Anemia zat besi masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Prevalensi tertinggi yaitu balita (47,0%), yang dapat menyebabkan stunting. Kejadian tersebut dapat dicegah dengan memenuhi kebutuhan zat besi. Bahan alternatif meningkatkan asupan zat besi adalah daun kelor yang mengandung zat besi nonheme, sehingga membutuhkan protein hewani untuk meningkatkan penyerapan. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh proporsi tepung daun kelor dan pure ikan patin terhadap mutu sensori dan kimia brownies, Penelitian ini adalah true experimental. Data yang dikumpulkan adalah mutu sensori dengan metode hedonik scale di Laboratorium Organoleptik Poltekkes Banjarmasin, sedangkan mutu kimia zat besi dengan SSA dan protein dengan kjeldahl di BARISTAND. Analisis mutu sensori dilakukan dengan Friedman dan mutu kimia dengan One Way Anova. Penelitian menunjukkan yang paling disukai terkait warna (57%), aroma (64%), dan rasa (83%) pada kontrol, sedangkan tekstur (53%) pada P3. Kadar zat besi tertinggi pada P3 (70,61 mg/kg) dan terendah kontrol (51,68%), sedangkan kadar Protein tertinggi pada P1 (8,04%) dan terendah P3 (6,71%). Tidak ada pengaruh proporsi tepung daun kelor dan pure ikan patin terhadap tekstur brownies (p = 0,923). Namun, ada pengaruh terhadap warna, aroma, dan rasa brownies (p = 0,001; 0,000; 0,002). Ada pengaruh proporsi tepung daun kelor dan pure ikan patin terhadap zat besi (p = 0,028) dan protein (p = 0,001) brownies.