Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Study On Anti-Bacterial Activity Of Methanol Extract Of Ganitri (Elaeocarpus Ganitrus Roxb.) Leaves Against Staphylococcus Epidermidis Bacteria Rokhania Eka Pravitasari; Titi Pudji Rahayu; Naelaz Zukhruf Wakhidatul Kiromah
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 14th University Research Colloquium 2021: Bidang Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.84 KB)

Abstract

Latar belakang dari penelitian ini adalah daun ganitri (Elaeocarpus ganitrus Roxb.) merupakan salah satu tanaman berpotensi sebagai antibakteri yang dapat digunakan sebagai suatu alternatif untuk mengatasi bau badan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak metanol daun ganitri (Elaeocarpus ganitrus Roxb.). Metode penelitian ini merupakan metode eksperimental menggunakan ekstrak metanol daun ganitri (Elaeocarpus ganitrus Roxb.) yang dilakukan uji kandungan senyawa menggunakan uji tabung dan kromatografi lapis tipis. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi disk. Seri konsentrasi yang digunakan adalah 10, 20, 30, 40, 50 dan 100%. Kontrol positif berupa kloramfenikol 0,3% dan kontrol negatif berupa akuades steril. Data dianalisis secara statistik menggunakan uji One Way Anova. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun ganitri (Elaeocarpus ganitrus Roxb.) mengandung senyawa flavonoid, tanin dan alkaloid serta hasil uji kromatografi lapis tipis menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun ganitri terdapat kandungan flavonoid dengan rf 0,79. Aktivitas antibakteri antibakteri ekstrak metanol daun ganitri menunjukkan aktivitas antibakteri kuat pada konsentrasi 100% dengan diameter zona hambat sebesar 11 mm terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun ganitri (Elaeocarpus ganitrus Roxb.) tidak mempunyai perbedaan signifikan dengan kontrol positif dan kontrol negative dengan p<0.05. Akan tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan antar seri konsentrasi baik ekstrak etanol maupun metanol dengan p<0.05. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa aktivitas antibakteri ekstrak metanol tidak tergantung dengan konsentrasi dimana semakin tinggi konsentrasi ekstrak metanol tidak menunjukkan semakin tinggi aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis.
Formulation Of Handsanitizer Extract Ganitri Leave (Elaeocarpus Ganitrus Roxb) With The Variation Of Carbopol 940 Against Eschericia Coli Bacteria Asriani Tangawuningsih; Naelaz Zukhruf Wakhidatul Kiromah; Titi Pudji Rahayu
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 14th University Research Colloquium 2021: Bidang Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.571 KB)

Abstract

Escehericia coli merupakan salah satu jenis bakteri yang dapat ditemukan pada telapak tangan. Penggunaan hand sanitizer sebagai alternatif untuk cuci tangan saat ini sangat diminati di masyarakat. Penggunaan hand sanitizer dengan bahan kimia secara terus menerus dapat menimbulkan efek samping pada kulit. Tujuan penelitian ini adalah membuat sediaan gel hand sanitizer dari ekstrak etanol daun ganitri (Elaeocarpus ganitrus Roxb) dengan menggunakan variasi basis karbopol 940 terhadap bakteri Eschericia coli. Sediaan hand sanitizer dibuat menjadi 3 formula dengan variasi karbopol 940 0,2%; 0,5% dan 0,8% Sediaan yang telah dibuat dan dilakukan evaluasi fisik kemudian diujikan terhadap bakteri Eschericia coli dengan menggunakan metode sumuran. Hasil dari penelitian ini menunjukkan basis gel karbopol 940 mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap daya lekat, daya sebar dan pH sediaan dengan p<0.05, Formula 2 dengan konsentrasi karbopol 0,5% merupakan sediaan handsanitizer yang menghasilkan evaluasi sediaan paling baik. Aktivitas antibakteri terhadap Eschericia coli sebesar 15,8 mm dengan kategori kuat namun tidak memiliki perbedaan aktivitas terhadap kontrol positif dengan p (0.098)>0.05.
The Effectiveness of Aquades Extract of Jackfruit (Artocarpus Heterophyllus L.) Leaves as Analgetic in Acetic Acid-Induced Mouse (Mus Musculus) Noviani Pratiwi; Titi Pudji Rahayu; Naelaz Zukhruf Wakhidatul Kiromah
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 14th University Research Colloquium 2021: Bidang Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (745.324 KB)

