Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Daya Simpan Susu Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) dengan Persentase Penambahan Sari Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) Andrestian, Meilla Dwi; Hatimah, Husnul
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.379 KB) | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2015.002.01.4

Abstract

AbstrakSusu kacang hijau adalah salah satu diversifikasi pangan hasil olahan kacang hijau. Proses pembuatan susu kacang hijau dengan menggunakan teknik Ultra High Temperature (UHT) banyak dijual di pasaran. Sebagai alternatif lain agar susu kacang hijau memiliki daya simpan yang tinggi tanpa memerlukan peralatan dan biaya yang besar, maka perlu adanya penambahan bahan pengawet alami seperti jahe merah pada produk susu kacang hijau. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persentase penambahan sari jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) terhadap daya simpan susu kacang hijau (Phaseolus radiatus, L.). Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui daya terima (organoleptik) yang terbaik dari beberapa variasi sembilan perlakuan penambahan sari jahe merah. Setelah penelitian pendahuluan dilakukan dan diperoleh hasil perlakuan terbaik yang disukai panelis, dilanjutkan dengan penelitian utama untuk mengetahui daya simpan susu kacang hijau. Hasil dari penelitian pendahuluan didapat tiga perlakuan yang disukai panelis yaitu P3 (0,75%), P5 (1,25%) dan P6 (1,5%). Tiga perlakuan tersebut kemudian diujikan daya simpannya pada penelitian utama. Didapatkan hasil bahwa Q0 (perlakuan kontrol) dapat bertahan selama 0 hari, perlakuan Q1 dengan penambahan sari jahe merah 0,75% dan Q2 (1,25%) memiliki daya simpan selama 1 hari dan Q3 (1,5%) merupakan perlakuan yang terbaik yang memiliki daya simpan terlama yaitu selama 2 hari. Semakin banyak penambahan sari jahe merah, maka semakin lama daya simpan susu kacang hijau. Susu kacang hijau terbaik yang disukai dan memiliki daya simpan yang lama adalah dengan penambahan sari jahe merah sebanyak 1,5%.Kata kunci : Susu Kacang Hijau, Daya Simpan, Jahe MerahAbstrakMung bean milk is one of the diversification of processed mung beans. The process of making mung bean milk using Ultra High Temperature (UHT) is abundantly sold in the market. As another alternative to have a high shelf life, it needs the addition of natural preservatives such as red ginger. In general, this research aim was to determine the effect of addition of the percentage of red ginger extract (Zingiber officinale var. Rubrum) on storability of green beans milk (Phaseolus radiatus L.). This research consisted of two phases, preliminary research and main research. The former stage was conducted to determine the best acceptability of nine treatment variations of red ginger extract addition. After preliminary research was made and it obtained the best results preferred by panelist, it was then followed by main research to determine the storability of green beans milk. From preliminary research, theres were three treatment preferred by panelists, namely P3 (0.75%), P5 (1.25%) and P6 (1.5%). After that, those  treatments were tested for their storability in main research. From main research it showed that Q0 (control treatment) can last for 0 day, Q1 treatment with the addition of red ginger extract 0,75% and Q2 (1.25%) having storability for 1 day and Q3 (1.5%) having the best treatment that had the longest storability (for 2 days). The more addition of red ginger extract, the longer storability of green beans milk. The best favored and longest storability of green beans milk was one added with red ginger extract of 1.5%.Keywords: Green Bean Milk, Storability, Red ginger
Anti-hyperglycemic Effect of Torbangun (Coleus amboinicus Lour) Leaves Extract Through Liver and Muscle Glycogen Deposits in Streptozotocin-induced Hyperglycmic Sprague-Dawley Rats Model Meilla Dwi Andrestian; Rizal Damanik; Faisal Anwar; Nancy Dewi Yuliana
Medical Laboratory Technology Journal Vol. 5 No. 2 (2019): December
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Analis Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (604.547 KB) | DOI: 10.31964/mltj.v5i2.227

