Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

PEMANFAATAN MINYAK BIJI RAMI (LINSEED OIL) DAN GLISEROL BY-PRODUCT BIODIESEL UNTUK PEMBUATAN VERNIS ALAMI Sutanti, Sri; Purnavita, Sari; Sriyana, Herman Yoseph
METANA Vol 9, No 01 (2013): Juli 2013
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (62.108 KB) | DOI: 10.14710/metana.v9i01.7203

Abstract

Abstract Varnish is coating material that is produced by using polymer. Actually  natural varnish is produced by manufacturing natural polymer like gondorukem. The research is to study about optimizing of  reactant composition as the ratio of OH/COOH and operation temperature in the process of making natural varnish from gondorukem, linseed oil and glycerol by-product biodiesel using the alcoholysis method. The reaction is done in the reactor using agitator. The reaction consists of two steps, 1). the forming of monoglyceride, 2). the forming of varnish. Both steps of reaction is done at the same temperature (200oC, 220oC, 240oC and 260oC). Reactant ratio is used as equivalent ratio OH/COOH: 1,1; 1,2; and 1,3. We analyze free glycerol concentration in the first step reaction and  acid value in the second step reaction. The best result is obtained in ratio 1,2 and operation temperature 260oC. Key word: natural varnish, alcoholysis, equivalent ratio OH/COOH, linseed oil, glycerol by-product biodiesel.
KARAKTERISTIK CAT CLEAR DARI LIMBAH AMPAS AREN Sriyana, Herman Yoseph; Sudrajat, Ronny Windu
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v5i1.3398

Abstract

Limbah ampas aren di daerah Boja Kabupaten Kendal mengandung kadar cellulose 82,03%. Cellulose ini berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan resin cat clear ramah lingkungan. Proses pembuatan cat clear dilakukan dengan tiga tahap yaitu proses delignifikasi, proses nitrasi, dan mixing. Proses reaksi dilakukan dalam reaktor yang dilengkapi dengan pengaduk dan pengukur suhu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan kondisi optimum perbandingan campuran castor oil : nitrocellulose (0,5:1; 1:1; 1;2; 1:3; 1:4; 1: 5) dan Jumlah Co-Naphtenate : 0,5%; 1%, 1,5%; 2%, 2,5 % untuk mendapatkan cat clear paling baik dilihat dari karakteristik gloss level,drying time dan daya lekat. Hasil aplikasi cat clear pada panel kayu menunjukkan bahawa perbandingan campuran castor oil : nitrocellulose (1:5) dengan tambahan Co-Naftanet 2,5%, memberikan hasil gloss level terbaik 78,5, drying time 32 menit dan .daya lekat 0 (tidak ada yang mengelupas). Kata kunci: Limbah ampas aren, cat clear, gloss level, drying time, daya lekat.
Practice-Based Chemistry Learning with Training on Household Products Manufacturing at SMAN 15 Semarang: Belajar Kimia Berbasis Praktikum dengan Pelatihan Pembuatan Produk Household Di SMAN 15 Semarang Purnavita, Sari; Sutanti, Sri; Sriyana, Herman Yoseph
Mattawang: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2020)
Publisher : Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.387 KB) | DOI: 10.35877/454RI.mattawang205

Abstract

The world of national education is required to be able to produce superior human resources, so that they are able to face all challenges that arise in the future. Referring to this, chemistry learning methods at the high school level need special attention. This is due to the lack of student interest in learning chemistry, because the learning is often carried out through a one-way process using the theoretical explanation method. This Community Service Program activity was carried out through workshop and training methods with practice-based chemistry learning. The training materials included liquid detergent, dish soap, and floor cleaner. The partner involved in this program was SMAN 15 Semarang. The implementation of this community service activity began with a material giving session, workshop session and training on household products manufacturing, and discussions. The results of the implementation of this community service activity can provide various benefits for the involved partner in the form of increased knowledge and understanding in the field of chemistry and motivation for entrepreneurship. Practice-based community service activities received a positive response from the partner involved in this program, so that this practice-based learning model would be applied in Chemistry learning at SMA N 15 Semarang. Abstrak Dunia pendidikan nasional harus mampu melahirkan Sumber Daya Manusia yang unggul, agar mampu menghadapi tantangan di masa depan. Salah satu metode pembelajaran yang perlu menjadi perhatian adalah pembelajaran kimia di tingkat Sekolah Menengah Atas. Pembelajaran kimia kurang diminati siswa karena pada umumnya hanya dilakukan secara satu arah dengan metode penjelasan teoritis. Kegiatan Program Pengabdian Masyarakat ini dilakukan melalui metode workshop dan pelatihan dengan pembelajaran kimia berbasis praktikum. Materi pelatihan yang diberikan meliputi detergen cair, sabun cuci piring, dan pembersih lantai. Sebagai mitra kegiatan adalah SMAN 15 Semarang Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan mulai dari sesi pemberian materi, sesi workshop dan pelatihan pembuatan produk household, dan diskusi. Dari hasil kegiatan pengabdian pada masyarakat , mitra mendapatkan manfaat berupa bertambahnya ilmu dan pemahaman dalam bidang kimia serta termotivasi untuk melakukan wirausaha. Kegiatan pengabdian masyarakat yang berbasis praktikum mendapat respon positif dari mitra sehingga model pembelajaran berbasis praktikum akan diterapkan dalam pembelajaran Kimia di SMA N 15 Semarang.
Practice-Based Chemistry Learning with Training on Household Products Manufacturing at SMAN 15 Semarang: Belajar Kimia Berbasis Praktikum dengan Pelatihan Pembuatan Produk Household Di SMAN 15 Semarang Sari Purnavita; Sri Sutanti; Herman Yoseph Sriyana
Mattawang: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2020)
Publisher : Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.387 KB) | DOI: 10.35877/454RI.mattawang205

