Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

JUSTIFIKASI CFD KEDALAMAN GROOVE BAN PADA PROSES PERAWATAN HARIAN PESAWAT B737-800 AKIBAT HYDROPLANING (B737-800 TIRE GROOVE DEPTH CFD JUSTIFICATION ON ITS DAILY MAINTENANCE PROCESS DUE TO HYDROPLANING) Vicky Wuwung; Nelli Anggreyni; Valeri Maria Hitoyo; Carolus Bintoro
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 15 No. 1 Juni 2017
Publisher : National Institute of Aeronautics and Space - LAPAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30536/j.jtd.2017.v15.a2528

Abstract

As a reference in daily maintenace process of Boeing 737-800 air plane, The tire groove depth influence justification which is moving on the contaminated runway that could be potential to hydroplaning phenomenon must be reviewed. Tire groove is a pattern on the tire surface that has a function to flow the water in front of the tire to the aft of the tire smoothly through the bottom of the tire. This mechanism let the tire less of a lift force that can be meant as a hydroplaning prevention. To understand hydroplaning phenomenon and groove depth tire influence, a numerical simulation is performed by using a CFD software Numeca Fine/Marine. This simulation is 3D, unsteady fluid dynamic simulation, with an assumption a rigid body tire at a short time after the airplane touch down to the runway (after skidding process) with velocity V = 62.27 m/s. The contaminated runway is modelled as a pool water (flood) on the flat surface runway with its height of 2.54 mm. Numerical simulation on this B 737-800 tire result shows that a hydroplaning phenomenon will happen for tire with groove depth less than 0.4”. This concludes that a lesser groove depth of tire will reduce a tire groove cross sectional area, and will increase a compression force in the bottom at the front of the tire, that will result in increasing a lift force to the tire and finally increasing a chance to hydroplaning process. From this result, furthermore, the influence of this groove depth of B 737-800 tire variation that is run on a contaminated runway can be used as a reference on B 737-800 tire daily maintenance. AbstrakGroove atau ‘kembang” pada ban pesawat merupakan sarana untuk mengalirkan air dari bagian depan menuju bagian belakang melalui bagian bawah ban, tanpa mengangkat ban sehingga dapat mencegah terjadinya hydroplaning. Sehingga, pengaruh nilai kedalaman groove terhadap gaya angkat pada ban pesawat B737-800 yang bergerak di landasan dengan genangan air perlu dijustifikasi dalam proses perawatan harian. Penelitian ini menyimulasikan proses mengalirnya air pada bagian bawah ban dengan menggunakan simulasi numerik (CFD Numeca Fine/Marine) 3-D unsteady sebagai metode untuk menjustifikasi pengaruh groove. Simulasi dilakukan untuk kondisi gerakan ban pesawat pada saat proses landing (V = 62,275 m/s) beberapa saat setelah touch down (setelah skidding) dengan ban pesawat dianggap rigid body sebagai kondisi batas. Selanjutnya tinggi genangan air dipilih pada saat runway dinyatakan dalam kondisi flood (tinggi genangan air = 2,54mm). Simulasi tersebut menampilkan hasil perhitungan ban pesawat Boeing 737-800, dengan hydroplaning mulai terjadi ketika kedalaman groove ban berada dibawah 0,4 inch. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kecil kedalaman groove, maka semakin kecil luas penampang groove dan semakin besar gaya kompresi yang terjadi pada bagian bawah ban dan semakin memperbesar kemungkinan terjadinya fenomena hydroplaning. Dengan diketahuinya hasil dari simulasi tersebut, maka hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi proses maintenance harian pesawat B737-800 dan mampu memberikan suatu hal baru dalam pembelajaran khususnya mengenai fenomena hydroplaning.
RX-320 Rocket Static Pressure Combustion Chamber Prediction and Validation by Using Invers Method Sofyan Sofyan; Vicky Wuwung
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 16 No. 1 Juni 2018
Publisher : National Institute of Aeronautics and Space - LAPAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30536/j.jtd.2018.v16.a2866

