Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Ethnic Influence Against Land Use Patterns and Its Contribution to Community Income in The Aketajawe Lolobata National Park (Pengaruh Etnis Terhadap Pola Pemanfaatan Lahan Dan Kontribusinya Bagi Pendapatan Masyarakat Di Taman Nasional Aketajawe Lolobata) Nurrani, Lis; Halidah, Halidah; Tabba, Supratman
Jurnal Wasian Vol 2, No 2 (2015): Jurnal Wasian
Publisher : Balai Penelitian Kehutanan Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jwas.v2i2.839

Abstract

Buffer zone management is an integrated practice of managing forest and agriculture land based on biophysical nature of region and social-culture combination to obtain an optimum forest and agriculture products that support local livelihood economy. The study was to identify the community land use patterns that shapes the buffer zone of Aketajawe Lolobata National Park particularly at Aketajawe block. Sampling villages were determined by stratification based on the distance from the National Park boundary which varied between <3,3-5, and > 5 km. The purposive random sampling was chosen 82 respondents to be interviewed. Land use pattern which applied by communities were divided into six groups according to cultivated commodities i.e. community forest, mixed garden, monoculture garden, intercropping garden, horticulture and rice fields. The differences of these patterns were influenced by background and origin of communities. The indigenous people of Halmahera island used their land as mixed garden while the settler used theirs as rice field and horticulture. Based on the land cover quality, mixed garden pattern was more similar to forest vegetation than another pattern. Rice field pattern gave the largest economic contribution while community forest gave the lowest contribution to the farmer’s income.
PERTUMBUHAN Rhizophora mucronata Lamk PADA BERBAGAI KONDISI SUBSTRAT DI KAWASAN REHABILITASI MANGROVE SINJAI TIMUR SULAWESI SELATAN Halidah, Halidah
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 4 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.859 KB)

