Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

VALUASI TANAMAN OBAT DI DESA PETUK BUKIT KECAMATAN RAKUMPIT KOTA PALANGKA RAYA, KALIMANTAN TENGAH (Medical Plant Valuation at Petuk Bukit Village, Rakumpit Sub District, Palangka Raya City, Central Kalimantan) Aprilianto, Kartono; Mayawati, sari; Nuwa, Nuwa
Jurnal Hutan Tropika Volume 14 Nomor 2 Tahun 2019
Publisher : Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36873/jht.v14i2.1153

Abstract

The aim of this study to analyze the economic value of medical plants at Petuk Bukit Village, Rakumpit Sub District, Palangka Raya City, Central Kalimantan. This research was conducted from June to August 2019 in the Rakumpit sub-district of Central Kalimantan, precisely in Petuk Bukit village. The primary data were collected using an survey method. Data analyze to predicted the economic value, income levels, and welfare level. The result showed that there are 12 types of medical plants that potentialy have economic value. The income of Petuk Bukit Village from medical plants and nonmedical plants business were obtained Rp. 3.342.420.000/year. The correlation of spearman is 0.45. The income level from medical plants is moderat to the welfare of society.
PENGGUNAAN MEDIA TANAH PADA PROSES PEWARNAAN ALAMI TERHADAP ROTAN UNTUK KERAJINAN Triyadi, Antonius; Prihanika, Prihanika; Nuwa, Nuwa
Jurnal Hutan Tropika Volume 14 Nomor 2 Tahun 2019
Publisher : Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36873/jht.v14i2.1155

Abstract

Proses pewarnaan rotan dilakukan dengan menggunakan dua jenis tanah sebagai media perendaman yaitu tanah lempung yang diperoleh dari desa Gohong Kabupaten Kahayan Hilir dan tanah berpasir yang ada di kota Palangka Raya. Pengenalan daun tepanggang sebagai pewarna alami yang aman bagi kesehatan dan lingkungan, mampu memberikan variasi warna yang menarik untuk mengembangkan berbagai motif desain anyaman rotan terutama bagi perajin anyaman rotan yang dijadikan mitra yaitu Duta Dare. Tujuan penulisan ini adalah membandingkan dua jenis tanah yaitu lempung dan pasir sebagai media perendaman rotan yang terlebih dahulu direbus dengan daun tepanggang, sehingga menghasilkan produk yang mampu bersaing dengan berbagai modifikasi tren warna masa kini dengan nilai jual yang tinggi. Metode pelaksanaan melalui penyampaian materi, Tanya jawab, praktek langsung bersama mitra, dan melakukan evaluasi terhadap hasil kegiatan. Pewarnaan rotan direndam dengan tanah lempung menghasilkan warna hitam mengkilap, sedangkan perlakuan dengan tanah pasir menghasilkan rotan dengan warna abu-abu yang tidak menarik.Kata Kunci: Tanah, pewarnaan rotan, anyaman rotan
PROSPEK PURUN (Eleocharis sp) SEBAGAI HASIL HUTAN BUKAN KAYU UNTUK MENDUKUNG EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR HUTAN RAWA GAMBUT Indrayanti, Lies; Elvina, Elvina; Nuwa, Nuwa; Nursiah, Nursiah; Yanarita, Yanarita; Ludang, Yetri; Misrita, Misrita
Agrienvi: Jurnal Ilmu Pertanian Vol. 17 No. 2 (2023): Journal Agrienvi
Publisher : Agrienvi: Jurnal Ilmu Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Purun is one of the Non-Timber Forest Products that comes from peat swamp forests. This plant grows wild and is used by communities around the forest to make various handicraft products as a side income. This research aims to analyze Purun's prospects as an NTFP to support the economy of communities around peat swamp forests. There are three research locations, namely Petuk Katimpun Village, Kalampangan Village, and Tumbang Nusa Village. The sampling method was purposive sampling, namely people who were purun craftsmen and lived close to the purun growing area. Data analysis uses SWOT analysis. The research results show that the prospect of Purun as a non-timber forest product (NTFP) to support the economy of communities around peat swamp forests in the three research locations is in a strategic position, namely at the cut-off point (0.569; 0.684), precisely in the first quadrant (I). The alternative strategy used is the SO (Strength and opportunities) strategy, namely utilizing Purun NTFPs; creating markets and promotions; increasing Human Resources (HR) through training and forming Micro, Small and Medium Enterprises (MSME) groups. Based on these results, the policy that is expected is to support the use of Purun NTFPs by the community, by providing counseling, training and outreach so that Purun Purun products can compete with other NTFP products.
Optimalisasi Program KKN Reguler Universitas Palangka Raya Tahun 2024: Intervensi Stunting Di Desa Tahawa Nuwa, Nuwa; Wulandari, Verien Oktasia; Setiawan, Nathalie Angelica; Fransisca, Amelia; Sepri, Chenmey Amanda
Kapas: Kumpulan Artikel Pengabdian Masyarakat Vol 3, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/ks.v3i2.3233

