Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

EFEKTIVITAS EDUKASI FLIPCHART TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN GULA DARAH PASIEN DM TIPE 2 DENGAN TERAPI INSULIN Kadek Yeni Dian Rismawati; Amelia Lorensia; Lisa Aditama
CALYPTRA Vol. 8 No. 1 (2019): Calyptra : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya (September)
Publisher : Perpustakaan Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Latar belakang: Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang ditandai hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak akibat gangguan insulin, baik sekresi,kerja atau keduanya. Edukasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengurangi komplikasi dan meningkatkan pengelolaan DM. Penelitian terdahulu menunjukan bahwa edukasi dengan flipchart memberikan pengaruh terhadap pengelolaan diabetes mellitus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas dari pemberian edukasi flipchart terhadap pengetahuan pasien DM tipe 2. Metode: Survey dilakukan menggunakan metode penelitian pre-experimental dengan desain pre-posttest study. Kuesioner digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan,sikap, persepsi pasien. Sampel adalah pasien diabetes mellitus tipe 2 di RSUD Sanjiwani Gianyar yang memenuhi kriteria inklusi. Penelitian dilakukan Juni-November 2017. Hasil data dianalisis menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test. Hasil: analisa pada empat puluh pasien diabetes mellitus tipe 2 menunjukkan terdapat perbedaan signifikan (p<0,005 ) pada pengetahuan, sikap, persepsi dan kadar gula darah acak sebelum dan setelah diberikan edukasi flipchart. Kesimpulan: Pemberian edukasi terapi insulin dengan media flipchart pada pasien diabetes mellitus tipe 2 dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, persepsi dan kadar gula darah acak. Kata Kunci: Diabetes Mellitus tipe 2, Pengetahuan, Sikap, Persepsi, Gula darah acak Background: Diabetes Mellitus (DM) is a metabolic disease characterized by hyperglycemia and metabolic disorders of carbohydrates, proteins, and fats due to insulin disorders, secretions, work or both. Education is one effective way to reduce complications and improve the management of DM. Previous research has shown that education with flipcharts has an effect on the management of diabetes mellitus. The purpose of this study is to determine the effectiveness of flipchart education on the knowledge of patients with type 2 diabetes mellitus. Methods: The survey was conducted using pre-experimental research method with preposttest study design. Questionnaires were used to measure the level of patient knowledge, attitude, and perception. The sample was a patient of type 2 diabetes mellitus at RSUD Sanjiwani Gianyar who fulfilled the inclusion criteria. The study was conducted from June to November 2017. The results were analyzed using Wilcoxon Signed Ranks Test. Result: The results of analysis on forty patients with type 2 diabetes mellitus showed significant differences (p<0,005) in knowledge, attitude, perception, and blood glucose before and after given flipchart education. Conclution: Provision of insulin therapy education with flipchart media in patients with type 2 diabetes mellitus can improve patient knowledge, attitude, perception, and random blood glucose. Keywords: Type 2 Diabetes Mellitus, Knowledge, Attitude, Perception, Blood Glucose
PENGARUH EDUKASI TERHADAP SELF CARE BEHAVIOURS PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RUMAH DIABETES UBAYA Kumala Sari Poespita Dewi Wahyuni; Setiasih Setiasih; Lisa Aditama
Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : LP2M IIK (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan) Bhakti Wiy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang membutuhkan perawatan jangka panjang sehingga memerlukan manajemen pengelolaan mandiri untuk mencegah terjadinya komplikasi. “Diabetes self managemen education” merupakan elemen yang sangat penting dalam pengelolaan diabetes yang baik, yang dapat memfasilitasi pasien dalam hal pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan perawatan diri. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Diabetes self managemen education terhadap peningkatan self-care pasien. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pra-experimental satu kelompok dengan desain intervensi pretest-postest, analisis data secara deskriptif, dengan melibatkan 25 pasien DM tipe 2 selama periode Oktober-November 2018 di Rumah Diabetes Ubaya. Subjek diberikan edukasi DSME sebagai intervensi dan hasil utama yang diukur adalah perubahan self-care. Penelitian ini menunjukkan terjadi peningkatan self care subjek antara sebelum dan sesudah diberikan DSME. Pemberian DSME menyebabkan peningkatan signifikan (p<0,05) tingkat self care pasien diabetes. Saran penelitian berikutnya pengambilan sampel pada populasi yang lebih luas lagi.
Efektivitas Edukasi Terapi Insulin terhadap Pengetahuan dan Perbaikan Glikemik Pasien Diabetes Melitus Zenia Pramita; Lisa Aditama
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 2, No 4 (2013)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (660.673 KB)

