Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Karakteristik Mikrobiologi (ALT, E. Coli dan Salmonella) pada Produk Hasil Perikanan di BPMHP Semarang Ayu Sulistiani; Hafiludin Hafiludin
Juvenil Vol 3, No 1 (2022)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v3i1.15342

Abstract

ABSTRAKIkan merupakan salah satu bahan pangan yang masuk dalam golongan bahan yang mudah rusak (Perishable food), karena di dalam daging ikan banyak terkandung air dan protein yang cukup tinggi, sehingga dapat mempercepat perkembangbiakan mikroorganisme apabila tidak ditangani dengan benar. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengujian Mutu Hasil Perikanan (BPMHP) Semarang dari tanggal 5 Januari sampai 5 Februari 2022 dengan tujuan mengetahui mutu mikrobiologis pada produk hasil perikanan berupa udang beku dan rajungan pasteurisasi dalam kaleng. Parameter uji yang dilakukan terdiri atas uji total mikroba, uji E.coli dan uji Salmonella pada udang beku dan rajungan pasteurisasi dalam kaleng. Hasil penelitian menunjukan pada udang beku memiliki nilai ALT sebesar 131,36 x 102 kol/gram E.coli 3 APM/gram, Salmonella negatif dan masih memenuhi standar mutu mikrobiologi SNI 2705: 2014. Hasil uji pada rajungan pasteurisasi dalam kaleng memiliki nilai ALT 2500 kol/gram E.coli 3 APM/gram, Salmonella negatif dan masih memenuhi standar mutu mikrobiologi SNI 6929: 2016. Produk udang beku dan rajungan kaleng pada BPMHP Semarang masih aman untuk dikonsumsi.Kata kunci: Udang beku, Rajungan pasteurisasi dalam kaleng, ALT, E.coli dan SalmonellaABSTRACTFish is one of the foodstuffs that fall into the category of perishable food because fish meat contains a lot of water and high enough protein, so it can accelerate the proliferation of microorganisms if not appropriately handled. This research was carried out at the Fishery Product Quality Testing Center (BPMHP) Semarang from January 5 to February 5, 2022, to know the microbiological quality of fishery products in the form of frozen shrimp and pasteurized crabs in cans. The test parameters consisted of a comprehensive microbial test, an E.coli test and a Salmonella test on frozen shrimp and canned crab. The result showed that ALT value of frozen shrimp was 131.36 x 102 col/gram, E.coli 3 APM/gram, Salmonella was negative and still meets the microbiological quality standard of SNI 2705: 2014. The test results on canned crab have ALT value 2500 col/gram E.coli 3 APM/gram, Salmonella was negative and still meets the microbiological quality standard of SNI 6929: 2016. Frozen shrimp and canned crab products at BPMHP Semarang were still safe for consumption.Keywords: Frozen shrimp, canned crab, ALT, E.coli and Salmonella
Pemanfaatan Ekstrak Gracilaria sp. dari Perairan Pamekasan sebagai Antioksidan Ayu Nadila Insani; Hafiludin Hafiludin; Adyos Bobby Chandra
Juvenil Vol 3, No 1 (2022)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v3i1.14783