Abstract

Rhizophora mucronata Lamk adalah salah satu jenis mangrove yang digunakan untuk rehabilitasi kawasan mangrove di kawasan pantai barat maupun pantai timur  di Sulawesi Selatan. Mangrove akan sulit tumbuh di wilayah pesisir yang terjal dan berombak besar dan arus pasang surut yang kuat karena kondisi ini tidak memungkinkan terjadinya pengendapan lumpur, substrat yang diperlukan untuk pertumbuhannya. Tujuan penelitian  adalah untuk memperoleh informasi tentang pertumbuhan R. mucronata yang meliputi parameter kerapatan, pertumbuhan tinggi batang, tinggi perakaran, dan jumlah akar  pada kondisi substrat yang berbeda di kawasan rehabilitasi mangrove di  Sinjai Timur Sulawesi Selatan. Penelitian dilakukan dengan membuat- plot-plot pengamatan secara sistematis di setiap lokasi tempat tumbuh.  Jarak setiap plot adalah 100 m. Luas setiap plot adalah 5 m x 5 m dengan asumsi tanaman yang diukur adalah tanaman pada tingkat semai dan pancang. Plot dibuat pada lokasi tumbuh yang meliputi empat desa dan tiga arah tumbuh: arah laut, bagian tengah, dan arah darat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan substrat yang nyata  pada empat lokasi tumbuh yang diamati, kerapatan  akan semakin berkurang dari arah tumbuh darat ke laut dan kerapatan yang tertinggi terdapat di Desa Samatarring yaitu rata-rata 61 pohon/25 m². Terdapat perbedaan yang nyata terhadap pertumbuhan tinggi batang serta tinggi dan jumlah perakaran tanaman pada setiap lokasi tumbuh. Pertumbuhan tinggi yang paling besar terdapat pada lokasi tumbuh Desa Samatarring, rata-rata 36,64  cm/tahun.  Tinggi  dan  jumlah  perakaran  tertinggi  terdapat  di  Desa  Samatarring    dengan  tinggi perakaran rata-rata 43 cm/tahun dan jumlah perakaran rata-rata empat dengan kondisi substrat yang mempunyai kandungan pasir 62,78%, debu 29,89%, serta liat 7,33% dan  ketebalan lumpur rata-rata 29,73 cm
POTENSI DAN RAGAM PEMANFAATAN MANGROVE UNTUK PENGELOLAANNYA DI SINJAI TIMUR, SULAWESI SELATAN Halidah, Halidah; Saprudin, Saprudin; Anwar, Chairil
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 ABSTRAK Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan memiliki mangrove seluas 960 ha yang 70% di antaranya tersebar di Kecamatan Sinjai  Timur.    Penelitian    bertujuan untuk  memperoleh informasi  tentang  potensi,  kondisi, tanggapan masyarakat, dan ragam pemanfaatan mangrove yang diperlukan bagi pengelolaan hutan mangrove. Melalui pengamatan mangrove berdasar kelas umur tegakan diperoleh potensi mangrove, sedangkan melalui metode  wawancara  secara  purposive  diperoleh  tanggapan  masyarakat  terhadap  ragam  pemanfaatan mangrove. Potensi tegakan mangrove di Sinjai Timur adalah 8.025 pohon/ha dengan volume diperkirakan sekitar 257,5 m3/ha. Delapan puluh persen responden mengharapkan agar tegakan dapat ditebang untuk kegiatan penjarangan, 20% menginginkan agar tegakan dibiarkan utuh, dan tidak ada satu responden pun yang menginginkan untuk ditebang habis.  Manfaat langsung dari mangrove dapat berupa kayu (67%), buah (20%), dan daun mangrove (13%). Manfaat tidak langsung dapat berupa hasil tangkapan ikan (30%), kepiting (27%), kerang (23%), benur (50%), nener (40%), kelelawar (7%), pencegah abrasi (100%), dan pencegah intrusi  (17%).  Pengelolaan  hutan  mangrove  selanjutnya  diharapkan  dapat  memberikan  kesempatan masyarakat untuk memanfaatkan kayunya melalui tindakan penjarangan.
PENGARUH TINGGI GENANGAN DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN ANAKAN Rhizophora mucronata Lam. DI PANTAI BARAT SULAWESI SELATAN Halidah, Halidah
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rehabilitasi lahan mangrove telah banyak dilakukan dengan tingkat keberhasilan yang hanya sekitar 24,3%. Kegagalan ini banyak disebabkan karena besarnya ombak yang menerpa anakan mangrove yang baru ditanam, substrat dan tinggi genangan yang tidak sesuai. Tujuan penelitian ini adalah  untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan ketinggian genangan terhadap pertumbuhan anakan Rhizophora mucronata Lam. Penelitian dilakukan secara acak kelompok dengan tinggi genangan dan  jarak tanam masing-masing sebagai perlakuan terhadap jenis. Sebagai perlakuan tinggi genangan adalah 0-30 cm, 30-60 cm,  dan 60-90 cm. Untuk jarak tanam yang digunakan adalah 0,5 x 0,5m 2, 1 x 1 m 2, 1 x 2 m 2, dan 1,5 x 2 m menunjukkan bahwa   pengamatan selama enam bulan terhadap anakan R. mucronata Lam.  menunjukkan adanya  pengaruh yang nyata dari  tinggi genangan terhadap persen tumbuh tetapi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi dan pertumbuhan jumlah daun. Tinggi genangan yang memperlihatkan persen tumbuh yang paling tinggi adalah tinggi genangan 0-30 cm yakni sebesar 45% dan berbeda nyata dengan tinggi genangan 30-60 cm yang memperlihatkan persen tumbuh sebesar 32,26% dan tinggi genangan 60-90 cm sebesar 16,59%. Pengamatan selama enam bulan terhadap R. mucronata Lam.  menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam 2 x 1,5 m 2  berpengaruh nyata pada persen hidup dan sangat nyata pada pertumbuhan tinggi tetapi tidak berpengaruh pada pertumbuhan jumlah daun. Jarak tanam yang memberikan pengaruh yang nyata terhadap persen tumbuh adalah jarak tanam 2 x 1,5 m 2  yaitu sebesar 98,88% dan berbeda nyatadengan jarak tanam 0,5 x 0,5 m 2  sebesar 70,22%, 1 x 1 m 2  sebesar 78,88%, dan 1 x 2 m  sebesar 75,55 %. Jarak tanam yang memberikan pertumbuhan tinggi yang paling tinggi adalah jarak tanam 2 x 1,5 myakni sebesar 5,4 cm dan berbeda sangat nyata dengan jarak tanam 0,5 x 0,5 m 2  sebesar 1,56 cm, jarak tanam 1 x 1 m 2  sebesar 2,22 cm, dan jarak tanam 1 x 2 m 2  sebesar 1,77 cm
STRUKTUR KOMUNITAS PLANKTON DI PERAIRAN MANGROVE DAN PERAIRAN TERBUKA DI KABUPATEN SINJAI, SULAWESI SELATAN Qiptiyah, Maryatul; Halidah, Halidah; Rakhman, M. Azis
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 2 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKMangrove memainkan peranan penting, baik pada ekosistem perairan maupun darat. Salah satu peranan mangrove adalah sebagai penghasil nutrien dengan mekanisme dekomposisi guguran daun.   Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang struktur komunitas plankton di perairan mangrove dan perairan terbuka (non mangrove).   Penelitian dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel air pada ekosistem  mangrove  yang  dibandingkan dengan  perairan  terbuka  (non  mangrove).    Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan 22 jenis plankton di perairan mangrove dan 12 jenis di perairan terbuka dengan kelimpahan 828-1.548 individu/liter pada perairan mangrove dan 882-972 pada perairan terbuka.   Indeks keanekaragaman plankton di perairan mangrove berkisar antara 2,402-2,633, sedangkan di perairan terbuka berkisar antara 1,527-1,839.   Indeks perataan pada ekosistem mangrove berkisar antara 0,831-0,859 dan perairan terbuka berkisar antara 0,713-0,798. Indeks dominansi plankton di perairan mangrove berkisar antara 0,102-0,134, sedangkan di perairan terbuka berkisar antara 0,243-0,288.
POTENSI DAN NILAI MANFAAT JASA LINGKUNGAN HUTAN MANGROVE DI KABUPATEN SINJAI SULAWESI SELATAN Saprudin, Saprudin; Halidah, Halidah
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 9, No 3 (2012): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Hutan mangrove merupakan ekosistem utama pendukung kehidupan yang penting di wilayah pesisir dan lautan. Mempunyai fungsi ekonomi yang  penting seperti, penyedia kayu, daun-daunan sebagai bahan baku obat-obatan dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dan nilai  manfaat langsung dari hutan  tanaman  mangrove.  Pengamatan  terhadap  potensi  tegakan  dilakukan  dengan  metode  observasi lapangan melalui pembuatan petak ukur berukuran 10 m x 10 m untuk setiap tipe strata tegakan. Pengamatan pada masyarakat dilakukan melalui wawancara terhadap 30 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat pesisir Sinjai Timur telah memanfaatkan hutan mangrove secara langsung berupa kayu, buah dan daun bakau masing-masing sebanyak 67%, 20% dan 13%. kuantifikasi dan penilaian ekonomi dari pemanfaatan fungsi sumberdayahutan mangrove berupa manfaat kayu senilai Rp 7,85 juta/ha/th, buah bakau senilai Rp 2,04 juta/ha/th dan daun bakau senilai Rp 1,72 juta/ha/th secara keseluruhan sejumlah Rp 11,61 juta/ha/th.   Perkiraan perolehan total nilai ekonomi manfaat langsung sumberdayahutan mangrove paling besar didapat dari produk kayu untuk bahan bangunan yaitu senilai Rp 847,27 juta/th, selanjutnya produk buah bakau sebagai sumber benih senilai Rp 779,28 juta/th, produk kayu bakar senilai Rp 584,80 juta/th dan paling kecil diperoleh dari daun bakau sebagai produk pakan ternak senilai Rp 292,40 juta/th.
POTENSI DAN DISTRIBUSI AIR HUTAN LINDUNG PROVINSI GORONTALO Halidah, Halidah
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manfaat ekonomi dan ekologi keberadaan hutan lindung telah diketahui secara luas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang gambaran potensi, distribusi, dan perubahan potensi jasa air hutan lindung. Metode yang digunakan untuk mengukur potensi dan distribusi air adalah pengukuran secara langsung terhadap debit  air, pengumpulan data sekunder debit beberapa tahun, curah hujan, data melalui wawancara dan pengumpulan data pada para pemakai air, baik rumah tangga maupun non rumah tangga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hutan lindung cenderung berpengaruh terhadap hasil air suatu DAS. Daerah Aliran Sungai Bolango dengan daerah tangkapan yang kecil tetapi  luas hutan lindung yang besar memperlihatkan jumlah debit yang lebih besar dibandingkan dengan DAS dengan tangkapan besar tetapi luas hutan lindungnya  lebih kecil. Potensi debit DAS Bolango sebagai sampel, rata-rata berkisar  16,20 m³/detik hingga 37,9 m³/detik  atau rata-rata 28,98 m³/detik; Bone  5,30 m³/detik hingga 25,50 m³/detik atau rata-rata15,55 m³/detik; dan  Limboto berkisar antara 0,12 m³/detik hingga 0,92 m³/detik atau rata-rata 0,54 m³/detik. Tidak terlihat adanya perubahan potensi debit yang nyata dari tahun 2002-2006. Distribusi   air dari DAS meliputi pertanian (irigasi), perikanan (kolam dan karamba), Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), serta rumah tangga. 
THE EFFECT OF HEAD OF PAUD SUPERVISION, TEACHER PARTICIPATION IN TEACHER WORK GROUP ON TEACHER PERFORMANCE THROUGH PLAY GROUP TEACHER PROFESSIONAL COMPETENCE Halidah, Halidah; Sulaiman, Sulaiman; Aslamiah, Aslamiah
Golden Age: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 7, No 1 (2023): Golden Age : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/ga:jpaud.v6i2.9981

