Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Pelatihan Pembuatan Puding Labu Siam (Sechium Edule Sw) untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi di Masyarakat Pengkol, Kab. Sukoharjo Anggraini, Truly; Mursiany, Anita; Riadhi, Gregie Reisang; Jannah, Naela Nur; Perdana, Alvia Putri Zarra
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 5 No 4 (2023): Jurnal Peduli Masyarakat: Desember 2023
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v5i4.2196

Abstract

Angka kejadian penyakit hipertensi di Indonesia cukup tinggi. Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang dapat menyebabkan kematian. Kepatuhan masyarakat dalam mengkonsumsi obat hipertensi rendah. Obat tradisional bisa digunakan sebagai upaya untuk menurunkan atau mengkontrol tekanan darah. Bahan alam yang terbukti efektif untuk menurunkan tekanan darah adalah labu siam. Labu siam mudah di temukan di masyarakat desa pengkol kabupaten sukoharjo. Tujuan pengabdian masyarakat untuk memberikan informasi manfaat labu siam dalam menurunkan tekanan darah dan memberikan alternative pengolohan makanan yang bernilai jual tinggi. Metode pelaksanaan pada pengabdian ini dimulai dengan medical chek up tekanan darah peserta, penyampaian materi tentang penyakit hipertensi, dan demonstrasi pembuatan pudding labu siam, kemudian di lanjutkan sesi tanya jawab dengan peserta yaitu ibu-ibu PKK desa pengkol sejumlah 34 orang. Hasil kegiatan medical chek up tekanan darah peserta adalah pra hipertensi sebanyak 44,11%, hipertensi tahap 1 sebanyak 23,52%, hipertensi tahap 2 sebanayak 20,58% dan tekanan darah normal sebanyak 11,76%. Hasil kegiatan chek kolesterol peserta menunjukkan kolesterol tinggi sebanyak 73.52% dan kolesterol normal sebanyak 26,48%. Hasil kegiatan penyampaian materi dan demonstrasi pembuatan produk dinyatakan tercapai. Evaluasi kegiatan dilakukan melalui pengisian soal pre test dan post test dan hasilnya diketahui dengan adanya peningkatan pengetahuan peserta. Pengetahuan peserta dilakukan pengukuran menggunakan pre test dan post test. Hasil post test peserta lebih dari 80% memiliki pengetahuan baik setelah peryuluhan.
Deodoran Spray Sewangi (Serai Wangi (Cymbopogon nardus L.)) untuk Mengatasi Dampak Sosial Bau Badan di Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo Anggraini, Devina Ingrid; Semartini, Atur; Mursiany, Anita; Rahmawati, Nabila Lutfi; Trihana, Arisa; Jeany, Agnestya Indria; Prahasti, Imaniar Dinar Kusuma; Putri, Fransisca Elva Murti; Hidayah, Dinda Nurul
Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma Vol 5 No 2 (2024): Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma
Publisher : LPPM Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jakw.v5i2.404

Abstract

Suhu udara panas dan kering saat ini sedang terjadi di Indonesia sehingga memicu pengeluaran keringat berlebih. Pengeluaran keringat bertujuan untuk menjaga kestabilan suhu pada tubuh. Bau badan merupakan salah satu masalah kesehatan yang dapat mengganggu hubungan sosial dengan seseorang. Serai wangi (Cymbopogon nardus L) diketahui memiliki senyawa saponin, flavonoid, dan sitral yang mempunyai aktivitas antibakteri. Hal ini membuat serai wangi dapat digunakan sebagai bahan formulasi deodoran. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberi edukasi kepada masyarakat desa Cemani terkait pemanfaatan minyak serai wangi menjadi deodoran spray untuk mengatasi bau badan.Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dengan metode pemaparan materi dan workshop pembuatan deodoran spray dengan bahan alam minyak serai wangi. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat dikatakan bahwa kegiatan dapat meningkatkan pengetahuan peserta tentang formulasi minyak sereh sebagai deodoran spray dalam mengatasi bau badan, meningkatkan nilai tambah ekonomi serai wangi sebagai minyak atsiri yang mampu menunjang dan meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat. Tim pengabdian kepada Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional juga menunjukkan perbedaan serai wangi dengan serai dapur. Kemampuan peserta dalam menjawab soal pretest dan posttest juga meningkat sehingga menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan peserta antara sebelum dengan sesudah pemberian penyuluhan. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon diketahui bahwa nilai sig. <0,005 artinya ada pengaruh pemberian edukasi dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Hal tersebut ditunjukkan dengan peningkatan nilai posttest.
TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG SWAMEDIKASI DI DESA KURIPAN KIDUL PEKALONGAN SELATAN Agustin, Melina; Mursiany, Anita
BENZENA Pharmaceutical Scientific Journal Vol 1, No 01 (2022): BENZENA Pharmaceutical Scientific Journal
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/benzena.v1i01.2079

