Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PEMBUATAN BENANG OPERASI DARI ECENG GONDOK Sari Purnavita; Lucia Hermawati Rahayu; Sri Sutanti
Bioma : Jurnal Ilmiah Biologi Vol 7, No 2 (2018): Bioma
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/bioma.v7i2.2854

Abstract

Operating thread needs in Indonesia to increase, but until now to supply the needs of operating threads absorbed (can be integrated with the body) still depends on imported products that are expensive. To reduce Indonesia's dependence on biomaterials imports in the field of biomedicine, it can be done through the engineering of operating yarn production absorbed from Indonesia's natural resources. Poly Lactic Acid (PLA) is a polymer that is widely applied as a biomaterial in biomedical fields such as operating threads. In this research, absorbable suture was made from poly lactic acid poly polymer blend from water hyacinth with natural glucomannan polymer of iles-iles. The aim of the study was to study: 1) the effect of polymerization reaction time on PLA yields and 2) the effect of poly lactic acid-glucomannan composition on the mechanical properties of operating threads. Making PLA using the ring opening polymerization method and making yarn using the wet spinning method. The independent variables at the manufacturing stage of the PLA polymer are reaction time = 60, 90, 120, and 150 minutes, while for the variable at the stage of operation yarn making is the ratio between the PLA period: glucomannan = (1: 3); (1: 2); ( 1: 1); (2: 1); (3: 1). The results showed that: 1) reaction time had a very significant effect on yield PLA and 2) different composition of poly lactic acid - glucomannan gave different tensile strength and tensile elongation values. Keywords: water hyacinth, poly lactic acid, glucomannan, operating thread
KAJIAN KETAHANAN BIOPLASTIK PATI JAGUNG DENGAN VARIASI BERAT DAN SUHU PELARUTAN POLIVINIL ALKOHOL Sari Purnavita; Viviana Chintya Dewi
CHEMTAG Journal of Chemical Engineering Vol 2, No 1 (2021): CHEMTAG Journal of Chemical Engineering
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (44.478 KB) | DOI: 10.56444/cjce.v2i1.1918

Abstract

AbstrakBioplastik merupakan teknologi kemasan yang terus dikembangkan untuk mengganti plastik sintesis yang  bersifat non – biodegradable. Polivinil alkohol (PVA) adalah salah satu bahan baku yang biasa digunakan dalam pembuatan bioplastik, sebab PVA memiliki sifat dapat membentuk film yang baik, tidak beracun, biodegradable, dan biokompatibel. Akan tetapi PVA memiliki kelemahan bersifat hidrofilik sehingga ketahanan terhadap air rendah. Oleh karena itu pada penelitian ini dikaji penggunaan PVA dalam pembuatan bioplastik pati jagung terhadap ketahanan air, biodegradasi serta morfologi bioplastik pati jagung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan variabel berat PVA yang ditambahkan (0; 1; 1,5; 2; 2,5; 3 gram) dan suhu pelarutan PVA (60oC; 70oC; 80oC). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa jumlah penambahan PVA dan suhu pelarutan PVA mempengaruhi ketahanan bioplastik. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh ketahanan air terbaik yaitu 50% pada penambahan 2 gram PVA dan suhu pelarutan 70oC, biodegradasi terbaik selama 5 hari pada penambahan ≤2 gram PVA dengan suhu pelarutan 70oC dan morfologi terbaik pada penambahan ≥ 2,5 gram PVA dengan suhu pelarutan 70oC . Sehingga dari penelitian ini dapat disarankan untuk penggunaan PVA dalam pembuatan bioplastik yang memiliki kandungan amilopektin tinggi maksimal 2 gram dengan suhu pelarutan 70oCKata kunci : Biodegradasi; Bioplastik; Ketahanan air; Pati jagung; Polivinil alkohol
BIOADSORBEN DARI SERBUK LIMBAH PELEPAH PISANG KEPOK KUNING UNTUK PENYISIHAN LOGAM KROM (Cr VI) Geraldus Chandra Waskita Nugraha; Lucia Hermawati Rahayu; Sari Purnavita
CHEMTAG Journal of Chemical Engineering Vol 3, No 1 (2022): CHEMTAG Journal of Chemical Engineering
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.749 KB) | DOI: 10.56444/cjce.v3i1.3048