Abstract

The static pressure data of the combustion chamber which can generally be obtained by performing direct measurements when static test is performed on the rocket is an important parameter in predicting the thrust and design of the combustion chamber of the rocket. However, there is a model rocket for flight test that is used in static test. Thus, there is no mounting for static pressure sensors (for measurement) are made. To solve the problem, then the inverse method is used as an iterative solution for the basic equations of the rocket thrust force in the nozzle by guessing the value of the static pressure of the combustion chamber firstly and calculate the iteration by including the value of the rocket thrust from static test data and the efficiency variation of the nozzle. The results of this calculation are then validated by using a 3D-CFD numerical simulation to obtain a more detailed comparison on the nozzle. In this research RX 320 LAPAN rocket nozzle with focus on maximum static thrust data of static test results is used. The 3-D numerical simulation is performed using Numeca CFD software, with k-extended wall extended turbulent model, numerical multigrid level 3 scheme, center based, and convergence criteria of 10 e-05. The result of calculation by inverse method and its comparison with numerical simulation shows that the smallest difference of the combustion chamber static pressure between inverse method and numerical simulation is 0.017%, that is achieved at 92% nozzle efficiency. At this point, the static pressure of the combustion chamber is 57.94 bar. From this point of view, the results of this comparison indicate that the inverse method can be used accurately for static pressure of the combustion chamber prediction, if the nozzle efficiency is given correctly. Furthermore, with given static pressure of the combustion chamber correctly, it will be very helpful in the design of the more optimum combustion chamber.
APLIKASI CFD DALAM PENENTUAN PERFORMA MESIN TURBOFAN MODEL CFM56-5B YANG MENGALAMI CACAT PADA KIPAS UNTUK KEPUTUSAN MAINTENANCE Vicky Wuwung; Puspa Wandani; Carolus Bintoro
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 14 No. 1 Juni 2016
Publisher : National Institute of Aeronautics and Space - LAPAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30536/j.jtd.2016.v14.a2945

Abstract

This paper deals with the study of damage assessment that occurred on the fan blade of turbofan engine CFM 56-5B. The damage requires a maintenance decision, whether a fan blade is still capable to be used or needs to be repaired/replaced. Although regulations stipulate that such damage is still acceptable, but it should be studied in terms of performance, whether the fan still can give a good performance or not. The study was conducted by simulating CF M56-5B on CFD-Numeca software with the fan blade in good and defects conditions. The defects on all the blade is a dent lies on 70% span blade with 0.069” depth on the leading edge to simulate the damage caused by a bird strike. In Numerical simulation, the flow is modeled steady and Spallart- Almaras turbulent model is used . Numerical simulation result show engine performance is reduced in take-off condition for 14% for thrust and 16% for efficiency, and 55% for thrust and 54% for efficiency for cruise condition. This engine performance reduction in take-off condition based on AC 25-13 regulation is definitely save and there is no need of repair or replacement action. Meanwhile, for cruise condition, this engine performance reduction means much higher fuel consumption although safe condition is reached. Thus, based on AC 25-13, engine performance reduction in this case leads to a maintenance decision of no need to repair or replacement action. ABSTRAKPenelitian ini membahas mengenai kajian kerusakan yang terjadi pada bilah kipas mesin turbofan CFM56-5B. Kerusakan tersebut memerlukan adanya sebuah keputusan maintenance, apakah bilah kipas tersebut masih layak digunakan ataukah perlu di repair atau diganti. Meskipun regulasi menetapkan bahwa kerusakan tersebut masih dapat diterima, namun perlu ditinjau dari segi performanya, apakah kipas masih dapat memberikan performa yang baik atau tidak. Kajian dilakukan dengan menyimulasikan model bilah kipas CFM56-5B pada kondisi baik dan cacat pada perangkat lunak CFD-Numeca di kondisi take-off dan cruise. Cacat pada bilah berupa dent dengan kedalaman 0.069” dan terletak seragam di semua bilah pada 70% span bilah di bagian leading edge sebagai simulasi kerusakan akibat adanya bird strike. Simulasi numerik dilakukan dengan kondisi pemodelan aliran steady, dan menggunakan model turbulen Spallart-Allmaras. Hasil simulasi numerik menunjukkan adanya penurunan performa mesin pada Thrust di kondisi take-off sebesar 14% dan penurunan efisiensi sebesar 16%, sedangkan pada kondisi cruise, penurunan Thrust dan efisiensi berturut-turut adalah sebesar 55%, dan 54%. Penurunan Thrust pada saat take-off berdasarkan regulasi AC 25-13 adalah aman dan tidak perlu dilakukan repair atau replacement. Namun, meskipun aman, mesin akan boros bahan bakar ketika berada dalam kondisi cruise sehingga perlu dilakukan repair atau replacement. Penentuan keputusan maintenance jika didasarkan pada regulasi AC 25-13 pada akhirnya adalah tidak diperlukannya repair atau replacement pada bilah kipas.
DETERMINATION OVERLAP RATIO ON SAVONIUS TWISTED WATER TURBINE USING NUMECA SOFTWARE Carolus Bintoro; Vicky Wuwung; Fathurrohman Nurdin
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 10 No 1 (2019): Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (878.386 KB) | DOI: 10.35313/irwns.v10i1.1376

