Claim Missing Document
Check
Articles

Analisis Daya Dukung Lateral pada Suction Pile dengan Menggunakan Metode Numerik. (Hal. 96-106) Dearini J, R. Thasyia Puteri; Hamdhan, Indra Noer
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 5, No 2: Juni 2019
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.932 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v5i2.95

Abstract

ABSTRAKSuction Pile merupakan fondasi berbentuk silinder baja berdiameter besar yang tertutup pada bagian atas dan terbuka pada bagian bawah. Fondasi ini sering digunakan untuk menyokong bangunan offshore dan platforms. Beban yang diterima oleh suction pile merupakan beban aksial yang berasal dari beban strukturnya dan juga beban lateral dari tekanan tanah dan air laut di sekelilingnya. Analisis daya dukung lateral pada suction pile dilakukan dengan menggunakan metode numerik, yaitu menggunakan software PLAXIS 3D dengan soil model Mohr-Coulomb dan Hardening Soil, serta menggunakan metode analisis, yaitu metode COM624 dari Federal Highway Administrasion (FHWA). Pemodelan suction pile dilakukan dengan cara memvariasikan panjang dari suction pile dengan mutu baja, diameter suction pile, dan parameter tanah yang sama. Berdasarkan hasil dari penelitian bahwa semakin panjang penampang dari suction pile yang digunakan, maka daya dukung lateral yang diperoleh semakin meningkat dikarenakan letak titik jepit yang masih berubah.Kata Kunci: suction pile, daya dukung lateral, titik jepit, Mohr-Coulomb, Hardening Soil ABSTRACTSuction pile is a large cylinder-shaped steel foundation which has a closed top and an open bottom. This foundation is often used to support offshore buildings and platforms. The loads resisted by the suction pile are the axial load from its own structure weight and the lateral load caused by soil and deep-sea pressure around it. Analysis of lateral bearing capacity of suction pile is done by using numerical method is conducted using commercial software PLAXIS 3D, with Mohr-Coulomb and Hardening Soil as the soil model and analysis method is conducted using COM624 method from Federal Highway Administrasion (FHWA). Suction pile model is designed by varying the suction pile lengths of equal steel quality, suction pile diameter, and soil parameter. The result of the research showed that the longer the cross section of the suction pile used, the higher its lateral bearing capacity, due to the location of the fixity point is still changed.Keywords: suction pile, lateral bearing capacity, fixity point, Mohr-Coulomb, Hardening Soil.
Analisis Stabilitas dan Penurunan pada Timbunan Mortar Busa Ringan Menggunakan Metode Elemen Hingga (Hal. 59-69) Fadilah, Rifki; Hamdhan, Indra Noer
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 3, No 2: Juni 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (582.789 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v3i2.59

Abstract

ABSTRAKSolusi penimbunan di atas tanah lunak di Indonesia sudah dilakukan dengan beberapa cara salah satunya adalah penggunaan material ringan sebagai timbunan di atas tanah lunak. Analisis Stabilitas dan Penurunan akan dilakukan pada timbunan yang menggunakan mortar busa ringan di oprit jembatan Kedaton Kota Cirebon, Jawa Barat dan di ruas badan jalan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Pemodelan dilakukan menggunakan metode elemen hingga dengan 3 model tanah yang berbeda. Pada studi kasus di oprit jembatan model timbunan biasa terjadi penurunan rata rata sebesar 3,34 m dengan nilai faktor keamanan (SF) 1,129 sedangkan pada timbunan yang menggunakan material ringan penurunan yang terjadi sebesar 1 m dengan nilai faktor keamanan (SF) sebesar 3. Pada studi kasus di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah model timbunan biasa terjadi penurunan sebesar 2,5 m dengan nilai faktor keamanan (SF) sebesar 2,3 sedangkan pada timbunan ringan penurunan terjadi sebesar 1 m dengan nilai faktor keamanan (SF) sebesar 6,1.Kata kunci: timbunan,  analisis geoteknik, faktor keamanan, metode elemen hingga, penurunan. ABSTRACTIn Indonesia there are many solution that has been applied for land work above poor ground condition, one of the solution is using a lightweight material as an embankment above the poor ground condition. Stability and settlement analysis will be calculated in approach embankment for bridge in Kedaton Cirebon, Jawa Barat and in road embankment Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah using Finite Element Method with 3 different soil models. In approach embankment using selected fill the value of settlement is 3,34 m with safety factor value 1,129 while using a lightweight material embankment the value of settlement is 1 m with safety factor value 3. In road embankment using selected fill the value of settlement is 2,5 m with safety factor value 2,3 while using a lightweight material embankment the value of settlement is 1 m with safety factor value 6,1.Keywords: embankment, geotechnical analysis, safety factor, finite element method, settlement.
Pengaruh Tension Crack (Tegangan Retak) pada Analisis Stabilitas Lereng menggunakan Metode Elemen Hingga (Hal. 80-89) Silmi, Frizkia Azifa; Hamdhan, Indra Noer
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 1: Maret 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1261.27 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i1.80

