Hasil belajar siswa sekolah dasar pada materi Makna Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sering kali rendah karena pembelajaran cenderung bersifat pasif, didominasi metode ceramah, dan minim media kontekstual, sehingga siswa kesulitan mengaitkan materi dengan kehidupan nyata mereka. Kondisi ini juga terjadi di kelas IV SDN Sumurgung 1 Tuban, di mana pra-siklus menunjukkan ketuntasan klasikal hanya 35,7% dengan nilai rata-rata 60,71. Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar Pendidikan Pancasila materi Makna NKRI melalui penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL) yang mengaitkan materi pelajaran dengan pengalaman sehari-hari siswa. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis dan Taggart dalam dua siklus, melibatkan 14 siswa sebagai subjek. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan tes hasil belajar. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan: siklus I mencapai ketuntasan klasikal 57,14% dengan rata-rata nilai 73,57, sedangkan siklus II meningkat menjadi 85,71% dengan rata-rata nilai 83,5. Peningkatan ini dipengaruhi oleh penggunaan media PowerPoint berbasis Canva, pembagian siswa ke dalam kelompok diskusi, lembar kerja peserta didik (LKPD), dan penerapan ice breaking yang meningkatkan motivasi dan partisipasi. Keterbatasan penelitian ini adalah jumlah subjek yang kecil dan fokus pada satu materi di satu sekolah, sehingga hasilnya belum dapat digeneralisasi. Secara praktis, penerapan CTL mendorong keterlibatan aktif siswa, memperkuat pemahaman konsep, dan meningkatkan hasil belajar. Nilai kebaruan penelitian ini terletak pada penggunaan media digital berbasis Canva dalam kerangka CTL untuk memperkuat pembelajaran Pendidikan Pancasila materi Makna NKRI di sekolah dasar.