Abstract

The association of liver and muscle glycogen deposits with serum insulin levels, β-cells pancreas, and fasting blood glucose (FBG) of streptozotocin (STZ)-induced hyperglycemic rats receiving Torbangun leaves extract (TE) investigated. The intervention performed on 25 8-week-old Sprague-Dawley rats divided into four groups. Seven rats separated as a normal group (N), and other rats injected with streptozotocin (STZ). Confirmation of hyperglycemic was characterized by fasting blood glucose >126 mg/dl. Treatment group which is NG (hyperglycemic rats); N (normal rats); H-IM (62.5 mg/kg BW metformin); and H-IT (620 mg/kg BW TE) for 14 days. This study revealed that TE significantly decreased FBG levels, increased insulin production, and the amount of liver glycogen deposits (a=0.01). However, the intervention did not significantly increase the amount of muscle glycogen deposits. TE administration improves β-cells, increases the liver and muscle glycogen deposits. TE was shown to have antihyperglycemic activity by improving the β-cell, increasing blood serum insulin levels, decreasing blood glucose levels, and increasing the liver glycogen deposits.
KANDUNGAN ASAM LAKTAT, MUTU ORGANOLEPTIK, DAN KELAYAKAN FINANSIAL MINUMAN PROBIOTIK NANAS DENGAN PEMBERIAN JENIS INOKULUM YANG BERBEDA Meilla Dwi Andrestian; Zulfiana Dewi; Sajiman Sajiman
Jurnal Skala Kesehatan Vol 5 No 2 (2014): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (615.909 KB) | DOI: 10.31964/jsk.v5i2.17

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan total asam dan mutu organoleptik dengan pemberian inokulum yang berbeda.  Secara khusus penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi kadar asam laktat pada minuman probiotik nanas yang diinokulasi dengan Lactobacillus bulgaricus dan minuman probiotik nanas yang diinokulasi dengan produk yoghurt, menganalisis perbedaan kandungan asam laktat minuman probiotik nanas yang diinokulasi dengan inokulum yang berbeda, dan menganalisis perbedaan mutu organoleptik minuman probiotik nanas  yang diinokulasi dengan inokulum yang berbeda.Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa kadar asam laktat pada minuman probiotik nanas yang diinokulasi dengan Lactobacillus bulgaricus adalah sebesar 1,07%, sedangkan kadar asam laktat pada minuman probiotik nanas yang diinokulasi dengan produk yoghurt adalah sebesar 0,48%.  Terdapat perbedaan yang nyata pada kandungan asam laktat minuman probiotik nanas yang diinokulasi dengan inokulum yang berbeda (p=0,000, α=0,01).  Terdapat perbedaan yang nyata (α=0,05) pada mutu organoleptik aroma dan rasa minuman probiotik nanas yang diinokulasi dengan inokulum berbeda, namun tidak ada perbedaan yang nyata (α=0,05) pada mutu organoleptik warna dan kekentalan minuman probiotik nanas  yang diinokulasi dengan inokulum yang berbeda. Kedua produk disukai oleh panelis.  Biaya produksi minuman probiotik nanas adalah sebesar Rp 3.431,50/kemasan dengan harga jual Rp 6.000,00.  Nilai B/C Ratio 1,75, sehingga usaha produksi minuman probiotik nanas ini layak diusahakan.  Kata kunci:asam laktat, minuman probiotik, nanas, Lactobacillus bulgaricus, inokulum 
HIGIENE SANITASI PEDAGANG DAN KANDUNGAN BORAK SERTA CEMARAN MIKROBA PADA PENTOL CELUP DI KOTA BANJARBARU Zulfiana Dewi; Meilla Dwi Andrestian; Netty Netty
Jurnal Skala Kesehatan Vol 6 No 1 (2015): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.945 KB) | DOI: 10.31964/jsk.v6i1.33

