Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Tension Crack (Tegangan Retak) pada Analisis Stabilitas Lereng menggunakan Metode Elemen Hingga Frizkia Azifa Silmi; Indra Noer Hamdhan
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 1: Maret 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i1.80

Abstract

ABSTRAKKondisi kemarau yang terus menerus menyebabkan kondisi lingkungan sekitar menjadi kekeringan. Jika hal tersebut  terjadi pada tanah khususnya lereng maka akan menimbulkan tegangan retak dan memicu terjadinya kelongsoran. Pemodelan ini mengkolaborasikan antara kedalaman tegangan retak, posisi tegangan retak serta kemiringan lereng dengan kondisi tanah tidak jenuh air dan kondisi tanah jenuh air menggunakan PLAXIS 2D dengan metode elemen hingga. Dari hasil analisis diperoleh nilai faktor keamanan untuk kondisi tanah tidak jenuh air berada pada 1,6-1,8 dengan kondisi aman sedangkan untuk kondisi jenuh air untuk kemiringan 1:1 dibawah satu atau berada pada kondisi tidak aman, kemiringan 1:1,5 dan kemiringan 1:2 berada pada 1,4-1,5 dengan kondisi aman.Kata kunci: tegangan retak, lereng dan Metode Elemen Hingga ABSTRACTDrought conditions that continue to cause environmental conditions become dry. If it happens to the ground especially the slope it will cause a Tension crack and trigger the occurrence of sliding. This model is collaborated among a depth of tension crack, position of tension crack and slope gradient with unsaturated soil condition and saturated soil condition using PLAXIS 2D with finite element method. The analysis result for the condition of unsaturated soil is at 1.6-1.8 with safe condition and for saturated soil condition for slope of 1: 1 under one or is in unsafe condition, slope of 1:1,5 and slope of 1:2 are at 1.4-1.5 with safe conditions.Keyword: tension crack, slope dan Finite Elemen Method
Analisis Fixed Mooring Dolphin Akibat Beban Lateral, Studi Kasus Fuel Jetty PT. Petro Storindo Energi, Sangatta Kalimantan Timur Henoch Leindrio Cornelis; Indra Noer Hamdhan; Yessi Nirwana Kurniadi
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 1: Maret 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i1.60

Abstract

ABSTRAK Fixed Mooring Dolphin terdiri dari Mooring Dolphin dan Berthing Dolphin. Mooring Dolphin sendiri digunakan sebagai tempat pengikat tali kapal sedangkan Berthing Dolphin digunakan sebagai tempat penambat kapal. Pada penelitian ini dilakukan analisis pada struktur atas dan struktur bawah menggunakan aplikasi SAP 2000 dan aplikasi Pile untuk mengetahui desain mana yang paling stabil. Pada struktur atas dilakukan analisis gaya geser, gaya vertikal, dan momen pada kemiringan dan diameter tiang yang berbeda. Pada struktur bawah dilakukan analisis defleksi, momen, dan gaya geser dan hubungan antara kedalaman dan defleksi pada diameter tiang yang berbeda. Hasil yang didapat pada kemiringan 4:1 dengan diameter 914.4 mm P=1340.328kN, V=63.72kN, dan M=821.427kN m dan diameter 1016 mm P=4620.918kN, V=71.148kN, dan M=1044.1257kN m adalah yang paling stabil.Kata Kunci: Fixed Mooring Dolphin System, Mooring Dolphin, Berthing Dolphin, Daya Dukung Pondasi.ABSTRACT Fixed Mooring Dolphin consist of mooring dolphin and berthing dolphin. Mooring dolphin is where ship chain fastened and berthing dolpin is where the ship anchored. In this research, the structure is analyzed by SAP 2000 and pile software to determine which design is the most stable. Upper structure is analyzed for shear, vertical force, and moment on different pile gradient and diameter. Upper structure is analyzed for deflection, moment, shear, and infulence of depth to deflection on different pile diameter. The result ishow that the most stable pile is design with diameter 914.4 mm, P=1340.328kN, V=63.72kN, dan M=821.427kN m and diameter 1016 mm P=4620.918kN, V=71.148kN, dan M=1044.1257kN m with gradient 4:1.Key Words: Fixed Mooring Dolphin System, Mooring Dolphin, Berthing Dolphin, Bearing Capacity.
Analisis Daya Dukung Lateral pada Suction Pile dengan Menggunakan Metode Numerik R. Thasyia Puteri Dearini J; Indra Noer Hamdhan
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 5, No 2: Juni 2019
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v5i2.95