Abstract

The world of national education is required to be able to produce superior human resources, so that they are able to face all challenges that arise in the future. Referring to this, chemistry learning methods at the high school level need special attention. This is due to the lack of student interest in learning chemistry, because the learning is often carried out through a one-way process using the theoretical explanation method. This Community Service Program activity was carried out through workshop and training methods with practice-based chemistry learning. The training materials included liquid detergent, dish soap, and floor cleaner. The partner involved in this program was SMAN 15 Semarang. The implementation of this community service activity began with a material giving session, workshop session and training on household products manufacturing, and discussions. The results of the implementation of this community service activity can provide various benefits for the involved partner in the form of increased knowledge and understanding in the field of chemistry and motivation for entrepreneurship. Practice-based community service activities received a positive response from the partner involved in this program, so that this practice-based learning model would be applied in Chemistry learning at SMA N 15 Semarang. Abstrak Dunia pendidikan nasional harus mampu melahirkan Sumber Daya Manusia yang unggul, agar mampu menghadapi tantangan di masa depan. Salah satu metode pembelajaran yang perlu menjadi perhatian adalah pembelajaran kimia di tingkat Sekolah Menengah Atas. Pembelajaran kimia kurang diminati siswa karena pada umumnya hanya dilakukan secara satu arah dengan metode penjelasan teoritis. Kegiatan Program Pengabdian Masyarakat ini dilakukan melalui metode workshop dan pelatihan dengan pembelajaran kimia berbasis praktikum. Materi pelatihan yang diberikan meliputi detergen cair, sabun cuci piring, dan pembersih lantai. Sebagai mitra kegiatan adalah SMAN 15 Semarang Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan mulai dari sesi pemberian materi, sesi workshop dan pelatihan pembuatan produk household, dan diskusi. Dari hasil kegiatan pengabdian pada masyarakat , mitra mendapatkan manfaat berupa bertambahnya ilmu dan pemahaman dalam bidang kimia serta termotivasi untuk melakukan wirausaha. Kegiatan pengabdian masyarakat yang berbasis praktikum mendapat respon positif dari mitra sehingga model pembelajaran berbasis praktikum akan diterapkan dalam pembelajaran Kimia di SMA N 15 Semarang.
POTENSI SABUT DAN TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI ADSORBEN UNTUK MEREGENERASI MINYAK JELANTAH Lucia Hermawati Rahayu; Sari Purnavita; Herman Yoseph Sriyana
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 10, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v10i1.964

