Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

TREE SPECIES DIVERSITY AND MANAGEMENT IN AGROFORESTRY POHPOHAN (Pilea melastomoides): THE CASE IN THE TRADITIONAL ZONE OF GUNUNG HALIMUN SALAK NATIONAL PARK, INDONESIA Permatasari, Adisti; Ananda Mosa, Sheikha; Winata, Bayu; Rusniarsyah, Lufthi; Peniwidiyanti, Peniwidiyanti; Izzbilhaq, Izzbilhaq
BIOTROPIA Vol. 31 No. 3 (2024): BIOTROPIA Vol. 31 No. 3 December 2024
Publisher : SEAMEO BIOTROP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11598/btb.2024.31.3.2281

Abstract

Article Highlights- Pohpohan (Pilea melastomoides) is the main commodity cultivated by using traditional agroforestry in the traditional zone of Gunung Halimun Salak National Park as a fresh vegetable.- There is a limited database of plant species diversity in the traditional zones, which is dynamic and needs further research.- This study found 54 tree species from 37 families with the dominant family being Rubiaceae.- Most farmers cultivated Pohpohan by conducting plant spacing, maintenance, and harvesting. Their income is USD 154 – 256/month. AbstractGunung Halimun Salak National Park (GHSNP) is Java's largest tropical mountain forest. GHSNP is still facilitating community grounds around GHSNP with the existence of a traditional zone. Pohpohan (Pilea melastomoides) is the primary commodity in the traditional zone cultivated by the local people around GHSNP. Pohpohan is planted using traditional agroforestry planting patterns. The traditional zone has a limited plant species diversity and management database, so further study is necessary. This study was conducted in the traditional zone of GHSNP, specifically at the agroforestry system in Tamansari Village, Bogor Regency. Data collection of tree diversity was conducted by establishing 25 plots. This study also interviewed 30 local farmers belonging to the Mandiri farmer group. There are 54 species from 37 families. Rubiaceae, Malvaceae, Fabaceae, and Phyllanthaceae families are the most common families. Pinus merkusii, Agathis dammara, and Maesopsis eminii have the highest important value index (IVI) values. Understorey and seedlings have a low category on H' due to the dominant planting of Pohpohan. Most respondents are people aged 35-55 (70%) with a farming area of 1000 m2. They cultivate Pohpohan by conducting plant spacing, plant maintenance (e.g., soil cultivation, weeding, fertilization), and harvesting. Most farmers conduct fertilization 9 times/year. Farmers produce 30.000-50.000 bunches/harvest. The price of a bunch of Pohpohan is 0,00054 USD. Their income is about 154 USD – 256 USD/month.
Tingkat Pemahaman Masyarakat di Semarang Tentang Bibit yang Tahan Hama dan Penyakit Haneda, Noor; Siregar, Ulfah J; Nurianti, Esti; Winata, Bayu; Sudrajat, Dede J; Pramisari, Yunita; Adam, Satria; Zidan, Mochammad; Ramadhan, Rafli
Buletin Dharmas Andalas Vol. 2 No. 2 (2025): Buletin Dharmas Andalas
Publisher : Departemen Budidaya Tanaman Perkebunan, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/bda.v2i2.39

Abstract

Sengon merupakan tanaman kehutanan yang sangat diminati karena memiliki nilai ekonomi dan ekologi yang tinggi. Disamping itu, sengon rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Namun, tidak semua masyarakat mampu mengatasi permasalahan tersebut. Oleh karena itu, diperlukan pelatihan untuk menganalisis tingkat pemahaman masyarakat dalam mengatasi serangan hama dan penyakit pada pohon sengon. Pelatihan ini dilakukan di Persemaian Permanen Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah pada tanggal 10 Juni 2024. Peserta pelatihan adalah staff Balai Sertifikasi dan Perbenihan Tanaman Hutan (BSPTH) dan petani. Metode pelatihan dengan pemberian materi, diskusi interaktif dan praktik langsung di lapangan. Analisis keberhasilan pelatihan menggunakan pre-test dan post-test. Hasil pre-test dan post-test menunjukkan bahwa pelatihan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan peserta dalam mengatasi serangan hama serta penyakit pohon sengon rata-rata 17 persen.
Pelatihan Teknik Budidaya Jenis Sengon kepada Masyarakat Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang untuk Meningkatkan Produktivitas Winata, Bayu; Nurianti, Esti; Haneda, Noor Farikhah; Sudrajat, Dede; Pramisasi, Yunita; Adam, Satria; Ramadhan, Rafli; Zidan, Mochammad; Siregar, Ulfah Juniarti
Repong Damar: Jurnal Pengabdian Kehutanan dan Lingkungan Vol 4, No 1 (2025): June
Publisher : Magister of Forestry,Department of Forestry, Faculty of Agriculture, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/rdj.v4i1.11075