Abstract

ABSTRAKRumput laut merupakan salah satu sumber daya alam hayati laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan memiliki peranan ekologis serta memiliki banyak manfaat, salah satunya yaitu sebagai antioksidan alami karena mengandung senyawa bioaktif yang berfungsi untuk menangkal radikal bebas. Salah satu rumput laut yang berpotensi dikembangkan dalam bidang farmasi yaitu Gracilaria sp. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan proksimat, kandungan bioaktif dan aktivitas antioksidan dari rumput laut Gracilaria sp. Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap yaitu: preparasi rumput laut, analisis proksimat, analisis fitokimia dan uji aktivitas antioksidan yang dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Laut, Universitas Trunojoyo Madura. Kandungan proksimat dari rumput laut Gracilaria sp. kaya akan kadar air dan abu dalam bentuk segar dan kering, sedangkan jumlah lemak dan proteinnya sangat rendah. Senyawa bioaktif dalam rumput laut Gracilaria sp. mengandung saponin, steroid dan fenol hidrokuinon.  Rumput laut Gracilaria  sp. mempunyai aktivitas antioksidan terbaik dengan pelarut metanol dengan IC50 sebesar 308,19 ppm. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rumput laut Gracilaria sp. mempunyai potensi untuk dikembangkan dalam bidang farmakologi dan pangan fungsional. Kata Kunci: Antioksidan, bioaktif, Gracilaria sp. proksimat. ABSTRACTSeaweed is one of the marine biological natural resources that has high economic value and has an ecological role and has many benefits, one of which is as a natural antioxidant because it contains bioactive compounds that function to ward off free radicals. One of the seaweeds that has the potential to be developed in the pharmaceutical sector is Gracilaria sp. This study aimed to analyze the proximate content, bioactive content and antioxidant activity of seaweed Gracilaria sp. The research was carried out in several stages, namely: seaweed preparation, proximate analysis, phytochemical analysis and antioxidant activity tests carried out at the Marine Biotechnology Laboratory, University of Trunojoyo Madura. Proximate content of seaweed Gracilaria sp. rich in ash content in fresh and dry form, while the amount of fat and protein is very low. Bioactive compounds in seaweed Gracilaria sp. contains saponins, steroids and phenol hydroquinone. Seaweed Gracilaria sp. has the best antioxidant activity with methanol solvent with IC50 of 308,19 ppm. The results of this study indicate that the seaweed Gracilaria sp. has the potential to be developed in the fields of pharmacology and functional food.Keywords: Antioxidant, bioactive, Gracilaria sp., proximate.
Pemanfaatan Ekstrak Rumput Laut (Eucheuma cottonii) Dari Perairan Sumenep Sebagai Antioksidan Tartila Syafitri; Hafiludin Hafiludin; Adyos Bobby Chandra
Jurnal Kelautan Vol 15, No 2: Agustus (2022)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v15i2.14905

Abstract

ABSTRACTSeaweed is a plant that has the potential to be cultivated and has many benefits, one of which is as a natural antioxidant because it contains bioactive compounds that function to ward off free radicals. One of the seaweeds that has the potential to be developed is Eucheuma cottonii.  This study aimed to analyze the proximate content, bioactive content and antioxidant activity of Eucheuma cottonii seaweed.  This research was carried out in several stages, namely: seaweed preparation, proximate analysis, phytochemical analysis, and antioxidant activity tests carried out at the Marine Biotechnology Laboratory, Trunojoyo University Madura.  The proximate content of Eucheuma cottonii seaweed is rich in water content in fresh form and rich in ash content in dry form, while the total fat content and protein content are very low.  Bioactive compounds in Eucheuma cottonii seaweed are alkaloids, flavonoids, triterpenoids, and saponins.  Eucheuma cottonii seaweed has the best antioxidant activity with methanol as a solvent with an IC50 of 757.05 ppm.  The results of this study indicate that Eucheuma cottonii seaweed has the potential to be developed in the functional food sector.Keywords: antioxidant, bioactive, Eucheuma cottonii, proximate.ABSTRAKRumput laut merupakan salah satu tanaman tingkat rendah yang berpotensi untuk dibudidayakan dan mengandung senyawa bioaktif dengan aktivitas antioksidan alami untuk menangkal radikal bebas. Salah satu jenis rumput laut yang berpotensi dikembangkan yaitu Eucheuma cottonii. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan proksimat, kandungan bioaktif dan aktivitas antioksidan dari rumput laut E. cottonii. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu: preparasi rumput laut, analisis proksimat, analisis fitokimia, dan uji aktivitas antioksidan yang dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Laut, Universitas Trunojoyo Madura. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan proksimat dari rumput laut E. cottonii kaya akan kadar air dalam bentuk segar dan kaya akan kadar karbohidrat dalam bentuk kering. Senyawa bioaktif yang terdeteksi dalam rumput laut E. cottonii yaitu alkaloid, flavonoid, triterpenoid, dan saponin. Rumput laut E. ottonii  mempunyai aktivitas antioksidan terbaik dengan pelarut metanol dengan IC50 sebesar 757,05 ppm. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rumput laut Eucheuma cottonii mempunyai potensi untuk dikembangkan dalam bidang pangan fungsional.Kata Kunci: antioksidan, bioaktif, Eucheuma cottonii, proksimat.
Nilai Organoleptik (Sensori dan Bobot Tuntas) Produk Perikanan di Balai Pengujian Mutu Hasil Perikanan (BPMHP) Semarang Jawa Tengah Ike Hidhayatul Sholehah; Hafiludin Hafiludin
Juvenil Vol 3, No 3 (2022)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v3i3.16855