Abstract

Pada  penelitian  ini  dipelajari  kemampuan  sabut  dan tempurung  kelapa  sebagai  adsorben, untuk mengurangi kadar asam lemak bebas  (FFA), bilangan peroksida (PV), dan warna gelap minyak  goreng  bekas.  Pengolahan  dengan  adsorben  ini  diharapkan  dapat  meningkatkan kualitas  minyak  jelantah  sehingga  umur  pemakaian  minyak  goreng  dapat  diperpanjang. Adsorben  dari  bahan  sabut  maupun  tempurung  kelapa  disiapkan  pada  berbagai  metode perlakuan  awal,  yakni   (1)  tidak  diarangkan,  tidak  dihilangkan  ligninnya;  (2)  tidak diarangkan,  dihilangkan  ligninnya  (delignisasi);  (3)  diarangkan  biasa,  tidak  diaktivasi;    (4) diarangkan biasa, diaktivasi;   (5) dibakar 400 °C, tidak diaktivasi;    (6) dibakar 400 °C, diaktivasi;  (7)  dibakar  600  °C,  tidak  diaktivasi;  dan  (8)  dibakar  600  °C,  diaktivasi.  Proses adsorpsi dilakukan dengan mengkontakkkan minyak goreng bekas dan adsorben pada suhu 75°C selama 30 menit, kemudian minyak disaring dan diamati perubahan kadar FFA, PV, dan warna yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan  bahwa sabut dan tempurung kelapa pada berbagai  metode  perlakuan  awal  dapat  mengurangi  kadar  FFA,  PV,  dan  warna  minyak goreng  bekas.  Metode  perlakuan  awal  terbaik  untuk  memperbaiki  kualitas  minyak  jelantah adalah  metode  tidak  diarangkan  dan  didelignisasi,  baik  untuk  bahan  baku  sabut  maupun tempurung kelapa. Sabut kelapa mempunyai kemampuan adsorpsi sedikit lebih baik daripada tempurung kelapa.Kata kunci : minyak goreng bekas, sabut kelapa, tempurung kelapa, adsorpsi
REKAYASA PROSES PRODUKSI ASAM LAKTAT DARI LIMBAH AMPAS PATI AREN SEBAGAI BAHAN BAKU POLI ASAM LAKTAT Sari Purnavita; Herman Yoseph Sriyana; Sri Hartini
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 10, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v10i1.957

Abstract

Proses  pembuatan  asam  laktat    dari  limbah  ampas  pati  aren diawali  dengan  perlakuan pendahuluan hingga diperoleh serbuk ampas pati aren.  Proses  selanjutnya adalah  hidrolisis selama 54  jam  dengan  penambahan  mikrobia  selulotik  dari  ekstrak rayap  sebanyak  40%. Hasil  hidrolisis  adalah  glukosa  dengan kadar  gula  reduksi  sebesar  31,99%.  Fermentasi glukosa  menjadi  asam  laktat  dilakukan  pada  suhu  30oC  dengan  penambahan  Lactobacillus casei sebanyak 10%, 20%, 30% dan waktu inkubasi 10 jam, 12 jam, 14 jam, 16 jam, 18 jam, 20  jam. Berdasarkan  uji  statistik  analisis  varian  disimpulkan  bahwa ada  beda  sangat  nyata antar  perlakuan  kombinasi  jumlah Lactobacillus  casei  dan  waktu  fermentasi.  Kadar  asam laktat tertinggi  diperoleh  pada  penambahan  Lactobacillus  casei sebanyak  30%  dan  waktu fermentasi 20 jam, yaitu sebesar 0,91 g/L.Kata kunci : asam laktat; rayap; lactobacillus casei;  limbah ampas pati aren
Kemasan Menarik dan Internet Marketing untuk Meningkatkan Nilai Jual Emping Garut sebagai Produk Unggulan Kabupaten Sragen Sari Purnavita; Herman Yoseph Sriyana; Tantri Widiastuti
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 9, No 1 (2018): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v9i1.2260

Abstract

Tanaman garut termasuk dalam jenis umbi-umbian yang banyak ditanam oleh masyarakat yang tinggal di Kecamatan Gesi, Kabupaten Sragen. Di Kabupaten Sragen terdapat beberapa industri rumah tangga emping garut, dua di antaranya yang memiliki motivasi sangat besar untuk berkembang adalah UKM emping garut “Sumber Rejeki” dan UKM emping garut “Fadilah”. Permasalahan kedua UKM adalah keterbatasan inovasi rasa emping garut, kemasan sangat sederhana, dan sistem pemasaran masih tradisional sehingga sehingga omzet penjualan dan nilai jual produk masih rendah. Untuk meningkatkan omzet penjualan dapat dilakukan dengan perbaikan inovasi dan teknologi pengemasan, teknologi seasoning dengan bumbu tabur, dan memperluas pemasaran dengan media internet. Produk emping garut yang dikemas secara menarik, inovasi produk emping garut aneka rasa, dan pemasaran dengan media internet melalui blogspot dapat menenbus pemasaran secara luas baik di toko-toko besar, harga jual produk meningkat 50%,dan omzet penjualan meningkat 100%.
PEMBUATAN VERNIS BERBAHAN GONDORUKEM YANG DIMODIFIKASI GLISEROL DAN PADUAN LINSEED OIL DENGAN MINYAK BIJI KARET MENGGUNAKAN METODE ESTERIFIKASI TANPA KATALIS Sri Sutanti; Sari Purnavita; Herman Yoseph Sriyana
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v2i1.1743