Abstract

Air sungai sering tercemar oleh komponen-komponen anorganik, di antaranya berbagai logam berat yang berbahaya. Logam berat yang sering mencemari lingkungan salah satunya kromium Cr (VI), yang dapat menyebabkan kanker karena bersifat karsinogenik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan adsorbsi dari limbah pelepah pisang kepok sebagai adsorben logam Cr (VI). Pelepah pisang dipilih karena mengandung selulose yang dapat digunakan sebagai bioadsorben melalui perlakuan awal menggunakan HCl (delignifikasi). Proses adsorbsi dilakukan dengan mengkontakan serbuk pelepah pisang kepok delignifikasi dengan larutan Cr (VI) 50 ppm pada variabel pH (5, 6, 7, 8, 9) dan waktu adsorbsi (30, 60, 90 menit). Filtrat hasil adsorbsi diukur kadar Cr (VI) untuk menentukan kapasitas adsorbsi dari bioadsorben. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelepah pisang kepok delignifikasi mampu mereduksi ion Cr (VI), dimana penyerapan terbaik pada pH 7 dan waktu adsorbsi 90 menit dengan kapasitas adsorbsi  sebesar 22,405 mg Cr/g adsorben.
PENGAMBILAN GALAKTOMANAN DARI BUAH NIPAH DENGAN METODE EKSTRAKSI Sari Purnavita; Putri Wulandari
CHEMTAG Journal of Chemical Engineering Vol 1, No 2 (2020): CHEMTAG Journal of Chemical Engineering
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (21.433 KB) | DOI: 10.56444/cjce.v1i2.1518

Abstract

AbstrakNipah (Nypa fruticans W) merupakan tumbuhan dari suku palma (Arecaceae) yang tumbuh dikawasan hutan mangrove. Pemanfaatan nipah di Indonesia memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan khususnya buah nipah. Daging buah nipah mengandung galaktomanan yang merupakan polisakarida dengan rantai penyusun manosa dan galaktosa. Galaktomanan banyak digunakan pada berbagai industri makanan dan obat – obatan. Selain itu galaktomanan memiliki sifat antioksidan dan antimikroba untuk pelapisan bahan makanan Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari kondisi optimum rasio jumlah bahan pengendap dengan bahan baku serbuk nipah (35:1; 30:1; 25:1; 20:1) dan waktu ekstraksi (2 jam dan 3 jam) terhadap yield galaktomanan. Variabel tetap yang digunakan adalah jenis agen pengendap (metanol), konsentrasi pengendap (95%), rasio pelarut dengan jumlah serbuk nipah, suhu ekstraksi (50OC), dan kecepatan pengadukan. Prosedur kerja dilakukan dengan menghancurkan buah nipah menggunakan blender kemudian dijemur hingga kering dan dihaluskan. Serbuk nipah selanjutnya diekstraksi menggunakan air pada suhu 50OC dengan variabel waktu tertentu. Larutan hasil ekstrasi selanjutnya disaring dan ditambahkan metanol untuk memisahkan galaktomanan dengan air kemudian hasil dikeringkan. Hasil ekstraksi ini kemudian diuji FTIR dimana menunjukkan adanya karakteristik ikatan eter ( CH2 -O- CH2) yang muncul pada 875,04 cm1. Dari gugus yang terindentifikasi dapat disimpulkan bahwa senyawa hasil isolasi merupakan senyawa galaktomanan. Pengujian analisa luff shocrll menunjukan adanya endapan merah yang berarti memiliki kandungan galaktomanan. Uji statistik menunjukkan bahwa kombinasi kedua perlakuan berpengaruh nyata terhadap yield yang dihasilkan. Hasil kombinasi perlakuan terbaik didapatkan pada rasio agen pengendap : serbuk buah Nipah 20 :1  dan waktu pencampuran 2 jam, hasil yield tertinggi yaitu sebesar 31,25%. 
Polymerization of Poly Methyl Methacrylate Using Emulsion Method and H2O2 as Initiator Sari Purnavita; Cyrilla Oktaviananda; Sri Sutanti; Herman Yoseph Sriyana; Antonius Prihanto; Antonio Mafeli
Journal of Chemical Process and Material Technology Vol 1, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.67 KB) | DOI: 10.36499/jcpmt.v1i2.6642