Abstract

ABSTRAKProduk perikanan segar khususnya ikan mengalami kemunduran kualitas yang cepat sehingga ikan termasuk produk yang mudah rusak (high perishable food), karena kandungan air dan protein yang cukup tinggi yang sangat mendukung aktivitas mikroorganisme dan enzimatis dalam daging ikan sehingga dibutuhkan penanganan dan pengolahan yang tepat. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengujian Mutu Hasil Perikanan (BPMHP) Semarang dari tanggal 5 Januari-7 Februari 2022 dengan tujuan menentukan mutu organoleptik pada produk hasil perikanan berupa udang segar, rajungan kaleng, dan ikan dalam kaleng (sarden). Parameter uji yang dilakukan terdiri atas sensori dan bobot tuntas. Nilai rata-rata sensori udang segar dan rajungan kaleng sama, yaitu 7,4; sedangkan pada ikan dalam kaleng (sarden) didapatkan nilai rata-rata lebih rendah yaitu 7,2. Semua sampel masih aman untuk dikonsumsi dengan nilai sensori di atas standar pada SNI 01-2728.1:2006 udang segar, SNI 6929:2016 rajungan kaleng, dan SNI 8222:2016 ikan dalam kaleng (sarden) yaitu minimal 7. Hasil bobot tuntas udang segar didapatkan sebesar 37,55%, rajungan kaleng sebesar 85,72%, dan ikan dalam kaleng (sarden) sebesar 55,84%. Nilai bobot tuntas pada ketiga sampel yang memenuhi syarat mutu yaitu ikan dalam kaleng (sarden) sesuai dengan SNI 8222:2016.Kata kunci: Udang segar, rajungan kaleng, sarden, sensori, bobot tuntasABSTRACTFresh fishery products, especially fish, experience rapid deterioration in quality so fish are highly perishable food products, due to the high water and protein content which strongly supports microorganism and enzymatic activity in fish meat, so proper handling and processing are required. This research was conducted at the Fisheries Product Quality Testing Center (BPMHP) Semarang from January 5-7 February 2022 to determine the organoleptic quality of fishery products in the form of fresh shrimp, canned crabs, and canned fish (sardines). The test parameters carried out consisted of sensory and complete weight. The average sensory value of fresh shrimp and canned crab was the same, namely 7.4; while in canned fish (sardines) the average value is lower, namely 7.2. All samples are still safe for consumption with sensory values above the standard in SNI 01-2728.1:2006 for fresh shrimp, SNI 6929:2016 canned crabs, and SNI 8222:2016 canned fish (sardines) which is at least 7. The result of the complete weight of fresh shrimp is obtained by 37.55%, canned crabs by 85.72%, and canned fish (sardines) by 55.84%. The complete weight value of the three samples that met the quality requirements, namely fish in cans (sardines) under SNI 8222:2016.Key words: Fresh shrimp, canned crabs, canned fish (sardines), sensory test, and complete weight test
Manajemen Pemberian Pakan Pada Pembesaran Ikan Lele Mutiara (Clarias gariepinus) di Karamba Tancap Balai Benih Ikan Pamekasan Layla Regita Cahyani; Hafiludin Hafiludin
Juvenil Vol 3, No 2 (2022)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v3i2.15915

