Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Peran Perempuan Dalam Tradisi Upacara Bersih Desa (Studi Kasus di Desa Kiringan Kecamatan Takeran Kabupaten Magetan) Setyowati, Anita
Jurnal Agasthia Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Agasthia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya akan adat istiadat atau tradisi. Salah satu tradisi yang masih dilestarikan oleh masyarakat adalah tradisi upacara bersih desa. Di Desa Kiringan,Kecamatan Takeran, Kabupaten Magetan tradisi bersih desa rutin digelar setahun sekali. Sebuah tradisi yang merupakan wujud syukur masyarakat terhadap hasil panen, serta bertujuan untuk membersihkan desa dari segala balak atau bencana. Tradisi upacara bersih desa merupakan sebuah tradisi yang tak bisa dilepaskan dari peran kaum perempuan dalam pelaksanaannya. Anggapan bahwa perempuan itu irrasional atau emosional sehingga perempuan tidak bisa tampil sebagai pemimpin, berakibat munculnya sikap yang menempatkan perempuan pada posisi yang tidak penting. Tetapi anggapan tersebut terbantahkan. Dengan kenyataan bahwa dalam tradisi upacara bersih desa peran kaum perempuan sangat penting, sehingga keberadaan mereka tidak dapat dipandang sebelah mata. Dalam budaya dan tradisi tertentu, perempuan mendapatkan tempat yang terhormat di masyarakat Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengungkap peran perempuan dalam tradisi upacara bersih desa. Penelitian ini dilakukan dilakukan di Desa Kiringan Kecamatan Takeran Kabupaten Magetan. Jenis penelitian deskriptif kualitatif. Data diperoleh dari sumber primer dan sekunder berupa keterangan atau fakta dari informan dan peristiwa atau aktivitas serta dokumen dan arsip lain yang relevan. Analisis data dengan analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran perempuan dalam tradisi upacara bersih desa di Desa Kiringan adalah sebagai penyedia atau pembuat uborampe dan sebagai tledhek atau penari dalam kesenian Tayub. Kata kunci: perempuan, tradisi, bersih desa
The effectiveness of the combination of nature sound and foot massage against pain post-appendectomy patients Setyowati, Anita; Ta'adi, Ta'adi; Sulistyowati, Dina Indrati Dyah
Media Keperawatan Indonesia Vol 6, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/mki.6.3.2023.224-233