Abstract

Diabetes Self Management Education (DSME) merupakan salah satu strategi penting dalam penatalaksanaan Diabetes Melitus (DM). Manajemen terapi insulin merupakan peran penting dari tenaga kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan tercapainya kontrol glikemik yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi manajemen terapi insulin tehadap peningkatan pengetahuan dan perbaikan kontrol glikemik (penurunan HbA1c) pada pasien DM tipe 2 yang menggunakan insulin. Penelitian menggunakan desain RCT (randomized control trial) dengan pengambilan sampel secara systematic random sampling. Subjek penelitian dibagi dalam kelompok kontrol yang tidak mendapat intervensi dan kelompok uji yang mendapat intervensi edukasi manajemen terapi insulin oleh farmasis selama 1 bulan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan statistik uji t-test. Hasil uji paired t-test pada masing-masing kelompok uji dan kontrol menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi (p=0,001 dan p=0,011) dan tidak ada perbedaan antara HbA1c sebelum dan sesudah edukasi (p=0.274 dan p=0,166). Hasil uji independent t-test menunjukkan bahwa edukasi manajemen terapi insulin efektif terhadap peningkatan pengetahuan (p=0,034), tetapi tidak efektif terhadap perbaikan kontrol glikemik (p=0,463).Kata kunci: Manajemen terapi insulin, edukasi, farmasi komunitas, pengetahuan, kontrol glikemikEffectiveness of Insulin Therapy Education on The Improvement of Knowledge And Glycemic Control In Type 2 Diabetes Mellitus Patients Diabetes Self Management Education (DSME) is one of the important strategies of diabetes management. Insulin therapy management is the important role of healthcare professional to enhance patient’s knowledge and self management for better glycemic control. This study aimed to determine the effect of insulin therapy management education on increased knowledge and improved glycemic control (HbA1c reduction) in patients with type 2 diabetes who use insulin. The design of this study is RCT (randomized controlled trials) with systematic random sampling. Study participants were divided into a control group that received no intervention and the test group that received the intervention about insulin therapy management education by pharmacist for 1 month. Data were analyzed using t-test groups. The results showed that the paired t-test on each trial and control groups showed that there were significant differences between knowledge before and after education (p=0.001 and p=0.011) and there was no difference between HbA1c before and after education (p=0.274 and p=0.166). Results of independent t-test showed that insulin therapy management education significantly effective to increased knowledge (p value=0.034), but did not have a significant effect to improved glycemic control (p value=0.463)Key words: Insulin therapy management, education, community pharmacy, knowledge, glycemiccontrol
Pengaruh Patient Decision Aid terhadap Tingkat Pengetahuan, Sikap, Tindakan dan Hasil Klinis Pengobatan Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 I Gede M. Suradnyana; Abdul Rahem; Lisa Aditama
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.548 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2018.7.2.89