Abstract

 ABSTRAK Manajemen pemberian pakan merupakan faktor utama yang paling penting untuk menciptakan keberhasilan dalam suatu budidaya perikanan. Tujuan penelian ini adalah; (1) mengetahui tentang manajemen pemberian pakan pada pembesaran ikan lele mutiara di karamba tancap (FR, FCR, dan SR). (2) Mengetahui tentang kualitas air (suhu, DO, pH, dan kecerahan). Metode penelitian yaitu melakukan pemberian pakan, penimbangan sampel dan pengecekan kualitas air (pH, suhu, DO, dan kecerahan). Perlakuan pemberian pakan, dan pengecekan kualitas air dilakukan selama 22 hari, dan penimbangan sampel dilakukan selama 2 minggu sekali untuk menentukan FR. Hasil FR pada minggu pertama 960 g, dan minggu kedua 1.432 g. Nilai FCR selama kurang lebih 22 hari dengan FR 3% mencapai sebesar 1,05 dengan jumlah pakan yang dihabiskan mencapai 33 kg, nilai SR 99%. Hasil analisa kualitas air yaitu nilai rata-rata suhu pada pagi hari 29,3oC dan pada sore hari 29,4oC, nilai rata-rata DO pada pagi hari 8 ppm dan pada sore hari 8,2 ppm, nilai rata-rata pH pada pagi dan sore hari 8,1, kecerahan mendapatkan hasil 39 cm. Hasil analisa kualitas air pada karamba tancap pembesaran ikan lele mutiara memenuhi persyaratan SNI 7550 : 2009.Kata kunci: Manajemen pakan (FR, FCR, SR) dan kualitas air (DO, pH, suhu, kecerahan)ABSTRACTFeeding management is the most important main factor to create success in a aquaculture. The purpose of this study is; (1) knowing about feeding management on pearl catfish enlargement in karamba tancap (FR, FCR, and SR). (2) knowing about water quality (temperature, DO, pH, and brightness). The research method is to feed, weigh samples and check water quality (pH, temperature, DO, and brightness). Feeding treatment, and water quality checking was carried out for 22 days, and sample weighing was carried out once every 2 weeks to determine FR. The FR yield in the first week was 960 g, and the second week was 1,432 g. The FCR value for approximately 22 days with FR 3% reached 1.05 with the amount of feed spent reaching 33 kg, the SR value was 99%. The results of the water quality analysis were the average temperature value in the morning 29,3oC and in the afternoon 29,4oC, the average DO value in the morning was 8 ppm and in the afternoon it was 8,2 ppm, the average pH value in the morning and evening was 8,1, the brightness gets a result of 39 cm. The results of the water quality analysis on the karamba tancap enlargement of pearl catfish meet the requirements of SNI 7550: 2009. Keywords: Feed management (FR, FCR, and SR) and water quality (DO, pH, temperature and brightness) 
Manajemen Kualitas Air Pada Pembenihan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Di Balai Benih Ikan Teja Timur Pamekasan Putri Alfatika Indriati; Hafiludin Hafiludin
Juvenil Vol 3, No 2 (2022)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v3i2.15812

