Teguh Aprianto, Teguh
Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

APPLICATION OF ERGONOMIC WEB DESIGN PRINCIPLES IN IMPROVING COMPANY PROFILE EFFICIENCY Saputra, Ricco Herdiyan; Aprianto, Teguh
Naratif (Jurnal Nasional Riset, Aplikasi Dan Teknik Informatika) Vol 6 No 1 (2024): NARATIF : Jurnal Nasional Riset Aplikasi dan Teknik Informatika
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53580/naratif.v6i1.277

Abstract

Desain antarmuka pengguna situs web yang baik akan membuat pengunjung ingin bertahan lebih lama di situs web. Sebaliknya, antarmuka pengguna situs web yang dirancang dengan buruk akan menyebabkan pengunjung segera meninggalkan situs web. Desain website kampus seringkali tidak dioptimalkan untuk pengguna sehingga mengakibatkan penggunaan tidak efisien. Pengguna mungkin mengalami kesulitan dalam menavigasi situs web, menemukan informasi yang akan dicari, atau mungkin merasa bingung saat berinteraksi dengan situs web. Permasalahan ini dapat mengakibatkan menurunnya minat calon mahasiswa baru, kesulitan memperoleh informasi penting, dan menurunnya citra universitas atau kampus. Peneliti merancang profil kampus ini dengan menggunakan model pengembangan perangkat lunak Systems Development Lifecycle (SDLC). Bukan hanya model dan teknik, tetapi juga proses kreatif dan sistem yang berubah. Terdiri dari tahap perencanaan, analisis, desain dan implementasi, pengujian, dan pemeliharaan. Pertama, tinjauan literatur menekankan pentingnya memahami konsep ergonomis dalam desain web, seperti kejelasan, konsistensi, dan penempatan yang tepat. Dengan memahami kebutuhan dan preferensi pengguna serta mengikuti prinsip ergonomis, dapat mengubah situs web kampus menjadi alat yang efisien dan efektif untuk mengkomunikasikan informasi dan mempromosikan kampus. Selain itu, pendekatan yang diusulkan mencakup analisis pengguna, penerapan prinsip desain ergonomis, optimalisasi daya tanggap, dan pengujian pengguna. Hasil yang diharapkan dari penerapan prinsip-prinsip ini antara lain peningkatan efisiensi pengguna saat menavigasi website, peningkatan minat calon mahasiswa, dan peningkatan citra institusi kampus. Oleh karena itu, artikel ini memberikan landasan yang kokoh bagi upaya peningkatan kualitas dan efektivitas website kampus melalui pendekatan desain web yang ergonomis. Dengan kata lain penerapan prinsip desain web yang ergonomis berperan penting dalam meningkatkan efisiensi kampus. Dengan mempertimbangkan kebutuhan pengguna dan mengikuti prinsip desain ergonomis, pengelola situs web kampus menciptakan pengalaman pengguna yang lebih baik, memperkuat citra universitas, dan meningkatkan efisiensi komunikasi secara keseluruhan.
PERANCANGAN MEJA MESIN CUT OFF DENGAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI PADA BENGKEL LAS X DI KOTA BANDUNG Aprianto, Teguh
SISTEMIK (Jurnal Nasional Ilmu Teknik) Vol 12 No 2 (2024): SISTEMIK : Jurnal Ilmiah Nasional Bidang Ilmu Teknik
Publisher : Universitas Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53580/sistemik.v12i2.120

