Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Pembelajaran Humanistik Dalam Mendorong Pengembangan Afeksi Feri Riski Dinata
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM AL I’TIBAR Vol 7 No 1 (2020): Jurnal Pendidikan Islam: Al I'tibar
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Nurul Huda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teori pembelajaran humanistik adalah teori yang berorientasi pada aspek kemanusiaan yang mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia (dalam hal ini peserta didik), dengan harapan peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya. Teori ini memandang manusia sebagai subyek yang bebas, merdeka untuk menentukan arah hidupnya. Manusia bertanggung jawab penuh atas hidupnya sendiri dan juga atas hidup orang lain. Teori ini juga memberikan sumbangannya bagi pendidikan alternatif yang dikenal dengan sebutan pendidikan humanistik (Humanistic Education). Pembelajaran humanistik berusaha mengembangkan individu secara keseluruhan melalui pembelajaran nyata. Pengembangan aspek emosional, sosial, mental, dan keterampilan dalam berkarier menjadi fokus dalam model pembelajaran humanistis. Pembelajaran humanistik selalu mendorong peningkatan kualitas diri manusia melalui penghargaannya terhadap potensi-potensi fitrah dalam hal ini segala potensi positif yang ada pada setiap insan. Seiring dengan perubahan dan tuntutan zaman, proses pembelajaran pun senantiasa berubah. Teori ini cocok dalam pembelajaran demi mendorong pengembangan afeksi, yakni kebutuhan manusia untuk mendapatkan respon yang baik atau perlakuan yang hangat dari orang lain.
PAI Dan Pendidikan Damai di Indonesia Feri Riski Dinata; Muslih Qomarudin; Ermayanti Ermayanti
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM AL I’TIBAR Vol 7 No 2 (2020): Jurnal Pendidikan Islam: Al I'tibar
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Nurul Huda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Adalah suatu aspek penting yang harus selalu terus menerus dikembangkan dan diperjuangkan di Indoneisa adalah kerukunan. Kita menyadari bahwa Indonesia adalah negara yang majemuk, untuk itu dalam menanggapi kemajemukan tersebut perlu adanya rumusan kerukunan bersama dikalangan masyarakat agar tidak terjadinya kekerasan dan terciptanya kedamaian dalam kehidupan di Indonesia. Islam sangat merespon terkait isu perdamaian, dalam islam, perdamaian merupakan salah satu pilar yang menjadikan islam mampu berjalan melintasi waktu dan tempat di seluruh dunia lebih dari 14 abad ini, bahkan diutusnya Nabi Muhammad dalam salah satu hadis adalah untuk menebarkan kedamaian. Pendidikan sebagai salah satu cara dalam memberdayakan masyarakat mengambil andil yang cukup besar dalam mewujudkan kerukunan dan perdamaian masyarakat plural Indonesia, lewat pendidikan perdamaian diharapkan Indonesia memiliki jiwa kesatuan dan keutuhan dalam bingkai kemajemukan dan terciptanya masyarakat harmonis dan saling toleran di segenap penjuru tanah air Indonesia. Makalah ini bertujuan untuk mencoba menganalisa bentuk dari pendidikan damai dalam bingkai ke-Indonesiaan dan ke-Islaman yang rahmatan lil alamin.
PAI dan Radikalisme Feri Riski Dinata; Ali Kuswadi; Muslih Qomarudin
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM AL I’TIBAR Vol 9 No 2 (2022): Jurnal Pendidikan Islam: Al I'tibar
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Nurul Huda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30599/jpia.v9i2.1709