Abstract

Daun nangka (Artocarpus heterophyllus L.) merupakan salah satu tumbuhan alam yang mengandung flavonoid yang dapat dimanfaatkan sebagai analgetik. Tujuan dari peneltian ini untuk mengetahui efektivitas ekstrak akuades daun nangka (Artocarpus heterophyllus L.) sebagai analgetik pada mencit yang diinduksi asam asetat. Metode yang digunakan dalam uji analgetik yaitu metode rangsang kimia menggunakan asam asetat 1% pada 25 ekor mencit putih jantan galur swiss yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan. Kelompok I sebagai kontrol positif (asam mefenamat), Kelompok II sebagai kontrol negatif (CMC-Na), Kelompok III,IV dan V berturut-turut sebagai ekstrak akuades daun nangka (Artocarpus heterophyllus L.) dengan dosis 125, 250 dan 250 mg/kgBB. Bahan uji diberikan secara peroral, setelah 30 menit hewan uji diinduksi dengan perangsang nyeri asam asetat 1% secara intraperitonial. Hewan uji kemudian diamati geliatnya tiap masing-masing kelompok tiap 30 menit selama 120 menit. Data dari penelitian dimana berupa geliat kumulatif selanjutnya dihitung daya analgetiknya (% proteksi efek analgetik). Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa kontrol positif mempunyai perbedaan yang bermakna pada dosis 125 mg/kgBB dengan p>0.05 namun tidak mempunyai perbedaan bermakna pada dosis 250 dan 500 mg/kgBB tidak mempunyai perbedaan yang bermakna dengan p<0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak akuades daun nangka (Artocarpus heterophyllus L.) dosis 250 dan 500 mg/kgBB memiliki efek analgetik yang paling baik dengan presentase proteksi daya analgetik sebesar 81,28% dan 86,44% dibandingkan dengan dosis 125 mg/KgBB.
Test Of Analgesic Effect Of The Aquadest Extract Of Sousoup Leaf (Annona Muricata L)) On Mice (Mus Musculus) Venny Septiana Rahayu; Chondrosuro Miyarso; Naelaz Zukhruf Wakhidatul Kiromah
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 14th University Research Colloquium 2021: Bidang Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.485 KB)

Abstract

Latar belakang, Daun Sirsak (annona muricata L) merupakan salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai analgetik atau menghilangkan rasa nyeri. Nyeri merupakan suatu pengalaman emosional dan sensorik yang berkaitan dengan jaringan serta memberikan tanda bahwa terdapat gangguan- gangguan di dalam tubuh. Tujuan Penelitian, Penelitian ini bertujuan ntuk mengetahui aktivitas analgesik ekstrak akuades daun sirsak (annona muricata L) terhadap mencit jantan dengan metode rangsang kimia. Metode Penelitian, Penelitian ini dilakukan dengan metode rangsang kimia pada 25 ekor mencit jantan galur swiss yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan. Kelompok I sebagai kontrol positif (asam mefenamat), kelompok II sebagai kontrol negatif (CMC Na 1%), kelompok III, IV, dan V sebagai ekstrak dengan dosis 1,5 g/Kg BB, 3 g/Kg BB, dan 6 g/Kg BB. Larutan uji diberikan secara peroral 30 menit sebelum diinduksi nyeri menggunakan asam asetat 1%. Pengamatan dilakukan 10 menit diinduksi kemudian geliat diamati selama 2 jam dengan ditandai adanya tarikan kaki kebelakang hingga abdomen menyentuh dasar ruang yang ditempati. Hitung % proteksi dari masing-masing larutan uji. Data yang telah diperoleh kemudian diuji statistik dengan One Way ANOVA dan Post Hoc Games-Howell. Hasil Penelitian, Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak akuades daun sirsak (annona muricata L) dengan dosis 6 g/Kg BB memiliki aktivitas analgetik yang baik karena memiliki % proteksi paling tinggi karena dapat menurunkan geliat hewan uji yang lebih baik. Semua kelompok perlakuan memiliki perbedaan yang signifikan dengan kontrol negatif (p<0.05). kontrol positif mempunyai perbedaan yang signifikan dengan dosis ekstrak sebesar 6 g/Kg BB dengan p 0.48 < 0.05. Kesimpulan, Berdasarkan hasil penelitian, efek analgetik ekstak akuades daun sirsak (annona muricata L) paling baik pada dosis 6g/Kg BB dengan nilai persen proteksi sebesar 95.8% dan memiliki efek analgetik yang lebih baik daripada kontrol positif. Saran, Perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut dengan menggunakan metode analgetik yang berbeda dan perlu dilakukan uji toksisitas pada ektrak akuades daun sirsak.
The Analgesic Effect of Aquoes Extract Ganitri (Elaeocarpus Ganitrus Roxb) Leaves on Mice Yayu Krisdiyanti; Chondrosuro Miyarso; Naelaz Zukhruf Wakhidatul Kiromah
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 14th University Research Colloquium 2021: Bidang Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.557 KB)