Abstract

ABSTRAKSuction Pile merupakan fondasi berbentuk silinder baja berdiameter besar yang tertutup pada bagian atas dan terbuka pada bagian bawah. Fondasi ini sering digunakan untuk menyokong bangunan offshore dan platforms. Beban yang diterima oleh suction pile merupakan beban aksial yang berasal dari beban strukturnya dan juga beban lateral dari tekanan tanah dan air laut di sekelilingnya. Analisis daya dukung lateral pada suction pile dilakukan dengan menggunakan metode numerik, yaitu menggunakan software PLAXIS 3D dengan soil model Mohr-Coulomb dan Hardening Soil, serta menggunakan metode analisis, yaitu metode COM624 dari Federal Highway Administrasion (FHWA). Pemodelan suction pile dilakukan dengan cara memvariasikan panjang dari suction pile dengan mutu baja, diameter suction pile, dan parameter tanah yang sama. Berdasarkan hasil dari penelitian bahwa semakin panjang penampang dari suction pile yang digunakan, maka daya dukung lateral yang diperoleh semakin meningkat dikarenakan letak titik jepit yang masih berubah.Kata Kunci: suction pile, daya dukung lateral, titik jepit, Mohr-Coulomb, Hardening Soil ABSTRACTSuction pile is a large cylinder-shaped steel foundation which has a closed top and an open bottom. This foundation is often used to support offshore buildings and platforms. The loads resisted by the suction pile are the axial load from its own structure weight and the lateral load caused by soil and deep-sea pressure around it. Analysis of lateral bearing capacity of suction pile is done by using numerical method is conducted using commercial software PLAXIS 3D, with Mohr-Coulomb and Hardening Soil as the soil model and analysis method is conducted using COM624 method from Federal Highway Administrasion (FHWA). Suction pile model is designed by varying the suction pile lengths of equal steel quality, suction pile diameter, and soil parameter. The result of the research showed that the longer the cross section of the suction pile used, the higher its lateral bearing capacity, due to the location of the fixity point is still changed.Keywords: suction pile, lateral bearing capacity, fixity point, Mohr-Coulomb, Hardening Soil.
Analisis Stabilitas Lereng dengan Perkuatan Geocell Menggunakan Metode Elemen Hingga (PLAXIS 2D) Arzunnita Pramulandani; Indra Noer Hamdhan
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 6, No 2: Juli 2020
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v6i2.86

Abstract

ABSTRAKLereng adalah permukaan bumi yang membentuk sudut kemiringan tertentu dengan bidang horizontal. Salah satu tindakan penanganan bencana longsor pada lereng melakukan perkuatan lereng menggunakan bahan geosintetik seperti geocell. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh geocell terhadap kestabilan lereng, sehingga dapat diketahui karakteristik pemasangan geocell yang dapat meningkatkan faktor keamanan suatu lereng. Penelitian ini melakukan variasi jarak antar vertikal geocell dengan spesifikasi geocell dan data tanah yang telah didapatkan untuk dilakukannya tahap pemodelan dengan perkuatan geocell sampai mendapatkan nilai faktor keamanan lebih besar dari nilai faktor keamanan minimum. Pemodelan dilakukan menggunakan program PLAXIS 2D. Perkuatan dengan geocell efektif digunakan pada tanah lempung, sehingga pemasangan jarak vertikal geocell yang paling efektif terdapat pada jarak 1 meter berdasarkan panjang geocell 6 m, dengan kemiringan lereng 1:1, kuat tarik 14,5 MPa dan didapatkan nilai SF lebih besar dari /batas minimum, semakin rapat pemasangan geocell mampu meningkatkan nilai faktor keamanan dengan rata-rata sebesar 7%.Kata kunci: faktor keamanan, geocell, stabilitas lereng, timbunanABSTRACTSlope is the surface of the earth that forms a certain angle of inclination with a horizontal plane. One of the prevention to overcome landslides on slopes is to strengthen slopes using geosynthetic materials such as Geocells. This study aims to analyze the effect of geocells on slope stability, so that the characteristics of geocell installation can be known which can increase the safety factor of a slope. This study varies the distance between vertical geocells with geocell specifications and soil data that has been obtained for the modeling phase with geocell reinforcement to obtain the safety factor value greater than the minimum safety factor value. Modeling is done using 2D PLAXIS program. Reinforcement with geocells is effectively used on clay soils, so that the most effective vertical geocell spacing is at a distance of 1 meter based on the geocell length of 6 m, with a slope of 1: 1, tensile strength 14.5 MPa and the SF value is greater than / minimum limit, the denser the geocell installation can increase the value of the safety factor by an average of 7%.Keywords: safety factor, geocell, slope stability, embankment
Analisis Stabilitas pada Perbaikan Tanah Lunak Metode Preloading dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga Erdina Tyagita Utami; Indra Noer Hamdhan; Kabul Suwitaatmadja
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 5, No 3: September 2019
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v5i3.1