Abstract

Pembuatan vernis dari gondorukem, perlu dilakukan modifikasi guna mengatasi kelemahan yang dimiliki gondorukem. Penelitian kali ini merupakan proses modifikasi gondorukem dengan menggunakan gliserol dan paduan linseed oil dengan minyak biji karet. Tujuan penelitian adalah mendapatkan rasio terbaik dari kedua minyak yang digunakan.Rasio minyak biji karet terhadap linseed oil dalam penelitian ini yaitu: 0% : 100%; 10% : 90%; 20% : 80%; 30%, : 70%; 40% : 60%; 50% : 50%;  60% : 40%; 70% : 30%; 80% : 20%; 90% : 10% dan 100% : 0%. Proses pembuatan vernis dilakukan dengan menggunakan metode esterifikasi tanpa katalis pada suhu 230oC – 250oC selama 4 jam. Selama proses dilakukan pengadukan menggunakan pengaduk mekanik. Vernis yang dihasilkan kemudian diaplikasikan pada panel kayu menggunakan spray gun.Vernis yang dihasilkan dianalisa kadar gliserol bebas, dan bilangan asam, sedangkan hasil aplikasinya dianalisa drying time, gloss level,daya rekat, hardness, serta pengamatan warna secara organoleptis.Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio 50% : 50% dan 60% : 40% menghasilkan vernis dengan karakter yang hampir sama dan lebih baik dibandingkan dengan rasio yang lain. Kata kunci: esterifikasi, gondorukem, linseed oil, minyak biji karet, vernis. 
KARAKTERISTIK BIOETANOL HASIL FERMENTASI KULIT SINGKONG Herman Yoseph Sriyana; Ufi Nasita
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v4i2.3012

Abstract

Kulit singkong merupakan limbah dari singkong yang memiliki kandungan karbohidrat tinggi sehingga kulit singkong dapat dijadikan salah satu alternatif bahan baku pembuatan bioetanol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah saccharomyces cerevisiae dan waktu fermentasi terhadap yield pada pembuatan bioethanol dari kulit singkong. Proses pembuatan bioetanol ini melalui tahap – tahap yaitu pembuatan tepung kulit singkong, proses hidrolisis tepung kulit singkong kemudian menganalisa kadar glukosa, proses fermentasi dan proses distilasi. Pembuatan bioetanol dari tepung kulit singkong diawali dengan proses hidrolisis asam. Proses hidrolisis ini bertujuan untuk mengubah polisakarida (pati) menjadi monosakarida (glukosa). Asam yang digunakan adalah asam klorida (HCl) 0,1 N, tepung kulit singkong dalam larutan asam dihidrolisa pada suhu 92oC selama 1 jam. Dari hasil percobaan hidrolisis tepung kulit singkong kemudian dilakukan analisa kadar glukosa. Pada proses fermentasi, buburan hasil hidrolisa asam yang akan difermentasi sebanyak 150 gram. Glukosa akan diuraikan menjadi etanol oleh ragi Saccharomyces cerevisiae. Dalam penelitian ini dilakukan variasi penambahan fermipan (3 gram dan 5 gram) dan waktu fermentasi (2 hari, 4 hari, 6 hari dan 10 hari), jumlah urea 3 gram. Proses distilasi untuk memisahkan etanol dilakukan selama 1 jam atau sampai tidak terjadi tetesan lagi, pada suhu 78oC – 80oC. Pada penelitian ini didapatkan yield maksimum pada waktu fermentasi 6 hari dengan jumlah fermipan 5 gram yaitu 3,7 ml bioetanol. Kata kunci : kulit singkong, bioethanol, hidrolisa, fermentasi.
KARAKTERISTIK CAT CLEAR DARI LIMBAH AMPAS AREN Herman Yoseph Sriyana; Ronny Windu Sudrajat
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v5i1.3398

Abstract

Limbah ampas aren di daerah Boja Kabupaten Kendal mengandung kadar cellulose 82,03%. Cellulose ini berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan resin cat clear ramah lingkungan. Proses pembuatan cat clear dilakukan dengan tiga tahap yaitu proses delignifikasi, proses nitrasi, dan mixing. Proses reaksi dilakukan dalam reaktor yang dilengkapi dengan pengaduk dan pengukur suhu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan kondisi optimum perbandingan campuran castor oil : nitrocellulose (0,5:1; 1:1; 1;2; 1:3; 1:4; 1: 5) dan Jumlah Co-Naphtenate : 0,5%; 1%, 1,5%; 2%, 2,5 % untuk mendapatkan cat clear paling baik dilihat dari karakteristik gloss level,drying time dan daya lekat. Hasil aplikasi cat clear pada panel kayu menunjukkan bahawa perbandingan campuran castor oil : nitrocellulose (1:5) dengan tambahan Co-Naftanet 2,5%, memberikan hasil gloss level terbaik 78,5, drying time 32 menit dan .daya lekat 0 (tidak ada yang mengelupas). Kata kunci: Limbah ampas aren, cat clear, gloss level, drying time, daya lekat.