Abstract

Pain is a multidimensional sensory experience caused by tissue damage and is subjective and is a disease that is the main reason for individuals to seek medical help because pain can make it difficult and interfere with activities. Ganitri plant (Elaeocarpus ganitrus Roxb) is a medicinal plant that has benefits in traditional medicine to help cure various diseases, one of which is pain. This study aimed to determine the analgesic activity of aquadest extract of ganitri (Elaeocarpus ganitrus Roxb) leaves against white male mice (Mus musculus) Swiss strain induced by acetic acid. This research is an experimental study with the research subjects in the form of 25 male white mice. The test animals were divided into 5 treatment groups, namely the negative control which was given CMC-Na, the positive control was given mefenamic acid, and the extract group was 100 mg/Kg BW, 200 mg/Kg BW, and 400 mg/Kg BW. The pain inducer given is 1% acetic acid. Observations were made by observing the stretching of the mice which is a pain response that is characterized by stretching in the form of mice pulling their legs back and attaching their stomachs to the bottom of the cage. The stretching of the mice was observed and the percentage of pain protection was calculated. The data that has been obtained was then tested with One Way ANOVA and Post Hoc Games-Howell statistical tests. The results showed that the aquadest extract of ganitri (Elaeocarpus ganitrus) leaves at doses 0f 100, 200, and 400 mg/Kg BW had an analgesic effect on mice and had a significant effect (p<0.05) on mice induced by acetic acid. Ganitri (Elaeocarpus ganitrus) leaf extract dose of 400 mg/Kg BW had the best analgesic effect on mice and was significant with p<0.05.
The Effect of Administration of The Utilization Of Toga as a Stunting Prevention Drug on The Knowledge Level of The Community of Sekotong Central Village. Indah Rachmawati; Naelaz Zukhruf Wakhidatul Kiromah; Arnika Dwi Asti
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 15th University Research Colloquium 2022: Bidang Pengabdian Masyarakat
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2092.954 KB)

Abstract

Stunting is a condition of failure to thrive in children under five years old (toddlers) due to chronic malnutrition and repeated infections, especially in the first 1,000 days of life (1000 HPK). The NTB Health Office (Dikes) noted that in 2018, the average stunting rate in NTB was 33.49%. West Lombok is ranked number three after East Lombok and Dompu, namely West Lombok 33.61%, East Lombok 43.52%, and Dompu 33.83%. The causes of stunting can be divided into direct and indirect causes. The direct causes of stunting include lack of nutritional intake in children and the presence of recurrent disease. The indirect causes of stunting are the lack of stimulation (stimulation) and poor personal and environmental hygiene. Malnutrition and stunting are two interrelated problems. Stunting prevention can be done by using family medicinal plants as traditional medicines in the form of herbs. The community service program was carried out with the aim of increasing the knowledge of the Sekotong Tengah village community regarding the use of TOGA as herbal medicine to prevent stunting. This activity is carried out by means of education and training on the use of TOGA plants as herbs to prevent stunting. Education is carried out by the method of counseling and filling out questionnaires. This method is used to analyze the effect of counseling on the level of community knowledge. This type of analysis is pre-experimental with one group pre-post test design. Community service was carried out in the village of Sekotong Tengah, West Lombok Regency. The target in this community service is the village community of Central Sekotong, West Lombok Regency. Data collection techniques in the form of direct interviews with respondents and measuring the level of knowledge through the provision of questionnaires before and after counseling. The statistical test used is the paired t-test. From the results of the analysis that has been carried out, there is a change in the level of community knowledge. Prior to the counseling, it was known that 50% of respondents had less knowledge, 30% of respondents had sufficient knowledge, and 20% of respondents had less knowledge. After counseling, 20% of respondents have sufficient knowledge, and 80% of respondents have good knowledge. The results of the pretest and posttest scores before and after the counseling showed significant differences, indicating an increase in public knowledge that occurred after the counseling.
Tingkat Pengetahuan Remaja terhadap Swamedikasi Obat Analgesik pada Dismenorea di Desa Jenggala, Lombok Utara, NTB Uswatun Hasanah; Naelaz Zukhruf Wakhidatul Kiromah; H Herniyatun
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 15th University Research Colloquium 2022: Mahasiswa (Student Paper Presentation) B
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.823 KB)

