Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Tengaran dan Indentitas Kota Palembang Wazir, Zuber Angkasa
Arsir Vol 2, No 1 (2018): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v2i1.1235

Abstract

Brand suatu kota merupakan strategi untuk menghasilkan identitas yang tidak dapat dilupakan dalam pikiran wisatawan sekaligus mengungkapkan nilai-nilai inti suatu kota. Menjelang pelaksanaan event Asian Games di Palembang, kota ini mengalami krisis identitas terkait brand apa yang akan dipromosikan dalam ajang ini. Pengetahuan tentang tengaran kota Palembang dapat digunakan sebagai sumber gagasan untuk membentuk suatu brand yang dapat mewakili kota ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tengaran Kota Palembang dan merumuskan slogan yang paling mewakili identitas Kota Palembang berdasarkan tengaran ini. Kami menggunakan peta mental, diskusi kelompok fokus, dan sejumlah tinjauan literatur untuk menghasilkan brand yang tepat bagi kota Palembang. Sampel mencakup 42 orang mahasiswa arsitektur di Universitas Muhammadiyah Palembang. Kami berhasil mengumpulkan dan mengevaluasi 15 tengaran di Kota Palembang. Tengaran yang dievaluasi mencakup Palembang Square Mall, Jembatan Ampera, Stadion Jakabaring, Pasar Cinde, Bandara, Benteng, Mesjid, Museum, Monumen, Rumah Sakit, Pulau Kemaro, dan tugu ikan belido. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam penelitian ini: familiaritas, kualitas, keunikan, simbol, visual, memorabilitas, kebanggaan, dan sosial. Kami menemukan bahwa Jembatan Ampera, Mesjid Agung, dan Pulau Kemaro adalah tengaran yang paling memenuhi kriteria tersebut. Berdasarkan ketiga tengaran, ditarik sebuah slogan, “crossing to the Kingdom of Diversity.” Slogan ini dikritik karena menghilangkan heterogenitas suatu kota. Dalam penelitian ini kami bukan saja menunjukkan brand yang tepat untuk Kota Palembang tetapi juga menunjukkan kalau keanekaragaman di suatu kota justru dapat ditampilkan dalam slogan sehingga heterogenitas tersebut tetap terjaga.
PENYULUHAN PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN KOMPOSTER DI KELURAHAN KEBUN BUNGA PALEMBANG Mardwita, Mardwita; Yusmartini, Eka Sri; Kalsum, Ummi; Rifdah, Rifdah; Angkasa, Zuber
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jwl.v7i2.12897

Abstract

Meningkatnya jumlah sampah dilingkungan masyarakat memberikan dampak negatif bagi kesehatan masyarakat, seperti masalah kesehatan dan polusi udara (bau) yang dihasilkan oleh sampah. Sampah organik seperti sayur-sayuran dan buah-buahan yang telah membusuk dan banyak dihasilkan dari rumah tangga dapat diolah menjadi pupuk kompos. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk mengajarkan pada masyarakat khususnya ibu rumah tangga untuk dapat memisahkan antara sampah organik dan anorganik dan selanjutnya dapat mengolah sampah organik tersebut menjadi pupuk kompos. Pengomposan sampah organik tersebut menggunakan komposter dan Effective Microorganism 4 (EM4). Hasil pengomposan berupa pupuk kompos padat dan cairan lindi. Cairan lindi dapat digunakan kembali sebagai biang dan dapat digunakan sebagai pupuk cair tanaman. 
JAKABARING WATER SPORT CENTER SEBAGAI KAWASAN REKREASI DAN OLAHRAGA AIR YANG NYAMAN DAN BERNUANSA MODERN Angkasa, Zuber
JURNAL MEDIA TEKNIK Vol 8, No 3 (2011): JURNAL MEDIA TEKNIK
Publisher : JURNAL MEDIA TEKNIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTWater sports center is the center of the ongoing activities and diversification of water sports in general carried out in the open. Planning Water sports center as a magnet and acceleration stimulus to the development of the realization of a facility that can provide added value to the region and the city of Palembang in particular Jakabaring and South Sumatra Province in general. Jakabaring retention lake has the potential to support activities that overlooks the water andthe edge of the lake. The concept of planning in the region Jakabaring Water Sports Center: First In climatological, landscape serves as a regulator of climate, as well as the dirty air filter media soil conservation and aesthetics of the area, the landscape is directed to maintain and preserve the environment, the third arrangement of the landscape adds value to the environment aesthetic, visual psychologically, socially and ecologically, the four landscape provides agood visual impression, comfortable, quiet and gives a sense of security on visitors, the five used to strengthen and establish the structure of the region, six landscape is used as a reinforcing element forming lanes and open spaces.Key words : Lake Retention, Water Sport Center, Climatological
Arsitektur Vernakular Tanggap Bencana Indonesia Wazir, Zuber Angkasa
Arsir Vol 3, No 1 (2019): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v3i1.1535