Abstract

Salah satu mesin yang paling sering digunakan adalah mesin potong. Mesin potong besi yang banyak dikenal sebagai mesin cut off. Fungsi mesin cut off banyak digunakan untuk pemotongan besi siku, besi plat dan besi pejal. Pekerjaan pemotongan besi banyak dilakukan di bengkel las x tak terkecuali bengkel las x. Proses pemotongan dilakukan di bengkel las x dengan memasangkan besi pada tumpuan yang ada di mesin cut off. Untuk memastikan pemotongan dengan benar maka pekerja akan menempatkan besi pada tempat yang telah disediakan. Penggunaan mesin cut off sering kali diletakan pada lantai kerja guna memudahkan pemotongan. Hal ini dapat menimbulkan masalah terkait dengan kesalahan dalam bekerja. Permasalahan yang sering terjadi pada pekerja adalah masalah kesehatan seperti mengalami pegal pada bagian tubuh bagian pinggang, punggung, tangan, lengan, leher, kaki, betis dan perut. Penyebab utama dikarenakan adanya penekan berat badan pada tumpuan anggota tubuh yang digunakan untuk menahan saat bekerja. Dimana tidak terdapat meja mesin cut off. Tidak tersedianya sarana pendukung seperti meja kerja tentunya akan memberikan dampak buruk pada pekerja. Ini akan menjadi pemicu terjadinya kesalahan dalam bekerja. Perancangan meja kerja diawali dengan pengukuran dimensi tubuh dimana hasil perancangan dapat memaksimalkan pekerja. Dimana hasil rancangan diperoleh panjang meja 44,6 cm dari antropometri D25 (dan data dimensi panjang bahu sampai dengan genggaman tangan ke depan). Lebar meja 43,6 cm dari antropometri D17 (data dimensi lebar bahu berdiri / duduk). Tinggi meja 93,33 cm dari antropometri D4 (data dimensi tinggi siku berdiri). Selanjutnya untuk menentukan pandang mata ke mesin dengan ukuran 153,59 cm dari antropometri D2 (dimensi tinggi mata berdiri). Perancangan meja mesin cut off menggunakan pendekatan antropometri diharapkan dapat mendapatkan rancangan meja yang sesuai dengan antropometri pekerja dan dapat meningkatan produktivitas serta menurunkan kelelahan kerja.
ANALISIS BEBAN KERJA FISIK PETUGAS KEBERSIHAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN ERGONOMI Aprianto, Teguh; Rismayadi, Danny Aidil; Sugiatna, Angling; Fatah, Abdul; Dewi, Rimba Krishna Sukma
SISTEMIK (Jurnal Nasional Ilmu Teknik) Vol 11 No 2 (2023): SISTEMIK : Jurnal Ilmiah Nasional Bidang Ilmu Teknik
Publisher : Universitas Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53580/sistemik.v11i2.95

Abstract

Kebersihan lantai menjadi tugas pokok seorang petugas kebersihan. Dimana seorang petugas kebersihan harus memiliki skill dan kemampuan yang baik untuk dapat membersihkan lantai dari debu maupun kotoran alas kaki. Saat ini petugas kebersihan yang bekerja di kampus x berjumlah 6 orang. Jam Kerja Petugas kebersihan dibagi kedalam 2 satuan waktu. Kerja satu dimulai pukul 06.00-13.00 wib dan Kerja 2 dimulai pukul 13.00-20.00 wib. Tugas utama petugas kebersihan yaitu membersihkan seluruh lantai pada Gedung 1 dan Gedung 2. Gedung 1 memiliki 4 lantai dan Gedung 2 memiliki 3 lantai. Tingginya beban kerja dapat meningkatkan beban psikologis, fisiologis dan waktu begitu pula dengan rendahnya beban kerja dapat meningkatkan rasa bosan dan jenuh. Kerja fisik membutuhkan banyak energi. Metode pendekatan ergonomi perhitungan %CVL dan konsumsi energi. hasil penelitian pada petugas kebersihan satuan waktu kerja pagi dan satuan waktu kerja siang diperoleh kesimpulan bahwa % CVL pada rentang 22 % sampai dengan 37,39 % pada satuan waktu kerja pagi dan % CVL pada rentang 22,09 % sampai dengan 65,54 % pada satuan waktu kerja siang. Artinya %CVL petugas kebersihan pada klasifikasi tidak terjadi kelelahan sampai dengan kerja dalam waktu singkat. Konsumsi energi pada petugas kebersihan pada satuan waktu kerja pagi dalam rentang 1,55 Kkal/menit sampai dengan 2,63 Kkal/menit dan satuan waktu kerja siang dalam rentang 1,24 Kkal/menit sampai dengan 3,79 Kkal/menit. Artinya konsumsi energi petugas kebersihan pada kategori moderat sampai dengan sangat esktrim.
KATEGORI BEBAN KERJA FISIK PENGATUR KENDARAAN RODA 2 BERDASARKAN METODE CVL Aprianto, Teguh; Mardaweni, Riri
SISTEMIK (Jurnal Nasional Ilmu Teknik) Vol 12 No 1 (2024): SISTEMIK : Jurnal Ilmiah Nasional Bidang Ilmu Teknik
Publisher : Universitas Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53580/sistemik.v12i1.106