Abstract

ABSTRACT Self-medication or often referred to as self-medication is a way to get healing from a disease, among others, by going to a doctor or trying to treat it yourself. The reason for doing this research is because it looks at the factors that make self-medication activities high since the Covid-19 in Indonesia. People have a high enough sense of fear to visit a hospital or clinic because it is considered a place that has the potential to spread the Corona virus which makes people prefer to do self-medication to treat the disease they are experiencing. The purpose of this study was to determine the level of community knowledge about self-medication in Kuripan Kidul Village, South Pekalongan. This research is a non- experimental research conducted in Kuripan Kidul Village, South Pekalongan. The study was conducted with a cross-sectional design with the sampling technique used is simple random sampling (Simple Random Sampling). Respondents who took part in this study had to meet the inclusion criteria, namely all residents of Kuripan Kidul Village, South Pekalongan, aged > 18 years, respondents who were involved in this study wanted to sign informed consent and had done self-medication and exclusion criteria were working as medical personnel or other health workers. The results of the research that has been done regarding the level of knowledge of self-medication in the village of Kuripan Kidul Pekalongan Selatan, respondents with good knowledge are 75.76%, respondents with sufficient knowledge are 21.21%, and respondents with less knowledge are 3.03%. Keywords: Self-medication1, Knowledge2
Gambaran Terapi Obat Pada Pasien Positif Covid-19 di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Anggraini, Truly Dian; Mursiany, Anita; Faisyal, Jont; Millenia, Rani
Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol 6, No 1 (2025): Januari
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/lf.v6i1.23243

Abstract

Angka kejadian pasien terkonfirmasi positif COVID-19 mengalami peningkatan. BPOM telah menerbitkan panduan penatalaksanaan berupa informatorium Obat COVID-19 di Indonesia. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui terapi obat yang digunakan pada pasien terkonfirmasi positif COVID-19 sedang di rawat inap di RSUD Dr. Moewardi pada tahun 2022. Merupakan penelitian deskriptif non eksperimental dengan pengambilan data secara retrospektif dari rekam medis pasien. Sampel pada penelitian ini sebanyak 82 pasien adalah semua pasien COVID-19 derajat keparahan sedang hingga derajat keparahan berat yang menjalani perawatan rawat inap di  RSUD Dr. Moewardi pada periode Februari – Juli 2022. Analisis data dengan rancangan deskriptif non-analitik, kemudian disajikan dalam bentuk prosentase. Hasil penelitian golongan obat yang digunakan yaitu antivirus sebanyak 100% dan antibiotik sebanyak 58,54%. Semua pasien mendapatkan vitamin dan mineral (vit C, vit d, dan Zink) sebanyak 100%. Obat tambahan yang diberikan sesuai dengan gejala penyakit adalah acetil sistein (98,78%), Enoxaparine (63,41%), Paracetamol (24,39%), omeprazole (17,07%), ranitidine (14,63%), VIP albumin (8,54%), sucralfate (7,32%), curcuma (7,72%), ondansetron (3,66%), metamizole (3,66%), dexametason (3,66%), metoclopropamide (2,44%), attapulgite (2,44%), ketorolac (2,44%), antasida (1,22%), lansoprazole (1,22%), lactulose (1,22%), codein (1,22), heparin (1,22%), asam tranexamat (1,22%), colchicine (1,22%), CaCO3 (1,22%) dan dimenhydrinate (1,22%).
Lansia sadar DMT2 melalui pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu dan edukasi manajemen perawatan diri Umboro, Recta Olivia; Bimmaharyanto S., Dedent Eka; Ningrum, Dwi Monika; Aprliany, Fitri; Mursiany, Anita; Hastuti, Hilda
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 4 (2024): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i4.26977

