Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Perbandingan Karakteristik Fisik dan Daya Adhesi Tablet Vaginal Metronidazol Menggunakan Glidan Talc-Colloidal Sillicon Dioxide dengan Colloidal Sillicon Dioxide Hadi, Moch Rijal; Puspita, Oktavia Eka; Danimayostu, Adeltrudis Adelsa
Majalah Kesehatan FKUB Vol 2, No 4 (2015)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.234 KB)

Abstract

Tablet vaginal adalah tablet yang dirancang untuk administrasi vagina dalam pengobatan infeksi lokal, penyerapan sistemik, dan penyerapan ke dalam jaringan vagina. Jumlah pengisi memiliki konsentrasi terbesar dibandingkan jumlah eksipien yang lain, sehinggga pengisi memiliki peran penting dalam membentuk karakteristik tablet yang bagus serta diharapkan mampu melepaskan zat aktif dengan baik. Sebagai bahan pengisi, starch 1500 memiliki sifat kompresibilitas yang sangat baik sehingga cocok digunakan sebagai metode kempa langsung, tetapi starch 1500 memiliki sifat alir yang tidak bagus yang  berpengaruh pada proses pencetakan tablet, sehingga untuk memperbaiki sifat alir dari starch 1500 dibutuhkan penambahan glidan. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan glidan talc-colloidal sillicon dioxide dengan colloidal sillicon dioxide dalam memperbaiki sifat alir sehingga menghasilkan karakteristik fisik dan daya adhesi yang baik serta optimum pada tablet vaginal metronidazole. Hasil uji menunjukkan bahwa formula 2 (F2) yaitu glidan colloidal sillicon dioxide memberikan karakteristik fisik yang lebih bagus meliputi kekerasan, kerapuhan, disintegrasi, keseragaman bobot, dan keseragaman kandungan daripada formula 1 (F1) yaitu glidan talk. Untuk uji disolusi dari kedua formula tidak memenuhi spesifikasi karena hasilnya dibawah 85 %. Daya adhesi F2 juga lebih kuat yaitu mampu menahan pemberat hingga 5,16 kg sedangkan F1 hanya mampu menahan pemberat hingga 4,33 kg. Penelitian ini menyimpulkan bahwa F2 memiliki karakteristik fisik dan daya adhesi tablet yang lebih baik dibandingkan dengan F1. Kata kunci: Colloidal sillicon dioxide, Daya adhesi tablet vaginal, Karakteristik fisik, Talc.
Optimasi Kadar Kombinasi Polimer Hidroksi Propil Metil Selulosa dan Superdisintegran Crosscarmellose Sodium terhadap Daya Adhesi dan Laju Pelepasan Obat dalam Tablet Vaginal Metronidazol Yudita, Anugrah Elfa; Puspita, Oktavia Eka; Danimayostu, Adeltrudis Adelsa
Majalah Kesehatan FKUB Vol 3, No 3 (2016): MAJALAH KESEHATAN
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.774 KB)

Abstract

Pengobatan yang efektif di daerah genitalia wanita harus memiliki sistem penghantaran obat yang sesuai dengan kondisi daerah vagina yang memiliki aktivitas self-cleansing. Penggunaan kombinasi polimer mukoadhesif dan superdisintegaran crosscarmellose sodium diharapkan dapat membantu penghantaran obat yang sesuai dengan kondisi vagina. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar kombinasi polimer HPMC dan superdisintegran crosscarmellose sodium untuk menghasilkan daya adhesi dan laju pelepasan obat dalam tablet vaginal metronidazole yang optimum. Metode pembuatan tablet yang digunakan yakni metode kempa langsung. Pada penelitian ini digunakan 3 formula yang mempunyai kadar kombinasi yang berbeda yakni dengan perbandingan kadar kombinasi untuk formula I sebesar 30:1, formula II sebesar 30:3 dan formula III sebesar 50:1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk uji IPC dan karakteristik fisik tablet seperti laju alir, homogenitas, keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasan, kerapuhan, penetapan kadar dan waktu hancur memenuhi persyaratan penerimaan tablet. Pada uji laju pelepasan obat dengan formula I memberikan pelepasan obat sebesar 0,1257 mg/menit  setelah 4 jam jika dibandingkan dengan formula 2 dan formula 3. Daya adhesif yang paling tinggi terdapat pada formula 3 dengan konsentrasi HPMC sebesar 50%. Namun, ketiga formula masih memiliki daya adhesif yang masih diterima oleh persyaratan (minimal 3 jam di area vagina). Berdasarkan hasil tersebut kadar kombinasi formula yang optimum terdapat pada formula I yang mempunyai laju pelepasan yang cepat dan daya adhesif yang mampu menghambat pelepasan obat dalam waktu 4 jam. Kata kunci: Crosscarmellose sodium, Daya adhesif, HPMC,Laju pelepasan obat, Tablet vaginal
PERBANDINGAN NILAI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix) DAN BENTUK LIPOSOMNYA Zuhria, Kimiko Hikari; Danimayostu, Adeltrudis Adelsa; Iswarin, Siti Jazimah
Majalah Kesehatan FKUB Vol 4, No 2 (2017): MAJALAH KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (658.652 KB) | DOI: 10.21776/ub.majalahkesehatan.2017.004.02.2