Abstract

Diabetes melitus (DM) termasuk ke dalam empat besar penyakit kronis yang prevalensinya terus meningkat di seluruh dunia. Jumlah penderita DM di Indonesia pada tahun 2015 adalah sepuluh juta dan diperkirakan akan terus meningkat. Masalah yang dihadapi Indonesia dalam penanganan DM adalah kontrol gula darah yang buruk, tingkat pengetahuan pasien yang rendah tentang pengelolaan penyakit dan terapi, serta sangat sedikitnya puskesmas yang memiliki apoteker. Patient decision aid (PDA) secara substansial dan signifikan mampu meningkatkan pengetahuan pasien. PDA dirancang berdasarkan konstruk health belief model (HBM) dengan target peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan berkaitan manajemen DM tipe 2 (DMT2). Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh PDA terhadap tingkat pengetahuan, sikap, tindakan dan hasil klinis pengobatan. Penelitian ini bersifat pra-eksperimental satu kelompok dengan desain intervensi pretest-posttest yang melibatkan 28 penderita DMT2 berumur 21-65 tahun dan merupakan peserta BPJS Kesehatan yang berobat di Puskesmas I Denpasar Utara, serta belum pernah dirujuk ke fasilitas kesehatan lanjut. Subjek diberikan PDA sebagai intervensi dan hasil utama yang diukur adalah perubahan pengetahuan, sikap, tindakan dan kadar gula darah puasa. Penelitian ini menunjukkan terjadi peningkatan tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan, serta penurunan kadar gula darah puasa subjek antara sebelum dan sesudah diberikan PDA. Pemberian PDA menyebabkan peningkatan signifikan (p<0,05) tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan, serta penurunan signifikan kadar gula darah puasa.Kata kunci: Diabetes melitus tipe 2, kadar gula darah puasa, patient decision aid (PDA), pengetahuan, sikap, tindakanEffect of Patient Decision Aid on Level of Knowledge, Attitude, Practice and Clinical Outcome of Type 2 Diabetes Mellitus PatientsAbstractDiabetes mellitus (DM) is one of four major chronic diseases which prevalence continued to increase worldwide. The number of diabetes mellitus patients in Indonesia in 2015 were ten million and expected to increase. Several problems faced by Indonesia in handling DM were bad blood sugar control, low patient’s knowledge level about disease management and its therapy, and there are few primary health care that have pharmacist. Patient decision aid (PDA) was substantially and significantly able to increase patient’s knowledge. PDA was designed based on the construct of health belief model (HBM) with the target to increase knowledge, attitude, and action related with management of type 2 DM (T2DM). The main purpose of this research was to determine the effect of PDA to knowledge level, attitude, action, and clinical outcome treatment. This research used pre-experimental one group pretest-posttest design that involved 28 DMT2 patients aged 21-65 years old, were participants of Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) who got treatment at Puskesmas I Denpasar Utara and had never been referred to a further health care facility. The subjects were given PDA as intervention and main results measured were change of knowledge, attitude, action and fasting blood sugar level. Result of this research showed an increase in knowledge level, attitude, and action of the subjects, as well as decrease in subjects’ fasting blood sugar between before and after they had been given the PDA. Giving PDA caused a significant increase (p<0,05) in level of knowledge, attitude, and action, and significant decrease of fasting blood sugar.Keywords: Attitude, fasting blood sugar levels, knowledge, patient decision aid (PDA), practice, type 2 diabetes mellitus
Pengaruh Patient Decision Aid terhadap Knowledge, Attitude, Practice, dan Tekanan Darah Pasien Hipertensi di UPTD Puskesmas Tabanan III Ni Made Maharianingsih; Abdul Rahem; Lisa Aditama
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 7, No 4 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.336 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2018.7.4.270