Abstract

AbstrakPenduduk lanjut usia merupakan kelompok yang memiliki faktor risiko tinggi untuk mengalami gangguan kesehatan, salah satunya yaitu Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2). Untuk mengatasi kurangnya pemahaman lansia terhadap terkait deteksi dini dan manajemen perawatan diri pada DMT2 maka diadakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat pada hari Sabtu, 5 November 2022 bertempat di Desa Batu Asak,Praya Barat, Lombok Tengah, NTB.Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan informasi dan pemahaman terkait DMT2 dalam upaya meningkatkan kesadaran pentingnya deteksi dini pada lansia dan manajemen perawatan diri DMT2. Sasaran pada kegiatan ini adalah masyarakat usia dewasa dan lansia. Kegiatan ini menggunakan metode fasilitasi melalui edukasi, dialog dan berbagi cerita berdasarkan pengalaman masyarakat serta pemeriksaan kadar gula darah sewaktu. Evaluasi dilakukan dengan metode pretest dan posttest. Kegiatan dihadiri oleh 27 peserta dengan rentang usia 25 tahun – lebih dari 60 tahun. Hasil evaluasi menunjukkan nilai rata-rata pretest sebesar 38.00 dan nilai rata-rata untuk post test sebesar 73.00. Kesimpulan dari kegiatan ini yaitu terjadi peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya deteksi dini dan manajemen perawatan diri DMT2 pada lansia yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan persentase nilai evaluasi setelah perlakuan sebesar 92.11%. Kata kunci: diabetes melitus tipe 2; lansia; manajemen perawatan diri Abstract Type 2 diabetes mellitus (T2DM) is one of the health issues that the aged population is particularly susceptible to. At Batu Asak Village, West Praya, Central Lombok, NTB, a community service activity was conducted on Saturday, November 5, 2022, to address the older population's ignorance about early identification and self-care management in type 2 diabetes.This program aims to raise awareness of the significance of early detection in the elderly and self-care management of type 2 diabetes by disseminating information about the disease. This exercise is intended for adults and senior citizens. This activity employs a facilitation approach that includes blood sugar testing, teaching, discussion, and the sharing of anecdotes based on the community's experiences. Pretest and posttest techniques were used for evaluation. Twenty-seven people, ranging in age from 25 to over 60, participated in the exercise. According to the evaluation results, the average pretest score was 38.00, and the average posttest score was 73.00. As evidenced by a 92.11% increase in the percentage of evaluation scores following treatment, the activity concludes that there is a greater level of community knowledge and awareness regarding the significance of early detection and self-care management of type 2 diabetes in the elderly. Keywords: elderly; self-care management; type 2 diabetes mellitus
Evaluasi Penyimpanan Obat Di Apotek K-24 Setiabudi Solo Mursiany, Anita; Wahyu Ichsanudin, Muhammad; Adiningsih, Retnowati
SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional Vol. 4 No. 2 (2025): SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional
Publisher : LPPM Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62018/sitawa.v4i2.153

Abstract

Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian yang dilakukan oleh apoteker yang telah berkembang dari product oriented menjadi patient oriented. Apotek memiliki fungsi pengelolaan sediaan farmasi terutama bagian penyimpanan. Penyimpanan di Apotek K-24 Setiabudi belum sesuai dengan FEFO sehingga ada obat kadaluarsa berdasarkan stock opname tahun 2024. Penyimpanan obat prekursor dan LASA masih berdekatan yang dapat berdampak terhadap keselamatan pasien yaitu pemberian obat yang tidak tepat. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi penyimpanan obat pada Apotek K-24 Setiabudi Solo dengan Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Tahun 2019 dan Peraturan Menteri Kesehatan No. 34 Tahun 2021 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Klinik. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional. Penelitian dilakukan pada tempat penyimpanan obat baik gudang maupun etalase display obat di Apotek K-24 Setiabudi Solo menggunakan lembar checklist pada semua bentuk sediaan dan semua golongan obat untuk mengetahui kesesuian penyimpanan dengan standar. Hasil checklist dipresentasikan dalam kategori nilai kriteria. Hasil penelitian ini menunjukkan kesesuaian untuk aspek sarana dan prasarana 78,6% masuk dalam kategori baik menggambarkan kelengkapan dan kelayakan sarana prasarana di apotek serta aspek penyimpanan 86,4% masuk kategori sangat baik menggambarkan kesesuaian sistem penyimpanan. Kedua hasil penelitian tersebut merupakan bukti bahwa penyimpanan obat telah sesuai dengan petunjuk teknis yang berlaku
Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Pelayanan Kefarmasian di Apotek Armada Kabupaten Wonogiri Geffi Audystivirani, Keysha; Mursiany, Anita
Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy) Vol. 14 No. 1 (2025): Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy), April 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional & Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.373013/0hh59e61

Abstract

Service quality is an essential element in the utilization of healthcare services. Evaluating good service quality not only focuses on the physical healing of diseases but also involves the attitude, knowledge, and skills of the staff in providing services. Moreover, effective communication, accurate information, politeness, punctuality, responsiveness, and the availability of adequate facilities and physical environment are equally important. This study employs a descriptive approach with a survey method, examining five dimensions of service quality: reliability, responsiveness, assurance, empathy, and tangible aspects. The population of this study includes all patients who redeem medications and healthcare products at Apotek Armada. Samples were selected using purposive sampling, with the sample size calculated using Cochran's formula, resulting in 385 samples collected in February 2024. The results showed that patient satisfaction levels at Apotek Armada for the reliability dimension were 85.17% (very satisfied), responsiveness 86.97% (very satisfied), assurance 87.39% (very satisfied), empathy 89.27% (very satisfied), and tangible aspects 84.75% (very satisfied). The average satisfaction across all dimensions was 86.71%, categorized as very satisfied. In conclusion, the level of patient satisfaction with pharmaceutical services at Apotek Armada is classified as very high.
ANALISIS SWAMEDIKASI OBAT ANALGETIK PADA PENDERITA SAKIT GIGI DI MASYARAKAT CEMANI KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO Mursiany, Anita; Nur Khasanah, Isna; dian anggraini, Truly
Jurnal Locus Penelitian dan Pengabdian Vol. 2 No. 8 (2023): Jurnal Locus Penelitian dan Pengabdian
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/locus.v2i8.1329

