Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Kebijakan Kerukunan Multikultur Dalam Merajut Toleransi Umat Beragama (Studi atas Pemolisian Kasus Azan di Tanjung Balai Sumatera Utara ) Daulay, Hamdan
Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah FDIK IAIN Padangsidimpuan Vol 1, No 2 (2019): Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah FDIK IAIN Padangsidimpuan
Publisher : FDIK IAIN Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wacana tentang kerukunan dan toleransi sudah menjadi pembicaraan panjang di Indonesia. Kerukunan di tengah multikultur yang ada di tanah air menjadi modal penting penguat persatuan. Sejarah kelam bangsa ini yang terpuruk dalam belenggu penjajahan adalah karena rapuhnya persatuan. Perbedaan, manakala dikelola dengan baik akan bisa menjadi dinamika yang indah, bagaikan bunga di taman yang dihiasi dengan berbagai warna. Demikian pula sebaliknya, manakala perbedaan salah kelola, akan bisa menjadi prahara yang menakutkan dan akan membuat sesama anak bangsa terjebak dalam konflik berkepanjangan. Prahara yang menakutkan atau taman yang indah dalam kehidupan, merupakan suatu pilihan. Namun bagi masyarakat yang menghargai nilai-nilai budaya dan keindahan, tentulah akan memilih taman yang indah, yaitu kondisi masyarakat yang penuh warna, namun saling menghargai dan penuh toleransi.Penelitian tentang kebijakan kerukunan multikultur, perlu terus dilanjutkan, karena  kerukunan akan berjalan dinamis sesuai dengan kondisi perkembangan budaya masyarakat. Kerukunan yang terusik di Tanjung Balai misalnya karena kasus azan menjadi diskusi yang menarik. Masyarakat Tanjung Balai yang selama toleran dan rukun  berubah menjadi pemarah, tentu menarik untuk diteliti.  Dari kasus azan yang menjadikan Meiliana tersangka cukup menarik dan banyak pelajaran yang bisa diambil untuk penguatan kerukunan umat beragama. Perlu saling memahami dan menghargai di tengah perbedaan yang ada agar terwujud toleransi dan kerukunan yang kokoh. Kebijakan kerukunan multikultural sesungguhnya sudah menjadi kebijakan nasional yang sudah dilakukan sejak lama. Walaupun berbagai kebijakan telah dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai dialog agama secara kontiniu, namun potensi konflik selalu ada di tengah masyarakat. Dalam kasus Tanjung Balai, faktor media sosial yang ikut andil menyebarkan berita bohong dan ujaran kebencian menjadi bagian penting pemicu munculnya kemarahan massa. Ketika setiap orang yang menggunakan media sosial berperan sebagai wartawaan dan begitu saja menyebarkan berita tanpa mencermati kebenarannya tentu sangat berbahaya. Untuk menciptakan kondsi rukun dan damai di masyarakat, bisa dipengaruhi oleh jujur tidaknya pemberitaan yang dibuat oleh media. Manakala media menyampaikan berita yang jujur bisa menjadi bagian dari penguatan kerukunan. Namun manakala media menyebarkan berita bohong, ujaran kebencian dan fitnah akan menyesatkan dan menjadi prahara dan konflik bagi masyarakat.
Peluang dan Tantangan Dakwah dalam Pembinaan Akhlakpemuda (Kajian Pengembangan Dakwah Haji Sonhaji di Yogyakarta) Daulay, Hamdan
Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah FDIK IAIN Padangsidimpuan Vol 2, No 2 (2020): Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah FDIK IAIN Padangsidimpuan
Publisher : FDIK IAIN Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dewasa ini begitu banyak tantangan dakwah yang dihadapi dalam pembinaan akhlak pemuda.Berbagai godaan negatif, seperti pergaulan bebas, narkoba, hingga minuman keras, berpotensi besar merusak masa depan pemuda sebagai generasi penerus bangsa. Usaha untuk mencegah mereka dari pengaruh negatif agar menjadi generasi yang berakhlak mulia perlu dukungan semua pihak. Krisis moral yang terjadi saat ini seolah sudah sampai pada titik nadir yang  memprihatinkan. Betapa banyak pemuda yang terjerumus pada pergaulan bebas, putus sekolah, perkosaan, hamil di luar nikah, terlibat narkoba, hingga begitu mudah terjadi pembunuhan antar sesama manusia. Fenomena ini terjadi seiring dengan terkikisnya nilai-nilai moral (akhlak) akibat semakin dangkalnya pendidikan agama bagi anak-anak. Nilai-nilai agama yang seyogyanya ditanamkan sejak dini, baik lewat pendidikan agama dalam keluarga, maupun di masyarakat semakin terabaikan. Disinilah dibutuhkan kehadiran juru dakwah yang memiliki semangat juang untuk membina akhlak masyarakat.Haji Sonhaji seorang juru dakwah  yang tulus berjuang dalam membina akhlak pemuda di kampung Gaten Yogyakarta. Sonhaji lahir di Kabupaten Magelang, 49 tahun yang lalu dari ayah seorang kiai kampung, dan ibu yang juga aktivis pengajian ibu-ibu di desa. Ketika tinggal di desanya di daerah Magelang, ia disekolahkan orang tuanya di pesantren, hingga usia 19 tahun. Setelah lulus Madarasah Aliyah, ia melanjutkan studi ke Yogyakarta, dan menempuh pendidikan di Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga. Sonhaji sudah terbiasa hidup mandiri, ulet dan sabar di tengah ekonomi orang tuanya yang tergolong sederhana. Semangatnya dalam menuntut ilmu begitu kuat, sehingga ia bekerja keras untuk menutupi kekuarangan biaya yang dikirim orang tuanya.Semenjak mahasiswa ia sudah terbiasa dengan kesibukan dakwah, mengisi pengajian ibu-ibu, ceramah agama di berbagai sekolah, hingga membina pengajian pemuda. Kesibukannya semakin bertambah ketika ia diterima menjadi PNS sebagai penyuluh agama di KUA kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta. Namun demikian, di tengah berbagai kesibukan tersebut ia tetap bisa mengelola waktu dengan baik. Manajemen dakwah yang dilakukan Haji Sonhaji, dengan menerapkan perinsif dasar manajemen, yaitu  memebuat perencanaan yang baik, pengorganisasian, penggerakan hingga evaluasi pelaksanaan program.
Telaah Historis pada Manajemen Dakwah Siti Rajana Hasibuan di Kabupatem Padang Lawas Sumatera Utara Daulay, Hamdan
Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah FDIK IAIN Padangsidimpuan Vol 1, No 1 (2019): Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah FDIK IAIN Padangsidimpuan
Publisher : FDIK IAIN Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