Abstract

This study aims to study the effect of the amount of initiator (H2O2) on the viscosity of the Polymethyl Methacrylate (PMMA) emulsion and the solids content. The treatment of independent variables is H2O2 by 1%, 2%, 3%, and 4%. This research procedure was carried out in a two-stage process. The first stage is the process to separate the inhibitor contained in the methyl methacrylate monomer by adding a 1 N concentration of NaOH solution, stirring until evenly distributed, then put into a separating funnel to separate pure methyl methacrylate from the inhibitor dissolved in alkaline solution. The second stage is the polymerization reaction process using the emulsion method. Dissolve the poly vinyl alcohol in hot water at 70oC, put the poly vinyl alcohol solution into a three-neck flask, which is equipped with a stirrer and a hot plate heater, add the initiator and up to 60oC, then add the methyl methacrylate monomer with stirring and heating at room temperature 100oC for 1 hour. The resulting product is a thick poly methyl methacrylate emulsion, has a milky white color, and has good adhesion. Furthermore, the viscosity test was carried out using ford cup number 4 and the solids content test. The results showed that the more initiators added, the higher the viscosity and the higher the solids content.
PENGARUH WAKTU PEMASAKAN DAN PERSENTASE PVAc TERHADAP KUALITAS KERTAS DARI MAHKOTA NANAS Cyrilla Oktaviananda; Sari Purnavita; Salsabila Devinta Ayunindhia
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 8, No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v8i2.8098

Abstract

Buah nanas yang diolah pada berbagai industri pengolahan nanas akan menghasilkan mahkota nanas sebagai limbah yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu cara untuk memanfaatkan mahkota nanas agar memberikan nilai tambah adalah dengan mempersiapkannya sebagai bahan baku alternatif dalam pembuatan kertas. Sebagai tindak lanjut dari penelitian terdahulu, pada penelitian ini dilakukan pembuatan kertas dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pemasakan dan pengaruh persentase PVAc terhadap gramatur, indeks tarik, dan indeks sobek kertas yang dihasilkan. Proses pembuatan kertas dari mahkota nanas diawali dengan memasak mahkota nanas dalam larutan NaOH 10% dengan variasi waktu pemasakan 20, 30, 60, 90, dan 120 menit. Setelah itu, campuran ditambahkan PVAc sebagai perekat dengan variasi jumlah PVAc 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5%. Campuran yang telah homogen selanjutnya dicetak menggunakan cetakan kayu. Karakteristik kertas yang diuji meliputi gramatur, indeks tarik, dan indeks sobek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gramatur kertas menurun seiring lamanya waktu pemasakan karena selulosa dan lignin dalam mahkota nanas terdegradasi. Gramatur kertas yang memenuhi SNI 8218:2015 adalah kertas dengan waktu pemasakan 30, 60, 90, dan 120 menit. Indeks tarik dan indeks sobek kertas terbaik diperoleh pada waktu pemasakan pulp selama 90 menit. Pada semua perlakuan variasi persentase PVAc, nilai gramatur yang dihasilkan memenuhi persyaratan mutu kertas menurut SNI. Berbeda dengan nilai gramatur, indeks tarik dan indeks sobek pada variasi ini tidak memenuhi persyaratan mutu kertas.
Workshop Pembuatan Sabun Padat Aroma Kopi pada Mitra Kelompok Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMA Kesatrian 1 Semarang Cyrilla Oktaviananda; Mumpuni Asih Pratiwi; Sari Purnavita
Jurnal Karya untuk Masyarakat (JKuM) Vol 3, No 2 (2022): Jurnal Karya untuk Masyarakat
Publisher : STARKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36914/jkum.v3i2.753