Abstract

Appendectomy is done as soon as possible to reduce the risk of further perforation such as peritonitis or abscess. If not handled properly it can cause complications, slow down the recovery process, and increase the length of hospital stay. The purpose of the study is to analyze the effectiveness of the combination of nature sound and foot massage on pain in post-appendectomy patients. Method: True experiment with pre-post test control group design. The intervention group (n=21) was given nature sound therapy for 15 minutes, the combination group (n=21) was given a combination of nature sound therapy and foot massage for 15 minutes, and the control group (n=21) received routine nursing care. Data analysis used the Wilcoxon test. Results: The combination of nature sound and foot massage for 15 minutes/day is effective and significantly reduces pain on the average Numeric Rating Scale (NRS) score. There were differences in pain before and after the intervention in the three groups. Combination therapy of nature sound and foot massage has a greater value than the hospital SPO group and the nature sound group with a p-value of 0.004 and delta a mean of 0.70. In conclusion: The combination of nature sound and foot massage is effective in reducing pain in post-appendectomy patients.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KETERAMPILAN TRIAGE PADA PERAWAT IGD DI RUMAH SAKIT X Surya, Gilang Putra Permana; Setyowati, Anita
Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No. 6 (2024): Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat
Publisher : Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Sistem Triage merupakan salah satu penerapan sistem manajemen risiko di Instalasi Gawat Darurat (IGD) sehingga pasien yang datang mendapatkan penanganan dengan cepat dan tepat. Konsep Triage berdasarkan pengelompokan pasien kedalam tingkat prioritas penyakit dideritanya. Pengetahuan dan keterampilan sangat berpengaruh dalam tindakan Triage oleh karena itu pengetahuan dan keterampilan menjadi dasar utama dalam melakukan tindakan Triage . Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan Perawat dengan keterampilan tentang Triage pada perawat IGD di Rumah Sakit X. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode analisis korelasional melalui pendekatan cross-sectional. Sampel pada penelitian berjumlah 34 responden dengan teknik sampling menggunakan total sampling. Hasil: Hasil karakteristik responden menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan perawat memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 18 responden (52,9%) dan keterampilan Triage perawat memiliki keterampilan yang sangat terampil sebanyak 13 responden (38,2%). Hasil uji chi-square diperoleh nilai p=value sebesar 0,001 (< α= 0,05). Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan perawat dengan keterampilan Triage pada perawat IGD di Rumah Sakit X. Saran: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data dasar dan bahan evaluasi yang dapat digunakan oleh perawat IGD dalam penatalaksanaan Triage pada pasien gawat darurat
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN MEKANISME KOPING PASIEN PREOPERASI DI RSUD WONOSARI Arbaani Sholikhah, Deby; Handayani , Nia; Setyowati, Anita
Jurnal Ilmiah Kesehatan Promotif Vol. 9 No. 2 (2025): Juni 2025
Publisher : Institut Toraja Raya Indonesia (ITRI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mekanisme koping sebagai respon seseorang terhadap situasi stres atau tekanan menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik dalam mengolah dan memanfaatkan informasi secara efektif. Sebaliknya, seseorang dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah cenderung menggunakan mekanisme koping maladaptif seperti penghindaran. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai prosedur medis yang akan dijalani dan memungkinkan mereka untuk menggunakan mekanisme koping yang lebih adaptif dalam mengelola rasa cemas. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan mekanisme koping pasien preoperasi di RSUD Wonosari. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yang berjumlah 76 responden dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis data dilakukan menggunakan uji korelasi spearman rank. Hasil pada penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dengan mekanisme koping pasien preoperasi memiliki hubungan dibuktikan dengan uji spearman rank didapatkan hasil p value = 0,00 (p< 0,05). Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan mekanisme koping pasien preoperasi di RSUD Wonosari. Peneliti selanjutnya sebaiknya mempertimbangkan pelaksanaan penelitian di ruang bedah, mengingat waktu yang relatif lebih panjang sehingga memungkinkan pengumpulan data yang lebih.
PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI LEMON TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS MUAL MUNTAH PASCA OPERASI DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD R.A.A. TJOKRONEGORO PURWOREJO Khafifaturrahmi; Setyowati, Anita; Muhaji
JURNAL FISIOTERAPI DAN ILMU KESEHATAN SISTHANA Vol. 7 No. 2 (2025): Juli : Jurnal Fisioterapi dan Ilmu Kesehatan Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jufdikes.v7i2.1983

