Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Mathematical Representation Ability of Students on Linear Program Material in Terms of Learning Interests in Problem Based Learning Safa Agrita Hilsania; Masrukan Masrukan
Jurnal Pendidikan Matematika IKIP Veteran Semarang Vol 7 No 2 (2023): Journal of Medives : Journal of Mathematics Education IKIP Veteran Semarang
Publisher : Urogram Studi Pendidikan Matematika, Universitas IVET

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31331/medivesveteran.v7i2.2553

Abstract

This study aims to determine the completeness of the implementation of Problem-Based Learning (PBL) to the achievement of students' mathematical representation skills, determine the influence of learning interest on the mathematical representation ability of students in PBL, and describe the mathematical representation skills of students in terms of learning interest. The research method used is a mixed method with a concurrent embedded strategy. The results showed that PBL did not complete the mathematical representation ability of students. This is due to several factors including (1) the difficulties experienced by students in online learning, (2) the time gap between the last meeting of PBL and the mathematical representation ability tests, (3) the weakness of PBL learning that takes a long time, (4) the number of students who are the subject is too little, and (5) the problem of mathematical representation ability test instrument is difficult. Furthermore, there is an influence of learning interest in the mathematical representation ability of students in PBL by 56.2%. Then, the mathematical representation ability of subjects with high and medium categories of learning interest tends to be able to meet the three indicators of mathematical representation ability, while subjects with low categories of learning interest are not able to meet the three indicators of mathematical representation ability. The three indicators of mathematical representation ability are visual representation, Representation of Mathematical Equations or Expressions Ability, and representation of words or written text. Keywords: mathematical representation ability, learning interest, problem-based learning.
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PROJECT BASED LEARNING BERBANTUAN ETNOMATEMATIKA ANDROID Muhammad Syaiful Rohman Syaiful; Masrukan Masrukan; Arief Agoestanto
Jurnal Numeracy Vol 10 No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Bina Bangsa Getsempena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46244/numeracy.v10i2.2289