Abstract

ABSTRAKKualitas air merupakan salah satu indikator yang sangat mempengaruhi keberhasilan pembenihan ikan. Ikan nila (Oreochromis   niloticus) merupakan jenis ikan yang sangat potensial dan memiliki toleransi tinggi terhadap perubahan lingkungan perairan. Penelitian ini dilakukan selama 22 hari mulai 3 Januari-2 Februari 2022, dengan tujuan untuk mengetahui manajemen kualitas air pada pembenihan ikan nila (Oreochromis niloticus) di Balai Benih Ikan (BBI) Teja Timur Pamekasan. Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengukur parameter kualitas air yang meliputi derajat keasaman (pH), Dissolved Oxygen (DO), suhu dan kecerahan. Nilai rata-rata parameter kualitas air pada kolam 1 pembenihan ikan nila yaitu, nilai pH adalah 7,64, nilai DO adalah 8,5 mg/L, nilai suhu adalah 28,04°C dan nilai kecerahan berkisar 57 cm. Nilai rata-rata parameter kualitas air pada kolam 2 pembenihan ikan nila, yaitu nilai pH adalah 7,87, nilai DO adalah 8,62 mg/L, nilai suhu adalah 27,5°C dan nilai kecerahan berkisar 48,2 cm. Kualitas air pada kolam pembenihan ikan nila (Oreochromis niloticus) yang diperoleh menyatakan bahwa hasil pengukuran parameter kualitas air di Balai Benih Ikan Teja Timur Pamekasan sudah sesuai dengan penelitian sebelumnya dan Standar Nasional Indonesia.Kata kunci: ikan nila, Oreochromis niloticus, kualitas air pembenihan ikan nila.ABSTRACTWater quality is one of indicators that greatly affects the success of fish hatcheries. Tilapia (Oreochromis niloticus) is a type of fish that has great potential and high tolerance for changes in the aquatic environment. This research was conducted for 22 days from Januari 3 to February 2, 2022 with the aim of knowing the management of water quality in tilapia hatchery at Balai Benih Ikan Teja Timur Pamekasan. The data collection method was carried out by measuring water quality parameters which included acidity (pH), Dissolved Oxygen (DO), temperature and brightness. The average value of the water quality parameters in the first tilapia hatchery pond is, the pH value is 7,64, the DO value is 8,5 mg/L, the temperature value is 28,04°C, and the brightness value is 57 cm. The value of the water quality parameters in the second tilapia hatchery pond is, the pH value is 7,87, the DO value is 8,62 mg/L, the temperature value is 27,5°C, and the brightness value is 48,2 cm. The quality of the water in the tilapia (Oreochromis niloticus) hatchery pond obtained states that the results of measuring water quality parameters at Balai Benih Ikan (BBI) Teja Timur Pamekasan are in accordance with previous research and the Indonesian National Standard.Keywords: tilapia fish, Oreochromis niloticus, water quality of tilapia hatchery
Manajemen Kualitas Air Pada Pembenihan Ikan Lele Mutiara (Clarias gariepinus) di Balai Benih Ikan (BBI) Pamekasan Elfira Puspa Sugianti; Hafiludin Hafiludin
Juvenil Vol 3, No 2 (2022)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v3i2.15813

Abstract

ABSTRAKIkan lele merupakan jenis ikan yang memiliki tingkat pertumbuhan cepat serta mampu hidup di perairan dengan kondisi buruk. Penelitian ini dilakukan di Balai Benih Ikan (BBI) Pamekasan dari tanggal 3 Januari-2 februari 2022 dengan tujuan mengetahui pengukuran kualitas air pada pembenihan ikan lele mutiara (Clarias gariepinus). Pengukuran kualitas air pada pembenihan ikan lele mutiara (Clarias gariepinus) meliputi pH, suhu, DO (Dissolved Oxygen), dan kecerahan yang dilakukan pada 5 kolam pemijahan. Nilai pH yang dihasilkan berkisar 8,1-8,3, nilai suhu berkisar25,7-27,80C, nilai DO (Dissolved Oxygen) berkisar 8,5-8,7 mg/L, dan nilai kecerahan 25 cm. Hasil kualitas air pada kolam pemijahan ikan lele mutiara (Clarias gariepinus) relevan dengan penelitian sebelumnya dan sudah memenuhi standar baku mutu SNI.Kata kunci : Ikan lele mutiara, pembenihan dan kualitas airABSTRACTCatfish is a type of fish that has a fast growth rate and able to live in waters with bad conditions. This research was conducted at the Fish Seed Center (BBI) Pamekasan from January 3 to February 2, 2022 with the aim of knowing the measurement of water quality in the hatchery of pearl catfish (Clarias gariepinus). Measurements of water quality in pearl catfish hatcheries (Clarias gariepinus) including pH, temperature, DO (Dissolved Oxygen), and brightness were carried out in 5 spawning ponds. The resulting pH values ranged from 8.1-8.3, the temperature values ranged from 25.7-27.80C, the DO (Dissolved Oxygen) values ranged from 8.5-8.7 mg/L, and the brightness value was 25 cm. The results of water quality in spawning ponds of pearl catfish (Clarias gariepinus) are relevant to previous studies and SNI quality standards.Key words : Catfish, hatchery and water quality
Karakteristik Kimia (Kadar Air, TVB-N, dan Protein) pada Produk Perikanan di BPMHP Semarang Cindera Nur Hayati; Hafiludin Hafiludin
Juvenil Vol 4, No 1: Februari (2023)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v4i1.17389