Abstract

Antioksidan merupakan senyawa yang memiliki mekanisme kontrol dalam menyeimbangkan konsentrasi ROS (Reactive Oxygen Species). Salah satu sumber antioksidan eksogen adalah daun jeruk purut (Citrus hystrix). Daun jeruk purut mengandung sitronelal yang merupakan antioksidan kuat, sehingga dapat dijadikan alternatif antioksidan eksogen untuk penghambat proses penuaan (antiaging). Antioksidan eksogen pada umumnya terpenetrasi dalam kulit hanya hingga bagian epidermis. Padahal, proses penuaanterutama terjadi pada bagian dermis kulit. Sistem penghantaran obat liposom dipilih dengan tujuan meningkatkan kemampuan penetrasi zat aktif kedalam dermis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara aktivitas antioksidan ekstrak dan liposom ekstrak daun jeruk purut. Studi eksperimental dilakukan dengan membandingkan ekstrak hasil ekstraksi daun jeruk purut dan bentuk formula liposomnya. Dalam formula liposom, digunakan berbagai konsentrasi lesitin yang berperan sebagai komponen utama penyusun liposom. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah nilai aktivitas antioksidan dengan metode DPPH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan antara nilai aktivitas antioksidan yang ditunjukkan oleh nilai IC50 antara ekstrak dengan liposom (p < 0,05). Nilai IC50 ekstrak yaitu 27,434 ppm, lebih rendah daripada nilai antioksidan liposom formula A (28,187 ppm), formula B (28,801 ppm) dan formula  C (29,876 ppm). Semakin tinggi konsentrasi lesitin menunjukkan hasil IC50 yang lebih tinggi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada perbedaan antara aktivitas antioksidan ekstrak dan liposom ekstrak daun jeruk purut.Kata kunci : antioksidan, antipenuaan, daun jeruk purut(Citrus hystrix), liposom
PENGARUH JUMLAH POLIMER XYLITOL DALAM SISTEM DISPERSI PADAT TERHADAP DISOLUSI SUPPOSITORIA IBUPROFEN Puspayani, Ni Luh Indah; Permatasari, Dahlia; Danimayostu, Adeltrudis Adelsa
Majalah Kesehatan FKUB Vol 4, No 3 (2017): MAJALAH KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.285 KB) | DOI: 10.21776/ub.majalahkesehatan.2017.004.03.4