Abstract

Prevalensi diare juga masih menjadi persoalan serius di Provinsi Kalimantan Selatan.Berdasarkan Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011 kasus diare yang ditangani di provinsi Kalimantan Selatan sebesar 146.139 kasus.  Hasil Riset Kesehatan Dasar 2007 di Kota Banjarbaru prevalensi diare 3,2%.  Perilaku tidak sehat merupakan penyebab utama dari tingginya kasus diare di Provinsi Kalimantan Selatan, khususnya di Kota Banjarbaru.Penelitian ini akan dilaksanakan di Kota Banjarbaru dan Laboratorium Kimia dan Mikrobiologi Pangan Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin. Penelitian ini adalah penelitian survey dengan desain penelitian studi eksplorasi.Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penjual pentol celup di Kota Banjarbaru.Pengambilan sampel menggunakan metode purposive (sengaja) sejumlah minimal 27 pedagang pentol yang mewakili lima kecamatan di Kota Banjarbaru.  Pengambilan data dilakukan selama bulan Juli dan Agustus 2014.Pengambilan data perilaku dilakukan dengan teknik wawancara dengan bantuan kuesioner, kandungan boraks ditentukan perubahan warna pada standar kit, kandungan mikroba ditunjukkan oleh angka lempeng total pada saus pentol celup. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan uji statistik Chi Square.Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah perilaku higiene dan sanitasi pedagang dengan katagori baik 18,5%, cukup 81,5% dan kurang 0%. Cemaran mikroba pada saos celup 37% sesuai dengan standar SNI dan 63% melebihi standar SNI, sedangkan kandungan boraks tidak ditemukan pada semua pentol yang diperiksa. Perilaku higiene dan sanitasi pedagang dengan cemaran mikroba dan kandungan boraks tidak menunjukan hubungan yang signifikan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Higiene dan sanitasi pedagang bukan faktor yang berhubungan dengan cemaran mikroba dan kandungan boraks. Kata Kunci : Higiene dan sanitasi, cemaran mikroba, kandungan boraks
Kandungan Bakteri Asam Laktat Pada Minuman Probiotik Sebagai Bahan Alternatif Meningkatkan Kesehatan Saluran Cerna Anak Gizi Kurang meilla dwi andrestian; zulfiana dewi; netty netty
Jurnal Skala Kesehatan Vol 7 No 2 (2016): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (546.616 KB)

Abstract

Dampak kurang gizi sangatlah luas, maka diperlukan upaya penanganan gizi kurang pada anak.Berkaitan dengan hal tersebut, telah dilakukan intervensi pemberian makanan tambahan pada anak.Agar pemberian makanan tambahan yang diberikan dapat diserap dengan sempurna, saluran cerna harus dalam keadaan sehat.Minuman probiotik merupakan salah satu pangan fungsional yang di dalamnya terdapat bakteri probiotik yang dapat meningkatkan kesehatan pencernaan.Di dalam usus besar sisa-sisa makanaan yang tidak dicerna difermentasi olah bakteri usus menghasilkan asam lemak rantai pendek (Short-chain fatty acids) yang bermanfaat untuk kesehatan usus dan memungkinkan untuk mengurangi resiko kanker kolon rektal.Hampalam (Mangifera sp) merupakan buah spesifik Kalimantan Selatan yang merupakan sejenis buah mangga, tetapi ukurannya lebih kecil.Namun sayang, produksi yang melimpah belum diikuti dengan pemanfaatan yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan Bakteri Asam Lakta pada minuman probiotik sebagai bahan alternatif meningkatkan kesehatan saluran cerna anak gizi kurang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen. Data yang diharapkan yaitu kadar asam laktat, mutu organoleptic, dan kelayakan finansial minuman probiotik buah kasturi. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan program computer, dan uji statistic menggunakan uji beda.Manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan altarnatif dalam menanggulangi masalah gizi kurang, khususnya di Provinsi Kalimantan Selatan dan secara umum di seluruh Indonesia. Selain itu penelitian ini juga diharapkan meningkatkan pemanfaatan buah kasturi sebagai buah khas Kalimantan Selatan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa kadar asam laktat pada minuman probiotik hampalam yang diinokulasi dengan kultur murniadalah sebesar 0,67%, sedangkan kadar asam laktat pada minuman probiotik hampalam yang diinokulasi dengan kultur adaptasi adalah sebesar 0,33%. Terdapat perbedaan yang nyata pada kandungan asam laktat minuman probiotik hampalam yang diinokulasi dengan inokulum yang berbeda (p=0,000, α=0,01). Terdapat perbedaan yang nyata (α=0,05) pada mutu organoleptik warna, aroma dan kekentalan minuman probiotik hampalam yang diinokulasi dengan inokulum berbeda, namun tidak ada perbedaan yang nyata (α=0,05) pada mutu organoleptik rasa minuman probiotik hampalam yang diinokulasi dengan inokulum yang berbeda. Biaya produksi minuman probiotik hampalam adalah sebesar Rp 2.811,50/kemasan dengan harga jual Rp 5.000,00. Nilai B/C Ratio 1,78 Kata Kunci : Hampalam, Minuman Probiotik, Kultur Murni L. Bulgaricus, Kultur Adaptasi
INTERVENSI POSTER “POKEZI” DAN EFEKTIVITASNYA PADA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU KONSUMSI PANGAN BERISIKO PADA SISWA KELAS X SMK PPN BANJARBARU Pitaloka, Anis Diah; Andrestian, Meilla Dwi; Anwar, Rosihan
Journal of Nutrition College Vol 13, No 3 (2024): Juli
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnc.v13i3.40815