Abstract

Program pemberian makanan tambahan kepada balita stunting di Desa Tahawa yang dilaksanakan oleh Mahasiswa KKN Tematik Reguler Periode I Tahun 2024 dan bekerja sama dengan pemerintah desa Tahawa dan kader PKK ini dilatarbelakangi oleh tujuan untuk meningkatkan status gizi dan pertumbuhan anak. Metode pelaksanaan yang digunakan yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring. Pelaksanaan program selama 15 hari melibatkan distribusi 840 paket makanan dan susu. Meskipun berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi, program ini menghadapi beberapa kendala seperti keterbatasan transportasi, akses jalan yang sulit, dan kurangnya sumber daya manusia. Hasil sementara menunjukkan adanya peningkatan berat badan pada beberapa balita, namun diperlukan evaluasi jangka panjang untuk melihat dampak signifikan program ini terhadap penurunan angka stunting.
Development of Kelulut (Trigona sp) Cultivation Business Nuwa, Nuwa; Rotinsulu, Johanna Maria; Toni, Hendra; Jemi, Renhart
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 7, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v7i1.10767

Abstract

Tumbang Nusa Village, Jabiren District, Pulang Pisau Regency, Central Kalimantan community groups have been formed into the Nusa Sehati Peat Ecosystem Protection Control Working Team (TKPPEG). They serve as partners in managing peat ecosystem protection. Alongside peat ecosystem conservation, improving the community's economy is essential. One initiative is the cultivation of kelulut bees (Trigona Sp), which has not been optimally implemented, particularly in technical beekeeping and honey marketing. Thus, the kelulut cultivation business was developed through the Community Empowerment Lecturer Program (PDPPM) at the University of Palangka Raya. The program's objectives include increasing kelulut honey production, enhancing online marketing, and creating product branding. The implementation involved training, field practice, and mentoring. As a result, lulus bees cultivated with a two-week harvest cycle produced approximately 14.5 liters of honey. Branding efforts allowed Kelulut Honey to compete better in the market, and marketing was conducted via WhatsApp, Instagram, and Facebook. In conclusion, community partners succeeded in cultivating kelulut honeybees, created branding, and adopted online marketing techniques. Their beekeeping skills improved, and they learned the importance of logos, packaging, and product narratives. This extended their market reach, increased sales, and allowed access to non-local consumers.  
NILAI GIZI DAN RASA BIJI KETAPANG (Terminalia catappa L.) DIBANDINGKAN DENGAN KACANG TANAH DAN ALMOND Indrayanti, Lies; Nuwa, Nuwa; A, Wibowo; Lusia, Lusia
Agrienvi: Jurnal Ilmu Pertanian Vol. 19 No. 1 (2025): Juni 2025: Journal Agrienvi
Publisher : Agrienvi: Jurnal Ilmu Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36873/aev.v19i1.20008

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui nilai gizi dan rasa biji Ketapang dibandingkan dengan Kacang Tanah dan Kacang Almond. Metode yang digunakan adalah metode laboratorium eksploratif dan organoleptic. Analisis kandungan gizi diteliti di Laboratorium Chem Mix Pratama Kota Yogyakarta, sedangkan uji rasa dilakukan di kota Palangka Raya.  Hasil analisis kandungan gizi didapatkan Kandungan protein dan karbohidrat biji Ketapang lebih rendah dibandingkan dengan kacang tanah dan kacang almond, namun kandungan lemak, kadar abu. Kandungan Vitamin E biji Ketapang lebih besar 800% dibandingkan Kacang Almond.  Biji Ketapang mengandung Vitamin C sebesar 50.50 mg/100gr, sedangkan kacang tanah dan kacang almond nol. Hasil uji rasa, yang menyatakan rasa yang sama dengan rasa kacang tanah lebih besar daripada rasa yang sama dengan kacang almond, namun juga terdapat responden yang tidak berani mencicipi. Berdasarkan keunggulannya pemanfaatan biji Ketapang mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan menjadi produk makanan yang bergizi
Karakteristik Pelet dari Bagian Pohon Gelam (Melaleuca cajuputi subsp. Cumingiana) dengan Persentase Perekat Tapioka yang Berbeda Alpian, Alpian; Nuwa, Nuwa; Supriyati, Wahyu; Firdara, Eritha Kristiana; Luhan, Gimson; Yanciluk, Yanciluk; Pratama, Redi Saputra
Daun: Jurnal Ilmiah Pertanian dan Kehutanan Vol. 12 No. 1 (2025): Daun: Jurnal Ilmiah Pertanian dan Kehutanan
Publisher : ​Institute for Researches and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/daun.v12i1.9869

Abstract

As fossil fuels continue to deplete, alternative energy sources need to be explored. Wood pellets process sawdust into fuel. This study examines wood pellets made from Gelam tree parts with different adhesive percentages. The research uses a completely randomized factorial design, with factors including tree parts (trunk, branches, twigs) and tapioca adhesive percentages (7.5%, 10%, 12.5%), followed by a Least Significant Difference (LSD) test. The results show that the tree part has no significant effect on moisture content, compressive strength, ash content, volatile matter, fixed carbon, or calorific value. However, the tree part significantly affects the density. The adhesive percentage has no significant effect on density and calorific value but significantly affects moisture content, compressive strength, ash content, volatile matter, and fixed carbon. The interaction between treatments has no significant effect on any pellet test parameters. The wood pellets show average values for the treatment interaction that meet the SNI 8021-2014 standards, except for moisture content.