Abstract

ABSTRAKKondisi kemarau yang terus menerus menyebabkan kondisi lingkungan sekitar menjadi kekeringan. Jika hal tersebut  terjadi pada tanah khususnya lereng maka akan menimbulkan tegangan retak dan memicu terjadinya kelongsoran. Pemodelan ini mengkolaborasikan antara kedalaman tegangan retak, posisi tegangan retak serta kemiringan lereng dengan kondisi tanah tidak jenuh air dan kondisi tanah jenuh air menggunakan PLAXIS 2D dengan metode elemen hingga. Dari hasil analisis diperoleh nilai faktor keamanan untuk kondisi tanah tidak jenuh air berada pada 1,6-1,8 dengan kondisi aman sedangkan untuk kondisi jenuh air untuk kemiringan 1:1 dibawah satu atau berada pada kondisi tidak aman, kemiringan 1:1,5 dan kemiringan 1:2 berada pada 1,4-1,5 dengan kondisi aman.Kata kunci: tegangan retak, lereng dan Metode Elemen Hingga ABSTRACTDrought conditions that continue to cause environmental conditions become dry. If it happens to the ground especially the slope it will cause a Tension crack and trigger the occurrence of sliding. This model is collaborated among a depth of tension crack, position of tension crack and slope gradient with unsaturated soil condition and saturated soil condition using PLAXIS 2D with finite element method. The analysis result for the condition of unsaturated soil is at 1.6-1.8 with safe condition and for saturated soil condition for slope of 1: 1 under one or is in unsafe condition, slope of 1:1,5 and slope of 1:2 are at 1.4-1.5 with safe conditions.Keyword: tension crack, slope dan Finite Elemen Method
Analisis Fixed Mooring Dolphin Akibat Beban Lateral, Studi Kasus Fuel Jetty PT. Petro Storindo Energi, Sangatta Kalimantan Timur (Hal. 60-71) Cornelis, Henoch Leindrio; Hamdhan, Indra Noer; Kurniadi, Yessi Nirwana
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 1: Maret 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.443 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i1.60

Abstract

ABSTRAK Fixed Mooring Dolphin terdiri dari Mooring Dolphin dan Berthing Dolphin. Mooring Dolphin sendiri digunakan sebagai tempat pengikat tali kapal sedangkan Berthing Dolphin digunakan sebagai tempat penambat kapal. Pada penelitian ini dilakukan analisis pada struktur atas dan struktur bawah menggunakan aplikasi SAP 2000 dan aplikasi Pile untuk mengetahui desain mana yang paling stabil. Pada struktur atas dilakukan analisis gaya geser, gaya vertikal, dan momen pada kemiringan dan diameter tiang yang berbeda. Pada struktur bawah dilakukan analisis defleksi, momen, dan gaya geser dan hubungan antara kedalaman dan defleksi pada diameter tiang yang berbeda. Hasil yang didapat pada kemiringan 4:1 dengan diameter 914.4 mm P=1340.328kN, V=63.72kN, dan M=821.427kN m dan diameter 1016 mm P=4620.918kN, V=71.148kN, dan M=1044.1257kN m adalah yang paling stabil.Kata Kunci: Fixed Mooring Dolphin System, Mooring Dolphin, Berthing Dolphin, Daya Dukung Pondasi.ABSTRACT Fixed Mooring Dolphin consist of mooring dolphin and berthing dolphin. Mooring dolphin is where ship chain fastened and berthing dolpin is where the ship anchored. In this research, the structure is analyzed by SAP 2000 and pile software to determine which design is the most stable. Upper structure is analyzed for shear, vertical force, and moment on different pile gradient and diameter. Upper structure is analyzed for deflection, moment, shear, and infulence of depth to deflection on different pile diameter. The result ishow that the most stable pile is design with diameter 914.4 mm, P=1340.328kN, V=63.72kN, dan M=821.427kN m and diameter 1016 mm P=4620.918kN, V=71.148kN, dan M=1044.1257kN m with gradient 4:1.Key Words: Fixed Mooring Dolphin System, Mooring Dolphin, Berthing Dolphin, Bearing Capacity.
Analisis Konsolidasi dengan Menggunakan Metode Preloading dan Vertical Drain pada Areal Reklamasi Proyek Pengembangan Pelabuhan Belawan Tahap II (Hal. 1-11) Ohoimas, Muhammad Yanuar; Hamdhan, Indra Noer
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 1, No 1: Desember 2015
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1266.878 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v1i1.1

