Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Perbandingan Efek Pemberian Ekstrak Buah Nanas Muda dan Ekstrak Buah Nanas Tua Terhadap Kontraktilitas Uterus Terpisah Marmut (Cavia porcellus) Apsari, Duhita Dyah; Purwantiningrum, Danik Agustin; Soeharto, Setyawati
Majalah Kesehatan FKUB Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.524 KB)

Abstract

Salah satu pendapat di masyarakat saat ini adalah buah nanas berbahaya dikonsumi pada saat kehamilan. Nanas mengandung enzim bromelain  yang dapat menstimulasi peningkatan prostaglandin dan meningkatkan kontraksi uterus. Nanas muda dan nanas tua diduga memiliki perbedaan dalam memberikan efek kontraksi karena perbedaan kadar enzim bromelain. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingan pengaruh ekstrak buah nanas muda dan buah nanas tua terhadap kontraksi uterus. Penelitian ini merupakan studi eksperimental murni rancangan in vitro dengan post control group design menggunakan uterus marmut tidak hamil. Penelitian ini terdiri atas 3 konsentrasi ekstrak buah nanas muda dan 3 konsentrasi ekstrak buah nanas tua dengan dosis yang berbeda ( 0,2 %, 0,4 %, dan 0,6 %). Hasil ANOVA menunjukkan bahwa pemberian ekstrak nanas muda dan tua meningkatkan kontraksi uterus secara bermakna (nanas muda p = 0.000; nanas tua p = 0.000). Hasil uji korelasi Pearson membuktikan bahwa semakin besar dosis pemberian ekstrak buah nanas maka akan semakin kuat  kontraksi otot polos uterus (nanas muda  = 0,944; nanas tua = 0,894). Hasil uji regresi menunjukkan nilai  kemiringan/slope sebesar 7,8215 pada perlakuan ekstrak buah nanas muda dan 4,375 pada perlakuan ekstrak buah nanas tua. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian ekstrak buah nanas muda dapat meningkatkan kontraktilitas uterus terpisah marmut lebih kuat dibandingkan pemberian ekstrak buah nanas tua. Kata kunci: Ekstrak buah nanas muda, Ekstrak buah nanas tua, Kontraksi uterus marmut (Cavia porcellus).
PERBEDAAN PENGARUH COGNITIVE THERAPY (CT) DAN LOGO THERAPY TERHADAP DEPRESI PADA PASIEN DENGAN HEMODIALISIS DI RS WAVA HUSADA KEPANJEN Agustiningsih, Nia; Soeharto, Setyawati; Kapti, Rinik Eko
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - Oktober 2017
Publisher : Jurnal Kesehatan Mesencephalon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.88 KB)

Abstract

Abstract : Patient with chronical diease such as Hemodialysis more likely need psycotherapy because until now medical atention only focus on physical aspect. Psycotherapy that can be used on Hemodialysis that going through depression is cognitive therapy and logo therapy. This study was to analysed the difference of influence between cognitive therapy and logo therapy on Hemodialysis patient that going through depression. This study was used quasi experimental pre–post test design. Respondent taking part in this study was 15 respondent for cognitive therapy and 15 respondent for logo therapy with puporsive sampling procedure. Study was conducted on Hemodialysis unit on RS Wava Husada Kepanjen from 21 April until 26 Mey 2017. Data analysis used on this study was dependent t test  and independent t test. Dependent t test  analysis showed  significant value is 0,000 (less than < 0,05).Analysis showed  significant value is 0,000 (less than < 0,05) that means there is difference between cognitive therapy and logo therapy to decrease depression on hemodialysis patient with mean value cognitive therapy (1,62) dan logo therapy (3,82). Conclussion on this study is that logo therapy more effective to reduce depression on Hemodialysis patient than cognitive therapy so logo therapy can applicated in hemodialysis patient.Keyword : cognitive therapy, logo therapy, depression in hemodialysis patient Abstrak : Pasien dengan penyakit kronis dengan hemodialisis diperlukan psikoterapi karena selama ini fokus penanganan di pelayanan kesehatan hanya pada masalah fisik. Psikoterapi yang bisa digunakan pada pasien hemodialisis yang mengalami depresi adalah cognitive therapy dan logo therapy. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pengaruh cognitive therapy dan logo therapy terhadap depresi pada pasien dengan hemodialisis. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental pre – post test design. Jumlah responden dalam penelitian ini 15 responden untuk kelompok cognitive therapy dan 15 responden untuk kelompok logo therapy yang didapatkan dengan menggunakan tehnik purposive sampling. Penelitian dilakukan di unit hemodialisis RS Wava Husada Kepanjen mulai tanggal 21 April – 26 Mei 2017. Pemberian terapi dilakukan oleh peneliti sendiri yang telah mendapatkan lisensi dari perawat spesialis jiwa. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dependent t test dan independent t test. Hasil analisis dependent t test  pada kelompok sebelum dan setelah diberikan cognitive therapy dan logo therapy didapatkan hasil nilai signifikansi 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa ada perbedaan skor depresi antara sebelum dan sesudah diberikan pemberian cognitive therapy dan logo therapy  Sedangkan hasil analisis independent t test menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,000 < 0,05 yang berarti  ada perbedaan yang bermakna antara cognitive therapy dan logo therapy dalam menurunkan depresi pada pasien dengan hemodialisis yaitu dengan rata – rata penurunan terhadap depresi untuk cognitive therapy dan logo therapy masing – masing yaitu 1,62 dan 3,86.  Hal ini berarti bahwa logo therapy lebih efektif menurunkan depresi pada pasien hemodialisis dari pada cognitive therapy. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diharapkan bahwa logo therapy bisa diaplikasikan sebagai alternatif psikoterapi pada pasien hemodialisis.Kata Kunci: cognitive therapy, logo therapy, depresi pada pasien hemodialisis
HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR INTERNAL DENGAN KEJADIAN KELELAHAN MENTAL (BURNOUT) PADA PERAWAT Kholifah, Siti; Soeharto, Setyawati; Supriati, Lilik
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 2, No 4 (2016)
Publisher : Jurnal Kesehatan Mesencephalon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.4 KB)