Abstract

Area parkir pada Lembaga XYZ dapat menampung 300-600 kendaraan roda 2 per hari. Terkadang ada pemarkir kendaraan roda 2 kurang disiplin dalam penempatan kendaraan roda 2 sehingga membuat area parkir tidak nyaman. Penempatan kendaraan yang tidak beraturan menjadi penyebab area parkir terasa sempit. Ini menjadi tugas pokok petugas pengatur kendaraan untuk merapikan kendaraan roda 2 tersebut. Penelitian ini akan meneliti mengenai beban kerja fisik petugas pengatur kendaraan pada Lembaga XYZ. Penelitian pendahuluan dilakukan wawancara kepada petugas pengatur kendaraan roda 2 untuk mengetahui apa yang dialami. Selanjutnya dilakukan penyebaran kuesioner Nordic Body Map (NBM) untuk mengetahui keluhan kesakitan yang dirasakan oleh petugas pengatur kendaraan roda 2. Kemudian dilakukan penelitian beban kerja fisik untuk menentukan seberapa besar % Cardiovascular Load (%CVL), dan kategori beban kerja. Hasil penelitian pada petugas pengatur kendaraan roda 2 diperoleh kesimpulan bahwa petugas pengatur kendaraan roda 2 dalam aktivitas pengaturannya yang melibatkan gerakan repetisi yaitu dalam penyusunan kendaraan, dan mengarahkan kendaraan ke tempat yang telah disusun maka aktivitas ini dapat menyebabkan kelelahan otot.. Denyut nadi maksimal petugas pengatur kendaraan roda 2 dari 175 denyut / menit sampai dengan 192 denyut / menit. % CVL pada rentang 45,87 sampai dengan 60,91%. Dari 10 orang petugas pengatur kendaraan roda 2, 9 orang diantaranya berada pada klasifikasi tingkat 2 (indeks 30% – 60%), yang menunjukkan terjadinya kelelahan pada operator tersebut, yang artinya perlu dilakukan perbaikan namun tidak mendesak. Persentase CVL tertinggi 60,91% terdapat pada operator 3 yang berumur 44 tahun, 60,91% artinya kerja dalam waktu singkat.
ANALISIS BEBAN KERJA FISIK DENGAN CVL DAN PENGUKURAN WAKTU ISTIRAHAT OPTIMAL PADA PEKERJA RAW MATERIAL WAREHOUSE DI PT TRIMAN Rizki, Putri Nur; Aprianto, Teguh; Supriyadi, Edi
SISTEMIK (Jurnal Nasional Ilmu Teknik) Vol 13 No 1 (2025): SISTEMIK : Jurnal Ilmiah Nasional Bidang Ilmu Teknik
Publisher : Universitas Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53580/sistemik.v13i1.130

Abstract

Beban kerja fisik adalah beban perkerjaan yang di terima oleh fisik pekerja yang dilakukan dengan mengandalkan kegiatan fisik semata akan mengakibatkan perubahan pada fungsi alat-alat tubuh. PT. Triman adalah perusahan farmasi nasional yang memproduksi obat-obatan dan vitamin yang memiliki izin industry farmasi yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan. Permasalahan yang terjadi di PT. Triman khususnya pada pekerja raw material warehouse sebanyak 4 orang ini yaitu merasakan kecapean atau rasa pegal di bagian punggung, pinggang dan bagian tubuh lainnya. Hal tersebut tentunya sebuah masalah pada beban kerja fisik. Pada penelitian kali ini menggunakan metode CVL untuk menghitung beban kerja fisik dan pengukuran jam istirahat yang optimal. Berdasarkan hasil pengukuran beban kerja fisik menggunakan metode Cardiovascular Load (CVL) diketahui besarnya beban kerja pada pekerja 1 yaitu Bapak Wisnu Purnama sebesar 58.65%, pada pekerja 2 yaitu Bapak Willy Ramdhani sebesar 53,91%, pada pekerja 3 yaitu Bapak Randi Gunawan sebesar 58,53%, dan pada pekerja 4 yaitu Bapak Muhammad Taufik sebesar 58.29%. perbaikan waktu istirahat menggunakan pendekatan fisiologis diketahui bahwa waktu istirahat yang dibutuhkan untuk Bapak Wsinu Purnama yaitu 24,64 menit, yang awalnya 30 menit menjadi 54,64 menit, untuk waktu istirahat yang dibutuhkan untuk Bapak Willy Ramdhani yaitu 2,72 menit yang awalnya 30 menit menjadi 32,72 menit, untuk Bapak Randi Gunawan yaitu 6,52 menit, yang awalnya 30 menit menjadi 36,52 menit, sedangkan waktu istirahat yang dibutuhkan untuk Bapak Muhammad Taufik yaitu 17,56 menit yang awalnya 30 menit menjadi 47,56 menit.