Abstract

ABSTRAKPenurunan tanah merupakan permasalahan yang tidak dapat dihindari, hal ini menyebabkan perbaikan tanah sangat dibutuhkan, seperti yang terjadi pada proyek Pengembangan Pelabuhan Belawan Tahap II. Dua metode perbaikan tanah adalah yang sering digunakan yaitu metode pemberian beban awal dan metode vertical drain. Analisa akan dilakukan untuk menentukan jarak antar vertical drain dan juga untuk mengetahui besar penurunan tanah (U) dan lama waktu yang dibutuhkan (t) dengan analisa manual dan Metode Elemen Hingga dengan software PLAXIS 2D AE. Hasil analisa akan dibandingkan untuk mengetahui perbedaan besar penurunan dan waktu yang dibutuhkan dan juga untuk mengetahui pengaruh jarak antar vertical drain terhadap lama waktu penurunan. Data yang digunakan dalam analisa ini adalah data hasil pengujian SPT di lapangan dan pengujian di laboratorium yang meliputi consolidation test, triaxial compression test dan index properties test. Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan, penurunan yang terjadi adalah 0,835m dengan lama waktu untuk perbaikan tanah dengan menggunakan preloading adalah 178000 hari, sedangkan untuk perbaikan tanah dengan menggunakan metode preloading dan vertical drain adalah 120 hingga 135 hari.Kata kunci :Penurunan tanah, perbaikan tanah, preloading, vertical drain, Metode Elemen Hingga, PLAXIS 2012 AE ABSTRACTSoil settlement is a problem that can not be avoided, this causes the need of soil improvement, as in the case of Belawan Port Development Project Phase II. There are two soil improvement methods commonly used that are the preloading method and the vertical drain method. Analysis will be performed to determine the distance between the vertical drain and also to determine the soil settlement occurred (U) and the length of time it takes (t) by manual analysis and also the Finite Element Method with software PLAXIS 2D AE. The results of the analysis will be compared to determine differences the settlement and the time required and also to determine the effect of the distance between the vertical drains to the duration of settlement. Data used in this analysis are the SPT test data in the field and laboratory testing which includes the consolidation test, triaxial compression test and index properties test. Based on the analysis results, the settlement is obtained at 0.835 m with the duration it takes for soil improvementby using preloading is 178000 days, while soil improvement by using preloading and vertical drains method is 120 until 135 days.Keywords : Soil settlement, soil improvement, preloading, vertical drain, Finite Element Method, PLAXIS 2012 AE
Pemodelan Vertical Drain Dengan Menggunakan Model Elemen Hingga Pada Analisis Konsolidasi Di Bendungan Marangkayu Kalimantan Timur (Hal. 1-16) Mulyana, Raden Wahyu; Hamdhan, Indra Noer; S., Bemby
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 3: September 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1608.36 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i3.1