Abstract

Prevalensi pasien hipertensi semakin meningkat dan salah satu penyebab utamanya adalah faktor perilaku. Perubahan perilaku dan outcome terapi hipertensi dapat dilakukan oleh apoteker melalui edukasi dengan metode knowledge, attitude, practice (KAP). Teori perilaku yang sesuai untuk mengukur perubahan perilaku dalam diri pasien adalah health belief model (HBM). Sarana edukasi yaitu patient decision aid (PDA) berupa booklet digunakan untuk mengedukasi pasien hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan KAP dan tekanan darah pasien hipertensi sebelum dan sesudah mendapatkan intervensi PDA. Metode penelitian pre-experimental one group pretest-posttest melibatkan 55 pasien hipertensi berusia 18–65 tahun peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang berobat di UPTD Puskesmas Tabanan III, Bali, Indonesia, pada bulan Agustus–Oktober 2017. Setiap pasien memperoleh satu kali edukasi melalui PDA berupa booklet disertai komunikasi interaktif kemudian KAP diukur melalui kuesioner KAP yang tervalidasi dan diukur tekanan darah pre-post. Kuesioner KAP dibuat berdasarkan konstruk HBM. Diperoleh hasil yaitu perbedaan practice pasien hipertensi (p<0,05) pada perceived susceptibility, perceived severity, perceived barrier, cues to action; terdapat perbedaan attitude dan practice (p<0,05) pada self-efficacy; terdapat perbedaan KAP (p<0,05) dari segi perceived benefit serta terdapat perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik pasien (p<0,05). Disimpulkan bahwa terdapat perbedaan knowledge, attitude, practice dan tekanan darah pasien hipertensi di Puskesmas pre-post studi.Kata kunci: Booklet, HBM, hipertensi, KAP, PDA, tekanan darahInfluence of Patient Decision Aid to Knowledge, Attitude, Practice and Blood Pressure of Hypertensive Patient in a Primary Health Care Tabanan IIIAbstractThe prevalence of hypertensive patients is increasing and one of the main causes is behavior factor. Appropriate method of behavioral theory for measuring behavioral changes in patients is health belief model (HBM). Patient decision aid (PDA) in a form of booklet was used to educate hypertensive patient. The aim of this research was to know the difference of knowledge, attitude, practice (KAP) and blood pressure of hypertensive patient before and after getting PDA intervention. The method used was pre-experimental one group pretest-posttest study involving 55 hypertensive patients aged 18–65 years which were participants of The Indonesian National Health Insurance in primary health care Tabanan III, Bali, Indonesia, in the period of August–October 2017. Each subject received PDA education from booklet with interactive communication, then their KAP was measured through validated KAP questionnaire as well as pre-post blood pressure. KAP questionaire was made based on HBM’s construct. There were differences in practice of hypertensive patients (p<0.05) on HBM domain in perceived susceptibility, perceived severity, perceived barrier, and cues to action; there was a difference of attitude and practice (p<0.05) in self-efficacy; difference of KAP (p<0.05) in perceived benefit; and difference of systolic and diastolic blood pressure. It was concluded that there were differences of KAP and blood pressure of hypertensive patients in primary health care pre-post study.Keywords: Booklet, blood pressure, HBM, hypertension, KAP, PDA
The Impacts of Lifestyle Modification Education towards Cardiovascular Risk Profile Fonny Cokro; Abdul Rahem; Lisa Aditama; Franciscus C. Kristianto
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 7, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.175 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2018.7.3.154

Abstract

Obesity is one of the risk factors of cardiovascular disease. The prevalence of obesity in Indonesia has increased in the last few years, therefore some efforts to reduce the risk is needed. In the current study, efforts are given through 3-week lifestyle modification education, with 3-month total of follow-up (from March to June 2014) and then the impacts on cardiovascular risk profile were observed and seen on 24 sedentary male workers in University of Surabaya with obese II. This study used before-after study design in order to see the impacts of the 3-week lifestyle modification education towards change of knowledge, dietary behavior, body mass index (BMI), waist circumference, and cardiovascular risk profile through various educational methods (face-to-face session, given recorder of face-to-face session, and combination of both methods). Statistical analysis was performed using Wilcoxon signed test. Result showed an increasing knowledge in face-to-face group (p=0.046). However, there were no significant changes in other variables (dietary behavior based on healthy diet indicator (HDI), BMI, waist circumference, and also cardiovascular risk profile) in all groups between before and after education intervention (p>0.05). In conclusion, lifestyle modification education given for 3 weeks did not reduce the cardiovascular risk profile on sedentary male workers with obese II. Longer term intervention and multicomponent program including behavior therapy may be needed to succeed lifestyle changes and reduce cardiovascular risk.Keywords: Behaviour, cardiovascular risk, education, knowledge, lifestyle modification Pengaruh Edukasi Gaya Hidup terhadap Perubahan Risiko Penyakit KardiovaskularAbstrakObesitas merupakan salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskular. Prevalensi obesitas di Indonesia mengalami peningkatan beberapa tahun terakhir, sehingga diperlukan upaya untuk menguranginya. Pada penelitian ini, upaya dilakukan melalui pemberian edukasi gaya hidup yang dilakukan selama 3 minggu, dengan total follow-up sampai dengan 3 bulan dari bulan Maret hingga Juni 2014, kemudian dilihat dan diamati ada atau tidaknya penurunan risiko penyakit kardiovaskular pada 24 orang karyawan pria obese II di Universitas Surabaya. Penelitian ini memiliki rancangan before-after study design untuk menguji pengaruh edukasi gaya hidup yang diberikan selama 3 minggu terhadap variabel pengetahuan, perubahan perilaku, body mass index (BMI), lingkar perut, dan risiko penyakit kardiovaskular melalui berbagai metode pemberian edukasi (tatap muka, rekaman/recorder, dan kombinasi). Analisis dengan Wilcoxon signed test menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan hanya pada subgrup tatap muka (p=0,046). Tidak terdapat perubahan yang signifikan terhadap variabel lainnya (perubahan perilaku berdasarkan healthy diet indicator (HDI), BMI dan lingkar perut, serta risiko penyakit kardiovaskular) pada semua subgrup antara sebelum dan sesudah edukasi (p>0,05). Edukasi gaya hidup yang diberikan selama tiga minggu tidak memberikan penurunan risiko penyakit kardiovaskular pada karyawan pria obese II. Dibutuhkan intervensi jangka panjang dan program multikomponen yang memuat terapi perilaku untuk menyukseskan perubahan perilaku dan menurunkan risiko kardiovaskular.Kata kunci: Edukasi, gaya hidup, pengetahuan, perilaku, risiko kardiovaskular
Pengaruh Edukasi Perubahan Gaya Hidup Sehat terhadap Clinical Outcome pada Pasien di Rumah Diabetes Universitas Surabaya Retna Eka Dewi; Sulistyo Emantoko Dwi Putra; Lisa Aditama; Heru Wijono
MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana) Vol. 3 No. 2 (2020): DECEMBER
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/mpi.v3i2.2982