Abstract

ABSTRAKTanah lunak merupakan tanah dengan stabilitas rendah yang dapat mengalami penurunan yang besar saat diberi beban. Preloading adalah salah satu cara memperbaiki tanah lunak tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas tanah lunak akibat perbaikan tanah menggunakan preloading. Pemodelan dilakukan dengan cara menghitung kenaikan kuat geser tanah. Untuk mencari faktor keamanan dan bidang longsor dilakukan pemodelan dengan menggunakan Metode Elemen Hingga Plaxis 2D dengan pembebanan 2 tahap. Pembebanan pertama yang dilakukan adalah setinggi 5 meter dan pembebanan ke dua yaitu setinggi 1-2 meter. Jarak perbaikan tanah juga dimodelkan dalam penelitian ini sejauh 5 meter, 10 meter, dan 15 meter dari sisi lokasi  timbunan batu bara. Batasan faktor keamanan (SF) minimum terhadap keruntuhan adalah 1,5. Perbaikan tanah dengan metode preloading menyebabkan tanah akan memampat dan dapat stabil dalam menerima beban.Kata kunci: tanah lunak, stabilitas tanah, preloading, faktor keamanan, metode elemen hingga ABSTRACTSoft soils are soils with low stability which can experience a large settlement under loading process. Preloading is one of the ways to improve the soft soil. This study aims to determine the stability of soft soils due to soil improvement using preloading. Modeling is done by calculating the increase in soil shear. To find the safety factor and the landslide field, modeling is done using Finite Element Method 2D Plaxis by two stages of loading. The first loading is 5 meters high and the second loading is 1-2 meters. Ground improvement distances are also modeled in this study as far as 5 meters, 10 meters and 15 meters from the side of the location of the coal emankment. The minimum safety factor (SF) limit to collapse is 1.5. Improvement of the soil using the preloading method causes the soil to compress and can be stable in receiving loads.Keywords: soft soil, soil stability, preloading, safety factor, finite elemen method
Analisis Konsolidasi dengan Menggunakan Metode Preloading dan Vertical Drain pada Areal Reklamasi Proyek Pengembangan Pelabuhan Belawan Tahap II Muhammad Yanuar Ohoimas; Indra Noer Hamdhan
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 1, No 1: Desember 2015
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v1i1.1

Abstract

ABSTRAKPenurunan tanah merupakan permasalahan yang tidak dapat dihindari, hal ini menyebabkan perbaikan tanah sangat dibutuhkan, seperti yang terjadi pada proyek Pengembangan Pelabuhan Belawan Tahap II. Dua metode perbaikan tanah adalah yang sering digunakan yaitu metode pemberian beban awal dan metode vertical drain. Analisa akan dilakukan untuk menentukan jarak antar vertical drain dan juga untuk mengetahui besar penurunan tanah (U) dan lama waktu yang dibutuhkan (t) dengan analisa manual dan Metode Elemen Hingga dengan software PLAXIS 2D AE. Hasil analisa akan dibandingkan untuk mengetahui perbedaan besar penurunan dan waktu yang dibutuhkan dan juga untuk mengetahui pengaruh jarak antar vertical drain terhadap lama waktu penurunan. Data yang digunakan dalam analisa ini adalah data hasil pengujian SPT di lapangan dan pengujian di laboratorium yang meliputi consolidation test, triaxial compression test dan index properties test. Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan, penurunan yang terjadi adalah 0,835m dengan lama waktu untuk perbaikan tanah dengan menggunakan preloading adalah 178000 hari, sedangkan untuk perbaikan tanah dengan menggunakan metode preloading dan vertical drain adalah 120 hingga 135 hari.Kata kunci :Penurunan tanah, perbaikan tanah, preloading, vertical drain, Metode Elemen Hingga, PLAXIS 2012 AE ABSTRACTSoil settlement is a problem that can not be avoided, this causes the need of soil improvement, as in the case of Belawan Port Development Project Phase II. There are two soil improvement methods commonly used that are the preloading method and the vertical drain method. Analysis will be performed to determine the distance between the vertical drain and also to determine the soil settlement occurred (U) and the length of time it takes (t) by manual analysis and also the Finite Element Method with software PLAXIS 2D AE. The results of the analysis will be compared to determine differences the settlement and the time required and also to determine the effect of the distance between the vertical drains to the duration of settlement. Data used in this analysis are the SPT test data in the field and laboratory testing which includes the consolidation test, triaxial compression test and index properties test. Based on the analysis results, the settlement is obtained at 0.835 m with the duration it takes for soil improvementby using preloading is 178000 days, while soil improvement by using preloading and vertical drains method is 120 until 135 days.Keywords : Soil settlement, soil improvement, preloading, vertical drain, Finite Element Method, PLAXIS 2012 AE
Pemodelan Vertical Drain Dengan Menggunakan Model Elemen Hingga Pada Analisis Konsolidasi Di Bendungan Marangkayu Kalimantan Timur Raden Wahyu Mulyana; Indra Noer Hamdhan; Bemby S.
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 3: September 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i3.1