Abstract

ABSTRAKAnalisis penurunan tanah pada kondisi setelah dilakukan perbaikan tanah berdasarkan data settelement plate pada proses preloading dan vertical drain Bendungan Marangkayu (2012- 2013) menunjukan penurunan sebesar -1,366 meter. Parameter tanah diperoleh dengan cara coba-coba menggunakan Plaxis 2D AE, dimana parameter tanah yang mendekati penurunan lapangan yang akan digunakan dalam analisis. Analisis ini bertujuan untuk memperoleh besarnya penurunan dan waktu selama proses preloading dan vertical drain dengan jarak antar vertical drain yang sesuai untuk mempercepat proses konsolidasi dan mempercepat penurunan nilai Pore Water Pressure (PWP). Hasil analisis konsolidasi dengan software Plaxis 2D AE pada kondisi tanah jenuh air dengan kombinasi preloading dan vertical drain menunjukan bahwa jarak antara PVD yang sesuai dengan output analisis data lapangan adalah dengan jarak PVD 1 meter dengan kedalaman PVD 10 meter dari total kedalaman tanah lunak 30 meter atau (floating pvd).Kata Kunci : preloading, vertical drain, metode elemen hingga. ABSTRACTAnalysis of soil settlement after improved soil conditions based on the settlement plate data on the preloading and vertical drains Marangkayu Dam (2012-2013) shows a decrease of - 1.366 meters. Soil parameter was analysed by trial and error method using Plaxis 2D AE, where the parameters are closer to field settlement that will be used in the analysis. This analysis aimed to obtain the reduction in magnitude and time during the process of preloading and vertical distance between the vertical drain with drain corresponding to speed and accelerate the consolidation process Pore Water Pressure dissipation (PWP). The consolidation analysis using Plaxis 2D AE with PVD 1 meter spacing and 10 meter depth show good agreement with the field data, which total of soft soil 30 meter (floating PVD).Keywords: preloading, vertical drains, finite element method.
Analisis Geoteknik Terowongan Batuan Geurutee Aceh Menggunakan Metode Elemen Hingga (Hal. 78-88) Fadhillah, Ryan Achmad; Hamdhan, Indra Noer
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 4: Desember 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1137.112 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i4.78

Abstract

ABSTRAKGunung Geurutee Aceh memiliki kondisi standar alinyemen vertikal maupun horizontal masih belum terpenuhi, begitu juga waktu tempuh efektif. Timbul wacana pembangunan terowongan di kawasan Gunung Geurutee Aceh. Analisis geoteknik terowongan batuan Geurutee dibutuhkan untuk mengetahui gaya dalam yang terjadi pada terowongn tersebut dengan adanya sistem perkuatan sementara, nilai faktor keaamanan (FK) , dan face stability menggunakan metode elemen hingga. Metode konstruksi terowongan menggunakan metode New Austrian Tunneling Methode (NATM) dan Metode penggalian mengacu pada metode Japanese Society of Civil Engineers (JSCE). Model yang dibuat adalah terowongan dengan perkuatan sementara dengan tanpa perkuatan sementara, untuk membandingkan total displacement yang terjadi pada model tersebut dimana perkuatan sementara yaitu menggunakan rock bolt dan shotcrete. Kedua model tersebut menghasilkan nilai SF 7,076 untuk model dengan perkuatan sementara dan 4,525 untuk model tanpa perkuatan.Kata kunci: terowongan batuan,  analisi geoteknik, face stability, metode elemen hingga NATM, JSCE, rock bolt, shotcrete. ABSTRACTMount Geurutee Aceh has a standard condition horizontal and vertical alignment that are still not fulfilled, as well as effective travel time. Arising discourse construction of tunnels in the area of Mount Geurutee Aceh. Geurutee rock tunnel geotechnical analysis is required to determine the force that occurs in the tunnel with temporary reinforcement system, the value of the safety factor (SF), and face stability using the finite element method. Tunnel construction method using the New Austrian Tunneling Method (NATM) and the excavation method refers to the method of Japanese Society of Civil Engineers (JSCE). The model created is temporary reinforcement system tunnels and without temporary reinforcement system, to compare the total displacement that occurred on that model where temporary reinforcement system while using rock bolt and shotcrete. Both models come SF value 7.076 for the model with temporary reinforcement system and 4,525 for the model without temporary reinforcement system.Keywords: rock tunnel, geotechnical analysis, face stability, finite element method NATM, JSCE, rock bolt, shotcrete.
Analisis Tingkat Akurasi Uji Pemadatan dengan Pendekatan Numerik Berbasis Elemen Hingga. (Hal. 87-98) Rahdianata, Dedi; Hamdhan, Indra Noer
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 5, No 4: Desember 2019
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.946 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v5i4.87