Abstract

ABSTRACTBackround: The Riskesdas team (2018) reported that the proportion of risky consumption habits in adolescents aged 15-19 years which were more than 1 time per day was sweet food 52.30%, sweet drinks 63.67%, and food containing flavorings 73.29 % consumed more than once a day. Banjarbaru State SMK-PP students have poor food consumption habits. Thus, it is necessary to develop the poster media "Pokezi" and examine how effective it is on nutritional knowledge, attitudes, and risky food consumption behavior. Objective: This study aims to provide an intervention on the poster media "Pokezi" on differences in nutritional knowledge, attitudes, and risky food consumption behavior in class X students at SMK PP Negeri Banjarbaru, Banjarbaru City.Methods: This type of research is a quasi experiment. Members of the population are class X students of SMK PP Negeri Banjarbaru. Sampling in this study was non-probability sampling with purposive sampling technique. Each group of respondents was given time to fill out the pre-test and post-test questionnaires. Data analysis used the Wilcoxon signed test. Test the effectiveness of the media using the Kruskal Wallis test.Results: The results showed no significant difference α = 0.005 in the control group. Significantly different α = 0.005 in the Pokezi 1, 2, and 3 poster media experiencing changes in knowledge, attitudes, and risky food consumption behavior. Conclusions: Pokezi 3 shows the highest effectiveness for changing the mean rank of knowledge and behavior of 53.50 and 50.78. Pokezi 1 shows the highest effectiveness for changing the mean rank attitude of 51.38.Keywords: Knowladge of Nutrition; Attitudes; Behavior; Risky Food; Posters ABSTRAKLatar Belakang : Tim Riskesdas (2018) melaporkan bahwa, proporsi kebiasaan konsumsi berisiko pada remaja usia 15-19 tahun yang lebih dari sama dengan 1 kali per hari adalah makanan manis 52,30%, minuman manis 63,67%, dan makanan mengandung penyedap 73,29% yang dikonsumsi lebih dari sekali sehari. Siswa SMK-PP Negeri Banjarbaru memiliki kebiasaan konsumsi pangan yang kurang baik. Dengan demikian, perlu dikembangkan media poster “Pokezi” dan diteliti bagaimana efektivitasnya terhadap pengetahuan gizi, sikap, dan perilaku konsumsi pangan berisiko.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk memberikan intervensi media poster “Pokezi” pada perbedaan pengetahuan gizi, sikap, dan perilaku  konsumsi pangan berisiko pada siswa kelas X di SMK PP Negeri Banjarbaru, Kota Banjarbaru. Metode: Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment. Anggota populasi yaitu siswa kelas X SMK PP Negeri Banjarbaru.  Pengambilan sampel dalam penelitian ini secara non probability sampling dengan teknik purposive sampling. Setiap kelompok responden diberikan waktu mengisi kusioner pre- test dan posttest. Analisis data menggunakan Wilcoxon signed test. Uji efektivitas media menggunakan uji Kruskal Wallis.Hasil: Hasil penelitian menunjukan berbeda tidak nyata α = 0,005 pada kelompok kontrol.  Berbeda nyata α = 0,005 pada media poster Pokezi 1, 2, dan 3 mengalami perubahan terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku konsumsi pangan berisiko. Kesimpulan: Pokezi 3 menunjukan efektivitas tertinggi untuk perubahan mean rank pengetahuan dan perilaku sebesar 53,50 dan 50,78. Pokezi 1 menunjukan efektivitas tertinggi untuk perubahan mean rank sikap sebesar 51,38. Kata Kunci: Pengetahuan Gizi, Sikap, Perilaku, Pangan Berisiko, Poster
Pengenalan, Budidaya, dan Inovasi Produk Laktagogum Daun Torbangun di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan Andrestian, Meilla Dwi; Mas’Odah, Siti; Dewi, Zulfiana; Hapisah, Hapisah
Majalah Cendekia Mengabdi Vol 1 No 3 (2023): Majalah Cendekia Mengabdi
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/mcm.v1i3.178

