucosa. In addition, some patients with a history of gastric disease are more susceptible to side effects due to NSAIDs. Therefore, preventive strategies such as the use of selective COX-2 inhibitors and the combination of NSAIDs with proton pump inhibitors (PPIs) are effective approaches in reducing the risk of dyspepsia and related complications. The impact of dyspepsia is not only physical but also affects mental, social and emotional aspects. Sleep disturbances and anxiety are common in people with chronic dyspepsia, which can reduce productivity and quality of life.
Peran Terapi Farmakologi dan Non-Farmakologi dalam Pengelolaan Dry Eye Disease Sitanggang, Grety; Himayani, Rani; Iyos, Rekha Nova; Mutiara, Hanna
Medula Vol 14 No 11 (2024): Medula
Publisher : CV. Jasa Sukses Abadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53089/medula.v14i11.1469

Abstract

Dry Eye Disease (DED) is a multifactorial disorder of the ocular surface characterized by tear system imbalance, inflammation, and tissue damage, often leading to discomfort, visual disturbances, and a decline in quality of life. Managing DED requires a holistic approach that integrates both pharmacological and non-pharmacological therapies to alleviate symptoms while addressing underlying causes. Pharmacological treatments, such as artificial tears, anti-inflammatory agents (corticosteroids and cyclosporine), diquafosol tetrasodium, and oral pilocarpine, aim to restore ocular surface homeostasis. Non pharmacological approaches, including punctal plugs, lifestyle modifications, intense pulsed light (IPL) therapy, and nutritional supplementation with vitamin D and omega-3, are increasingly recognized for their supportive role in treatment. A comprehensive understanding of these therapeutic strategies is expected to improve DED management, enhance patients' quality of life, and prevent further complications.
Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Aktif di dalam Pencegahan Penyakit Jamur Pada Kulit Kepala Santri di Pondok Pesantren Jabal Annur Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandarlampung Wulan, Anggraeni Janar; Sumekar, Dyah Wulan; Mutiara, Hanna; Iyos, Rekha Nova
JPM (Jurnal Pengabdian Masyarakat) Ruwa Jurai Vol. 1 No. 1 (2015): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT RUWA JURAI
Publisher : FK Unila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpmrj.v1i1.1147

Abstract

Penyakit jamur pada kulit merupakan penyakit kulit menular yang disebabkan mikroorganisme jamur atau fungi. Penyakit jamur tersebar di seluruh dunia. Faktor pendukung yang memacu terjadinya kasus penyakit jamur di Indonesia adalah suhu dan kelembabannya yang tinggi. Penyakit kulit mudah sekali menular dalam satu kelompok masyarakat yang berinteraksi secara erat seperti di pondok pesantren. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu tindakan untuk mencegah terjadinya penyakit jamur dan penularan antar santri. Metode yang diterapkan pada kegiatan ini adalah kegiatan yang ditujukan kearah pencegahan dengan mengadopsi konsep yang dikenalkan oleh NTG (2010) mengenai “A Healthy Skin Program” yang terdiri atas perencanaan, pelibatan komunitas dan edukasi, skreening awal, monitoring dan pencatatan. Kegiatan ini diikuti 109 peserta yang terdiri atas santriwan-santriwati kelas 1 Madrasah Tsanawiah hingga kelas 2 tingkat Aliyah. Dari kuesioner didapatkan 109 peserta kegiatan penyuluhan terdapat 92(84,4%) peserta belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang penyakit kulit dan 17(15,6%) peserta pernah mendapatkan penyuluhan. 49(44,95%) peserta yang belum pernah mendapatkan informasi dari manapun mengenai penyakit sedangkan 60(55,05%) peserta sudah pernah mendapatkan informasi mengenai penyakit jamur dari majalah, surat kabar dan televisi. Didapatkan data pula bahwa 73(66,97%) peserta belum pernah terkena penyakit kulit dan 36(33,03%). Peningkatan pengetahuandiketahui dari hasil pre-test dan post-test. Pada pre-test 33,02% memiliki pengetahuan yang kurang, 54,12% memiliki pengetahuan sedang dan 12,84% peserta memiliki pengetahuan baik. Dari hasil post-test didapatkan bahwa 61(55,97%) peserta memiliki pengetahuan sedang dan 48(44.03%) peserta memiliki pengetahuan baik. Simpulan, setelah mendapatkan penyuluhan mengenai penyakit jamur pada kulit pengetahuan santri mengenai peyakit tersebut meningkat.Kata kunci: jamur, kulit, pesantren, santri
PENINGKATAN KESADARAN GIZI SEIMBANG PADA REMAJA MELALUI EDUKASI DI MAN 1 BANDAR LAMPUNG Sulya, Hana; Marta, Annisa Tiara; Jausal, Anisa Nuraisa; Maulana, Muhammad; Iyos, Rekha Nova; Wardhana, Muhammad Fitra
JPM (Jurnal Pengabdian Masyarakat) Ruwa Jurai Vol. 10 No. 1 (2025): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT RUWA JURAI
Publisher : FK Unila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpmrj.v10i1.3640

Abstract

Adolescents are a vulnerable age group prone to nutritional problems due to a lack of knowledge and awareness regarding healthy eating patterns and the importance of limiting sugar intake. This condition increases the risk of non-communicable diseases such as obesity, diabetes mellitus, and hypertension from a young age. This community service activity was carried out as part of the work program of the Community Service Department, BEM FK Unila, under the "Health Day" initiative in commemoration of World Health Day 2025, with the subtopic of balanced nutrition in adolescents. The service included educational outreach through a podcast on balanced nutrition for adolescents, health counseling, and health checks (blood sugar and anthropometric measurements) for students and teachers at MAN 1 Bandar Lampung. The results showed high participant enthusiasm and increased adolescent understanding of the importance of balanced nutrition and the dangers of excessive sugar consumption. This activity demonstrated that an educational approach using media and direct health screening is effective in raising nutritional awareness among adolescents. Ongoing counseling is recommended to strengthen the development of healthy lifestyle habits starting from school age.