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang simulasi model pemadatan antara uji laboratorium dibandingkan lapangan menggunakan PLAXIS 2D 2017 berbasis elemen hingga. Simulasi model kedua pengujian tersebut dilakukan dengan variasi beban energi yang sama untuk membandingkan perbedaan hasilnya. Simulasi model pemadatan di lapangan dilakukan dengan variasi beban, siklus dan tebal lapis pemadatan, sedangkan di laboratorium hanya variasi beban energi dan tebal lapis pemadatan berdasarkan berat isi kering. Hasil uji pemadatan berat isi kering di laboratorium sebesar 1,546 kN/m2, sedangkan hasil simulasi model sebesar 1,6 kN/m2, sehingga tingkat akurasi perbedaannya sebesar 3,49%. Simulasi model pemadatan lapangan dengan variasi beban pada tebal lapis pemadatan yang sama menunjukan bahwa semakin besar beban pemadatan akan menghasilkan jumlah lintasan (siklus) lebih sedikit, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tebal lapis pemadatan nilai penurunannya akan semakin besar. Kata Kunci: simulasi model analisis pemadatan, pemadatan laboratorium dan lapangan, tebal lapis pemadatan, nilai penurunan. ABSTRACT This research studied compaction modelling between laboratory simulation test and field test using PLAXIS 2D 2017 based on finite element method. Each tests was carried out with the same energy variations to compare the discrepancy of the result. A model with the variation in load energy, cycle and thickness of compaction layer was made to simulate the field test, while for the laboratory test, only variation in load energy and thickness of compaction layer is used based on dry unit weight. The results of the laboratory compaction test of dry unit weight was 1.546 kN/m2, while the model simulation were 1.6 kN/m2. So the accuracy difference between both is 3.49%. Simulation of field model with variations in load at the same thickness of compaction layer shows that the greater load of compaction will produced less number of cycles. It can be concluded that the thicker compaction layer will increased settlement value. Keywords: compaction model analysis, field and laboratory compaction, thickness compaction and settlement.
Analisis Stabilitas pada Lereng dengan Perkuatan Tanaman Vetiver Menggunakan Metode Elemen Hingga 3D Hamdhan, Indra Noer; Pratiwi, Desti Santi; Rahmah, Rizka Adisya Kamila
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Volume 26, Nomor 2, DESEMBER 2020
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (869.677 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v26i2.32003

Abstract

A landslide is the downslope movement of a soil mass or rock or debris of both (Bobrowski and Highlind, 2008). One of the measures to mitigate slope erosion that causes landslide is by applying bio-engineering system using a vegetation called Vetiver (Vetiveria Zizanioides). The purpose of  this study is to analyze slope stability with a vegetation system using PLAXIS 3D software based on finite elements method and referring to the guidelines from the Ministry of Public Works and Housing with the title Guidelines for Vetiver Grass Planting for Surface Erosion Control and Prevention of Shallow Landslides on Road Slopes.The result shows that the deeper the Vetiver root modelled will increase the value of the safety factor, reinforcement using vegetation is effective on 30° slopes in PLAXIS 3D. The percentage increase in the value of the safety factior generated by PLAXIS 3D is 10.94%.
PENGARUH TINGGI RIB TERHADAP DEFORMASI PADA KOMBINASI FONDASI SARANG LABA-LABA DAN TIANG BOR DENGAN PENDEKATAN ELEMEN HINGGA TIGA DIMENSI Hamdhan, Indra Noer; Sahib, Yasmin Jihan Fahira
Jurnal Teknik Sipil Vol 16, No 2 (2021)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (729.214 KB) | DOI: 10.24002/jts.v16i2.4773