Abstract

Berdasarkan penggolongan Biopharmaceutics Classification System (BCS), ibuprofen termasuk ke dalam BCS kelas II yaitu obat yang memiliki permeabilitas tinggi dan kelarutan rendah dalam air. Teknik dispersi padat digunakan secara luas untuk meningkatkan kelarutan obat yang memiliki kelarutan rendah.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan polimer xylitol dalam meningkatkan kelarutan ibuprofen melalui pembentukan dispersi padat dalam sediaan suppositoria berbasis lemak coklat. Dispersi padat dibuat menggunakan metode pelelehan dengan perbandingan ibuprofen:xylitol adalah 1:1 dan 1:2. Sedangkan sediaan suppositoria dibuat dalam tiga formula yaitu menggunakan ibuprofen murni, dispersi padat ibuprofen:xylitol 1:1 dan 1:2. Hasil uji difraksi sinar-X menunjukkan bahwa terjadi penurunan intensitas pola difraksi dari dispersi padat dibandingkan dengan ibuprofen murni yang menunjukkan terjadinya penurunan derajat kristalinitas. Hasil uji disolusi menunjukkan adanya peningkatan jumlah ibuprofen yang terdisolusi selama 120 menit dan besarnya efisiensi disolusi pada menit ke-120 dari sediaan suppositoria yang mengandung dispersi padat. Analisis statistik dengan oneway Anova menunjukkan adanya peningkatan jumlah ibuprofen yang terdisolusi dan efisiensi disolusi yang signifikan dari suppositoria yang mengandung dispersi padat dibandingkan dengan ibuprofen murni (p = 0,001). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peningkatan jumlah polimer xylitol menyebabkan peningkatan kelarutan ibuprofen yang lebih besar dan formula yang optimum adalah sediaan suppositoria yang mengandung dispersi padat ibuprofen:xylitol sebesar 1:2. Kata kunci: disolusi, dispersi padat, ibuprofen, suppositoria, xylitol
Pengaruh Penggunaan Pati Kentang (Solanum tuberosum) Termodifikasi Asetilasi-Oksidasi Sebagai Gelling Agent Terhadap Stabilitas Gel Natrium Diklofenak Danimayostu, Adeltrudis Adelsa
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gel merupakan sistem semipadat terdiri yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Gelling agent merupakan komponen polimer yang mempunyai berat molekul tinggi dan merupakan gabungan dari beberapa molekul dan lilitan dari polimer yang akan memberikan sifat kental pada gel. Pati kentang memiliki nilai swelling power dan viskositas tinggi dibandingkan dengan pati lainnya, yang keduanya mempunyai peran penting terhadap fungsi pati sebagai gelling agent. Modifikasi asetilasi-oksidasi mengakibatkan terjadinya peningkatan viskositas dan kejernihan pada gel yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian pati  kentang (Solanum tuberosum) termodifikasi asetilasi-oksidasi sebagai gelling agent pada stabilitas gel yang mengandung natrium diklofenak. Studi eksperimental menggunakan metode real time stability dan freeze thaw stability dilakukan terhadap gel natrium diklofenak. Sampel dibagi menjadi empat kelompok yaitu kelompok gel “pati terasetilasi-oksidasi”, kelompok gel “pati terasetilasi”, kelompok gel “pati teroksidasi” dan kelompok gel “pati alami”. Variabel yang diukur pada penelitian ini adalah stabilitas gel natrium diklofenak dilihat dari stabilitas fisik dan kimia dari gel natrium diklofenak yang dihasilkan. Hasil peneltian menunjukkan bahwa stabilitas fisik antara gel pati terasetilasi-oksidasi dengan gel pati terasetilai, gel pati teroksidasi dan gel pati alami memliki nilai yang berbeda bermakna (Oneway Anova, p&lt;0,05). Tidak terjadinya perubahan stabilitas fisik dan kimia pada semua kelompok gel setelah uji stabilitas real time dan freeze-thaw pada semua evaluasi sediaan gel (Uji T Berpasangan, p&gt;0,05). Namun demikian, terjadi perubahan pada daya sebar gel pada semua kelompok setelah uji stabilitas freeze-thaw (Uji Wilcoxon, p&lt;0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pati kentang (Solanum tuberosum) modifikasi asetilasi-oksidasi dapat mempertahankan stabilitas gel natrium diklofenak berdasarkan karakteristik gel yaitu organoleptik, viskositas, pH, daya sebar dan kadar natrium diklofenak.
PENGARUH RASIO KITOSAN DAN ATENOLOL TERHADAP KARAKTERITIK FISIK DAN PROFIL PELEPASAN PADA MIKROSFER ATENOLOL Almiahsari, Ashri; Danimayostu, Adeltrudis Adelsa; Permatasari, Dahlia
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakHipertensi banyak dialami oleh geriatri yang cenderung sulit menelan tablet konvensional, sehingga modifikasi bentuk sediaan fast disintegrating tablet (FDT) diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Taste masking merupakan suatu pertimbangan penting dalam merancang formula FDT. Sehingga dikembangkan teknik taste masking dengan metode enkapsulasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh rasio kitosan dan atenolol terhadap diameter ukuran, efisiensi penjerapan, dan profil pelepasan mikrosfer atenolol dengan metode emulsifikasi dan mengetahui formula optimum berdasarkan diameter ukuran, efisiensi penjerapan, dan profil pelepasannya. Formula mikrosfer atenolol dibuat dengan rasio kitosan dan atenolol 1 : 0,5 (FI), 1 : 1 (FII), dan 1 : 1,5 (FIII). Karakterisasi mikrosfer yang dilakukan meliputi sifat alir, ukuran dan distribusi ukuran, efisiensi penjerapan, dan profil pelepasan. Berdasarkan hasil penelitian, efisiensi penjerapan tertinggi ditunjukkan pada FI dengan hasil sebesar 68,46 ± 8,95 % yang berbeda signifikan berdasarkan analisis statistika (p &lt; 0,05). Profil pelepasan yang paling tinggi juga ditunjukkan pada FI yaitu 73,162 ± 4.507 % dalam 30 menit yang berbeda signifikan berdasarkan analisis statistic (p&lt;0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah variasi rasio kitosan dan atenolol tidak berpengaruh signifikan terhadap sifat alir dan diameter ukuran mikrosfer, jumlah kitosan yang lebih tinggi menghasilkan efisiensi penjerapan dan persen pelepasan yang lebih besar, dan formula mikrofer yang menghasilkan karakteristik fisik dan profl pelepasan yang optimum adalah formula dengan rasio kitosan dan atenolol sebesar 1 : 0,5.Kata Kunci : Atenolol, Emulsifikasi, Hipertensi, Kitosan, Taste Masking 