Abstract

Penelitian dilakukan demi menguji keefektifan project based learning (PjBL) berbantuan etnomatematika android untuk kemampuan berpikir kritis siswa. Penelitian ini menggunakan desain pretest-posttest. Sampel yang dipakai berjumah 50 siswa yang terdiri dari 24 siswa untuk kelompok eksperimen dan 26 siswa untuk kelompok kontrol. Instrumen yang dipakai berupa soal posttest dan pretest berbentuk uraian. Analisis yang digunakan yaitu, uji ketuntasan rata-rata, uji proporsi, uji independent, uji paired, serta uji N-gain. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu telah memenuhi beberapa uji diantaranya: (1) Kriteria ketuntasan rata-rata, (2) Memenuhi ketuntasan proporsi, (3) Posttest kelompok eksperimen memiliki hasil kemampuan lebih baik dari kelas kontrol, dan (4) Kemampuan berpikir kritis kelompok eksperimen meningkat serta hasil posttest kelas eksperimen memenuhi kriteria sedang pada uji N-gain.AbstractThe research was conducted to test the effectiveness of project-based learning (PjBL) assisted by Android ethnomathematics for students' critical thinking abilities. This research uses a pretest-posttest design. The sample used consisted of 50 students, consisting of 24 students for the experimental group and 26 students for the control group. The instruments used are posttest and pretest questions in the form of descriptions. The analysis used is the average completeness test, proportion test, independent test, paired test, and N-gain test. The research results obtained showed that they had fulfilled several tests, including: (1) the average completeness criteria; (2) fulfilling the proportion of completeness; (3) posttesting, the experimental group had better ability results than the control class; and (4) the group's critical thinking ability during the experiment increased, and the posttest results of the experimental class met the moderate criteria in the N-gain test.
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMK DITINJAU DARI JIWA KEWIRAUSAHAAN PADA PROJECT BASED LEARNING DENGAN ASESMEN PROYEK Daroinis Sa’adah; Masrukan Masrukan; Scolastika Mariani
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 1 No. 1 (2018)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Studi literatur menunjukkan bahwa kemampuan pemikiran yang kritis dari siswa di Indonesia masih belum maksimal. Salah satu model pembelajaran yang diyakini efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa SMK adalah Project Based Learning dengan Asesmen Proyek. Jiwa kewirausahaan adalah ciri khas yang harus dimiliki oleh siswa SMK. Jiwa Kewirausahaan siswa tidak bisa muncul begitu saja hanya dengan metode pembelajaran matematika yang konvensional. Jiwa kewirausahaan membutuhkan pembiasaan melalui pengalaman-pengalaman yang signifikan untuk menghadapi keadaan yang baru. Dengan penerapan Project Based Learning siswa diyakini mampu memahami konsep dengan lebih maksimal serta mampu menyelesaikan masalah kritis. Pada saat siswa diberi kesempatan untuk mengajukan persoalan, akan berguna untuk mengembangkan keterampilan matematika maupun berpikir kritisnya dalam menyelesaikan persoalan tersebut. Ketika guru menerapkan Project Based Learning dengan asesmen proyek diharapkan mampu untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya ditinjau dari jiwa kewirausahaan.
Kemampuan Penalaran Matematis Peserta Didik Kelas VIII SMP 5 Semarang Dian Romadhina; Iwan Junaedi; Masrukan Masrukan
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 2 No. 1 (2019)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh deskripsi kemampuan penalaran matematis pesertadidik kelas VIII SMP 5 Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengansubjek penelitian kelas VIII E SMP 5 Semarang yang terdiri dari 32 peserta didik. Pengumpulandata dilakukan dengan tes tertulis yaitu dengan pemberian soal penalaran matematis pada materifungsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 12,5% peserta didik dapat memenuhi 1 indikatorpenalaran matematis, 28,125% peserta didik dapat memenuhi 2 indikator penalaran matematis,28,125% peserta didik dapat memenuhi 3 indikator penalaran matematis, 6,25% peserta didikdapat memenuhi 4 indikator penalaran matematis, dan 25% peserta didik dapat memenuhi 5indikator penalaran matematis.
Peran DAPIC Problem Solving Process dalam PBL pada Pencapaian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa berdasarkan Adversity Quotient L W Paramita; S B Waluya; Masrukan Masrukan
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 2 No. 1 (2019)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan pembelajaran matematika dalam Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menegah salah satunya adalah memiliki kemampuan pemecahan masalah. Berdasarkan hasil studi PISA 2015 yang berisi soal-soal pemecahan masalah, Indonesia menduduki peringkat 62 dari 70 negara dalam bidang matematika dengan skor di bawah rata-rata OECD. Hal ini menunjukkan kemampuan pemecahan masalah masih rendah. PBL (Problem Based Learning) adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah nyata sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan masalah juga dapat didukung dengan langkah pemecahan masalah, yaitu DAPIC problem solving process yang berisi tentang bagaimana siswa menentukan suatu masalah (define), menilai seberapa besar masalah yang ada (asses), merencanakan menyelesaikan masalah yang diberikan (plan), menerapkan rumus yang diperoleh guna menyelesiakan masalah (implement), dan mengomunikasikan hasil yang diperoleh (communicate). Siswa memiliki sikap dan kemampuan yang beragam ketika dihadapkan pada soal pemecahan masalah hal ini berkaitan dengan adversity quotient (AQ) yang merupakan kemampuan siswa dalam bertahan menghadapi kesulitan belajar dan cara mengatasinya di kelas. Oleh karena itu, uraian kajian artikel konseptual ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran DAPIC problem solving process dalam PBL berdasarkan adversity quotient pada pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
Kemampuan Literasi Matematis Siswa pada Pembelajaran Reciprocal Teaching dengan Pendekatan RME Merry Wesna; Wardono Wardono; Masrukan Masrukan
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 2 No. 1 (2019)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Matematika menjadi salah satu pelajaran yang dikenal sebagai pelajaran yang tidak terlalu mudah untuk dipahami dan diikuti oleh siswa. Adapun yang dianggap menghambat keberhasilan siswa dalam belajar matematika tersebut ialah lemahnya kemampuan literasi siswa pada pelajaran matematika. Rendahnya kemampuan literasi matematika dapat dilihat berdasarkan hasil TIMSS dan PISA pada tahun 2015. Indonesia menduduki peringkat 45 dari 50 negara yang disurvei oleh TIMSS. Hasil PISA 2015 menunjukan Indonesia peringkat 62 dari 76 negara yang disurvei oleh PISA. Pada survei yang dilakukan oleh TIMSS dan PISA dapat dilihat bahwa tingkat literasi siswa Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan negara-negara lainnya. Tujuan kajian konseptual ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan literasi matematis siswa pada pembelajaran reciprocal teaching dengan pendekatan RME. Strategi pembelajaran reciprocal teaching merupakan strategi pembelajaran menggunakan dialog secara timbal-balik yang menekankan pemahaman mandiri dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, dilakukan secara kelompok dengan aktivitas kunci yaitu: questioning, clarifying, predicting dan summarizing. RME merupakan teori belajar dan mengajar dalam pendidikan matematika yang diperkenalkan dan dikembangkan pertama kali oleh Freundenhal Institute di Belanda pada tahun 1970. RME mempunyai tiga prinsip kunci, yaitu guided reinvention, didaktical phenomenology, dan self-developed models Model pembelajaran reciprocal teaching dengan pendekatan RME ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan literasi matematis siswa.