With the extraordinary achievements in educating children and becomingan al Qur’an reciting teacher for a long time, the society gave her the title of anexemplary teacher to Siti Rajana Hasibuan, although she never received anycertificate from the government. From the gender perspective, she also deserves tobe called a woman public figure who has really proven herself that she is able toachieve an extraordinary achievement in religious teaching. Her relentless,persistent, and patient struggle in teaching her village children is entitled to be anexample for everybody. Indeed, gender does not have to follow the trend to fight forequality between men and women in politics and sports. Women can stand up as anexample in many other fields, including preaching and religious teaching. In herpreaching struggle, not everything goes smoothly. There were moments where shefaced obstacles and challenges in preaching as the juvenile delinquency increases.At the moment, Siti Rajana Hasibuan feels that the struggle to teach children inreading al Qur’an is immensely hard. The rapid growth of media makes childrenignore the study in al Qur’an reading, which makes her concerned about thegeneration which is al Qur’an illiterate when many children ignore religiousteaching.Keyword: Preaching Exemplary, Studying Al-Quran, Preaching ChallengesAbstrakKeberhasilan yang luar biasa dalam mendidik anak dan juga menjadi gurumengaji dalam waktu yang cukup lama, masyarakat memberi predikat guruteladan kepada Siti, walaupun ia tidak pernah menerima selembar sertifikat daripemerintah. Dari perspektif jender, ia juga pantas disebut sebagai tokoh wanitayang telah membuktikan diri secara nyata bahwa ia mampu mengukir prestasi yangluar biasa dalam bidang pendidikan agama. Perjuangannya yang gigih, ulet dansabar dalam mendidik anak-anak di desanya, pantas menjadi teladan bagi semuamasyarakat. Karena sesungguhnya jender tidak harus latah memperjuangkankesetaraan wanita dengan pria dalam bidang politik dan olah raga. Wanita bisatampil menjadi teladan dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang dakwah danpendidikan agama. Perjuangan dakwah Siti tentu tidak semua berjalan mulus, adasaatnya ia mengalami hambatan dan tantangan dakwah seiring dengan semakinbanyaknya kenakalan remaja. Saat ini Siti merasakan betapa berat perjuanganmendidik anak-anak dalam belajar membaca al Qur’an. Kehadiran media yangbegitu pesat membuat anak-anak semakin lalai dalam belajar membaca al Qur’an,sehingga membuat kekhawatiran Siti pada generasi yang buta huruf al Qur’anketika semakin banyak anak-anak yang lalai belajar agama.Kata Kunci: Dakwah, Tantangan.
Manajemen Media Massa dalam Mencegah Intoleransi Umat Beragama (Studi Kasus pada Koran Kedaulatan Rakyat Yogyakarta) Daulay, Hamdan
Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah FDIK IAIN Padangsidimpuan Vol 3, No 2 (2021): Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah FDIK IAIN Padangsidimpuan
Publisher : FDIK IAIN Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Religious intolerance often becomes a barrier in strengthening harmony in the country. The plurality that exists in society is indeed like a colorful flower in a garden that exudes beauty. When differences are managed properly, a harmonious atmosphere and mutual respect in amidst the existing differences will grow. However, when differences are interpreted as opponents and hostilities, intolerance and a prolonged conflict will emerge. Mass media management, through the news and opinions, has an important role in realizing a peacefull society. News that is honestly and objectively packaged will create peace. On the other hand, provocative reporting, slanders, and hoaxes will mislead people and raise conflicts for a plural society.Reports of religious intolerance in the mass media, including in the Kedaulatan Rakyat Yogyakarta, have become a serious concern for the editorial team. They try to make honest and objective news to avoid unrest in the society. The sensitive news about intolerance should not aggravate the situation that could invite conflicts. Cases of religious intolerance are sensitive and can easily cause reactions from the pros and cons of the news. The function of social control of media is to understand the emotional and psychological conditions of the conflicted people so that they can return to peace and respect each other with the differences. Keywords: harmony, intolerance, mass media management, hoaxes, peace message, the Kedaulatan Rakyat
MEMAHAMI PENULISAN ARTIKEL DI HARIAN KEDAULATAN RAKYAT Daulay, Hamdan
Jurnal Dakwah Vol. 12 No. 1 (2011)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menulis artikel di media massa adalah merupakan profesi yang menarik dan sekaligus penuh dengan tantangan. Menjadi seorang penulis artikel di media massa dituntut keahlian tersendiri. Mereka yang menjadi penulis tentu harus memiliki wawasan yang luas terkait dengan bidang keahlin yang ia tekuni, sehingga tidak bisa tidak, seorang penulis adalah sekaligus seorang pembaca yang rajin. Demikian pula halnya dengan menulis naskah keagamaan di media massa, dituntut memiliki keahlian dalam bidang tersebut, sehingga informasi yang disampaikan lebih menarik dan mudah dipahami oleh pembaca. Dari sekian media massa dewasa ini, surat kabar Kedaulatan Rakyat (KR) yang terbit di Yogyakarta, tergolong sebagai media yang masih memiliki komitmen pada kejujuran. Koran KR yang sudah berusia lebih 60 tahun masih tetap mampu menjaga nilai-nilai moral dan kejujuran, sehingga tidak terjebak pada kepentingan pragmatis untuk mencari keuntungan sesaat.
Religious Moderation: Identity Politics, Policy, and Social Change in Islamic Religious Colleges Miftah, Muhammad; Sutrisno, Sutrisno; Daulay, Hamdan
ADDIN Vol 17, No 1 (2023): ADDIN
Publisher : LPPM IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/addin.v17i1.16470

