Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Celt: A Journal of Culture, English Language Teaching

INTRODUCING HELAEHILI, AN ORAL POETRY FROM SENTANI, PAPUA Wigati Yektiningtyas Modouw
Celt: A Journal of Culture, English Language Teaching & Literature Vol 9, No 1: July 2009
Publisher : Soegijapranata Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.191 KB) | DOI: 10.24167/celt.v9i1.234

Abstract

This paper is partially taken from my research on Sentani oral poetry, helaehili that is sung in mourning occasions or in funerals. It is also usually known as a song of lamentation. The research was conducted in Sentani, Papua for almost 4 years (2004-2008). The data were taken directly from the field through recording. The data were then transcribed, translated into English and analyzed. Through the research, it is found that helaehili is rarely heard. Not many people, especially people who live near Jayapura city and young generation, know the song. It is predicted that helaehili will extinct in some years. The research finds the composition, formula, theme, and notation of helaehili Hopefully, this writing can help and motivate young singers (generation) to learn helaehili.
Fables as Media of Environmental Education for Sentani Children in Jayapura Regency, Papua Wigati Yektiningtyas; Evalina Silalahi
Celt: A Journal of Culture, English Language Teaching & Literature Vol 20, No 2: December 2020, Nationally Accredited
Publisher : Soegijapranata Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/celt.v20i2.2867

Abstract

Abstract: Fable is one of Sentani verbal folklore that was passed down by parents to children to teach morals. One of them is about the importance of preserving environment. Nowadays, unfortunately, fable is not frequently told anymore. Children and even most Sentani people do not recognize it.  From long observation, Sentani children do not pay attention much to the nature as well.  Data of fables were obtained from some informants, i.e. tribal chiefs (ondofolo, khote) and elderly people in East Sentani  (Ayapo, Waena, and Asei Island) and Central Sentani (Sentani and Ifale) in  2017-2018. By adopting socio-cultural approach, this paper aims to discuss about (1) the natural environment of Sentani people, (2) the use of fables in environmental education for children. This study found that (1) fable is  creative and innovative materials in teaching children about environment: nature, fauna, and flora that can be  done informally, nonformally, and formally, (2) children have emotional ties with the fables and want to learn more, and (3)  it is  an alternative way of revitalizing Sentani fables and disseminating the socio-cultural values embedded in them. This study is benefecial to motivate Sentani children  to learn more about their ancestor’s heritages, love their environment,  and be proud of their identity. Key words: fable, environment, Sentani folklore, revitalizationAbstrak: Fabel merupakan salah satu folklor verbal Sentani yang dahulu dituturkan secara oral dari para orang tua ke anak-anak untuk menyampaikan berbagai ajaran moral. Salah satunya adalah tentang pentingnya merawat lingkungan. Saat ini, fabel sudah jarang dituturkan lagi. Anak-anak bahkan sebagian orang Sentani tidak mengenalinya.  Melalui pengamatan yang cukup lama, anak-anak Sentani kini tidak lagi memperhatikan lingkungan hidup mereka. Data fabel dikumpulkan dari para informan, yaitu para pemangku adat (ondofolo, khote) dan para tua-tua adat di Sentani Timur  (Ayapo, Waena, dan Pulau Asei) dan  Sentani  Tengah (Sentani dan Ifale) pada 2017-2018. Dengan menggunakan pendekatan sosial-budaya, paper ini bertujuan untuk membahas (1) lingkungan alam masyarakat Sentani dan (2) penggunaan fabel dalam pendidikan lingkungan bagi anak-anak. Studi ini menemukan bahwa (1) fabel merupakan materi yang kreatif dan inovatif untuk mengajarkan anak-anak tentang lingkungan: alam, fauna, dan flora yang dapat dilakukan secara informal,  nonformal, dan  formal, (2) anak-anak mempunyai hubungan emosi dengan fabel yang dipelajarinya dan ingin belajar lebih banyak fabel, (3)  penggunaan fabel sebagai pengajaran merupakan cara alternatif dalam merevitalisasi dan diseminasi fabel  Sentani dan nilai sosial-budaya yang terdapat di dalamnya. Studi ini bermanfaat untuk memotivasi anak-anak Sentani untuk terus mempelajari dan mencintai pusaka budaya leluhur mereka, mencintai lingkungan hidup mereka,  dan bangga akan indentitas mereka.   Kata kunci: fabel, lingkungan,  folklor  Sentani, revitalisasi