Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Budaya Keselamatan Pasien terhadap Kompetensi Keselamatan Pasien pada Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Payangan Made Indra Wijaya; Anny Eka Pratiwi; Luh Gede Pradnyawati; Komang Triyani Kartinawati; Dewa Ayu Putu Ratna Juwita; Anak Agung Sagung Mirah Prabandari
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 13 No 01 (2024): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : UIMA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikm.v13i01.2351

Abstract

Keselamatan pasien telah menjadi prioritas dalam sistem perawatan kesehatan di seluruh negara selama dua dekade terakhir. Berbagai inisiatif dan program, termasuk survei budaya keselamatan pasien, strategi tim, akreditasi rumah sakit dan program sertifikasi, telah dikembangkan dan diimplementasikan untuk meningkatkan keselamatan pasien. Studi ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara persepsi perawat terhadap budaya keselamatan pasien dengan kompetensi keselamatan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Payangan. Penelitian ini menggunakan desain potong-lintang. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner elektronik Google Form dari 125 perawat yang bekerja di RSUD Payangan. Budaya keselamatan pasien diukur menggunakan survei budaya keselamatan pasien yang disusun oleh Agency for Healthcare Research and Quality (AHRQ). Kompetensi keselamatan pasien diukur menggunakan kuesioner evaluasi mandiri kompetensi keselamatan pasien. Analisis regresi multiple dilakukan untuk meneliti hubungan antara budaya keselamatan pasien dengan kompetensi keselamatan pasien. Dari 12 dimensi budaya keselamatan pasien, dimensi “serah terima dan transisi” (nilai p = 0,002) dan dimensi “organisasi belajar – peningkatan berkelanjutan” (nilai p = 0,004) berhubungan secara bermakna dengan kompetensi keselamatan pasien secara keseluruhan. Kedua dimensi “serah terima dan transisi” dan dimensi “organisasi belajar – peningkatan berkelanjutan” juga berhubungan secara bermakna dengan masing-masing komponen sikap (secara berturut-turut nilai p = 0,002 dan p = 0,003), keterampilan (secara berturut-turut nilai p = 0,004 dan p = 0,003), dan pengetahuan (secara berturut-turut nilai p = 0,019 dan p = 0,015) secara terpisah.
Tekanan Psikologis COVID-19 terhadap Pelaku Pariwisata di Bali Made Indra Wijaya; Luh Gede Pradnyawati
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 11 No 05 (2022): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : UIMA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikm.v11i05.1736

Abstract

Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) telah menjadi kegawatdaruratan kesehatan masyarakat. Kecepatan COVID-19 menjadi pandemi dan menyebar ke seluruh negara sangat mengkhawatirkan. Salah satu aspek kritis dari jenis pandemi ini adalah pada kesehatan mental komunitas. Survei ini bertujuan mendeskripsikan tekanan psikologis pada pelaku pariwisata di Bali selama pandemi COVID-19. Pengumpulan data dilakukan dari tanggal 8 Juli sampai 5 Agustus 2021. Survei daring menggunakan GoogleForm dengan metoda sampling bola salju digunakan dalam penelitian ini. Instrumen yang digunakan adalah versi modifikasi dari indeks peritraumatic COVID-19 atau COVID-19 peri-traumatic distress index (CPDI) yang terdiri dari 24 pernyataan. Kuesioner dalam survei ini juga menanyakan variabel sosio-demografi dan sosio-ekonomi. Total responden berjumlah 415 dengan 13 responden dikeluarkan dari analisis karena bekerja di luar Bali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 69% responden tidak mengalami tekanan psikologis, 28% responden mengalami tekanan psikologis ringan hingga sedang dan sisanya 3% mengalami tekanan psikologis berat. Tidak ada variabel sosio-demografi dan sosio-ekonomi yang berasosiasi dengan tingkat tekanan psikologis. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan intervensi psikologis untuk menjaga kesehatan mental selama pandemi.
Tantangan Pencegahan Rabies Melalui Vaksinasi Hewan Penular Rabies (HPR) di Daerah Pariwisata Sanur, Bali Made Indra Wijaya; Made Kurnia Widiastuti Giri; Made Agus Hendrayana
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 12 No 02 (2023): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : UIMA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikm.v12i02.2035