Abstract

Pendahuluan: Peningkatan cakupan ASI dapat diupayakan melalui pengenalan produk laktagogum. Manfaat pengembangan produk yaitu sebagai sumber pendapatan, peningkatan kesejahteraan, kemandirian, dan cakupan ASI di wilayah kerja Puskesmas Astambul Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, khususnya di Desa Lok Gabang. Upaya tersebut diaplikasikan melalui keluarga anggota PKK yang dapat berperan sebagai agen perubahan di wilayahnya.Tujuan: Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengedukasi anggota PKK Desa Lok Gabang tentang penatalaksanaan pemberian ASI, pengenalan tanaman Torbangun sebagai laktagogum yang layak dibudidayakan, dan mengedukasi pengembangan produk daun Torbangun dan komersialisasinya.Metode: Metode yang dilaksanakan dalam kegiatan ini adalah edukasi dan praktik terkait pemberian ASI, budidaya tanaman Torbangun, dan praktik inovasi produk daun Torbangun serta upaya komersialisasinya. Kelompok sasaran adalah 15 orang anggota PKK yang akan menjadi agen perubahan di wilayah kerja Puskesmas Astambul, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Hasil: Meskipun secara statistik tidak signifikan, kegiatan telah berhasil memperbaiki pengetahuan, sikap, dan perilaku peserta dalam penatalaksanaan pemberian ASI, kemampuan budidaya tanaman Torbangun, dan inovasi produk daun Torbangun sebagai laktagogum. Simpulan: Kegiatan ini telah memberikan teori dan praktik untuk mendorong kesadaran pemberian ASI, budidaya tanaman laktagogum Torbangun, dan pengembangan produk olahan daun Torbangun.
STUDI MUTU KIMIA DAN DAYA TERIMA CHOCO MUFFIN DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG KULIT PISANG KEPOK (MUSA PARADISIACA L.) DAN TEPUNG DAUN SINGKONG (MANIHOT ESCULANTA CRANTZ) Afriyani, Herlina; Dewi, Zulfiana; Rahmani, Rahmani; Andrestian, Meilla Dwi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2024): SEPTEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i3.31739

Abstract

Sebagai penyakit yang kurangnya gejala dan keluhan yang jelas, hipertensi telah mendapatkan julukan “Pembunuh Diam-Diam” di antara gangguan metabolisme. Produk pangan fungsional dengan kalium dan flavonoid dapat diberikan kepada masyarakat untuk membantu mencegah atau mengobati hipertensi. Salah satunya adalah dengan mensubstitusi sumber kalium dan flavonoid lain pada produk chocolate muffin yaitu dengan tepung kulit pisang kepok dan tepung daun singkong. Pada bulan Maret dan April 2024, peneliti mulai membandingkan efek penggunaan tepung kulit pisang kepok vs tepung daun singkong sebagai substitusi dalam mufin cokelat, dengan fokus pada penerimaan dan kualitas kimianya. Menggunakan desain true experimental, penelitian ini bersifat eksperimental. Natrium dan kalium diukur dengan SSA di Balai Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSPJI) Banjarbaru, flavonoid dengan spektrofotometri uv-vis di Laboratorium FMIPA Universitas Lambung Mangkurat, dan daya terima dengan skala hedonik di Laboratorium Organoleptik Poltekkes Kemenkes Banjarmasin. Analisis kualitas kimia menggunakan Independent Sample T-Test, sedangkan uji daya terima menggunakan metode Friedman. Terdapat perbedaan daya terima (warna, aroma, tekstur, dan rasa) choco muffin “Kulpisong” dengan choco muffin kontrol, dan hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P3 merupakan perlakuan yang terbaik. Choco muffin dengan perlakuan optimal (P3) memiliki kandungan natrium sebesar 59,696 mg/Kg, kandungan kalium sebesar 3152,785 mg/Kg, dan kandungan flavonoid sebesar 39,167 mg/ml berdasarkan hasil uji kimia. Sementara itu, chocolate muffin kontrol memiliki kandungan natrium sebesar 60,485 mg/Kg, kalium sebesar 1993,195 mg/Kg, dan flavonoid sebesar 3,917 mg/ml menurut hasil uji kimia. Berdasarkan hasil uji kimia, jumlah kalium dan flavonoid pada choco muffin “Kulpisong” berbeda dengan choco muffin kontrol, namun kadar natriumnya tidak berbeda.
Pengaruh Formulasi Tepung Pisang Kepok (Musa Paradisiaca L.) Dan Mocaf Pada Mutu Kimia Dan Subjektif Cookies Piscaf Sebagai Produk Pangan Fungsional Antihipertensi Apriyani, Nursari Eka; Andrestian, Meilla Dwi; Mas’odah, Siti; Syainah, Ermina
Jurnal Penelitian Multidisiplin Bangsa Vol. 2 No. 1 (2025): Juni
Publisher : Amirul Bangun Bangsa Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpnmb.v2i1.449