Abstract

Latar Belakang: Pemberian anestesi spinal menimbulkan efek samping mual muntah pasca operasi yang dapat menimbulkan kekurangan cairan.Terapi non farmakologi yang dapat digunakan ialah pemberian aromaterapi lemon. Aromaterapi lemon dapat menurunkan intensitas mual muntah pada pasien pasca operasi karena akan memberikan efek relaksasi pada pasien. Tujuan: Untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lemon Terhadap Penurunan Intensitas Mual Muntah Pasca Operasi Dengan Anestesi Spinal di RSUD R.A.A Tjokronegoro Purworejo. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain Pre-Experimental dengan one group pretest and posttest design. Sampel pada penelitian ini pasien pasca operasi dengan anestesi spinal yang mengalami mual muntah di RSUD R.A.A Tjokronegoro Purworejo berjumlah 30 responden.Uji statistik yang digunakan adalah uji wilcoxon signed rank test.Hasil: Hasil uji statistik Nilai p-value 0.000<0,005 Ha diterima ada pengaruh Pemberian Aromaterapi Lemon Terhadap Penurunan Intensitas Mual Muntah Pasca Operasi Dengan Anestesi Spinal di RSUD R.A.A Tjokronegoro Purworejo. sebelum diberikan aromaterapi Mayoritas responden merasa mual saja sebanyak 21 (70%),setelah pemberian aromaterapi lemon mayoritas responden tidak merasa mual dan muntah sebanyak 26 (86,7%).Simpulan: Adanya pengaruh Pemberian Aromaterapi Lemon Terhadap Penurunan Intensitas Mual Muntah Pasca Operasi Dengan Anestesi Spinal di RSUD R.A.A Tjokronegoro Purworejo.Saran: peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan sampel yang lebih besar dan dapat mengendalikan faktor durasi pembedahan.
Hubungan Mekanisme Koping terhadap Tingkat Kecemasan Menghadapi Praktik Klinik pada Mahasiswa Keperawatan Anestesiologi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta Kuswadi, Kuswadi; Setyowati, Anita; Muhaji, Muhaji
Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas (Clinical and Community Nursing Journal) Vol 9, No 2 (2025)
Publisher : PSIK FKKMK UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkkk.106660

Abstract

Background: Anxiety is an uncomfortable feeling experienced by a person, in the form of fear, tension, and emotion. In the context of facing clinical practice, psychological pressure can arise and increase anxiety level, resulting in mental problem. Due to its negative impact, it is crucial to overcome anxiety. Therefore, coping mechanism is applied to make a self-adjustment toward problem. Moreover, each person has different coping mechanism.Objective: To determine the correlation between coping mechanisms and anxiety levels of facing clinical practice among students of Diploma IV Anesthesiology Nursing at ‘Aisyiyah University of Yogyakarta.Method: This was an observational study with a Cross-Sectional design. The respondents of this study were 61 students from Anesthesiology Nursing Diploma IV program at ‘Aisyiyah University of Yogyakarta class of 2022, and whom were facing clinical practice in hospital. The research instruments were the Brief Cope Scoring questionnaire for measuring coping mechanisms and the Hamilton Rating Scale for Anxiety (HARS) for measuring anxiety levels. Data analysis used was the Spearman Rank Correlation Test.Results: Most of respondents were experiencing moderate anxiety. The results of the statistical test obtained a p-value of 0,000 (<0,05) with a correlation coefficient of 0,582.Conclusion: There is a medium-strength positive correlation between coping mechanisms and anxiety levels in facing clinical practice among Anesthesiology Nursing Diploma IV students at ‘Aisyiyah University of Yogyakarta.INTISARILatar belakang:  Kecemasan merupakan perasaan tidak nyaman yang dialami seseorang, berupa rasa takut, tegang, dan emosional. Dalam menghadapi praktik klinik, mahasiswa akan mengalami berbagai tekanan psikologis dan meningkatkan kecemasan hingga mengakibatkan masalah mental. Dengan banyaknya dampak buruk yang ditimbulkan oleh kecemasan, membuat hal ini penting untuk diatasi. Penyesuaian diri untuk mengatasi masalah ini dilakukan dengan cara mekanisme koping. Dalam hal ini setiap individu memiliki mekanisme koping yang berbeda.Tujuan: Mengetahui hubungan antara mekanisme koping terhadap tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi praktik klinik pada mahasiswa Diploma IV Keperawatan Anestesiologi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif analisis korelasional dengan desain cross sectional. Responden penelitian ini adalah mahasiswa program Diploma IV Keperawatan Anestesiologi Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta angkatan 2022 dengan jumlah 61 responden yang sedang menghadapi praktik klinik. Instrumen yang digunakan berupa Kuesioner Brief Cope Scoring untuk mekanisme koping dan Hamilton Rating Scale for Anxiety (HARS) untuk mengukur tingkat kecemasan. Analisis data menggunakan uji Korelasi Spearman's Rank.Hasil:  Uji statistik menunjukkan bahwa 61 responden mengalami kecemasan tingkat sedang dengan nilai p-value sebesar 0,000 (<0,05) dan koefisien korelasi sebesar 0,582.Simpulan: Terdapat hubungan dengan kekuatan sedang dan arah korelasi positif antara mekanisme koping terhadap skor kecemasan menghadapi praktik klinik pada mahasiswa Diploma IV Keperawatan Anestesiologi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. 
THE EFFECT OF ANIMATED VIDEOS AS A MEDIUM FOR REDUCING PRE-OPERATIVE ANXIENTY WITH GENERAL ANESTHESIA Setyowati, Anita; Riyadi, Raden Sugeng
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 16 No. 2, Juli 2025
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34035/jk.v16i2.1819