Abstract

Religious moderation is politically included in public policies that are integrated into the 2020-2024 National Medium-Term Development Plan (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, RPJMN). Ministry of Religion as the leading sector for mainstreaming religious moderation in its environment has the responsibility to translate religious moderation from the narrative of religious moderation to the real action in its institutional units. This research is qualitative research conducted at State Islamic University (Universitas Islam Negeri, UIN) Walisongo Semarang which seriously promotes religious moderation in the institution. The results of this study are the problem of strengthening identity politics as one of the main causes of religious extremism and social change that exist, one of the efforts to minimize social turmoil in UIN Walisongo is by instilling the values of religious moderation through the tri dharma of university, namely teaching, research, and community service. The aspect of locality is the main capital in implementing religious moderation at UIN Walisongo. Indigenous religiosity combines religion and locality with a theo-anthropocentric approach, exploring cultural values in order to strengthen religion in the implementation aspect. The impact of the implementation of the data religious moderation policy is seen from the realm of ideality of policy content in the religious moderation policy, which can be seen from the integration of relations or a harmonious relationship between individual elements and social elements in human interaction which is the main target in the religious moderation policy promoted by the Ministry of Religion.
Model Penguatan Dakwah dalam Persaingan Politik Islam di Malaysia Daulay, Hamdan
At-Tabayyuun: Journal Islamic Studies Vol. 1 No. 1 (2019): AT-TABAYYUN - JOURNAL ISLAMIC STUDIES
Publisher : Pascasarjana IAIN Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47766/atjis.v1i1.1707

Abstract

Mahathir Mohammad even succeeded in embracing Anwar Ibrahim as part of the government, while at that time Anwar was known as an important figure of ABIM known for the harsh criticisms towards the government. The presence of Anwar Ibrahim as a Muslim figure in the government circle made the policies of Islam politics more real and stronger, although Anwar Ibrahim was eventually dumped by Mahathir due to the dynamics of the politics happening in Malaysia. Irrespective of the political conflicts that occurred between Mahathir Mohammad and Anwar Ibrahim, it was undeniable that there were quite a number of policies benefitting the Muslims and Malay ethnic during this period. Among other benefits were the establishing of Islam banks, Islam insurance, International Islamic Universities, up to a huge support given by the royal family to propagate Islam from the scale of the village to a national one. Malaysia is actually a multi-ethnic and multi-faith society. The Malays only slightly outnumber half of the population, but they dominate the power of politics and culture. The rest are comprised of various ethnics such as Chinese and Indian. Islam and national identity together with the Malay politics have long beeiyntertwined, mirrored in the common belief that a Malay must be a Muslim.
Persaingan Strategi Politik UMNO Dan PAS Di Malaysia (Dari Wacana Syariat Islam hingga Konsep Islam Hadhari) Daulay, Hamdan
Asy-Syir'ah: Jurnal Ilmu Syari'ah dan Hukum Vol 47 No 1 (2013)
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajish.v47i1.60

Abstract

The shifts of Islam politics in Malaysia are very interesting to watch and observe, especially the political phenomenon done by UMNO and PAS. UMNO as the ruling party which is Malay-and-Islam-based is competing hard with PAS as the opposition which is also Malay-and-Islam-based. These two parties underwent political shifts as the political dynamics happened in society. UMNO was at first known as a secular party supported by the elite of the party having western education background. In its development, UMNO shifted into a party with many policies that somewhat benefited Malay ethnic and the Muslims. This shift, which benefited the Muslims and Malay ethnic, happened in the era of Mahathir Mohammad.
Dinamika Dakwah Di Tengah Pro Kontra Pembinaan Kaum Waria (Studi kasus di Pondok Pesantren Waria al Fattah Yogyakarta) Daulay, Hamdan; Nakita, Dina; Putra, Okrisal Eka
Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah FDIK IAIN Padangsidimpuan Vol 4, No 1 (2022): Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah FDIK IAIN Padangsidimpuan
Publisher : FDIK IAIN Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24952/tad.v4i1.5829