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh: (1) Supervisi kepala PAUD, Partisipasi guru dalam Kelompok Kerja Guru, kompetensi profesional dan kinerja guru; (2) supervisi PAUD  terhadap kinerja,; (3) partisipasi guru dalam Kelompok Kerja Guru terhadap kinerja guru; (4) kompetensi profesional terhadap kinerja guru; (5) supervisi kepala PAUD terhadap kompetensi profesional; (6) partisipasi guru dalam Kelompok Kerja Guru terhadap kompetensi profesional; (7) supervisi kepala PAUD terhadap kinerja guru melalui kompetensi profesional; dan (8) Pengaruh partisipasi guru dalam Kelompok Kerja Guru terhadap kinerja guru melalui kompetensi profesional. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif dalam menguji pengaruh antar variabel. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 79 orang guru. Instrumen pengumpulan data yaitu angket yang telah memenuhi syarat uji validitas dan reliabilitas. Uji prasyarat analisis dengan uji normalitas, uji linieritas, heterokedastisitas dan uji autokorelasi. Analisis data untuk menguji hipotesis menggunakan analisis jalur (path analysis).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pengaruh: (1) Supervisi kepala PAUD dan kompetensi professional berada dalam kategori sedang, pada partisipasi dalam Kelompok Kerja Guru dan kinerja guru berada dalam kategori tinggi; (2) supervisi kepala PAUD terhadap kinerja sebesar 0,276; (3) partisipasi dalam Kelompok Kerja Guru terhadap kinerja guru sebesar 0,294; (4) kompetensi profesional terhadap kinerja guru terhadap 0,314; (5) supervisi kepala PAUD terhadap kompetensi professional terhadap 0,267; (6) partisipasi dalam Kelompok Kerja Guru terhadap kompetensi professional sebesar 0,220; (7) supervisi kepala PAUD terhadap kinerja melalui kompetensi professional sebesar 0,084; dan (8) partisipasi dalam Kelompok Kerja Guru terhadap kinerja guru melalui kompetensi profesional sebesar 0,069.Keywords: Supervisi, Kelompok Kerja Guru, Kompetensi Profesional, Kinerja
KKN Reguler Periode 1 Tahun 2024 Kelompok 67: Pengembangan Wisata Danau Mare di Desa Samba Bakumpai Iswanto, Iswanto; Anggariyani, Della; Saputra, Rano; Suliana, Suliana; Mariska, Eny; Sepriadi, Miki; Halidah, Halidah; Haliza, Syifa Nur; Saputra, Rama; Ulfah, Laila; Situmorang, Debora; Yuprianto, Frasetio; Gultom, Stella Zefanya; Pasaribu, Mangasi; Sihaloho, Armanda; Batubara, Muhammad Zusanri
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 6 (2024): Agustus
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i6.1237