Abstract

Penyakit rabies pertama kali dilaporkan terjadi di Bali, Indonesia pada bulan November 2008. Sebuah penyakit langka di provinsi yang sebelumnya dideklarasikan bebas penularan rabies. Pada tahun 2022, vaksinasi hewan penular rabies massal dipraktikkan sebagai strategi pencegahan primer, disertai dengan vaksinasi dari rumah ke rumah yang diimplementasikan sejak virus kembali dilaporkan. Namun, upaya-upaya kesehatan masyarakat ini belum berhasil mengendalikan kejadian luar biasa rabies. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi tantangan (fasilitator dan barier) pencegahan rabies melalui vaksinasi hewan penular rabies (HPR) di daerah pariwisata Sanur. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan informan kunci yang dipilih secara purposive hingga data kualitatif yang kami dapatkan mencapai saturasi. Kami melakukan wawancara semi-terstruktur di daerah pariwisata Sanur selama satu bulan (1-31 Mei 2022). Analisis dilakukan melalui data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Berdasarkan temuan, komunikasi risiko harus ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan pemilik anjing tentang rabies. Promosi vaksinasi massal harus diberikan tepat waktu. Perubahan-perubahan kecil selama implementasi program di lokasi vaksinasi akan meningkatkan kepercayaan pemilik anjing. Terdapat perbedaan antara pemilik anjing dengan latar belakang sosial ekonomi menengah ke atas dengan pemilik anjing dengan latar belakang sosial ekonomi menengah ke bawah yang mempengaruhi keterlibatan mereka dalam program vaksinasi massal dan perbedaan ini harus diperhitungkan pada saat mengembangkan program serupa di masa yang akan datang.
Budaya Keselamatan Pasien terhadap Kompetensi Keselamatan Pasien pada Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Payangan Made Indra Wijaya; Anny Eka Pratiwi; Luh Gede Pradnyawati; Komang Triyani Kartinawati; Dewa Ayu Putu Ratna Juwita; Anak Agung Sagung Mirah Prabandari
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 13 No 01 (2024): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : UIMA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikm.v13i01.2351

Abstract

Keselamatan pasien telah menjadi prioritas dalam sistem perawatan kesehatan di seluruh negara selama dua dekade terakhir. Berbagai inisiatif dan program, termasuk survei budaya keselamatan pasien, strategi tim, akreditasi rumah sakit dan program sertifikasi, telah dikembangkan dan diimplementasikan untuk meningkatkan keselamatan pasien. Studi ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara persepsi perawat terhadap budaya keselamatan pasien dengan kompetensi keselamatan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Payangan. Penelitian ini menggunakan desain potong-lintang. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner elektronik Google Form dari 125 perawat yang bekerja di RSUD Payangan. Budaya keselamatan pasien diukur menggunakan survei budaya keselamatan pasien yang disusun oleh Agency for Healthcare Research and Quality (AHRQ). Kompetensi keselamatan pasien diukur menggunakan kuesioner evaluasi mandiri kompetensi keselamatan pasien. Analisis regresi multiple dilakukan untuk meneliti hubungan antara budaya keselamatan pasien dengan kompetensi keselamatan pasien. Dari 12 dimensi budaya keselamatan pasien, dimensi “serah terima dan transisi” (nilai p = 0,002) dan dimensi “organisasi belajar – peningkatan berkelanjutan” (nilai p = 0,004) berhubungan secara bermakna dengan kompetensi keselamatan pasien secara keseluruhan. Kedua dimensi “serah terima dan transisi” dan dimensi “organisasi belajar – peningkatan berkelanjutan” juga berhubungan secara bermakna dengan masing-masing komponen sikap (secara berturut-turut nilai p = 0,002 dan p = 0,003), keterampilan (secara berturut-turut nilai p = 0,004 dan p = 0,003), dan pengetahuan (secara berturut-turut nilai p = 0,019 dan p = 0,015) secara terpisah.