Abstract

Spiders Nest Construction (SNC) is the foundation in the form of flat concrete plates which are reinforced with upright ribs and soil repair between ribs. The KSLL and bored pile are combined to obtain a foundation with high structural rigidity. This study reviews the magnitude of deformation that occurs in the foundation model with a variation of rib height KSLL 1 m, 1.5 m, and 2 m which are varied with 10 bored pile with diameter of 0.6 m in zig-zag configuration with the soil model Mohr-Coulomb and Hardening Soil. In the Mohr-Coulomb soil model the stress state limits are explained using friction angles (φ), cohesion (c) and dilatation angles (ψ). In the Hardening Soil model the soil stiffness is explained much more accurately by using three different stiffnesses namely E50 triaxial stiffness, Eur unloading / reloading stiffness and Eoed oedometer stiffness. In contrast to the Mohr-Coulomb model, the Hardening Soil model takes into account modulei dependence on rigidity. This means that all rigidity increases with pressure. Modeling on PLAXIS 3D shows that the most effective deformation occurs on a foundation with a rib thickness of 0.15 with 10 bored pile and a rib height of 1.5 m. The modeling results show the deformation value that occurs in the Hardening Soil soil model with a rib height of 1 m is 17.91 cm, reduced by 31.491% to 12.27 cm when the thickness of the rib is added to 1.5 m. Whereas in the Mohr-Coulomb soil model, the deformation that occurred on the foundation with a rib height of 1 m was 25.43 cm and reduced 48.997% to 12.97 cm when the rib height was added to 1.5 m.
Co-Authors Adrianto Kresnohadi Adrianto Kresnohadi, Adrianto Adrin Tohari Alfafa, Muhamad Fadhlan Arzunnita Pramulandani asep hilman rosadi Ayu Risnawati Azizi Rochman Bahari, Sonny Riantama Bemby S. Dearini J, R. Thasyia Puteri Dedi Rahdianata Desti Santi Pratiwi Desti Santi Pratiwi Devy Dhea Wulandari Eliza, Emilia Erdina Tyagita Utami Fadhillah, Ryan Achmad Fadilah, Rifki Fadjar Mohamad Elfaaz Fadjar Mohamad Elfaaz, Fadjar Mohamad Fauzi, Imron Maulana Fauziah Fitriani Iskandar Fauziah Fitriani Iskandar, Fauziah Fitriani Fikri Yudhistira Nugraha Fikri Yudhistira Nugraha, Fikri Yudhistira Fitri Virliani Anugrah Fitriana, Sena Bayu Adji Frizkia Azifa Silmi Geni Firuliadhim Gibral Maulana Harapan Saragih, Hotma Henoch Leindrio Cornelis Henoch Leindrio Cornelis, Henoch Leindrio Hermawan, Dody Ikhya Ikhya Ikhya Ikhya, Ikhya Imam Aschuri Imron Maulana Fauzi Kabul Suwitaatmadja Ketut Devy Apriyani Ketut Devy Apriyani, Ketut Devy Kurnia, Prana Lesmana, Nirpan Marsya Imara Sabrilia Maulana, Gibral Muhamad Fadhlan Alfafa Muhammad Yanuar Ohoimas Muhammad Yanuar Ohoimas, Muhammad Yanuar Nadya Utami Rivanga Naess, Victor Firstkiel Feber Nanda, Teuku Nabilla Nirpan Lesmana Oktofani, Khansa Nuansa Permatasari, Widya Yunita Pratiwi, Desti Santi R. Thasyia Puteri Dearini J Raden Wahyu Mulyana Raden Wahyu Mulyana, Raden Wahyu Rahdianata, Dedi Rahmah, Rizka Adisya Kamila Rangga Anhar Rangga Anhar, Rangga Rifki Fadilah Rinaldi Alamsyah Riny Yolandha Parapat Rivanga, Nadya Utami Rochman, Azizi Ryan Achmad Fadhillah S., Bemby Sahib, Yasmin Jihan Fahira Sari, Namirah Nurgia Sena Bayu Adji Fitriana Shaputra, Muhammad Rio Eka Silmi, Frizkia Azifa Soegiarso, Roesdiman Sonny Riantama Bahari Suwitaatmadja, Kabul Syahril Syahril Syahril Teuku Nabilla Nanda Utami, Erdina Tyagita Wahab, Dimas Athhariyadi Widya Yunita Permatasari Wijaya Panjaitan, Pita Uli Artha Wulandari, Devy Dhea Yasmin Jihan Fahira Sahib Yessi Nirwana Kurniadi