Abstract

Kekayaan tipe hunian vernakuler di Indonesia menunjukkan adanya potensi pemanfaatan arsitektur vernakuler untuk desain hunian tanggap bencana sembari melestarikan warisan budaya masyarakat yang semakin luntur di masa kini. Sayangnya, desain rumah tahan bencana saat ini belum sepenuhnya mengeksplorasi kemungkinan ini dan belum pula merumuskan kapasitas dari kearifan lokal arsitektur saat ini untuk mengatasi masalah desain rumah tahan bencana di Indonesia. Untuk menjawab kebutuhan ini, kami meninjau literatur hasil penelitian mengenai karakteristik tahan bencana dari rumah-rumah tradisional di Indonesia. Sebagaimana diduga, banyak hunian vernakuler di Indonesia memiliki karakteristik tanggap bencana yang baik dan dapat digeneralisasi untuk konteks nasional. Sebagai hasilnya, kami mengajukan sebuah desain rumah tahan bencana yang mampu merespon  pada empat jenis bencana dengan frekuensi dan intensitas tinggi di Indonesia yaitu puting beliung, banjir, gempa bumi, dan tsunami.
Applying POETIC Framework for Developing City: Environmental Sociology of Urban Heat Island Angkasa, Zuber
Arsir Vol 1, No 1 (2017): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v1i1.587

Abstract

Pada umumnya kegiatan manusia di masa revolusi industri atau di negara berkembang saat ini mengabaikan persediaan untuk masa depan karena pada masa sekarang tersedia sumber daya alam yang melimpah. Akibatnya, terjadi berbagai masalah lingkungan. Kota Palembang sebagai salah satu kota di negara berkembang menghadapi masalah yang sama. Ruang terbuka terus menurun dan berbagai perumahan di pinggiran kota muncul menutup saluran air dan mengkonversi lahan rawa. Akibatnya terjadi fenomena Urban Heat Island (UHI) dalam skala mikro. Penulis memeriksa pengaruh faktor-faktor sosiologis dan fisik yang mempengaruhi intensitas UHI yang terjadi. Untuk melakukan hal ini, penulis mengambil sampel pada tiga perumahan di pinggiran kota Palembang. Variabel yang diujikan didasarkan pada kerangka POETIC (Population, Organization, Environment, Technology, Institutions, dan Culture). Komponen sosiologis mencakup organization, institutions, dan culture, sementara komponen fisik mencakup population, environment (sosial, alami, terbangun, dan transisi), dan technology. Intensitas UHI tertinggi di perumahan sampel adalah 4,17°C, yang sebanding dengan intensitas UHI di berbagai kota besar di dunia. Analisis regresi menunjukkan bahwa hanya komponen fisik yang mempengaruhi intensitas UHI. Hal ini membenarkan tesis bahwa pembangunan di kawasan perumahan di kota Palembang masih dalam tahapan industrial berkembang dimana peran organisasi sosial belum kuat, begitu juga peran pranata dan budaya. Rekomendasi disusun agar pembangunan perumahan di Kota Palembang lebih mengadopsi elemen-elemen pembangunan berkelanjutan yang mengarah pada penguatan pranata sosial dan budaya ramah lingkungan sehingga mampu menurunkan intensitas UHI. 
PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR RUMAH PANGGUNG DI LINGKUNGAN PERKOTAAN Angkasa, Zuber
Arsir Vol 1, No 2 (2017): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v1i2.880