Abstract

Prevalensi diabetes melitus yang semakin meningkat setiap tahunnya cenderung meningkatkan risiko komplikasi dan kematian akibat diabetes melitus itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh edukasi perubahan gaya hidup sehat terhadap clinical outcome (parameter klinis) pada pasien di Rumah Diabetes Universitas Surabaya. Rancangan penelitian menggunakan one group pretest-posttest yang diikuti oleh 27 subjek diabetes melitus di Rumah Diabetes Universitas Surabaya. Seluruh subjek diberikan edukasi (intervensi) dengan perangkat piring sehat dengan durasi 4 minggu. Pengukuran clinical outcome dilakukan terhadap gula darah puasa, indeks massa tubuh (IMT), lingkar perut, dan tekanan darah. Uji statistika yang digunakan adalah Wilcoxon signed rank test dan paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa edukasi perubahan gaya hidup sehat berpengaruh signifikan terhadap penurunan gula darah puasa (p<0,001), indeks massa tubuh (p=0,005), lingkar perut (p=0,005), tekanan darah sistolik (p=0,013), namun tidak signifikan terhadap tekanan darah diastolik (p=0,247). Dapat disimpulkan bahwa edukasi perubahan gaya hidup sehat berpengaruh terhadap gula darah puasa, indeks massa tubuh, lingkar perut, dan tekanan darah sistolik. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah keikutsertaan penderita diabetes melitus yang sedikit serta tidak adanya kelompok kontrol sebagai pembanding.
Cardiovascular Disease Risk and Barriers to Physical Activity Lisa Aditama; Dewi Rahmawati; Nani Parfati; Astrid Pratidina
The Indonesian Biomedical Journal Vol 7, No 1 (2015)
Publisher : The Prodia Education and Research Institute (PERI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18585/inabj.v7i1.21

Abstract

BACKGROUND: The prevalence of obesity is increasing and tends to be higher in adult population groups who are also more educated and employed as a civil/military/police/oficers. This study aims to analyze cardiovascular disease (CVD) risk, perceptions about physical activity and barriers experienced to perform physical activity, also stage of change to physical activity.METHODS: The study design was an observational study, use qualitative methods with in-depth interviews and quantitative analysis CVD risk also stage of change to physical activity questionnaire.RESULTS: Framingham 10-years CVD risk of obese men in University of Surabaya was 11.97% (1.70 to 29.90) based on lipid profile and 13.90% (2.30 to 30.00) based on body mass index. Perception of obese men in University of Surabaya regarding physical activity had findings several barriers that can be grouped into time constraint, facility constraint, low motivation, and knowledge about physical activities.CONCLUSION: In this study we found that 10-years CVD risk of obese men in University of Surabaya can be categorized as medium risk. There are several barriers regarding life style modification for physical activity and exercise, whereas the subjects included in this study are quite ready to start the program, but improvement for the readiness before starting the program will still be needed.KEYWORDS: CVD risk, obese men, physical activity
Pengaruh Vitamin D3 pada Dermatitis Atopik Anak di Indonesia Yuli Wahyu Rahmawati; Iskandar Zulkarnain; M Yulianto Listiawan; Trisniartami Setyaningrum; Irmadita Citrashanty; Lisa Aditama; Christina Avanti
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Vol. 31 No. 2 (2019): AGUSTUS
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.837 KB) | DOI: 10.20473/bikk.V31.2.2019.123-129

