Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pengenalan, Budidaya, dan Inovasi Produk Laktagogum Daun Torbangun di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan Andrestian, Meilla Dwi; Mas’Odah, Siti; Dewi, Zulfiana; Hapisah, Hapisah
Majalah Cendekia Mengabdi Vol 1 No 3 (2023): Majalah Cendekia Mengabdi
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/mcm.v1i3.178

Abstract

Pendahuluan: Peningkatan cakupan ASI dapat diupayakan melalui pengenalan produk laktagogum. Manfaat pengembangan produk yaitu sebagai sumber pendapatan, peningkatan kesejahteraan, kemandirian, dan cakupan ASI di wilayah kerja Puskesmas Astambul Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, khususnya di Desa Lok Gabang. Upaya tersebut diaplikasikan melalui keluarga anggota PKK yang dapat berperan sebagai agen perubahan di wilayahnya.Tujuan: Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengedukasi anggota PKK Desa Lok Gabang tentang penatalaksanaan pemberian ASI, pengenalan tanaman Torbangun sebagai laktagogum yang layak dibudidayakan, dan mengedukasi pengembangan produk daun Torbangun dan komersialisasinya.Metode: Metode yang dilaksanakan dalam kegiatan ini adalah edukasi dan praktik terkait pemberian ASI, budidaya tanaman Torbangun, dan praktik inovasi produk daun Torbangun serta upaya komersialisasinya. Kelompok sasaran adalah 15 orang anggota PKK yang akan menjadi agen perubahan di wilayah kerja Puskesmas Astambul, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Hasil: Meskipun secara statistik tidak signifikan, kegiatan telah berhasil memperbaiki pengetahuan, sikap, dan perilaku peserta dalam penatalaksanaan pemberian ASI, kemampuan budidaya tanaman Torbangun, dan inovasi produk daun Torbangun sebagai laktagogum. Simpulan: Kegiatan ini telah memberikan teori dan praktik untuk mendorong kesadaran pemberian ASI, budidaya tanaman laktagogum Torbangun, dan pengembangan produk olahan daun Torbangun.
NUGGET IKAN DAN DIMSUM IKAN SAYUR MENGATASI STUNTING DAN WASTING Dewi, Zulfiana; Sajiman; Syainah, Ermina; Mas'odah, Siti; Magdalena; Andres, Mailla Dwi; Yanti, Rusmini; Rahmani; Hariati, Niken Widyastuti; Emelia, Herizka Risty; Fathurrahman; Nisa, Nurun
JURNAL RAKAT SEHAT (JRS) : Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 1 (2024): Jurnal Rakat Sehat
Publisher : UPPM Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jrs.v3i1.60

Abstract

Stunting, often called stunting, is a condition of failure to grow in children under five years old (toddlers) due to chronic malnutrition and recurrent infections, especially during the First 1,000 Days of Life (HPK), namely from the fetus to a 2-year-old child. Other studies show that the problem of stunting in Indonesia is related to food consumption, namely the low consumption of food sources of animal protein that are consumed daily. Data from the Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) shows that consumption of animal protein per day in Indonesia is 20.30 grams, lower than other ASEAN countries such as Malaysia, Brunei, the Philippines, and Thailand. This community service activity takes the form of education about animal protein to prevent stunting and a cooking demonstration on fish nuggets and vegetable fish dim sum. The target group is cadres and mothers of toddlers in the working area of the East Martapura Community Health Center, Banjar Regency, South Kalimantan Province. The results of this community service activity show an increase in knowledge about stunting and how to prevent it.
Introduction of Torbangun Leaves as the Best Traditional Lactagogue and its Processing Innovations in Antasan Senor Village, Banjar Regency, South Kalimantan, Indonesia Dwi Andrestian, Meilla; Dewi, Zulfiana; Mas'odah, Siti; Hapisah, Hapisah; Noraini, Noraini
Engagement: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 8 No 2 (2024): November 2024
Publisher : Asosiasi Dosen Pengembang Masyarajat (ADPEMAS) Forum Komunikasi Dosen Peneliti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29062/engagement.v8i2.1782