PENGARUH RASIO KITOSAN DAN ATENOLOL TERHADAP KARAKTERITIK FISIK DAN PROFIL PELEPASAN PADA MIKROSFER ATENOLOL Almiahsari, Ashri; Danimayostu, Adeltrudis Adelsa; Permatasari, Dahlia
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakHipertensi banyak dialami oleh geriatri yang cenderung sulit menelan tablet konvensional, sehingga modifikasi bentuk sediaan fast disintegrating tablet (FDT) diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Taste masking merupakan suatu pertimbangan penting dalam merancang formula FDT. Sehingga dikembangkan teknik taste masking dengan metode enkapsulasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh rasio kitosan dan atenolol terhadap diameter ukuran, efisiensi penjerapan, dan profil pelepasan mikrosfer atenolol dengan metode emulsifikasi dan mengetahui formula optimum berdasarkan diameter ukuran, efisiensi penjerapan, dan profil pelepasannya. Formula mikrosfer atenolol dibuat dengan rasio kitosan dan atenolol 1 : 0,5 (FI), 1 : 1 (FII), dan 1 : 1,5 (FIII). Karakterisasi mikrosfer yang dilakukan meliputi sifat alir, ukuran dan distribusi ukuran, efisiensi penjerapan, dan profil pelepasan. Berdasarkan hasil penelitian, efisiensi penjerapan tertinggi ditunjukkan pada FI dengan hasil sebesar 68,46 ± 8,95 % yang berbeda signifikan berdasarkan analisis statistika (p < 0,05). Profil pelepasan yang paling tinggi juga ditunjukkan pada FI yaitu 73,162 ± 4.507 % dalam 30 menit yang berbeda signifikan berdasarkan analisis statistic (p<0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah variasi rasio kitosan dan atenolol tidak berpengaruh signifikan terhadap sifat alir dan diameter ukuran mikrosfer, jumlah kitosan yang lebih tinggi menghasilkan efisiensi penjerapan dan persen pelepasan yang lebih besar, dan formula mikrofer yang menghasilkan karakteristik fisik dan profl pelepasan yang optimum adalah formula dengan rasio kitosan dan atenolol sebesar 1 : 0,5.Kata Kunci : Atenolol, Emulsifikasi, Hipertensi, Kitosan, Taste Masking 
Pengaruh Penggunaan Pati Kentang (Solanum tuberosum) Termodifikasi Asetilasi-Oksidasi Sebagai Gelling Agent Terhadap Stabilitas Gel Natrium Diklofenak Danimayostu, Adeltrudis Adelsa
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gel merupakan sistem semipadat terdiri yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Gelling agent merupakan komponen polimer yang mempunyai berat molekul tinggi dan merupakan gabungan dari beberapa molekul dan lilitan dari polimer yang akan memberikan sifat kental pada gel. Pati kentang memiliki nilai swelling power dan viskositas tinggi dibandingkan dengan pati lainnya, yang keduanya mempunyai peran penting terhadap fungsi pati sebagai gelling agent. Modifikasi asetilasi-oksidasi mengakibatkan terjadinya peningkatan viskositas dan kejernihan pada gel yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian pati  kentang (Solanum tuberosum) termodifikasi asetilasi-oksidasi sebagai gelling agent pada stabilitas gel yang mengandung natrium diklofenak. Studi eksperimental menggunakan metode real time stability dan freeze thaw stability dilakukan terhadap gel natrium diklofenak. Sampel dibagi menjadi empat kelompok yaitu kelompok gel “pati terasetilasi-oksidasi”, kelompok gel “pati terasetilasi”, kelompok gel “pati teroksidasi” dan kelompok gel “pati alami”. Variabel yang diukur pada penelitian ini adalah stabilitas gel natrium diklofenak dilihat dari stabilitas fisik dan kimia dari gel natrium diklofenak yang dihasilkan. Hasil peneltian menunjukkan bahwa stabilitas fisik antara gel pati terasetilasi-oksidasi dengan gel pati terasetilai, gel pati teroksidasi dan gel pati alami memliki nilai yang berbeda bermakna (Oneway Anova, p<0,05). Tidak terjadinya perubahan stabilitas fisik dan kimia pada semua kelompok gel setelah uji stabilitas real time dan freeze-thaw pada semua evaluasi sediaan gel (Uji T Berpasangan, p>0,05). Namun demikian, terjadi perubahan pada daya sebar gel pada semua kelompok setelah uji stabilitas freeze-thaw (Uji Wilcoxon, p<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pati kentang (Solanum tuberosum) modifikasi asetilasi-oksidasi dapat mempertahankan stabilitas gel natrium diklofenak berdasarkan karakteristik gel yaitu organoleptik, viskositas, pH, daya sebar dan kadar natrium diklofenak.
Upaya Peningkatan Pengetahuan dan Sikap dalam Pemanfaatan Limbah Cangkang Kerang menjadi Produk Tepung Kaya Kalsium: Efforts to Improve Knowledge and Attitudes in Utilizing Shellfish Waste into Calcium-Rich Flour Products Achmad, Anisyah; Nurdiani, Rahmi; Danimayostu, Adeltrudis Adelsa; Harti, Leny Budhi; Dini, Martina; Irsani, Intaha; Asyiqin, Melfin Fakhrul; Maulana, Sulung Rival Isom; Putra, Juanda Riztama
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 10 No. 1 (2025): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v10i1.8308