Abstract

Adolescence is a period of transition from children to adulthood, it is characterized by physical, psychological and psychosocial changes. The process of adolescents experiencing puberty, one of the characteristics is knowing menstruation, it is not uncommon for adolescents to experience reproductive problems, one of which is dysmenorrhea or menstrual pain. Management of dysmenorrhea can be done with pharmacological and non-pharmacological treatment, this is based on the knowledge of the individual about self-medication of analgesic drugs. This activities was conducted to determine the knowledge of adolescents on analgesic drugs in self-medication of menstrual pain. Data analysis used the Shapiro-Wilk test with a significance level of 0.05 (p = 0.05), the results of data that were not normally distributed were then carried out with the Wilcoxon test, the significant value obtained was 0.000 (p <0.05) which indicates a relationship or influence on the level of knowledge of adolescents in Jenggala village before and before counseling.
Perbandingan Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun Serai Dan Ekstrak Pandan Wangi Terhadap Staphylococcus epidermidis Titi Pudji Rahayu; Naelaz Zukhruf Wakhidatul Kiromah; Findi Maretha
Jurnal Farmasi Klinik dan Sains Vol 1, No 1 (2021): Jurnal Farmasi Klinik dan Sains
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Gombong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.85 KB) | DOI: 10.26753/jfks.v1i1.655

Abstract

Minyak atsiri daun serai (Cymbopogon citratus (DC) Stapf) dan daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) merupakan tanaman yang dapat menghambat aktivitas antibakteri, salah satunya yaitu bakteri Staphylococcus epidermidis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan aktivitas antibakteri antara minyak atsiri daun serai (Cymbopogon citratus (DC). Stapf) dan ekstrak etanol daun pandan wangi (Pandanus amaryllifollius) terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Jenis penelitian ini adalah eksperimental. Ekstrak yang didapat dengan proses maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Dilakukan uji tabung dan uji KLT. Pembuatan konsentrasi antara minyak atsiri daun serai dan ekstrak etanol daun pandan wangi dengan masing-masing konsentrasi 6,25%, 12,5%, 25%, 50%, 100%, kloramfenikol sebagai kontrol positif, tween 80 sebagai kontrol negatif minyak atsiri daun serai dan akuadest sebagai kontrol positif pada ekstrak etanol daun pandan wangi, selanjutnya akan diuji antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis dengan menggunakan metode sumuran. Data yang diperoleh diuji menggunakan One Way ANOVA. Hasil penelitian menunjukan bahwa minyak atsiri daun serai memiliki aktivitas antibakteri pada konsentrasi 6,25% dengan rata-rata daya hambat 8,8 mm, sedangkan ekstrak etanol daun pandan wangi memiliki aktifitas antibakteri pada konsentrasi 25% dengan rata-rata daya hambat 5,3 mm. Aktivitas antibakteri tiap konsentrasi minyak atsiri daun serai tidak memiliki perbedaan yang bermakna karena p>0,05, sedangkan pada ekstrak daun pandan konsentrasi 25%, 50%, dan 100% tidak memiliki perbedaan yang bermakna karena p>0,05. Berdasarkan hasil penelitian, minyak atsiri daun serai dan ekstrak etanol daun pandan wangi memiliki aktifitas antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis dengan konsentrasi yang berbeda.
FORMULATION AND EVALUATION OF HANDSANITIZER GANITRI LEAVE EXTRACT (Elaeocarpus ganitrus Roxb) Naelaz Zukhruf Wakhidatul Kiromah; Laeli Fitriyati; Sinta Wahyu Septiani
Jurnal Farmasi Klinik dan Sains Vol 2, No 1 (2022): Jurnal Farmasi Klinik dan Sains
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Gombong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (679.222 KB) | DOI: 10.26753/jfks.v2i1.815