Abstract

Isu tentang LGBT sebagai penyakit masyarakat yang meresahkan menjadi pembicaraan hangat dari waktu ke waktu. Dewasa ini masyarakat juga dibuat resah dengan semakin  banyak gerakan LGBT yang menununtut eksistensi mereka dengan alasan Hak Asasi Manusia (HAM). Demikian pula dengan kelompok pendukung LGBT selalu berdalih menghargai HAM. Padahal di sisi lain dampak negatif dari perbuatan LGBT yang melegalkan hubungan sesama jenis menjadi penyakit masyarakat (pathologi sosial) yang sangat meresahkan. LGBT dan kelompok pendukungnya dewasa ini sudah berani terang-terangan tampil di media  massa. Bahkan secara politis mereka ada kekuatan pendukung walaupun sesungguhnya kehadiran LGBT tidak sesuai dengan norma agama dan nilai Pancasila khususnya pada sila pertama. Di tengah isu LGBT yang cukup menyita perhatian masyarakat saat ini. di Yogyakarta justru ada pesantren yang fokus  memberi pembinaan kepada kaum waria agar mereka bisa kembali ke jalan yang benar. Pesantren tersebut bernama “Pondok Pesantren Waria al Fattah Yogyakarta”, yang beralamat di  Celenan, Jagalan, Kotagede, Yogyakarta. Tentu menjadi fenomena yang cukup  menarik ketika pesantren membuka pintu dan memberi perhatian serius pada kelompok yang dianggap sebagai penyakit masyarakat (pathologi sosial). Ketika banyak orang yang mencibir, menghina dan memarginalkan kaum waria, justru  pesantren al Fattah memberi sentuhan dakwah.  yang membina mereka. Kata kunci :  Dinamika Dakwah, LGBT, Penyakit Masyarakat, Hak Asasi Manusia. Pesantren
Manajemen Komunikasi Moderasi Beragama Dalam Merawat Kerukunan di Masyarakat (Studi Kasus Komunikasi Antartokoh Islam dan Hindu di Desa Loloan Jembrana Bali) Daulay, Hamdan; Putra, Okrisal Eka; Alvaro, Baidawi
Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah FDIK IAIN Padangsidimpuan Vol 6, No 2 (2024): TADBIR: JURNAL MANAJEMEN DAKWAH FDIK IAIN PADANGSIDIMPUAN
Publisher : FDIK IAIN Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24952/tadbir.v6i2.13777

Abstract

Budaya masyarakat sebagai kearifan lokal menjadi khazanah berharga dalam membangun bangsa. Merawat budaya lokal menjadi sangat penting ketika dihadapkan dengan berbagai tantangan intoleransi dan berbagai potensi konflik yang terjadi dewasa ini. Budaya yang ada di setiap daerah menjadi perekat persatuan, karena di tengah pluralitas yang ada di masyarakat budaya mampu menyatukan dan menyejukkan. Penelitian ini bertujuan mengungkap realisasi moderasi beragama di desa Loloan Jembrana Bali. Penelitian tentang penguatan moderasi beragama di desa Loloan Jembrana Bali, menggunakan penelitian Kualitatif. Adapun sumber data terbagi dalam data primer dan data sekunder. Data primer mencakup observasi, dokumentasi, dan hasil wawancara  dengan tokoh agama Hindu dan Islam di desa Loloan Jembrana Bali. Data sekunder meliputi data-data tambahan yang diperoleh untuk memperkuat data primer, seperti data dari masyarakat tentang kerukunan umat beragama di desa Loloan Jembrana Bali. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data, koleksi data, redukasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan kemauan dialog dan sikap keterbukaan antar pemeluk agama sebagai kunci merawat perbedaan menjadi kerukunan antar umat. Semangat gotong royong, dan budaya guyub rukun sebagai modal sosial diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tercipta kehidupan tentram dan hidup berdampingan.