Abstract

Latar Belakang: Vitamin D berperan pada homeostasis dan metabolisme kalsium. Selain fungsi tersebut, vitamin D juga berperan penting pada sistem kekebalan tubuh. Peran vitamin D terhadap sistem kekebalan tubuh telah diteliti akhir–akhir ini dengan penemuan reseptor vitamin D (VDR) pada jenis sel yang berbeda. Reseptor vitamin D telah diidentifikasi pada hampir semua sel sistem kekebalan termasuk sel T, sel B, neutrofil, makrofag, dan dendritic cell (DC). Penelitian yang menghubungkan kekurangan vitamin D dengan peningkatan risiko keganasan (terutama kolorektal), dermatitis atopik (DA), autoimun, infeksi, dan kardiovaskular banyak dilakukan pada dekade terakhir ini. Di antara faktor-faktor yang terlibat dalam patogenesis DA, kekurangan vitamin D pada pasien DA  menjadi topik yang penting saat ini. Tujuan: Mengetahui pengaruh vitamin D3 pada pasien DA anak. Metode: Penelitian cohort pada pasien DA anak yang memenuhi kriteria inklusi yang diberikan sirup vitamin D3 selama 28 hari, kemudian dilakukan pengukuran kolonisasi Staphylococcus aureus sebelum dan sesudah pemberian vitamin D3. Hasil: Terdapat perbedaan yang signifikan penurunan kolonisasi Staphylococcus aureus sebelum dan setelah pemberian vitamin D3 pada pasien DA anak, dengan nilai p=0,0001. Simpulan: Vitamin D3 dapat menurunkan kolonisasi Staphylococcus aureus pada pasien DA anak.
Pemberian Rekomendasi oleh Mahasiswa Farmasi pada Kasus Nyeri Pinggang di Setting Komunitas: Penelitian di Sebuah Institusi Friska Yanuar Ramadanti; Adji Prayitno Setiadi; Lisa Aditama; Cecilia Brata; Yosi Irawati Wibowo; Eko Setiawan; Steven Victoria Halim
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 8, No 2 (2021): J Sains Farm Klin 8(2), Agustus 2021
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (653.771 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.8.2.190-199.2021

Abstract

Salah satu tujuan dalam kurikulum pendidikan farmasi adalah mempersiapkan mahasiswa agar mampu memberikan rekomendasi terkait gangguan kesehatan ringan di komunitas. Sampai saat ini, informasi terkait kemampuan mahasiswa dalam memberikan rekomendasi di Indonesia belum ditemukan dalam literatur terpublikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis dan ketepatan rekomendasi mahasiswa prodi apoteker di sebuah institusi pendidikan farmasi saat menghadapi permintaan swamedikasi pada kasus nyeri pinggang (low-back pain; LBP). Pengambilan data pada penelitian potong lintang ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari karakteristik partisipan dan sebuah kasus LBPyang diadaptasi dari pustaka terpublikasi. Ketepatan rekomendasi ditetapkan melalui diskusi pakar dan bukti penelitian digunakan sebagai dasar dalam mendefinisikan rekomendasi yang tepat. Data karakteristik partisipan dan ketepatan rekomendasi dianalisis secara deskriptif. Total terdapat 86 partisipan terlibat dalam penelitian ini (response rate 82,69%). Sebagian besar partisipan (91,86%) memberikan rekomendasi obat, dan 61 dari antaranya merekomendasikan obat golongan anti-inflamasi non-steroid (AINS; baik oral maupun topikal). Sebanyak 70,93% partisipan memberikan rekomendasi tepat, yaitu: obat analgesik golongan AINS dan topikal counter-irritantsdengan/tanpa rekomendasi lainnya. Penelitian ini menunjukkan partisipan dalam penelitian ini mampu memberikan rekomendasi yang tepat dalam menanggapi kasus LBP. Namun demikian, penelitian lanjutan untuk mengeksplorasi penyebab ketidaktepatan rekomendasi pada sebagian mahasiswa diperlukan sebagai upaya perbaikan aktivitas pembelajaran dan kurikulum pendidikan