Abstract

Pejagan Village in Bangkalan Regency, East Java, has a population of around 6,500 people with the majority working in the agriculture and fisheries sectors, supported by the Mutiara Laut Cooperative which provides economic services. The village community has local natural potential such as korkor clams and scallops. So far, clam meat has been sold to restaurants outside Madura to improve the family economy, but the shells often become waste due to a lack of processing knowledge. Shell waste is scattered on the side of residents' houses or the side of village roads and gives an unpleasant aroma to the surrounding community. This community service activity was carried out to educate residents about the benefits of shell waste in calcium-rich flour using counseling methods, leaflets, questions and answers, and evaluation using questionnaires. Respondents who are residents around the Mutiara Laut Cooperative are women, most of whom are wives of local fishermen, invited to be given increased knowledge and changes in attitudes toward the use of shell waste.
Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Ketepatan Pemilihan Produk Kosmetik Pemutih Kulit pada Mahasiswi Universitas Brawijaya Malang Lukitasari, Widya; Danimayostu, Adeltrudis Adelsa; Hariadini, Ayuk Lawuningtyas
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 12 No. 2 (2025): JURNAL FARMASI KOMUNITAS
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfk.v12i2.61386

Abstract

Dewasa ini, masyarakat menggunakan kosmetik untuk meningkatkan kepercayaan diri dan memelihara tubuh. Selain itu, kulit yang putih dan halus merupakan salah satu standar kecantikan wanita Indonesia. Hal ini menyebabkan banyaknya produk kosmetik pemutih kulit yang beredar di pasaran. Tingkat pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ketepatan pemilihan produk kosmetik pemutih kulit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan ketepatan pemilihan produk kosmetik pemutih kulit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 100 responden berdasarkan kriteria inklusi yaitu mahasiswi Universitas Brawijaya berusia 18-30 tahun, pernah/sedang menggunakan produk kosmetik pemutih kulit, dan bersedia menjadi responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode consecutive sampling di kawasan kampus Universitas Brawijaya Malang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang berisi data demografi, tingkat pengetahuan, dan ketepatan pemilihan kosmetik pemutih kulit. Uji korelasi Spearman menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,003 dan nilai signifikansi sebesar 0,975. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan ketepatan pemilihan produk kosmetik pemutih kulit pada responden penelitian ini.