Abstract

Background: Preoperative anxiety is a common emotional response in patients undergoing surgical procedures, including laparotomy with general anaesthesia. Effective preoperative education can be one strategy to reduce anxiety. Animated videos about the anaesthesia procedure can improve patients' understanding and reduce their anxiety about medical procedures. This study aimed to determine the effect of animated videos as an educational medium in reducing preoperative anxiety in laparotomy with general anaesthesia. Methods: This study used a quasi-experimental design with a pre-test and post-test approach with a control group. The sample consisted of 30 patients scheduled for laparotomy at PKU Muhammadiyah Gamping Hospital, divided into 2 groups. Anxiety was measured using the Amsterdam Preoperative Anxiety and Information Scale (APAIS). Data was analyzed using the Mann-Whitney U Test.Results: This study shows that in the intervention group, the majority of respondents before watching the animated video had moderate anxiety levels, with 8 respondents (53.3%). After being given the animated video, the majority of respondents showed mild anxiety levels, with 6 respondents (40.0%). In the control group, the majority of respondents had moderate anxiety levels, with 8 respondents (53.3%). After being given nursing care from the hospital without being given the animated video, the majority of respondents showed mild anxiety levels, with 9 respondents (60.0%). Data analysis showed a significant decrease in anxiety scores in the intervention group compared to the control group (p < 0.05). Conclusion: The use of animated educational media is recommended as part of standard preoperative preparation in hospitals.
Edukasi “SiGap-Siaga Dan Tanggap” Menghadapi Resiko Bencana Gempa Bumi Megathrust Pada Remaja Di Nasyiatul Aisyiyah Kelurahan Pleret, Kulon Progo Rosidah, Istiqomah; Setyowati, Anita
AMMA : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 7 : Agustus (2025): AMMA : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : CV. Multi Kreasi Media

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Earthquakes are natural disasters that can occur suddenly. Although various early indicators or precursors have been studied extensively, there is still no technology capable of accurately predicting the exact time of an earthquake. Therefore, it is crucial for communities to gain knowledge and understanding about how to be prepared and responsive to the risks of earthquakes—particularly megathrust earthquakes, which pose a significant threat in high-risk areas such as the southern part of Java Island. Unfortunately, the role of the community—despite being the largest and most important group in disaster mitigation efforts—is often overlooked in disaster preparedness planning. Yet, preparedness is a critical component, as it can significantly reduce mortality rates caused by earthquakes. One effective way to improve preparedness is through educational programs such as “SiGap – Ready and Responsive,” aimed at adolescents. Adolescents, aged between 10 and 19, are in a unique developmental stage that is essential for building a strong foundation of health knowledge. Educating this age group is expected not only to foster proactive attitudes in disaster response but also to encourage sustained community involvement in preparedness activities. Choosing the right educational media also plays an important role in enhancing understanding, and digital media is one of the most effective tools. Utilizing engaging technology can help deliver information in a way that is easier to absorb and remember. Therefore, innovation is needed in delivering education to adolescents so that the intended messages are effectively communicated. To build a society that is well-prepared and responsive to the risks of megathrust earthquakes, an advanced and modern learning model tailored to the younger generation is essential. This study aims to assess the impact of the “SiGap – Ready and Responsive” educational program on adolescent preparedness in facing the threat of megathrust earthquakes, specifically among the youth of Nasyiatul Aisyiyah in Pleret, Kulon Progo.
PENGARUH EDUKASI VIDEO ANIMASI ANESTESI SPINAL TERHADAP KECEMASAN PASIEN PREOPERASI DI RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL Mayasari, Dwi Novita Siska; Handayani, Nia; Setyowati, Anita
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.47301