Abstract

Danau Mare, sebuah objek wisata yang berada di Desa Samba Bakumpai, Kabupaten Katingan, memiliki potensi wisata yang besar namun belum terkelola dengan baik. Penelitian ini dilakukan untuk menggali potensi tersebut melalui analisis SWOT. Data dikumpulkan melalui observasi lapangan, dokumentasi, dan wawancara dengan responden kunci. Hasil Analisis menunjukkan bahwa Danau Mare dapat dikembangkan dengan menggabungkan daya tarik alamnya dengan nilai sejarah dan budaya lokal. Saran kegiatan ini adalah meningkatkan koordinasi dan kerja sama yang sinergis antara instansi terkait dengan seluruh stakeholder yang berkepentingan dalam pengelolaan dan pengembangan objek wisata Danau Mare
Ethnic Influence Against Land Use Patterns and Its Contribution to Community Income in The Aketajawe Lolobata National Park (Pengaruh Etnis Terhadap Pola Pemanfaatan Lahan Dan Kontribusinya Bagi Pendapatan Masyarakat Di Taman Nasional Aketajawe Lolobata) Lis Nurrani, Lis Nurrani; Halidah, Halidah; Supratman, Supratman Tabba
Jurnal Wasian Vol. 2 No. 2 (2015): December
Publisher : Forestry Department, University of Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62142/wpsk4k29

Abstract

Buffer zone management is an integrated practice of managing forest and agriculture land based on biophysical nature of region and social-culture combination to obtain an optimum forest and agriculture products that support local livelihood economy. The study was to identify the community land use patterns that shapes the buffer zone of Aketajawe Lolobata National Park particularly at Aketajawe block. Sampling villages were determined by stratification based on the distance from the National Park boundary which varied between <3,3-5, and > 5 km. The purposive random sampling was chosen 82 respondents to be interviewed. Land use pattern which applied by communities were divided into six groups according to cultivated commodities i.e. community forest, mixed garden, monoculture garden, intercropping garden, horticulture and rice fields. The differences of these patterns were influenced by background and origin of communities. The indigenous people of Halmahera island used their land as mixed garden while the settler used theirs as rice field and horticulture. Based on the land cover quality, mixed garden pattern was more similar to forest vegetation than another pattern. Rice field pattern gave the largest economic contribution while community forest gave the lowest contribution to the farmer’s income.