Abstract

Kinerja turbin air sangat dipengaruhi oleh profil bilah turbinnya, serta kondisi pemasangannya. Oleh karena itu penelitian ini dikonsentrasikan untuk mendapatkan rancangan pesangan bilah turbin Savonius yang ideal. Paper ini mengulas masalah tersebut dan diberi judul “Determination Overlap Ratio on Savonius Twisted Water Turbine Using Numeca Software”. Perancangan dilakukan dengan memodelkan profil bilah turbin yang kemudian disimulasikan dengan menggunakan perangkat lunak CFD Numeca. Kaji komputasional tersebut dilakukan dengan mengasumsikan kecepatan aliran air dan putaran turbin. Turbin air Savonius dirancang dengan diameter 0.4 m, ketinggian 0.9 m dan sudut twisted sebesar 120 derajat. Dalam kaitan untuk meningkatkan kinerjanya, maka poros pada celah turbin dihilangkan, dengan demikian bilah turbin dirancang sebagai struktur yang mampu mendukung beban. Berdasarkan hasil simulasi didapatkan celah yang paling ideal memiliki rasio e/d = 0.2358, yang menghasilkan daya turbin 296,064 Watt.
Penentuan Beban Pada Prototype Rangka Sepeda Yang Bermanoever Jatuh dari Ketinggian 2m Carolus Bintoro; Vicky Wuwung; M. Ilham
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 13 No 01 (2022): Vol 13 (2022): Prosiding 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.603 KB) | DOI: 10.35313/irwns.v13i01.4342

Abstract

Gaya yang bekerja pada rancangan sepeda biasaya digunakan dalam proses kaji struktural penentuan defleksi frame sepeda. Oleh karena pengguna sepeda kayuh semakin banyak, dengan alasan ramah lingkungan, merupakan bentuk olah raga dan keungan lainnya, maka kajian ini dilakukan. Kajian ini sendiri diberi judul “Penentuan Beban Pada Prototype Rangka Sepeda Yang Bermanoever Jatuh dari Ketinggian 2m”. Kajian ini diselesaikan dengan memanfaatkan perangkat lunak Simulink Matlab. Hal tersebut didasarkan pada rangka sepeda yang kaku, kuat dan ringan, perlu dijustifikasi beban dinamik yang bekerja pada strukturnya .Beban dinamik yang terjadi pada protopype disebakan oleh karena defleksi akibat lintasan dan manuvernya, namun demikian haruslah tetap memberikan rasa aman bagi pengendaranya. Apabila massa sepeda terlalu besar, hal tersebut memerlukan goyangan dalam mengayuh pada saat bermanover pada kondisi tertentu. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa baban dinamik yang bekerja pada rangka sepeda gunung karena jatuh dari ketinggian 2m lebih besar dari beban statiknya. Oleh karena itu dalam perancangan rangka sepeda disarankan untuk menggunanakan angka keamanan 2,5 dari beban statiknya. Dengan demikian apabila ada lonjakan beban, maka rangka sepeda masih aman untuk digunakan dan dibatasi hingga jatuh dari ketinggian 2m.
Justifikasi Karakteristik Mekanik Material BioComposite Serat Rami Epoxy dan Deteksi Kerusakannya C Bintoro; Vicky Wuwung; Teguh Wibowo; Faishal Farras; sutiana
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 13 No 01 (2022): Vol 13 (2022): Prosiding 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.673 KB) | DOI: 10.35313/irwns.v13i01.4379

