Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Suasana Disiplin Kerja Tenaga Guru di SMK Negeri 1 Pakuan Ratu. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat berguna bagi peneliti khusunya dan bagi lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya sebagai acuan untuk mengetahui bagaimana peran peran seorang kepala sekolah dalam mendisiplinan para bawahannya agar dapat terwujud apa yang menjadi tujuan dari lembaga itu sendiri. Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah jenis penelitian gabungan (Maxing Method), yaitu metode penelitian kombinasi antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam satu kegiatan penelitian untuk menyelesaikan masalah penelitian dengan ditandai adanya data yang lebih komprehensif, valid, reliabel, dan objektif. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah melalui observasi, wawancara, dokumentasi. Teknik keabsahan data adalah menggunakan triangulasi data. Teknik enalisis data yang penulis gunakan adalah menurut Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan serta verifikasi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala sekolah SMK Negeri 1 Pakuan Ratu, memiliki tujuh peranan dalam meningkatkan suasana disiplin kerja tenaga guru yaitu sebagai educator kepala sekolah memberikan kebebasan dan berlakuk tegas terhadap tenaga kependidikan. Sebagai manager kepala sekolah mengkoordinir bawahannya agar dapat bekerja sama dalam hal meningkatkan disiplin kerja. Sebagai administrator kepala sekolah memiliki hubungan yang erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi Sebagai supervisor kepala sekolah melakukan pengawasan dan pengontrolan untuk meningkatkan disiplin kerja melalui pendekatan secara personal. Sebagai leader kepala sekolah harus membimbing, membina, mendorong, dan mengarahkan segala pihak yang terlibat dalam mencapai tujuan sekolah dan mampu menerima segala masukan dari bawahannya. Sebagai inovator kepala sekolah dituntut untuk mengaplikasikan segala pengetahuan dan keterampilannya secara profesional. Sebagai motivator melakukan berbagai kegiatan yang dapat memberikan semangat dalam kerja, serta mengikut sertakan seluruh tenaga kependidikan dalam setiap kegiatan tersebut. Kemudian setelah dilakukan penekanan terhadap peran kepemimpinan kepala sekolah terjadi peningkatan kedisiplinan waktu, yaitu 85 persen menjadi 97,77 persen, kedisipinan seragam, yaitu 92,77 persen menjadi 98,88 persen dan tanggung jawab guru yaitu 87,22 persen menjadi 98.33 persen