Abstract

Kasus radikalisme atau terorisme di Indonesia banyak terjadi, salah satunya cara untuk menderadikalisasi melalui bidang pendidikan yaitu dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu upaya untuk mendorong arus radikalisme harus dilakukan dengan cara komprehensif, dimulai dengan desain perencanaan dan kurikulum melalui proses penyiapan, pengayaan dan atau penguatan terhadap berbagai kompetensi yang telah ada, mendesain proses pembelajaran yang dapat mengembangkan sikap siswa untuk mampu menghormati hak-hak orang lain tanpa membedakan latar belakang ras, agama, bahasa dan budaya, dan tanpa membedakan mayoritas atau minoritas. Nilai-nilai pendidikan anti radikalisme yang diintegrasikan pada pembelajaran PAI meliputi citizenship, compassion, courtesy, fairness, moderation, respect for other, respect for the creator, self control, dan tolerance. Dengan demikian pendidik dapat mengembangkan sikap siswa untuk mampu menghormati hak-hak orang lain tanpa membedakan latar belakang ras, agama, bahasa dan budaya, dan tanpa membedakan mayoritas atau minoritas.
Islam Konservatif dan Masalah Kenegaraan Feri Riski Dinata; Ali Kuswadi
TAFAHUS: JURNAL PENGKAJIAN ISLAM Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Kopertais Wilayah XV Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.891 KB) | DOI: 10.58573/tafahus.v1i1.6

Abstract

This article will discuss several discussion topics related to Conservative Islam and state issues. The research method used is descriptive-historical, which describes what happened in the past, and Analytical-Evaluative in dissecting the writings of Ahmad Syafi'i Ma'arif in his book Islam and State Problems, namely the emergence of the root problems of Islamic politics in Indonesia began during a period of political schism that occurred during the revolutionary period, where Islamic organizations separated from Masjumi, causing the weakening of the political power of the Muslim Ummah in Indonesia. As for Syafi’i Ma’arif's view of the debate that took place in the Constituent Assembly, he was openly grateful that the efforts of Islamic figures who wanted to make Islam the basis of the Indonesian state failed to materialize. So what will happen is great difficulty to implement it in the modern era, because all of this is the result of their ijtihad long before the fall of the Baghdad caliphate and he affirms his stance that efforts to turn Indonesia into an Islamic state, even if it is legal according to the Constitution in 1999 1950 was an unrealistic premature attempt because a solid religious intellectual foundation for such a building had not yet been created
Teknik Pengolahan Hasil Asesmen Pendidikan Agama Islam (Penentuan Standar Asesmen, Teknik Pengolahan dengan Menggunakan Pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP), dan Acuan Norma (PAN) di SMK Muhammadiyah Mlati Yogyakarta) Feri Riski Dinata
Jurnal Al-Hikmah Vol. 1 No. 1 (2020): Al-Hikmah Way Kanan
Publisher : LP2M STIT Al-Hikmah Way Kanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In this research will discuss some topics of discussion related to assessment processing techniques and the determination of assessment standards. This research took background SMK Muhammadiyah Mlati Yogyakarta, while in collecting data writer earn from bpk. Muh Sholikul Hadi as teacher of PAI. The form of assessment processing there are two kinds, namely, processing techniques using benchmark reference approach and norm reference. To conduct an assessment of the student's learning outcomes, a teacher determines the value of the tester should be processed from the raw score obtained by the benchmark reference approach or the norm reference. In general, the steps undertaken by the tester in conducting the assessment of this are: First: scoring in advance of the results of learning test learners. Second: turn the raw score into a standard score. Third: convert standard score into value. The final activity of processing the assessment results in the form of converting the score to the value, either in the form of letters or numbers. The results of the assessment of the results of this assessment will be used in the interpretation of assessment results. To facilitate the interpretation of the results of the assessment, the final results of processing the assessment results can be administrated properly.
Struktur Materi Pendidikan Agama Islam Pada Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar Feri Riski Dinata
Jurnal Al-Hikmah Vol. 1 No. 2 (2020): Al-Hikmah Way Kanan
Publisher : LP2M STIT Al-Hikmah Way Kanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mata pelajaran PAI di SD/MI meliputi materi al-qur’an-hadis, akidah-akhlak, fikih, sejarah kebudayaan islam, dan bahasa Arab bagi MI. Dalam mengkaji struktur materi PAI melibatkan beberapa aspek, seperti teori belajar mengajar, psikologi perkembangan anak, dan psikologi agama. Berbicara mengenai materi tidak akan terlepas dari kurikulum. Karena materi merupakan satu dari empat komponen penting di dalamnya. Sebagai seorang guru yang akan memberikan materi ajar kepada siswanya harus mengetahui dari Kompetensi Inti maupun Kompetensi dasar yang terbagi dari tiga aspek yaitu afektif, kognitif, dan psikomotorik. Kaitannya dengan kognitif, jenis isi materi dibagi menjadi empat bagian yang mana materi ajar itu akan masuk dalam kategori fakta, konsep, prinsip, atau prosedur. Pembahasan pada bahasan kali ini dimaksudkan untuk mengetahui kurikulum maupun menganalisis struktur materi PAI dari berbagai aspek.
FUNGSI SUPERVISI UNTUK MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN Feri Riski Dinata; Hotman Sugeng Ritonga; Dedi Gunawan; M. Tariq Nailurrachman; M. Nasor Nasor
Jurnal Al-Hikmah Vol. 4 No. 2 (2023): Al-Hikmah Way Kanan
Publisher : LP2M STIT Al-Hikmah Way Kanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63097/awh.v4i2.55