Abstract

Torbangun leaves have been used by the Batak people in North Sumatra and have been scientifically proven to be the most effective lactagogue. Therefore, it is necessary to introduce the benefits of Torbangun leaves to improve welfare, and breastfeeding coverage in the working area of the East Martapura Health Center, Banjar Regency, South Kalimantan Province, especially in Antasan Senor Village as a Village Assisted by the Banjarmasin Health Polytechnic. The purpose of the activity is to educate Integrated Service Post (Posyandu) cadre members and pregnant women in the management of breastfeeding, introduction of Torbangun plants and development of processed Torbangun leaves. The methods implemented in this activity are education and practice. The target group is seven Posyandu cadres and three pregnant women. Although statistically insignificant, the activity has succeeded in improving the knowledge, attitudes, and behavior of participants in the management of breastfeeding, the ability to cultivate Torbangun plants, and innovation of Torbangun leaves products as lactagogue. This activity has provided theory and practice to encourage awareness of breastfeeding, cultivation of Torbangun plants, and development of processed products of Torbangun leaves.
STUDI MUTU KIMIA DAN DAYA TERIMA CHOCO MUFFIN DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG KULIT PISANG KEPOK (MUSA PARADISIACA L.) DAN TEPUNG DAUN SINGKONG (MANIHOT ESCULANTA CRANTZ) Afriyani, Herlina; Dewi, Zulfiana; Rahmani, Rahmani; Andrestian, Meilla Dwi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2024): SEPTEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i3.31739

Abstract

Sebagai penyakit yang kurangnya gejala dan keluhan yang jelas, hipertensi telah mendapatkan julukan “Pembunuh Diam-Diam” di antara gangguan metabolisme. Produk pangan fungsional dengan kalium dan flavonoid dapat diberikan kepada masyarakat untuk membantu mencegah atau mengobati hipertensi. Salah satunya adalah dengan mensubstitusi sumber kalium dan flavonoid lain pada produk chocolate muffin yaitu dengan tepung kulit pisang kepok dan tepung daun singkong. Pada bulan Maret dan April 2024, peneliti mulai membandingkan efek penggunaan tepung kulit pisang kepok vs tepung daun singkong sebagai substitusi dalam mufin cokelat, dengan fokus pada penerimaan dan kualitas kimianya. Menggunakan desain true experimental, penelitian ini bersifat eksperimental. Natrium dan kalium diukur dengan SSA di Balai Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSPJI) Banjarbaru, flavonoid dengan spektrofotometri uv-vis di Laboratorium FMIPA Universitas Lambung Mangkurat, dan daya terima dengan skala hedonik di Laboratorium Organoleptik Poltekkes Kemenkes Banjarmasin. Analisis kualitas kimia menggunakan Independent Sample T-Test, sedangkan uji daya terima menggunakan metode Friedman. Terdapat perbedaan daya terima (warna, aroma, tekstur, dan rasa) choco muffin “Kulpisong” dengan choco muffin kontrol, dan hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P3 merupakan perlakuan yang terbaik. Choco muffin dengan perlakuan optimal (P3) memiliki kandungan natrium sebesar 59,696 mg/Kg, kandungan kalium sebesar 3152,785 mg/Kg, dan kandungan flavonoid sebesar 39,167 mg/ml berdasarkan hasil uji kimia. Sementara itu, chocolate muffin kontrol memiliki kandungan natrium sebesar 60,485 mg/Kg, kalium sebesar 1993,195 mg/Kg, dan flavonoid sebesar 3,917 mg/ml menurut hasil uji kimia. Berdasarkan hasil uji kimia, jumlah kalium dan flavonoid pada choco muffin “Kulpisong” berbeda dengan choco muffin kontrol, namun kadar natriumnya tidak berbeda.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIGIENE SANITASI PENJAMAH MAKANAN DAN SANTRI (STUDI DI ASRAMA PUTRA PONDOK PESANTREN UMMUL QURA AMUTAI) HELMINA, RISA; Dewi, Zulfiana; Yanti, Rusmini; Anwar, Rosihan
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.47585