Abstract

ABSTRAKAnalisis penurunan tanah pada kondisi setelah dilakukan perbaikan tanah berdasarkan data settelement plate pada proses preloading dan vertical drain Bendungan Marangkayu (2012- 2013) menunjukan penurunan sebesar -1,366 meter. Parameter tanah diperoleh dengan cara coba-coba menggunakan Plaxis 2D AE, dimana parameter tanah yang mendekati penurunan lapangan yang akan digunakan dalam analisis. Analisis ini bertujuan untuk memperoleh besarnya penurunan dan waktu selama proses preloading dan vertical drain dengan jarak antar vertical drain yang sesuai untuk mempercepat proses konsolidasi dan mempercepat penurunan nilai Pore Water Pressure (PWP). Hasil analisis konsolidasi dengan software Plaxis 2D AE pada kondisi tanah jenuh air dengan kombinasi preloading dan vertical drain menunjukan bahwa jarak antara PVD yang sesuai dengan output analisis data lapangan adalah dengan jarak PVD 1 meter dengan kedalaman PVD 10 meter dari total kedalaman tanah lunak 30 meter atau (floating pvd).Kata Kunci : preloading, vertical drain, metode elemen hingga. ABSTRACTAnalysis of soil settlement after improved soil conditions based on the settlement plate data on the preloading and vertical drains Marangkayu Dam (2012-2013) shows a decrease of - 1.366 meters. Soil parameter was analysed by trial and error method using Plaxis 2D AE, where the parameters are closer to field settlement that will be used in the analysis. This analysis aimed to obtain the reduction in magnitude and time during the process of preloading and vertical distance between the vertical drain with drain corresponding to speed and accelerate the consolidation process Pore Water Pressure dissipation (PWP). The consolidation analysis using Plaxis 2D AE with PVD 1 meter spacing and 10 meter depth show good agreement with the field data, which total of soft soil 30 meter (floating PVD).Keywords: preloading, vertical drains, finite element method.
Analisis Geoteknik Terowongan Batuan Geurutee Aceh Menggunakan Metode Elemen Hingga Ryan Achmad Fadhillah; Indra Noer Hamdhan
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 4: Desember 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i4.78