Abstract

Pendidikan di Indonesia belum maksimal, padahal Indonesia adalah negara yang mempunyai banyak Sumber Daya Manusia (SDM). Tetapi SDM tersebut belum mampu bersaing secara internasional hal ini disebabkan oleh prestasi yang masih rendah. Penelitian ini merupakan studi pustaka terhadap mutu pendidikan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran supervisi pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif, yang dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Sumber data diperoleh melalui teknik penelitian kepustakaan (library study) yang mengacu pada sumber yang tersedia baik online maupun offline seperti: jurnal ilmiah, buku dan berita yang bersumber dari sumber terpercaya. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa supervisi dirancang untuk mengembangkan dan meningkatkan profesionalisme guru sehingga guru tersebut dapat berkembang dalam pekerjaannya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar. Hasil dari penelitian menunjukkan supervisi pendidikan memiliki fungsi berupa koordinator, konsultan, evaluator. Langkah-langkah dalam melakukan supervisi dibagi kedalam 3 langkah, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.
STRATEGI MEMBENTUK MANUSIA BERKARAKTER (MODEL PENDIDIKAN KARAKTER HOLISTIK) Dwi, Dwi Novianti; Dinata, Feri Riski; Pratama, Hendy
Jurnal Al-Hikmah Vol. 5 No. 2 (2024): Al-Hikmah Way Kanan
Publisher : LP2M STIT Al-Hikmah Way Kanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diskursus pendidikan karakter mengalami perdebatan panjang yang tidak jelas ujung pangkalnya. Dalam hubungannya dengan pendidikan, pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan siswa untuk memberikan keputusan baik buruk, memelihara kebaikan, mewujudkan dan menebar kebaikan dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Dengan demikian, pendidikan karakter dapat diartikan sebagai upaya sadar dan terencana dalam mengetahui kebenaran dan kebaikan, mencintainya dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter menjadi semakin mendesak untuk diterapkan dalam lembaga pendidikan kita, mengingat berbagai macam perilaku yang non-edukatif kini telah merambah dalam lembaga pendidikan kita, seperti fenomena kekerasan, pelecehan seksual, dan kesewenang-wenangan yang terjadi di kalangan sekolah. Tanpa pendidikan karakter, kita membiarkan campur aduknya kejernihan pemahaman akan nilai-nilai moral dan sifat ambigu yang menyertainya, yang pada gilirannya menghambat para siswa untuk dapat mengambil keputusan yang memiliki landasan moral kuat. Pendidikan karakter akan memperluas wawasan para pelajar tentang nilai-nilai moral dan etis yang membuat mereka semakin mampu mengambil keputusan yang secara moral dapat dipertanggung jawabkan. Membuat peserta didik berkarakter adalah tugas pendidikan, yang esensinya adalah membangun manusia seutuhnya, yaitu manusia yang baik dan berkarakter.
PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES: PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES Esoniman; Dinata, Feri Riski; Pratama, Hendy
Jurnal Al-Hikmah Vol. 5 No. 2 (2024): Al-Hikmah Way Kanan