Abstract

Diare masih menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat, terutama di lingkungan pesantren yang memiliki kepadatan penghuni dan keterbatasan fasilitas sanitasi. Rendahnya perilaku higiene dan sanitasi pada penjamah makanan dan santri diduga berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian diare. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku higiene dan sanitasi pada penjamah makanan dan santri di Asrama Putra Pondok Pesantren Ummul Qura Amuntai. Penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Sampel terdiri dari 5 penjamah makanan yang diambil secara total sampling dan 58 santri melalui proportionate stratified random sampling. Variabel independen meliputi tingkat pengetahuan dan sikap, sedangkan variabel dependen adalah perilaku higiene dan sanitasi. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dan lembar observasi. Data santri dianalisis menggunakan uji korelasi Rank Spearman, sedangkan data penjamah makanan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan (p = 0,000) dan sikap (p = 0,000) dengan perilaku higiene dan sanitasi pada santri (p < 0,05). Pada penjamah makanan, peningkatan pengetahuan berasosiasi dengan perilaku higiene dan sanitasi yang lebih baik, meskipun sikap yang cukup positif belum sepenuhnya diikuti oleh perilaku yang konsisten. Penelitian ini menegaskan bahwa pengetahuan dan sikap berpengaruh signifikan terhadap perilaku higiene dan sanitasi. Oleh karena itu, edukasi dan pelatihan berkelanjutan sangat penting untuk memperbaiki dan mempertahankan perilaku higiene dan sanitasi pada penjamah makanan dan santri guna mencegah diare di lingkungan pesantren.
FORMULASI ODENG DARI IKAN BANDENG (Chanos chanos) SEBAGAI PRODUK ALTERNATIF TINGGI PROTEIN DAN KALSIUM UNTUK BALITA STUNTING Ilham, Verien Raodhatul; Dewi, Zulfiana; Andrestian, Meilla Dwi; Syainah, Ermina
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.49529