Abstract

Peningkatan produktivitas sengon dapat dimulai dengan melakukan teknik budidaya yang tepat dan memperhatikan kualitas tapak. Namun masih banyak masyarakat terutama petani kurang memahami aspek tersebut, akibatnya produktivitas sengon tidak maksimal. Oleh karena itu, diperlukan sosialisasi dan pelatihan mengenai teknik budidaya sengon yang baik dan benar. Pelatihan dilaksanakan pada Senin, 10 Juni 2024 di Kantor Persemaian Permanen,Balai Sertifikasi dan Perbenihan Tanaman Hutan (BSPTH) Jawa Tengah, Kabupaten Semarang. Kegiatan pelatihan diikuti oleh petani, pengedar benih, dan penyuluh kehutanan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jawa Tengah. Materi disampaikan dengan metode ceramah, dan dilanjutkan dengan diskusi interaktif. Keberhasilan pelatihan dilihat dari hasil pre-test dan post-test yang dikerjakan peserta. Hasil menunjukkan bahwa terdapat kenaikan persentase nilai sebesar 19%. Peserta dengan jenjang pendidikan S1 memiliki nilai post-test tertinggi (84.2%), sementara berdasar rentang usia, nilai post-test tertinggi dimiliki peserta berusia 36-46 tahun (85.4%). Adanya peningkatan nilai post test menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan telah berhasil menambah pengetahuan peserta pelatihan.
Keanekaragaman Fauna Tanah dan Karakteristik Lingkungan pada Area Konservasi PLTGU Cilegon, Indonesia Winata, Bayu; Ramadhan, Rafli
Journal of Tropical Silviculture Vol. 16 No. 01 (2025): Jurnal Silvikultur Tropika
Publisher : Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor (IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/j-siltrop.16.1.71-78

Abstract

Fauna tanah berperan penting dalam memelihara dan meningkatkan kualitas tanah pada suatu ekosistem, sehingga dapat dijadikan sebagai bioindikator kualitas tapak dan kondisi lingkungan. Komunitas fauna tanah pada suatu ekosistem dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, baik edafis dan klimatis. Studi ini bertujuan untuk menganalisis keanekaragaman fauna tanah dan hubunganya dengan faktor lingkungan (edafis dan klimatis) pada area konservasi PLTGU Cilegon, Indonesia yang merupakan lahan dengan tanah timbunan yang telah direvegetasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada area konservasi PLTGU Cilegon masih memiliki keanekaragaman fauna tanah yang relatif sedang (1 ≤ H’ ≤ 3) dengan kekayaan jenis fauna tanah yang relatif rendah (DMg < 3,5), serta kemerataan jenis fauna tanah yang relatif merata / tidak didominasi oleh jenis tertentu (E > 0,5). Keberadaan fauna tanah, baik keanekaragaman dan kekayaan jenisnya memiliki korelasi positif dengan beberapa faktor edafis lingkungan, diantaranya BOT, C-org., respirasi dan pH tanah. Sementara itu, keberadaan fauna tanah memiliki korelasi negatif dengan suhu tanah. Di sisi lain, keberadaan fauna tanah, baik keanekaragaman dan kekayaan jenisnya memiliki korelasi positif dengan faktor klimatis lingkungan, seperti kelembapan udara, serta berkorelasi negatif dengan intensitas cahaya matahari dan suhu udara.