Publisher : LP2M STIT Al-Hikmah Way Kanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Paradigma yang selama ini mengakar di masyarakat adalah kecerdasan peserta didik hanya dapat diukur dan diakui melalui hasil kognitif semata. Jika nilai peserta didik bagus, maka dia dianggap cerdas. Begitu juga sebaliknya, jika nilai peserta didik jelek, maka dia dianggap bodoh. Oleh karena itu, seolah tidak ada kesempatan bagi peserta didik untuk menunjukkan potensi lain selain kecerdasan kognitif saja. Melihat kondisi mengenaskan tersebut, akhirnya muncul teori multiple intelligences buah pemikiran Howard Gardner. Teori ini mengakui bahwa kecerdasan peserta didik beragam, sehingga sangat bisa dikembangkan tanpa melulu kognitif saja. Dalam menggali informasi peneliti menggunakan metode studi pustaka (library research). Sebuah metode yang berusaha untuk mengungkap data berbekal dokumen, buku, dan jurnal ilmiah yang relevan. Tujuan dari penelitian ini berusaha untuk mengungkap pembelajaran yang mampu untuk mengakomodir keberagaman kecerdasan peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan peserta didik itu ada Sembilan, yakni kecerdasan linguistic, logis-matematis, spasial visual, musical, naturalist, bodily kinesthetic, intrapersonal, interpersonal, dan eksistensial. Semua kecerdasan tersebut mampu dan bisa dikembangkan dengan melalui pembelajaran di kelas maupun di dalam kelas. Sehingga berdasarkan teori ini, sekolah tidak perlu lagi mempermasalahkan in put siswa yang tidak sesuai dengan standar minimum sekolah. Namun, hal terpenting terletak pada bagian the best process pembelajarannya.
Pembelajaran Humanistik Dalam Mendorong Pengembangan Afeksi Feri Riski Dinata
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM AL I’TIBAR Vol 7 No 1 (2020): Jurnal Pendidikan Islam: Al I'tibar
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Nurul Huda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30599/jpia.v7i1.1188

Abstract

Teori pembelajaran humanistik adalah teori yang berorientasi pada aspek kemanusiaan yang mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia (dalam hal ini peserta didik), dengan harapan peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya. Teori ini memandang manusia sebagai subyek yang bebas, merdeka untuk menentukan arah hidupnya. Manusia bertanggung jawab penuh atas hidupnya sendiri dan juga atas hidup orang lain. Teori ini juga memberikan sumbangannya bagi pendidikan alternatif yang dikenal dengan sebutan pendidikan humanistik (Humanistic Education). Pembelajaran humanistik berusaha mengembangkan individu secara keseluruhan melalui pembelajaran nyata. Pengembangan aspek emosional, sosial, mental, dan keterampilan dalam berkarier menjadi fokus dalam model pembelajaran humanistis. Pembelajaran humanistik selalu mendorong peningkatan kualitas diri manusia melalui penghargaannya terhadap potensi-potensi fitrah dalam hal ini segala potensi positif yang ada pada setiap insan. Seiring dengan perubahan dan tuntutan zaman, proses pembelajaran pun senantiasa berubah. Teori ini cocok dalam pembelajaran demi mendorong pengembangan afeksi, yakni kebutuhan manusia untuk mendapatkan respon yang baik atau perlakuan yang hangat dari orang lain.