Abstract

Paper ini membahas masalah kenerja material bio-composite untuk dapat ditingkatkan menjadi material struktural. Untuk hal tersebebut maka paper ini di beri judul “Justifikasi Karakteristik Mekanik Material Bio-Composite Serat Rami Epoxy dan Deteksi Kerusakannya”. Material biocomposite merupakan material yang memanfaatkan kondisi alam ataupun partikel alam yang bahkan telah menjadi sampah. Dengan demikian perkembangannya akan mendongkrak masyarakat untuk lebih berinovasi. Dari penelitian ini diketahui bahwa kekuatan tarik serat ramin mencapai lebih dari 120 MPa, sehingga cukup baik untuk dijadikan bahan kajian pada struktural. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serat ramin dan resin epoxy memiliki sifat yang lebih baik dalam uji tarik dibandingkan dengan bio-composite lainnya. Ada pengurangan kekuatan yang signifikan ketika serat hibrida menggatikan fiber karbon dan fiber glass atau yang lainnya. Oleh karena itu sifat tarik komposit hibrida telah diselidiki ini masih menuntut riset lebih lanjut dengan peralatan yang lebih maju.
Studi Peningkatan Performa Pembangkit Listrik Tenaga Piko Hidro Dengan Modifikasi Konstruksi Turbin Crossflow Portabel Setiawan, Dibyo; Triyono, Budi; Haryadi, Haryadi; Wuwung, Vicky; Suseno, Bella Maharani Marcellia
Majamecha Vol. 6 No. 1 (2024): Majamecha
Publisher : Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Islam Majapahit, Mojokerto, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36815/majamecha.v6i1.3223

Abstract

Listrik merupakan hal yang sangat penting, pembangkit listrik tenaga air (PLTPH) piko portabel merupakan solusi penyediaan energi listrik pemanfaatan sumber air head rendah dan aliran kecil untuk mengisi daya laptop dan ponsel. Pada tahun 2021 telah dibuat prototipe PLTPH portabel tipe cross flow. PLTPH yang dikonstruksi masih memiliki beberapa kelemahan dan belum mampu menghasilkan daya listrik sesuai target desainnya. Oleh karena itu, dilakukan kajian pengembangan melalui modifikasi PLTPH portabel yang bertujuan untuk meningkatkan kehandalan, kemudahan instalasi, daya keluaran dan efisiensi. Pembahasan difokuskan untuk mengetahui peningkatan kinerja turbin yang telah dimodifikasi dibandingkan sebelumnya. Hasil dari penelitian ini berupa prototipe PLTPH portabel tipe cross flow. Hasil pengujian PLTPH portabel yang dimodifikasi menghasilkan kecepatan putaran 794 rpm pada debit 3.867 l/s, head 2 m, daya mekanik 20.13 Watt dan efisiensi 26%.
ANALISIS PERFORMA PROPELLER TIPE TOROIDAL DAN WINGLET BERBASIS CFD Zaim Sidqi Islami; Wuwung, Vicky; Kartanegara, Radi Suradi; Ardi, Hanni Maksum
MACHINERY Jurnal Teknologi Terapan Vol. 6 No. 2 (2025): Machinery: Jurnal Teknologi Terapan
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.16938188