Abstract

ABSTRAKGunung Geurutee Aceh memiliki kondisi standar alinyemen vertikal maupun horizontal masih belum terpenuhi, begitu juga waktu tempuh efektif. Timbul wacana pembangunan terowongan di kawasan Gunung Geurutee Aceh. Analisis geoteknik terowongan batuan Geurutee dibutuhkan untuk mengetahui gaya dalam yang terjadi pada terowongn tersebut dengan adanya sistem perkuatan sementara, nilai faktor keaamanan (FK) , dan face stability menggunakan metode elemen hingga. Metode konstruksi terowongan menggunakan metode New Austrian Tunneling Methode (NATM) dan Metode penggalian mengacu pada metode Japanese Society of Civil Engineers (JSCE). Model yang dibuat adalah terowongan dengan perkuatan sementara dengan tanpa perkuatan sementara, untuk membandingkan total displacement yang terjadi pada model tersebut dimana perkuatan sementara yaitu menggunakan rock bolt dan shotcrete. Kedua model tersebut menghasilkan nilai SF 7,076 untuk model dengan perkuatan sementara dan 4,525 untuk model tanpa perkuatan.Kata kunci: terowongan batuan,  analisi geoteknik, face stability, metode elemen hingga NATM, JSCE, rock bolt, shotcrete. ABSTRACTMount Geurutee Aceh has a standard condition horizontal and vertical alignment that are still not fulfilled, as well as effective travel time. Arising discourse construction of tunnels in the area of Mount Geurutee Aceh. Geurutee rock tunnel geotechnical analysis is required to determine the force that occurs in the tunnel with temporary reinforcement system, the value of the safety factor (SF), and face stability using the finite element method. Tunnel construction method using the New Austrian Tunneling Method (NATM) and the excavation method refers to the method of Japanese Society of Civil Engineers (JSCE). The model created is temporary reinforcement system tunnels and without temporary reinforcement system, to compare the total displacement that occurred on that model where temporary reinforcement system while using rock bolt and shotcrete. Both models come SF value 7.076 for the model with temporary reinforcement system and 4,525 for the model without temporary reinforcement system.Keywords: rock tunnel, geotechnical analysis, face stability, finite element method NATM, JSCE, rock bolt, shotcrete.
Analisis Stabilitas Lereng dalam Penanganan Longsoran di Jalan Tol Cipularang Km. 91+200 dan Km. 92+600 Menggunakan Metode Elemen Hingga (FEM) Indra Noer Hamdhan; Desti Santi Pratiwi
Rekayasa Hijau : Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/jrh.v1i2.1631

Abstract

ABSTRAKLongsoran terjadi di Jalan Tol Cipularang Km. 91+200 dan Km. 92+600. Longsoran terjadi karena adanya pergerakan pada lapisan batu lempung (clay shale), sehingga perlu adanya penanganan longsoran secara tepat dan efektif. Penanganan yang dipilih, yaitu dengan pemasangan perkuatan lereng berupa boredpile dan dinding penahan tanah. Dimensi boredpile yang digunakan yaitu berdiameter 80 cm. Analisis dilakukan dengan menggunakan Program Plaxis 2D yang berbasis metode elemen hingga, dengan memodelkan 2 (dua) kondisi yaitu kondisi eksisting dan kondisi dengan perkuatan. Analisis pada kondisi eksisting dilakukan dengan cara back analysis, sehingga hasil analisis kondisi eksisting sesuai dengan kejadian di lapangan. Analisis dilakukan di 6 (enam) titik untuk Km. 91+200 dan 2 (dua) titik untuk Km. 92+600. Dari hasil analisis didapat bahwa dengan adanya perkuatan pada lereng yang terjadi kelongsoran, nilai faktor keamanan naik hingga 242.2% dari kondisi eksisting.Kata Kunci: Longsor, Tol Cipularang, Km. 91+200 dan 92+600, Boredpile,  etode Elemen Hingga, faktor keamanan ABSTRACTThe landslide are occurred at Cipularang toll road Km. 91+200 and Km. 92+600. The landslide occur because of the movement of clay shale soil layer, it means should be handled witih appropriate and effective way. For this case, reinforcement slope using boredpile and gravity wall are choosen. Dimension of the boredpile is 80 cm. The analysis was calculated using Plaxis 2D with finite element method with two different type of calculating model : existing condition (without reinforcement) and with reinforcement condition. Analysis for existing model are done by back analysis method that will gave the real condition from the field. The analysis are done by calculated in 6 (six) point area of slope for Km. 91+200 and 2 (two) point area of slope for Km. 92+600. The safety factor (SF) of the slope will increase up to 214% after reinforcement.Keywords: Landslide, Cipularang Toll Road, Km. 91+200 and 92+600, Boredpile, Finite Element Method, Safety Factor 
Analisis Stabilitas Lereng Menggunakan Model Numerik 3 Dimensi Studi Kasus Lereng Sekolah Terpadu di Kecamatan Jonggol Bogor desti santi pratiwi; Nirpan Lesmana; Indra Noer Hamdhan
INDONESIAN JOURNAL OF CONSTRUCTION ENGINEERING AND SUSTAINABLE DEVELOPMENT (CESD) Vol. 3 No. 2 (2020): INDONESIAN JOURNAL OF CONSTRUCTION ENGINEERING AND SUSTAINABLE DEVELOPMENT (CES
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (796.892 KB) | DOI: 10.25105/cesd.v3i2.8323