Abstract

SMA Kesatrian 1 Semarang merupakan salah satu SMA swasta terakreditasi A di Kota Semarang yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1967. SMA Kesatrian 1 Semarang terletak di Jl. Pamularsih 116 Semarang. SMA Kesatrian 1 memiliki visi utama dalam iman dan prestasi, berlandaskan kedisiplinan dan kekeluargaan. Untuk mewujudkan visi sekolah diperlukan langkah kecil dan nyata. Salah satu hal yang dilakukan adalah dengan pembimbingan keilmuan kepada Kelompok Karya Ilmiah Remaja (KIR). Pembimbingan ini bertujuan untuk menumbuhkan kreativitas dan produktivitas Kelompok KIR sehingga mampu berkompetisi dan meningkatkan softskill untuk berwirausaha. Permasalahan lain ditemukan bahwa SMA Kesatrian 1 Semarang dalam hal ini sebagai mitra pengabdian pada masyarakat belum mengetahui kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk itu, pada Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat ini dilakukan workshop pembuatan produk kimia terapan berupa sabun padat aroma kopi. Metode kegiatan yang dilakukan adalah melalui penjelasan umum secara klasikal mengenai alat, bahan, prinsip, dan prosedur dan sabun padat aroma kopi kemudian dilanjutkan dengan praktik langsung pembuatan sabun padat aroma kopi oleh para siswa. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa mitra memberikan respon yang positif dan antusias mengikuti kegiatan workshop. Mitra telah mengetahui alat, bahan, dan prosedur pembuatan sabun padat aroma kopi. Pengetahuan dan praktik yang telah diberikan diharapkan dapat meningkatkan kreativitas dan produktivitas siswa terutama dalam pembuatan produk-produk kimia terapan. ABSTRACT SMA Kesatrian 1 Semarang is one of the private high schools accredited A in Semarang City which was established on May 20, 1967. SMA Kesatrian 1 Semarang is located on Jl. Pamularsih 116 Semarang. SMA Kesatrian 1 has a main vision of faith and achievement, based on discipline and kinship. To realize the school's vision, small and real steps are needed. One of the things that is done is by providing scientific guidance to the Youth Scientific Work Group (KIR). This guidance aims to foster creativity and productivity of the KIR Group so that they are able to compete and improve their soft skills for entrepreneurship. Another problem was found that SMA Kesatrian 1 Semarang, in this case as a community service partner, did not know what activities could be done to achieve this goal. For this reason, in this Community Service Activity, a workshop on the manufacture of applied chemical products in the form of making solid soap with coffe aromas is held. The method of the activity carried out was through classical general explanations regarding tools, materials, principles, and procedures for coffe scented solid soap, then continued with direct practice of making solid coffe scented soap by students. The results of the activity showed that the partners gave a positive response and were enthusiastic about participating in the workshop activities. Partners already know the tools, materials, and procedures for making and solid coffe scented soap. The knowledge and practices that have been provided are expected to increase students' creativity and productivity, especially in the manufacture of applied chemical products.
Alih Teknologi Pembuatan Sabun Mandi Sereh Wangi Mitra Pkk Rt 04 Rw 01 Kelurahan Tambangan Sari Purnavita
Jurnal Karya untuk Masyarakat (JKuM) Vol 2, No 2 (2021): Jurnal Karya untuk Masyarakat
Publisher : STARKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36914/jkum.v2i2.568

Abstract

Kecamatan Mijen merupakan daerah yang subur, memiliki berbagai macam festival dan kegiatan tradisional serta destinasi agrowisata kampung sawah. Untuk meramaikan acara yang ada, mitra Ibu PKK RT 04 RW 01 Kelurahan Tambangan ingin memanfaatkan peluang untuk berwirausaha membuat produk sabun dengan memanfaatkan sumber daya alam sekitar. Akan tetapi permasalahan yang dihadapi, mitra belum mengetahui prosedur pembuatan dan alat yang digunakan dalam pembuatan sabun. Pada Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini, Ibu-ibu PKK diberikan pelatihan berupa alih teknologi pembuatan sabun mandi sereh wangi yang diikuti oleh 7 orang anggota, dengan tahapan kegiatan : penyuluhan tentang teknologi pembuatan sabun, teknik kemasan, pelatihan analisis ekonomi, pembuatan alat cetakan sabun mandi, pelatihan pembuatan sabun mandi sereh wangi serta pelatihan pengemasan produk. Kegiatan Pengabdian Masyarakat bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan baru sebagai wujud pemberdayaan dan alih teknologi kepada para mitra. Dari hasil kegiatan, mitra memberikan respon positif, antusias, dan bersikap kooperatif dalam mengikuti keseluruhan kegiatan. Mitra telah mengetahui prosedur dan alat untuk produksi sabun mandi. Mitra merasa bertambah wawasan dan ketrampilannya setelah mengikuti pelatihan. Sehingga dapat disimpulkan, tujuan dan target kegiatan Pengabdian Masyarakat telah terpenuhi. Diharapkan ilmu yang telah didapatkan dapat dipergunakan untuk wirausaha yang berkelanjutan serta dibagikan kepada anggota PKK yang belum mengikuti pelatihan. Kata kunci : desa wisata, pelatihan, sabun mandi, sereh wangi, wirausaha
Pelatihan Teknologi Pembuatan Lem Poli Vinil Asetat (PVAc) pada Produsen Album Elvira Sari Purnavita; Sri Sutanti
Jurnal Karya untuk Masyarakat (JKuM) Vol 1, No 2 (2020): Jurnal Karya untuk Masyarakat
Publisher : STARKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36914/jkum.v1i2.389

