Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Penelitian Hasil Hutan

Karakteristik Pelet Kayu Laban (Vitex Pubescens) Sebagai Bahan Bakar Alternatif Terbarukan Alpian, Alpian; Rivaldi; Wahyu Supriyati; Luhan, Gimson; Surasana, I Nyoman
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 41 No. 1 (2023): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : BRIN Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/jphh.2023.679

Abstract

Fuel oil and gas in the coming years will still be the main energy source in supporting community activities. However, the increase in world oil prices led to an increase in fuel prices including gas and kerosene. One of the alternative energy sources that can be used is the use of wood waste as fuel for households or industries in the form of biomass pellets (pellets). The purpose of this study was to determine the quality of wood pellets from laban wood (Vitex pubescens) based on SNI 8021: 2014. This study used laban wood powder from the stems, branches and twigs, and tapioca flour as adhesives. The size of the powder used was 40 mesh stuck in 60 mesh. The pellet stamping used a pressure of 60 kg/cm3. The wood pellets tested included moisture content, density, volatile matter content, fixed carbon content, ash content, and calorific value. The test results showed that the stems of laban wood pellets produced better qualities than the branches and twigs parts although they were not significantly different. The range of laban wood pellets from the middle stems, branches and twigs were 11.27 ̶ 11.62% (moisture content), density were 0.34 ̶ 0.53 g/cm3, ash content were 0.83 ̶ 1,05%, volatile matter content were 71.20-72.00%, carbon content were 14.93-16.38%, and calorific value were 4486.46 ̶ 4514.46 cal/g. The test results were within the requirement of the Standards of Indonesia (SNI 8021-2014), the Korea Standard (KFS), and the Jeman Standard (DIN51371), except the density was not within the requirement of the SNI 8021-2014 Standard and the Jerman Standard (DIN51371). The density of the stem section was within the requirement of the Korean standard.
PENGUJIAN KUALITAS ARANG DARI SERBUK ULIN DENGAN 2 METODE PENGERINGAN Alpian; Segah, Hendrik; Oksal, Efriyana; Chuchita; Pereiz, Zimon; Supriyati, Wahyu
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 42 No. 2 (2024): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : BRIN Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/jphh.2024.7743

Abstract

Arang merupakan salah satu bahan yang banyak digunakan dalam berbagai industri, terutama sebagai bahan bakar. Pemanfaatan serbuk kayu Ulin berupa limbah dari industri kayu, memiliki potensi untuk diolah menjadi arang berkualitas tinggi melalui proses pirolisis. Penelitian bertujuan untuk menguji kualitas arang yang dihasilkan dari serbuk kayu Ulin dengan metode pirolisis pada suhu asap 80°C selama 8 jam, menggunakan 10 ulangan. Parameter yang diukur meliputi rendemen, kadar air, kadar zat mudah menguap, kadar abu, dan kadar karbon terikat, yang dibandingkan dengan standar SNI 1683:2021. Metode penelitian dilakukan dengan dua perlakuan utama, yaitu serbuk Ulin yang dikeringkan menggunakan gelombang mikro dengan daya 450 Watt selama 1 jam dan serbuk yang dikeringkan dengan metode pengeringan udara. Hasil pengujian menunjukkan bahwa rendemen arang dari serbuk Ulin dengan pengeringan gelombang mikro mencapai 48,57%, sedangkan yang dikeringkan udara mencapai 46,73%. Kadar air pada serbuk Ulin kering udara (5,72%) lebih tinggi dibandingkan dengan serbuk gelombang mikro (3,89%), sementara berturut-turut untuk kadar zat mudah menguap (42,35% dan 50,50%) dan kadar karbon terikat (56,72% dan 48,52%) menunjukkan hasil uji T menunjukkan berpengaruh signifikan. Kadar abu (0,94% dan 0,98%) menunjukkan hasil uji T menunjukkan tidak berpengaruh signifikan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa metode pirolisis pada suhu asap 80°C efektif dalam menghasilkan arang dengan kualitas yang baik dari serbuk kayu Ulin, terutama pada perlakuan pengeringan menggunakan gelombang mikro. Kualitas arang yang dihasilkan memenuhi standar SNI, yaitu kadar air dan kadar abu.