Abstract

Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor satu secara global yang dapat menyerang siapa saja. Salah satu faktor penyebab hipertensi adalah tingginya asupan natrium dan rendahnya asupan kalium. Tepung pisang kepok dan mocaf merupakan bahan pangan bebas gluten dan kaya akan kalium, sehingga dapat digunakan sebagai produk pangan fungsional antihipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh formulasi tepung pisang kepok (Musa Paradisiaca L.) dan mocaf pada mutu kimia dan subjektif cookies Piscaf sebagai produk pangan fungsional antihipertensi. Metodologi dalam penelitian ini adalah pembuatan cookies dengan formulasi perlakuan beserta parameter pengujian analisis proksimat, kadar kalium, dan analisis organoleptik. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah perbedaan perbandingan antara tepung pisang kepok dan tepung mocaf yaitu P0 (0:100), P1 (70:30), P2 (80:20), dan P3 (90:10). Analisis data menggunakan analisis Friedman, Kruskal Willis, dan One Way ANOVA pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan tepung pisang kepok dan tepung mocaf signifikan terhadap lemak dan karbohidrat dan uji organoleptik secara keseluruhan, kecuali tekstur. Perbandingan tepung pisang kepok dan tepung mocaf P2 (80:20) terpilih sebagai perlakuan paling disukai yang memiliki kandungan kadar air 4,785%, kadar abu 1,65%, kadar protein 4,08%, kadar lemak 24,78%, karbohidrat 64,71% dan kadar kalium 11949,55% dengan deskripsi berwarna cokelat, sedikit beraroma pisang kepok, dan bertekstur rapuh. Selanjutnya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai cara pengolahan tepung pisang kepok agar menghasilkan warna yang cerah sehingga dapat diterima oleh panelis.
FORMULASI ODENG DARI IKAN BANDENG (Chanos chanos) SEBAGAI PRODUK ALTERNATIF TINGGI PROTEIN DAN KALSIUM UNTUK BALITA STUNTING Ilham, Verien Raodhatul; Dewi, Zulfiana; Andrestian, Meilla Dwi; Syainah, Ermina
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.49529

Abstract

Stunting merupakan masalah gizi kronis pada balita yang disebabkan oleh asupan gizi yang tidak adekuat, terutama protein dan kalsium. Ikan bandeng (Chanos chanos) memiliki potensi sebagai sumber protein dan kalsium karena kandungan gizi pada daging dan tulangnya. Inovasi produk makanan seperti odeng berbahan dasar ikan bandeng dapat menjadi alternatif intervensi gizi bagi balita stunting. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan desain post-test only control group design. Terdapat tiga perlakuan (P1, P2, P3) dan satu kontrol (P0) dengan variasi proporsi ikan bandeng dan tepung tapioka. Uji organoleptik dilakukan terhadap semua formulasi untuk menentukan perlakuan terbaik menggunakan skala hedonik. Perlakuan terbaik dan kontrol diuji lebih lanjut kandungan protein (metode Kjeldahl) dan kalsium (metode AAS). Data dianalisis menggunakan uji Friedman dan uji t-test independen.Perlakuan P1 (75% ikan bandeng: 25% tepung tapioka) merupakan formulasi terbaik dengan nilai efektivitas 1,00 dan tingkat kesukaan panelis tertinggi (rata-rata rasa 3,97, tekstur 4,07). Kadar protein P1 sebesar 16,08%, lebih tinggi dibanding kontrol (12,28%). Kadar kalsium P1 mencapai 102,07 mg/kg, sedangkan kontrol hanya 18,89 mg/kg. Terdapat pengaruh signifikan (p<0,05) penambahan ikan bandeng terhadap kadar protein, kalsium, serta tingkat kesukaan panelis.