Abstract

ABSTRAKProduk perikanan merupakan salah satu bahan pangan yang mudah rusak (Perishable food), karena memiliki kandungan protein dan air yang tinggi sehingga dapat menjadi media yang baik untuk pertumbuhan mikroba apabila tidak dilakukan penanganan dengan benar. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengujian Mutu Hasil Perikanan (BPMHP) Semarang dari tanggal 5 Januari – 5 Februari 2022 dengan tujuan menentukan karakteristik mutu kimiawi pada produk hasil perikanan berupa ikan asin, cumi-cumi beku, tepung ikan, udang vannamei beku dan rajungan kaleng beku. Parameter uji yang dilakukan terdiri atas uji kadar air pada cumi-cumi beku, ikan asin, dan tepung ikan, uji kadar TVB-N pada rajungan kaleng beku dan tepung ikan serta uji kadar protein pada udang vannamei beku, ikan asin, dan tepung ikan. Hasil penelitian menunjukan rata-rata kadar air pada ikan asin sebesar 23,68 ± 0,063%, pada cumi-cumi beku sebesar 81,89 ± 0,668%, dan pada tepung ikan sebesar 7,34 ± 0,061%. Rata-rata kadar TVB-N pada rajungan kaleng beku sebesar 29,18 ± 1,446 mgN/100g dan pada tepung ikan sebesar 134,43 ± 6,658 mgN/100g. Hasil uji protein mendapatkan rata-rata pada sampel ikan asin sebesar 36,71 ± 1,733%, pada udang vannamei beku sebesar 18,13 ± 0,134%, dan pada tepung ikan sebesar 58,37 ± 1,23%.Kata kunci: Produk perikanan, Kadar air, Kadar TVB-N, Kadar protein.ABSTRACTFishery products are one of the foodstuffs that are easily damaged because they have high protein and water content, so they can be a good medium for microbial growth if not handled properly. This research was conducted at the Fisheries Product Quality Testing Center (BPMHP) Semarang from January 5 to February 5, 2022. The aim of the research was determined chemical quality characteristicswith of fishery products in the form of salted fish, frozen squid, fish flour, frozen shrimp and frozen canned crab. The test parameters consisted of testing the water content of frozen squid, salted fish, and fish flour, the content of TVB-N on frozen canned crab and fish flour, and the protein content of frozen shrimp, salted fish, and fish flour. The results showed that the average water content in salted fish was 23,68 ± 0,063%, the frozen squid was 81,89 ± 0,668%, and the fish flour was 7,34 ± 0,061%. The average TVB-N content in frozen canned crab was 29,18 ± 1,446 mgN/100g and in fish flour was 134,43 ± 6,658 mgN/100g. The protein test results obtained an average of 36,71 ± 1,733% for salted fish, 18,13 ± 0,134% for frozen shrimp, and 58,37 ± 1,23% for fish flour. Key words: Fisheries product, Moisture content, TVB-N Content, Protein content.
Analisis mutu ikan kurisi dan swanggi hasil tangkapan nelayan di tempat pelelangan ikan Mayangan, Probollinggo: Analysis of the quality of japanese threadfin bream and red bigeye fish caught by fisherman at the Mayangan fish auction, Probolinggo Sari Mustika Wati; Hafiludin
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 26 No 1 (2023): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 26(1)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v26i1.42366