Abstract

Ganitri (Elaeocarpus ganitrus Roxb.) is one of the traditional medicinal plants that grows in Kebumen Regency, every part of the plant can cure various diseases. The leaves are known to contain carbohydrates, alkaloids, flavonoids, saponins, steroids, glycosides and anthraquinones which show antibacterial activity. Research on the development of pharmaceutical preparations from ganitri leaves has never been done. Seeing the large number of ganitri plants that grow and their great potential, this study aims to develop a pharmaceutical formulation in the form of a Hand Sanitizer.The results showed that formula 1 in the hand sanitizer spray preparation with a concentration of 1% ganitri (Elaeocarpus ganitrus Roxb.) leaf ethanol extract and 5% aloe vera had the best physical evaluation of the preparation. The data from the physical evaluation were analyzed statistically, namely the pH test and the viscosity test. The results of the normality test data and homogeneity test data with P> 0.05, which means that the data is normally distributed and homogeneous. The results of the ANOVA test showed that in the pH test there was no significant difference because the significance value was p> 0.05, while in the viscosity test the significance value was P < 0.05, it could be concluded that the average concentration of each formula in the viscosity test had a significant difference and systemically proven. Formulas 1, 2 and 3 had the diameter of inhibition against all test bacteria with the best inhibition in formula 2 of 18 mm on e.coli bacteria, 17.19 mm on s. aureus bacteria and 17 mm on shigella bacteria.
Formulasi dan Efek Antioksidan Masker Gel Peel Off Ekstrak Daun Nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.) Nur Ambarwati; Naelaz Zukhruf Wakhidatul Kiromah; Titi Pudji Rahayu
Jurnal Farmasi Klinik dan Sains Vol 1, No 1 (2021): Jurnal Farmasi Klinik dan Sains
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Gombong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.691 KB) | DOI: 10.26753/jfks.v1i1.672

Abstract

Masker gel peel off salah satu cara untuk merawat kulit. PVA berfungsi dalam memberikan efek peel off karena mampu membuat lapisan film sehingga lebih mudah dikelupas setelah kering. Daun nangka dapat digunakan sebagai sumber antioksidan alami. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui formula terbaik dari perbedaan konsentrasi PVA yang di uji antioksidannya menggunakan metode DPPH dan pembanding vitamin C. Metode penelitian yaitu penelitian kuantitatif bersifat eksperimental. Hasil penelitian ini adalah hasil evaluasi sifat fisik meliputi organoleptis formula 1, 2, 3 memiliki bentuk sediaan gel, bau wangi, dan warna hijau. Sediaan homogen dan memiliki nilai pH formula 1, 2, 3 yaitu 4,5-5,5. Daya mengering formula 1, 2, 3 adalah 16-29 menit, daya lekat 8 detik, daya sebar 4-6 cm. Formula 1, 2, dan 3 memasuki persyaratan fisik sediaan masker gel peel off. Formula 2 adalah formula yang diuji antioksidan karena memiliki pH lebih basa dari formula 1 dan memiliki waktu sediaan mengering lebih lama dari formula 3. Hasil nilai IC50 vitamin C 7,63 µg/L, ekstrak 26,44 µg/L, dan sediaan 32,68 µg/L, sehingga sediaan dikatakan memiliki sifat antioksidan yang sangat kuat. Kesimpulan sediaan masker gel peel off dapat digunakan untuk perawatan kulit wajah sebagai antioksidan. Saran melakukan uji iritasi dan uji kesukaan pada masyarakat.