Abstract

Obat analgetik diketahui dapat mengurangi rasa nyeri yang disebabkan sakit gigi. Obat analgetik non narkotik bisa diperoleh di apotek dengan resep maupun tanpa menggunakan resep. Kemudahan dalam mengakses informasi di internet membuat masyarakat memilih untuk melakukan swamedikasi (pengobatan sendiri). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui swamedikasi penggunaan obat analgetik pada pasien sakit gigi di masyarakat cemani, kecamatan grogol, kabupaten sukoharjo. Penelitian menggunakan rancangan deskriptif observasional. Sampel penelitian dipilih secara purposive sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi, jumlah responden sebanyak 100 orang. Instrument penelitian ini menggunakan teknik wawancara terstruktur. Kriteria inklusi adalah responden berusia > 17 tahun, responden pernah menderita sakit gigi, dan responden membeli obat di apotek tanpa resep. Hasil dari penelitian jenis obat analgetik yang banyak digunakan adalah asam mefenamat sebanyak 36 %, paracetamol sebanyak 19 %, kalium diklofenak sebanyak 23 %, natrium diklofenak sebanyak 12 %, ibuprofen 7 %, asetosal 1%, dan obat kombinasi paracetamol dan kafein sebanyak 1 %.
PENETAPAN KADAR FLAVONOID TOTAL INFUSA RAMBUT JAGUNG MANIS (Zea mays Saccharata Sturt) MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS SECARA KOLORIMETRI Mursiany, Anita; Olivia Umboro, Recta; Dian Anggraini, Truly
Jurnal Locus Penelitian dan Pengabdian Vol. 2 No. 12 (2023): jurnal locus penelitian dan pengabdian
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/locus.v2i12.2354

Abstract

Rambut jagung manis selama ini dianggap sebagai limbah dan belum dimanfaatkan secara optimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak air rambut jagung muda umur 40 hari dan rambut jagung umur 60 hari mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, dan fenol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan total flavonoid pada infusa rambut jagung manis (Zea mays Saccharata Sturt). Metode penelitian yang digunakan adalah penentuan kadar flavonoid total yang dilakukan secara Spektrofotometri UV-Vis secara kolorimetri. Kandungan total flavonoid dalam (mgQE/g ekstrak) berturut-turut adalah 0,0061, 0,0047, 0,0085, dan dalam persen (%) 0,61, 0,47, 0,85. Sehingga dapat disimpulkan bahwa infusa rambut jagung manis (Zea mays Saccharata Sturt) mengandung senyawa flavonoid dan rata-rata kadar flavonoid total sebesar 0,0064 ± 0,0019 mgQE/g ekstrak dengan persentase sebesar 0,6433 ± 0,1921%.
TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG SWAMEDIKASI DI DESA KURIPAN KIDUL PEKALONGAN SELATAN Agustin, Melina; Mursiany, Anita
BENZENA Pharmaceutical Scientific Journal Vol 1 No 01 (2022): BENZENA Pharmaceutical Scientific Journal
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/benzena.v1i01.2079

Abstract

ABSTRACT Self-medication or often referred to as self-medication is a way to get healing from a disease, among others, by going to a doctor or trying to treat it yourself. The reason for doing this research is because it looks at the factors that make self-medication activities high since the Covid-19 in Indonesia. People have a high enough sense of fear to visit a hospital or clinic because it is considered a place that has the potential to spread the Corona virus which makes people prefer to do self-medication to treat the disease they are experiencing. The purpose of this study was to determine the level of community knowledge about self-medication in Kuripan Kidul Village, South Pekalongan. This research is a non- experimental research conducted in Kuripan Kidul Village, South Pekalongan. The study was conducted with a cross-sectional design with the sampling technique used is simple random sampling (Simple Random Sampling). Respondents who took part in this study had to meet the inclusion criteria, namely all residents of Kuripan Kidul Village, South Pekalongan, aged > 18 years, respondents who were involved in this study wanted to sign informed consent and had done self-medication and exclusion criteria were working as medical personnel or other health workers. The results of the research that has been done regarding the level of knowledge of self-medication in the village of Kuripan Kidul Pekalongan Selatan, respondents with good knowledge are 75.76%, respondents with sufficient knowledge are 21.21%, and respondents with less knowledge are 3.03%. Keywords: Self-medication1, Knowledge2