Abstract

Di Era digital seperti ini, industri album photo masih potensial untuk digemari oleh masyarakat sebagai konsumen. Salah satu, produsen yang menggeluti dalam bidang album foto hingga saat ini yaitu “ALBUM ELVIRA”. Perusahaan ini memiliki kendala dalam harga produksi karena selama ini pembelian lem yang relatif mahal menambah cost produksi. Oleh karena itu, produsen album Elvira berkeinginan untuk mampu memproduksi lem sendiri, sehingga mampu menekan cost biaya produksi dan harga jual album dapat bersaing di pasaran. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka diberikan workshop dan pelatihan pembuatan polimer Poli Vinil Asetat (PVAc) yang dapat diaplikasikan sebagai lem pada kertas. Metode yang diterapkan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu pemberian materi dan workshop mengenai polimer Poli Vinil Asetat (PVAc). Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini mitra Album Elvira bersikap kooperatif dan antusias dalam mengikuti kegiatan pemberian materi dan diskusi. Dari kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat diambil kesimpulan (1) Mitra telah mengetahui monomer penyusun, formulasi, dan prosedur pembuatan polimer PVAc. (2) Mitra dapat membuat polimer PVAc untuk selanjutnya diaplikasikan menjadi lem kertas untuk menjawab kendala yang selama ini dihadapi oleh mitra. (3) Pada pelatihan dihasilkan emulsi polimer PVAc yang cukup stabil, larut air, dengan PH 6 dan memiliki ukuran partikel kurang dari satu micron, serta masa simpan pada suhu kamar selama sebulan.
Pengaruh Rasio Jumlah Pati Sagu Dengan Carboxy Methyl Cellulose (CMC) Dan Jenis Plasticizer Terhadap Karakteristik Biodegradable Film Friska Septia; Sari Purnavita; Cyrilla Oktaviananda; Mumpuni Asih Pratiwi
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 10, No 1 (2025)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v10i1.12192

Abstract

Plastik biodegradable merupakan plastik yang ramah lingkungan. Tujuan pada penelitian ini adalah mempelajari pengaruh komposisi pati sagu dan CMC dengan jenis plasticizer dan mendapatkan kondisi optimum. Variabel bebas (75:25, 80:20, 85:15, 90:10, 95:5) (%) pada penelitian ini adalah komposisi jumlah pati sagu dengan CMC dan jenis plasticizer (gliserol dan sorbitol) terhadap karakteristik biodegradable film. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CMC yang terbuat dari sabut kelapa muda memiliki sifat fisik berbentuk serabut-serabut yang pendek, berwarna kuning, larut dalam air, kental dan memiliki nilai derajat substitusi sebesar 0.033756. Hasil uji anova menunjukkan bahwa kombinasi pati sagu dan CMC dengan jenis plasticizer tidak berpengaruh terhadap karakteristik ketebalan, ketahanan air dan degradabilitas, sehingga dilihat secara deskriptif. Pada komposisi pati sagu dan CMC rasio 95:5 (%) menghasilkan morfologi, ketebalan, ketahanan air dan degradabilitas terbaik. Pada komposisi pati sagu dan CMC rasio 75:25 (%) dengan plasticizer sorbitol menghasilkan nilai tensile strength tertinggi sedangkan pada komposisi jumlah pati sagu dan CMC rasio 85:15 (%) plasticizer gliserol menghasilkan nilai elongasi tertinggi.