Pengembangan Keterampilan Berpikir dalam Pembelajaran Nursiwi Nugraheni; YL Sukestiyarno; Wardono Wardono; Masrukan Masrukan
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana mengembangkan keterampilan berpikir dalam pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan adalah kajian pustaka. Kemampuan pembelajar untuk mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, serta mengkreasi dinamakan keterampilan berpikir. Kegiatan tersebut berkaitan erat dengan ingatan jangka pendek (STM) dan ingatan jangka panjang (LTM). Keterampilan berpikir siswa dapat ditingkatkan dengan latihan yang sering. Perasaan senang berpengaruh kepada proses peningkatan kemampuan kognitif siswa. Guru perlu mengemas pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Aktivitas yang dilakukan dalam pengembangan keterampilan berpikir level tinggi adalah penggalian informasi yang penting, pengajuan dugaan, melakukan inkuiri, pembuatan konjektur, pencarian alternatif, pengambilan kesimpulan.
Kemampuan Calon Guru Matematika dalam Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi pada Pembelajaran Matematika Kelas IX Enika Wulandari; YL Sukestiyarno; Scolastika Mariani; Masrukan Masrukan
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemampuan calon guru matematika dalam merumuskan indikator pencapaian kompetensi akan mendukung kualitas Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP yang berkualitas diharapkan dapat menjadi pendukung keberhasilan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan calon guru dalam merumuskan indikator pencapaian kompetensi (IPK) dari kompetensi dasar (KD) yang akan dicapai pada pembelajaran matematika kelas IX. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian adalah mahasiswa semester 6 Program Studi Tadris Matematika IAIN Salatiga tahun akademik 2021/2022. Sumber data dalam penelitian ini adalah dokumen RPP yang telah disusun oleh subjek penelitian. Pengambilan data dilakukan dokumentasi. Data rumusan indikator pencapaian kompetensi diambil dari dokumen RPP lalu ditelaah menggunakan kriteria perumusan indikator pencapaian kompetensi. Data hasil analisis disajikan secara deskriptif mengacu pada kriteria kata kerja operasional yang digunakan dan cakupan materi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Subjek 1 mampu memilih kata kerja operasional yang sesuai dengan kompetensi dasar. Adapun dari segi cakupan materi, terdapat indikator yang belum mencakup materi, terdapat rumusan IPK yang kurang bermakna karena ketidaktepatan penggunaan istilah; Subjek 2 belum mampu memilih kata kerja operasional yang sesuai dengan kompetensi dasar. Adapun dari segi cakupan materi, IPK dari KD pengetahuan sudah mencakup materi, akan tetapi IPK pada kompetensi keterampilan belum mencantumkan materi secara spesifik. Rumusan IPK perlu ditingkatkan kebermaknaannya karena masih terdapat pencantuman 2 kata kerja dan belum ada muatan kontekstual sesuai KD.; Subjek 3 mampu memilih kata kerja operasional yang sesuai dengan kompetensi dasar. Adapun dari segi cakupan materi, subjek 3 belum secara konsisten mencantumkan cakupan secara spesifik. Rumusan IPK perlu ditingkatkan kebermaknaannya karena belum ada muatan kontekstual sesuai KD, adanya ketidaktepatan esensi rumusan IPK jika dikaitkan dengan KD, dan adanya ketidaktepatan pemilihan kata.
Analisis Pengaruh Proses Berpikir Intuisi dan Kreativitas terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Suwarto Suwarto; Isti Hidayah; Rochmad Rochmad; Masrukan Masrukan
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah matematis dari perspektif intuitif dan kreatif. Besar sampel adalah 100 siswa, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster sampling. Alat penelitian yang digunakan adalah tes kemampuan pemecahan masalah matematika berbentuk essay yang terdiri atas 6 soal yang diuji validitasnya dengan koefisien kepercayaan = 0,651. Dan angket untuk mendapatkan data berpikir intuisi dan kreativitas. Analisis data menggunakan regresi ganda dan sederhana. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1) Ada pengaruh yang signifikan berpikir intuitif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis; Hal ini berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis diperoleh nilai probabilitas (Sig) = 0,001 lebih kecil dari 0,05. 2) Ada pengaruh yang signifikan kreativitas terhadap pemecahan masalah matematis; hal ini berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis diperoleh nilai probabilitas (Sig) = 0,002 lebih kecil dari 0,05. 3) Terdapat pengaruh umum yang signifikan antara berpikir intuitif dan kreativitas terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika; hal ini didasarkan pada hasil analisis dan pengujian hipotesis diperoleh bahwa nilai (Sig)=0,000 lebih kecil dari 0,05.
Analysis Of Basic Teaching Skills Of A Prospective Math Teacher Enika Wulandari; YL Sukestiyarno; Scolastika Mariani; Masrukan Masrukan
International Conference on Science, Education, and Technology Vol. 8 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The prospective teacher's skills in teaching will determine what his teaching skills will be like when he becomes a teacher. This study aims to identify the basic teaching skills shown by a prospective teacher when carrying out teaching practice in the Micro Teaching course. This study uses a qualitative approach. The research subject was 1 prospective mathematics teacher who was carrying out teaching practice in Microteaching courses in the second semester of the 2021/2022 academic year. Data was collected through teaching practice video studies, interviews, and documentation. Data were analyzed using the Miles and Huberman interactive model. The identification of basic teaching skills is guided by a theory about basic teaching skills. Checking the validity of the data is done by technical triangulation. The results showed that the subject 1) did not demonstrate questioning skills 2) demonstrated strengthening skills 3) demonstrated skills in variations in the form of variations in learning methods 4) demonstrated skills in explaining material, (5) demonstrated skills in opening and closing, 6) subjects did not practice small group discussions . 7) demonstrate classroom management skills, 8) demonstrate skills in organizing small group work.