Abstract

Kecemasan preoperasi merupkan respon emosional yang umum terjadi pada pasien yang akan menjalani operasi atau pembedahan, khususnya pasien yang akan menjalani pembedahan dengan anestesi spinal. Kecemasan yang tidak ditangani dengan tepat dapat berdampak negatif pada kondisi fisiologi dan psikologi pasien serta menghambat jalannya operasi. Edukasi preoperasi menggunakan media video animasi merupakan metode non-farmakologis yang diyakini mampu menurunkan kecemasan pasien secara efektif. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi video animasi anestesi spinal terhadap kecemasan pasien preoperasi di RS PKU Muhammadiyah Bantul. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan menggunakan pre-eksperimental one group pretest-postest. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, dengan sampel sebanyak 30 responden. Instrumen pengukuran kecemasan menggunakan kuesioner Amsterdam Preoperatuve Anxiety and Information Scale (APAIS). Analisis data menggunakan uji Wilcoxon. Hasil: Berdasarkan analisis statistik, didapatkam hasil bahwa sebelum diberikan edukasi mayoritas 14 responden (46,7%) berkategorikan cemas sedang dan setelah diberikan edukasi didapatkan hasil mayoritas 19 responden (63,3%) cemas ringan. Hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 dimana nilai signifikansi lebih rendah dari 0,05 (sig. 0,000 < 0,05). Simpulan: Terdapat pengaruh yang signifikan antara edukasi video animasi anestesi spinal terhadap kecemasan pasien preoperasi
THE EFFECT OF ANIMATED VIDEOS AS A MEDIUM FOR REDUCING PRE-OPERATIVE ANXIENTY WITH GENERAL ANESTHESIA Setyowati, Anita; Riyadi, Raden Sugeng
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 16 No. 2, Juli 2025
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34035/jk.v16i2.1819

Abstract

Background: Preoperative anxiety is a common emotional response in patients undergoing surgical procedures, including laparotomy with general anaesthesia. Effective preoperative education can be one strategy to reduce anxiety. Animated videos about the anaesthesia procedure can improve patients' understanding and reduce their anxiety about medical procedures. This study aimed to determine the effect of animated videos as an educational medium in reducing preoperative anxiety in laparotomy with general anaesthesia. Methods: This study used a quasi-experimental design with a pre-test and post-test approach with a control group. The sample consisted of 30 patients scheduled for laparotomy at PKU Muhammadiyah Gamping Hospital, divided into 2 groups. Anxiety was measured using the Amsterdam Preoperative Anxiety and Information Scale (APAIS). Data was analyzed using the Mann-Whitney U Test.Results: This study shows that in the intervention group, the majority of respondents before watching the animated video had moderate anxiety levels, with 8 respondents (53.3%). After being given the animated video, the majority of respondents showed mild anxiety levels, with 6 respondents (40.0%). In the control group, the majority of respondents had moderate anxiety levels, with 8 respondents (53.3%). After being given nursing care from the hospital without being given the animated video, the majority of respondents showed mild anxiety levels, with 9 respondents (60.0%). Data analysis showed a significant decrease in anxiety scores in the intervention group compared to the control group (p < 0.05). Conclusion: The use of animated educational media is recommended as part of standard preoperative preparation in hospitals.