Abstract

Stunting merupakan masalah gizi kronis pada balita yang disebabkan oleh asupan gizi yang tidak adekuat, terutama protein dan kalsium. Ikan bandeng (Chanos chanos) memiliki potensi sebagai sumber protein dan kalsium karena kandungan gizi pada daging dan tulangnya. Inovasi produk makanan seperti odeng berbahan dasar ikan bandeng dapat menjadi alternatif intervensi gizi bagi balita stunting. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan desain post-test only control group design. Terdapat tiga perlakuan (P1, P2, P3) dan satu kontrol (P0) dengan variasi proporsi ikan bandeng dan tepung tapioka. Uji organoleptik dilakukan terhadap semua formulasi untuk menentukan perlakuan terbaik menggunakan skala hedonik. Perlakuan terbaik dan kontrol diuji lebih lanjut kandungan protein (metode Kjeldahl) dan kalsium (metode AAS). Data dianalisis menggunakan uji Friedman dan uji t-test independen.Perlakuan P1 (75% ikan bandeng: 25% tepung tapioka) merupakan formulasi terbaik dengan nilai efektivitas 1,00 dan tingkat kesukaan panelis tertinggi (rata-rata rasa 3,97, tekstur 4,07). Kadar protein P1 sebesar 16,08%, lebih tinggi dibanding kontrol (12,28%). Kadar kalsium P1 mencapai 102,07 mg/kg, sedangkan kontrol hanya 18,89 mg/kg. Terdapat pengaruh signifikan (p<0,05) penambahan ikan bandeng terhadap kadar protein, kalsium, serta tingkat kesukaan panelis.
Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap Stunting Pada Balita Di Posyandu Seroja Kelurahan Antasan Kecil Timur Kota Banjarmasin Wilayah Kerja Puskesmas Kayu Tangi Rahmah, Annisa; Wasi’ah, Rizkatun; Dewi, Zulfiana
Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2024): Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat
Publisher : Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting merupakan masalah gizi kronis dan menjadi salah satu masalah terpenting yang harus ditangani pemerintah di dunia maupun di Indonesia untuk memperoleh generasi yang baik. Beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian stunting antara lain faktor maternal, faktor lingkungan rumah, kualitas makanan yang rendah, pemberian makan yang kurang, keamanan makanan dan minuman, pemberian ASI (fase menyusui), infeksi, ekonomi politik, kesehatan dan pelayanan 3 kesehatan, pendidikan, sosial dan budaya, system pertanian dan pangan, air, sanitasi dan lingkungan. Pengetahuan seorang ibu akan mempengaruhi status pertumbuhan dan perkembangan anak dan sangat diperlukan untuk mendukung dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap Stunting Pada Balita Di Posyandu Seroja Kelurahan Antasan Kecil Timur Kota Banjarmasin Wilayah Kerja Puskesmas Kayu Tangi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional deskriptif. Hasil penelitian menujukkanan ibu pada penelitian 0% berusia <20 tahun, 75% berusia 20-25 tahun dan 25% berusia >35 tahun. Sebagian ibu juga memiliki pekerjaan pada penelitian ini 90% bekerja sebagai IRT, 5% bekerja sebagai PNS dan 5% bekerja sebagai Swasta. Karakteristik ibu balita berdasarkan pengetahuan 10% baik, 65% cukup dan 25% kurang. Populasi adalah seluruh ibu balita yang hadir ke Posyandu Seroja di Wilayah Kerja Puskesmas Kayu Tangi Kota Banjarmasin yang berjumlah 20 orang. Pengambilan data pengetahuan ibu dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Penelitian menunjukkan ada gambaran tingkat pengetahuan ibu terhadap stunting pada balita.
Gambaran Pendidikan Ibu, Dukungan Keluarga Dan Keaktifan Ibu Membawa Balita Ke Posyandu Di Posyandu Anggrek Dan Melati Khairunnisa, Khairunnisa; Rahayu, Sri; Dewi, Zulfiana
Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2024): Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat
Publisher : Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu upaya untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian anak balita adalah dengan melakukan pemeliharaan kesehatannya misalnya dengan membawa anak ke posyandu. Keteraturan ibu dalam mengunjungi posyandu dan menimbangkan balitanya ke posyandu akan sangat bermanfaat sebagai monitoring tumbuh kembang dan status gizi. Keaktifan ibu membawa anak ke posyandu dapat dilihat dari indikator D/S (indikator yang menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan di posyandu). D/S di wilayah kerja Puskesmas Alalak Tengah pada tahun 2023 untuk kelurahan Alalak Utara yaitu untuk Bayi 6-11 bulan sebesar 78,42%, D/S balita 12-23 bulan sebesar 73,76% dan D/S balita 24-59 bulan sebesar 73,20%. Target untuk D/S yaitu 80%, yang berarti D/S di Kelurahan Alalak Utara belum mencapai target. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pendidikan ibu dan dukungan keluarga dengan keaktifan ibu membawa balita ke posyandu. Jenis penelitian ini observasional deskriptif di bidang gizi masyarakat, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengamati dan mendeskripsikan fenomena atau keadaan objektif tentang dukungan keluarga dan pendidikan ibu terhadap keaktifan ibu membawa anak ke posyandu. Hasil penelitian ini adalah pendidikan ibu sebagian besar berpendidikan SMP yaitu sebesar 41,8%, sebagian besar ibu mendapat dukungan dari keluarga yaitu sebesar 69,04%, sebagian besar ibu tidak aktif dalam membawa balita ke posyandu yaitu sebesar 58,1%. Lebih dari setengah ibu balita tidak aktif dalam membawa anaknya ke posyandu, maka dari itu perlu adanya tindakan lanjutan dari puskesmas seperti misalnya mengadakan penyuluhan tentang pentingnya membawa anak ke posyandu.
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF (STUDI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TABUKAN) Nurhaliza, Syarifah; Mas’odah, Siti; Sajiman, Sajiman; Dewi, Zulfiana
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 4 (2025): DESEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i4.48824

Abstract

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi, namun implementasinya masih belum optimal. Kondisi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk tingkat pendidikan, pengetahuan, dan sikap ibu. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara faktor-faktor tersebut dengan pemberian ASI eksklusif pada anak usia 6–12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Tabukan, Kabupaten Barito Kuala. Penelitian menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel diperoleh melalui teknik total sampling sebanyak 32 responden. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Rank Spearman dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar ibu memiliki pendidikan menengah (46,9%) dan mayoritas tidak bekerja (78,1%). Anak yang menjadi responden lebih banyak berjenis kelamin perempuan (56,3%). Sebanyak 56,3% ibu tidak memberikan ASI eksklusif. Uji statistik menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara tingkat pendidikan dengan pemberian ASI eksklusif (p = 0,008; r = 0,458), pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif (p = 0,000; r = 0,717), serta sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif (p = 0,006; r = 0,473). Dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan, pengetahuan, dan sikap ibu berhubungan dengan praktik pemberian ASI eksklusif. Temuan ini menegaskan pentingnya edukasi menyusui yang berkelanjutan oleh Puskesmas, sehingga ibu lebih memahami manfaat ASI eksklusif. Penelitian selanjutnya disarankan memperluas wilayah, meningkatkan jumlah responden, serta menambahkan variabel lain seperti dukungan keluarga.