Abstract

Ikan kurisi dan swanggi merupakan ikan dengan hasil tangkapan melimpah dan diminati oleh masyarakat karena nutrisinya. Ikan cepat mengalami penurunan mutu yang disebabkan penanganan yang kurang baik. Mutu ikan akan berpengaruh pada penerimaan konsumen dan harga jualnya. Mutu ikan kurisi dan swanggi di tempat pelelangan ikan (TPI) Mayangan Probolinggo belum dilaporkan. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis karakteristik mutu ikan kurisi dan swanggi berdasarkan pengujian organoleptik, TVBN, nilai proksimat, dan angka lempeng total (ALT). Penelitian ini dilakukan dengan tahapan observasi, wawancara, pengambilan dan preparasi sampel, serta analisis karakteristik mutu. Teknik penanganan ikan kurisi dan swanggi di TPI Mayangan meliputi pembongkaran, penyortiran, pengangkutan, penimbangan, dan penjualan. Nilai organoleptik ikan kurisi dan swanggi pada beberapa indikator kenampakan mata, insang, lendir permukaan badan, daging, bau, dan tekstur masih sesuai dengan SNI. Kadar TVBN ikan kurisi sebesar 17,47±1,25 mg/100 g dan ikan swanggi sebesar 25,04±0,65 mg/100 g. Kadar proksimat berupa kadar air ikan kurisi dan swanggi berturut-turut sebesar 79,41±0,76% dan 79,17±0,88%. Kadar abu ikan kurisi sebesar 2,53±0,24% dan swanggi sebesar 1,34±0,24%. Kadar lemak ikan kurisi sebesar 1,50±0,40% dan swanggi sebesar 1,17±0,39%, Kadar protein kurisi sebesar 16,47±0,92% dan swanggi sebesar 18,50±1,17%. Pengujian mikrobiologi menggunakan ALT mendapatkan hasil sebesar 3,1x105 CFU/g pada ikan kurisi dan 3,4 x105 CFU/g pada ikan swanggi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ikan kurisi dan swanggi yang didaratkan di TPI Mayangan, memiliki kualitas mutu yang baik dan layak dikonsumsi.
Analisis Kadar Residu Antibiotik Kloramfenikol Pada Udang Vannamei (Litopenaeus Vannamei) Di Kabupaten Bangkalan Dengan Metode Elisa (Enzym Link Immunosorbent Assay) Jihan Mayang Sari; Hafiludin Hafiludin
Juvenil Vol 4, No 2: Mei 2023
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v4i2.18075

Abstract

ABSTRAKPenggunaan antibiotik pada budidaya udang masih dilakukan. Antibiotik yang sering digunakan yaitu kloramfenikol yang merupakan antibiotik berspektrum luas dalam aktivitas untuk melawan bakteri aerobik, anaerobik, dan fungi. Tujuan dari peneltian ini adalah mengetahui adanya kandungan kloramfenikol dan mengetahui kadar kloramfenikol pada udang vannamei. Metode yang digunakan yaitu metode ELISA (Enzym link immunosorbent assay) untuk menganalisis kandungan dan kadar kloramfenikol pada udang vannamei. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu terdapat kandungan kloramfenikol pada semua sampel udang vannamei dengan perubahan warana menjadi kuning. Kadar residu yang diperoleh dari Kwanyar sebesar 0,006 ppb, Sepulu sebesar 0,027 ppb dan Socah sebesar 0,014 ppb. Hal ini menunjukkan bahwa udang vannamei di tiga lokasi tersebut masih aman untuk dikonsumsi dan di ekspor karena tidak melebihi BMR yang ditetapkan SNI 01- 6366-2000 yaitu sebesar 0,01 ppm dan Uni Eropa sebesar 0,3 ppb.Kata Kunci: Antibiotik, Kloramfenikol, Udang vannamei, ELISAABSTRACTThe use of antibiotics in shrimp cultivation is still being carried out. The most commonly used antibiotic is chloramphenicol. Chloramphenicol is a broad-spectrum antibiotic with activity against aerobic, anaerobic, and fungal bacteria. The purpose of this study was to determine the content of chloramphenicol and to determine the levels of chloramphenicol in vannamei shrimp. The ELISA (Enzyme link immunosorbent assay) to analyze the content and levels of chloramphenicol in vannamei shrimp. The results obtained were that there was chloramphenicol content in all vannamei shrimp samples with a change in color to yellow. The residual level obtained from Kwanyar was 0,006±0,0044 ppb, Sepulu was 0,027±0,0172 ppb and Socah was 0,014±0,0026 ppb. It can be concluded that vannamei shrimp in the three locations are still safe for consumption and export because they do not exceed the BMR set by SNI 01-6366-2000 which is 0,01 ppm and the European Union is 0,3 ppb.Keywords: Antibiotics, Chloramphenicol, Vannamei Shrimp, ELISA