Abstract

Rumah panggung merupakan salah satu fitur arsitektur vernakular utama di Indonesia. Walau begitu, perspektif umum yang ada saat ini adalah bahwa rumah panggung sebagai rumah yang perlu dikonservasi karena keterbatasan sumber daya kayu, proses konstruksi yang sulit, dan masalah privasi. Artikel ini menjelaskan bahwa perspektif pengembangan harus diutamakan dengan membawa arsitektur rumah panggung ke dalam kehidupan masyarakat urban di Indonesia. Artikel ini menjabarkan elemen-elemen arsitektur rumah panggung dan fungsi yang dapat diberikan bagi kawasan perkotaan dengan lahan sempit. Fungsi yang dapat diberikan rumah panggung di kawasan perkotaan adalah perlindungan terhadap banjir, memaksimalkan pandangan, perluasan ventilasi, estetika, penerapan prinsip pembangunan berkelanjutan, dan meningkatkan kesejahteraan fisik dan emosional bagi penghuni rumah lewat penyediaan ruang bermain, parkir, dan ruang terbuka hijau Stilt house is one of the main vernacular architectural features in Indonesia. However, the general perspective that exists today is that houses on stilts as a near extinct house that need to be conserved due to limited timber resources, difficult construction processes, and privacy concerns. This article explains that the development perspective should be taken by bringing the architecture of stilt house into the life of urban communities in Indonesia. This article describes the architectural elements of stilt house and functions that can be provided for urban areas with limited land area. Functions that can be provided by stilt houses in urban areas are protection against floods, maximization of views, ventilation extension, aesthetics, application of sustainable development principles, and improving physical and emotional well-being for residents through the provision of playground, parking, and green open spaces
Adaptasi Arsitektural Rumah Panggung di Palembang Wazir, Zuber Angkasa; F Anwar, Widya Fransiska
Arsir Vol 3, No 2 (2019): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v3i2.1942

Abstract

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang kolektif karena memandang kepentingan kelompok lebih penting daripada kepentingan pribadi.  Walau demikian, karakter ini semakin berkurang seiring berkembangnya ekonomi. Hal ini semestinya ditunjukkan dari aspek adaptasi secara arsitektural rumah panggung. Penelitian ini memeriksa adaptasi ini pada sembilan rumah panggung yang ada di Kawasan 9 Ilir Kota Palembang. Rumah-rumah ini dibangun pada periode 1928 – 1964 dan terus bertahan hingga sekarang. Karenanya, kami juga berkesempatan menguji teori periodisasi adaptasi arsitektur dari Brand dan Schmidt et al. Berdasarkan periode perubahan material kolong dari segi tempat, struktur, dan bidang ruang, disimpulkan bahwa teori Brand lebih sesuai dengan konteks rumah panggung. Sementara itu, terkait penutupan dan pembangunan kolong, dapat disimpulkan bahwa telah terjadi perubahan fungsi kolektif menjadi individual namun kembali bergeser ke arah kolektif.
Analisis Semiotik antara Lingkungan Binaan dengan Lingkungan Sosial-Politik: Studi Kasus pada Arsitektur Masjid Provinsi di Indonesia Wazir, Zuber Angkasa; Kamil, Erfan M
Arsir Vol 5, No 2 (2021): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v5i2.4054