Abstract

Penggunaan wahana udara tanpa awak (UAV) yang semakin meluas mendorong perkembangan perancangan propeler modern ke arah peningkatan performa dan pengurangan tingkat kebisingan. Studi pada winglet propeler dan propeler tipe toroidal dilakukan secara numerik CFD untuk membandingkan gaya dorong, daya dan efisiensinya dengan propeler biasa / konvensional APC 20x10.  Simulasi CFD dilakukan dengan metode Frozen Rotor dan Periodik Rotasional pada putaran 3000 RPM dan 5 kecepatan aliran. Hasil simulasi menunjukkan propeler winglet justru mengalami penurunan efisiensi sebesar 1% dan penurunan gaya dorong sebesar 5% sedangkan propeler toroidal menunjukkan peningkatan efisiensi 6% walaupun gaya dorong turun 10% dibandingkan propeler biasa. Propeler toroidal juga memiliki distribusi tekanan yang lebih merata sepanjang bilah yang mengindikasikan tip vortex yang sangat rendah. Studi pengaruh variasi rancangan winglet atau toroidal terhadap pembentukan tip vortex dan performa propeler dapat dikembangkan lebih lanjut untuk mendukung pengembangan UAV yang ramah lingkungan.
Kaji Numerik Penampang Lingkaran Vortex Blade Sebagai Pembangkit Tenaga Listrik Terbarukan Pasaribu, Mori Theresya Elisabet; Nugroho, Yohanes Sinung; Wuwung, Vicky
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol. 16 No. 1 (2025): Vol. 16 No. 1 (2025): Prosiding 16th Industrial Research Workshop and National
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/irwns.v16i1.6664

Abstract

Meningkatnya kebutuhan energi global mendorong pengembangan sumber energi terbarukan. Salah satu inovasi adalah Vortex Blade yang memanfaatkan fenomena Vortex Shedding untuk menghasilkan osilasi, kemudian dikonversi menjadi energi listrik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik aliran fluida pada penampang lingkaran Vortex Blade menggunakan metode Computational Fluid Dynamics (CFD). Simulasi dilakukan pada kecepatan angin 2 m/s, sesuai kondisi rata-rata angin di Indonesia. Hasil numerik menunjukkan terbentuknya zona stagnasi di depan blade, percepatan aliran di sisi permukaan, serta zona wake yang memanjang di belakang blade. Pada kondisi ini, bilangan Reynolds mencapai sekitar 8.426, menandakan mulai tebentuknya pola vortex shedding meskipun pada kecepatan rendah. Temuan ini membuktikan potensi Vortex Blade sebagai pembangkit tenaga listrik terbarukan yang efisien dan ramah lingkungan, bahkan pada daerah dengan kecepatan angin yang terbatas.
Design of Mini Turbojet Engine Combustion Chamber Liner With 200N Static Thrust Santoso, Rais Ryacudu; Wuwung, Vicky; Annisa, Reina Fadjrin Nurul; Kartanegara, Radi Suradi
Indonesian Journal of Aerospace Vol. 21 No. 2 (2023): Indonesian Journal Of Aerospace
Publisher : BRIN Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/ijoa.2023.38

Abstract

Design of mini turbojet engine with 200N static thrust at an air mass flow of 0.55kg/s, requiring annular type combustion chamber with liner capability of dividing the air mass flow in the primary zone by 20%, secondary zone 30%, dilution zone 50%, and with 4%- 10% pressure loss. In the primary zone, it is necessary to have a recirculation zone that will become a stable combustion place. Liner geometry is obtained by analytical and empirical calculations, that is validated by numerical simulations at cold flow steady conditions. Analytical and empirical calculations resulting in the primary, secondary, and dilution zone respectively: the hole diameter: 2.153mm, 2.503mm, 5.005mm; number of holes: 44, 52, 44 holes; the distance of hole from inlet liner: 28.5mm, 47.5mm, 113.6 mm; air mass flow rates: 19.4%, 29.6%, 50%, and the pressure loss of the combustion chamber is 4%. The numerical simulation is performed by using the turbulent k-e model (extended wall) and has a difference resulted with analytical and empirical calculations on mass flow in the primary, secondary, and dilution zone: 3.44%, 9.09%, 8.88%, and the pressure drop is 10.86%. The recirculation zone that is fulfil injector placement criteria formed in the primary zone at the longitudinal cross-section position (q) from 32.72o to 360o with 32.73o in increment, with horizontal (H) and vertical (V) distance from inner liner wall are varies from 34 to 40 mm for H, and from 35 to 43 mm for V with outer recirculation tangential velocity variation from 43 to 60 m/s.