Abstract

Slope is the surface of the earth that forms an inclination angle, that it has the potential for landslides. Landslide will be occurred by several factors, such as steep slopes, large loads, high rain intensity, poor drainage systems, high ground water levels and others. Therefore, slope stability analysis is needed to ensured that the slopes are safe from landslides potential which injured many people. As for the prevention and handling of landslides that can be done, such as changing the geometry of the slopes, improving the drainage system, providing slope reinforcement such as gabions, retaining walls, poles and others. This study aims to determine the effect of water level on the stability of the existing slope and which has been reinforced by bored piles using a 3-dimensional numerical model. The case study reviewed is the slope in the Integrated School in Bendungan Village, Jonggol District, Bogor Regency. The results of the analysis show that in the existing conditions with a normal water level, the value of the safety factor (SF) is 1.16, and when the water level is critical, the SF value is 1.14. Whereas in slope conditions with the reinforcement of the bored pile, the analysis results show that the SF value with normal water level is 2.33 and when the water level is critical is 1.58. The results of the analysis with the reinforcement of the drill pile show that the SF value is more than 1.5 so that the slope is safe from landslide based on SNI 8460 of 2017.
Co-Authors Adrianto Kresnohadi Adrianto Kresnohadi, Adrianto Adrin Tohari Alfafa, Muhamad Fadhlan Arzunnita Pramulandani asep hilman rosadi Ayu Risnawati Azizi Rochman Bahari, Sonny Riantama Bemby S. Dearini J, R. Thasyia Puteri Dedi Rahdianata Desti Santi Pratiwi Desti Santi Pratiwi Devy Dhea Wulandari Eliza, Emilia Erdina Tyagita Utami Fadhillah, Ryan Achmad Fadilah, Rifki Fadjar Mohamad Elfaaz Fadjar Mohamad Elfaaz, Fadjar Mohamad Fauzi, Imron Maulana Fauziah Fitriani Iskandar Fauziah Fitriani Iskandar, Fauziah Fitriani Fikri Yudhistira Nugraha Fikri Yudhistira Nugraha, Fikri Yudhistira Fitri Virliani Anugrah Fitriana, Sena Bayu Adji Frizkia Azifa Silmi Geni Firuliadhim Gibral Maulana Harapan Saragih, Hotma Henoch Leindrio Cornelis Henoch Leindrio Cornelis, Henoch Leindrio Hermawan, Dody Ikhya Ikhya Ikhya Ikhya, Ikhya Imam Aschuri Imron Maulana Fauzi Kabul Suwitaatmadja Ketut Devy Apriyani Ketut Devy Apriyani, Ketut Devy Kurnia, Prana Lesmana, Nirpan Marsya Imara Sabrilia Maulana, Gibral Muhamad Fadhlan Alfafa Muhammad Yanuar Ohoimas Muhammad Yanuar Ohoimas, Muhammad Yanuar Nadya Utami Rivanga Naess, Victor Firstkiel Feber Nanda, Teuku Nabilla Nirpan Lesmana Oktofani, Khansa Nuansa Permatasari, Widya Yunita Pratiwi, Desti Santi R. Thasyia Puteri Dearini J Raden Wahyu Mulyana Raden Wahyu Mulyana, Raden Wahyu Rahdianata, Dedi Rahmah, Rizka Adisya Kamila Rangga Anhar Rangga Anhar, Rangga Rifki Fadilah Rinaldi Alamsyah Riny Yolandha Parapat Rivanga, Nadya Utami Rochman, Azizi Ryan Achmad Fadhillah S., Bemby Sahib, Yasmin Jihan Fahira Sari, Namirah Nurgia Sena Bayu Adji Fitriana Shaputra, Muhammad Rio Eka Silmi, Frizkia Azifa Soegiarso, Roesdiman Sonny Riantama Bahari Suwitaatmadja, Kabul Syahril Syahril Syahril Teuku Nabilla Nanda Utami, Erdina Tyagita Wahab, Dimas Athhariyadi Widya Yunita Permatasari Wijaya Panjaitan, Pita Uli Artha Wulandari, Devy Dhea Yasmin Jihan Fahira Sahib Yessi Nirwana Kurniadi