Abstract

Artikel ini mempelajari hubungan arsitektur masjid provinsi di Indonesia dengan sistem sosio-politik masyarakat, khususnya masyarakat muslim dan non-muslim melalui teori semiotika. Hal ini menarik karena adanya latar belakang masyarakat yang majemuk diikuti dengan adanya keanekaragaman arsitektur masjid. Artikel ini memiliki tiga tujuan: pertama, melihat hubungan antara dimensi masjid dan populasi masyarakat muslim di suatu provinsi, kedua, melihat hubungan antara arsitektur masjid dengan jumlah masyarakat muslim dan ketiga, melihat hubungan antara penamaan masjid dengan lingkungan sosio-politik agama. Data kuantitatif 31 masjid provinsi di Indonesia dianalisis menggunakan analisis korelasi dan Fisher’s exact test. Penelitian ini berdasarkan data sekunder dari basis data Kementerian Agama Republik Indonesia. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa: luas lahan masjid dan daya tampung masjid berkorelasi dengan jumlah dan proporsi masyarakat muslim di suatu provinsi. Sementara itu, arsitektur atap masjid yang berbentuk pyramidal roof ditemukan di provinsi yang penduduknya mayoritas suku Jawa. Nama masjid yang bersifat asertif ditemukan di provinsi yang jumlah masyarakat muslim dan non-muslim relatif seimbang. Hal ini menunjukkan bahwa secara sadar atau tidak, kondisi lingkungan politik, agama dan etnis memiliki peran penting dalam arsitektur masjid provinsi di Indonesia..
KONTRIBUSI STUDI KUBAH PANAS PERKOTAAN DALAM DESAIN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB) Zuber Angkasa Wazir
Simposium II UNIID 2017 Vol 2 (2017)
Publisher : Simposium II UNIID 2017

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.322 KB)

Abstract

Peningkatan konsumsi energi dan luas lingkungan terbangun merupakan konsekuensi yang tak dapat dihindari dari pembangunan perkotaan. Hal ini berkontribusi pada pembentukan kubah panas di kawasan perkotaan yang memberikan efek negatif pada kesehatan dan kesejahteraan masyarakat perkotaan dan berkontribusi pada pemanasan global. Dengan pembangunan yang hati-hati, efek ini dapat dikurangi. Karenanya, penelitian ini bertujuan untuk memberikan sejumlah rekomendasi bagi pemerintah daerah dalam mengendalikan kubah panas perkotaan lewat studi kasus di Kota Palembang. Artikel ini melaporkan ringkasan hasil penelitian fenomena kubah panas di tiga perumahan di Kota Palembang. Studi dilakukan dengan memeriksa pengaruh penutup atap, cuaca, waktu, populasi, lokasi, vegetasi, dan pendingin terhadap intensitas kubah panas perkotaan di tiga perumahan tersebut. Perumahan yang dikaji adalah Perumahan Taman Sari Kenten 1, Talang Kelapa, dan Jakabaring. Hasil penelitian menunjukkan kalau intensitas panas dipengaruhi oleh populasi rumah, volume bangunan, cuaca, dan waktu pengukuran. Volume bangunan pada gilirannya dipengaruhi oleh level pendidikan. Rekomendasi terhadap IMB dalam upaya pengendalian panas mencakup peraturan terkait penambahan ukuran rumah, kewajiban membangun atap hijau, dan kewajiban membangun kolam/telaga
Environmental components in poetic model: Palembang urban heat island case study Zuber Angkasa; Fachrurrozie Sjarkowi; Dadang H Purnama; Dwi Setiawan; Ngakan Putu Sueca
Proceedings of AICS - Social Sciences Vol 1 (2013)
Publisher : Proceedings of AICS - Social Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.873 KB)

Abstract

Urbanization has opened urban thermal comfort zones thereby creating an urban island environment worldwide. Knowledge necessary to mitigate this phenomenon extend beyond knowledge on the city itself. This study sought to determine the role of environments in creating an urban heat island. A literature review was applied, to collect current knowledge on social, built, modified, and natural environment, in POETIC framework. The aim was to ascertain environmental components of urban heat island in Palembang city. The results indicated some environmental dimensions of urban heat island in Palembang. Social dimension consists of education level, people density in a house, and income level. Built dimension consists of distance between building, material albedo, material impermeability, building height, ventilations number, and ventilations area. Modified environment dimension consists of area of burning spot in open space, water pollution level, air pollution level, garden area, and green roof area. Natural environment consists of green open space area, vegetation density, and leaf area exposed to open space. Some hypotheses was developed and recommended for the further research.Keywords: Environment, POETIC model, Urban Heat Island