Abstract

Abstrak : Kondisi pasien di Intensive Psychiatric Care Unit (IPCU) menuntut perawat untuk melakukan observasi ketat selama 24 jam serta selalu menghadirkan dirinya dalam konteks terapeutik melalui interaksi dengan pasien. Rutinitas tersebut dapat menjadi stressor bagi perawat sehingga mengalami kelelahan mental atau burnout. Kelelahan mental dapat dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal menjadi sangat penting karena penilaian individu terhadap faktor eksternal yang dialami sangat bergantung pada faktor internalnya.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor-faktor internal dengan kejadian kelelahan mental (burnout) pada perawat di IPCU RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang.Penelitian ini menggunakan desain observasionalanalitik dengan pendekatan cross-sectional. Responden berjumlah 40 orang yang didapatkan dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kematangan emosi dan kejadian kelelahan mental (p value = 0,001 dan r = -0,500), antara kesejahteraan psikologis dan kejadian kelelahan mental (p value= 0.000dan r = -0,601), serta antara penyesuaian diri dan kejadian kelelahan mental (p value= 0.001dan r = -0,523). Berdasarkan hasil uji regresi linier disimpulkan bahwa faktor yang paling berhubungan dengan kelelahan mental adalah kesejahteraan psikologis (p value< 0,001 dan koefisien korelasi = -0.543). Hal inidimungkinkankarena RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis perawat sehingga meminimalisasi kejadian kelelahan mental. Kata kunci: kelelahan mental, perawat, intensifpsikiatri, faktor internal
Mi “Mocafle” Peningkatan Kadar Gizi Mie Kering Berbasis Pangan Lokal Fungsional (Mocafle Noodle to Increase the Nutritional Level of Dry Noodles as Fuctional Local Food Based) Aliya, Lisana Shidiq; Rahmi, Yosfi; Soeharto, Setyawati
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol 3, No 1 (2016): Suplemen "Malang Current Issues On Nutrition (MCION)"
Publisher : Jurusan Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.887 KB) | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2016.003.Suplemen.4

Abstract

AbstrakBerdasarkan Riskesdas 2010, prevalensi balita Kurang Energi Protein (KEP) sebesar 17,9%. Penduduk Indonesia yang mengkonsumsi energi di bawah kebutuhan minimal sebanyak 40,7%, sedangkan untuk protein sebanyak 37%. Salah satu cara mengatasi KEP antara lain dengan diversifikasi pangan terutama di daerah rawan pangan ataupun masyarakat berdaya beli rendah. Pangan lokal fungsional yang bisa diupayakan adalah mocaf karena karbohidratnya tinggi dan lele karena proteinnya tinggi. Ketersediaan mocaf dan lele cukup melimpah dan mudah didapat. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan formulasi tepung mocaf dan tepung lele pada produk Mie Kering “Mocafle” dapat diterima secara mutu fisik maupun mutu organoleptik dan terdapat peningkatan kadar zat gizinya. Metode penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 taraf perlakuan dan 5 kali replikasi. Taraf perlakuan berdasarkan proporsi tepung terigu, tepung mocaf, tepung tapioka, dan tepung lele dengan perbandingan P0 (100%; 0%; 0%; 0%), P1 (40%; 40%; 20%; 0%), P2 (35%; 40%; 20%; 5%), P3 (30%; 40%; 20%; 10%), dan P4 (25%; 40%; 20%; 15%). Parameter yang diamati adalah daya putus mie, rasa, warna, aroma, tekstur, karbohidrat, protein, lemak, dan kadar air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan penilaian terbaik panelis, mie “Mocafle” dengan formulasi tepung terigu 35%, tepung mocaf 40%, tepung tapioka 20%, dan tepung lele 5% secara mutu fisik dan mutu organoleptik relatif sama dengan mie kontrol, secara kandungan gizi proteinnya sedikit lebih rendah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dapat mewujudkan suatu produk berbahan dasar pangan lokal fungsional yang dapat diterima oleh masyarakat dan pemanfaatan mocaf dapat mengurangi ketergantungan kepada terigu.Kata kunci : tepung mocaf, tepung lele, mie kering, pangan lokal AbstractBased on Riskesdas 2010, the prevalence of toddler’s Protein Energy Deficiency (PEM) was accounting for 17.9%. Indonesian people consume under the minimal requirements as much as 40.7% for energy and 37% for protein. One of the ways to overcome PEM is food diversification, especially in food insecure areas and has low purchasing power. Local functional foods that could be secured are mocaf because of its high carbohydrate and catfish because of its high protein. The availability of mocaf and catfish is relatively abundant and easily obtained. The purpose of this research is to prove mocaf flour and catfish flour formulations on dried noodles "Mocafle" acceptable in their physical quality and organoleptic quality and to increase the nutritional quality. Research methods were completely randomized design (CRD) with 5 treatments and 5 replications. Treatment was based on the proportion of wheat flour, mocaf flour, tapioca flour, and catfish flour with comparison P0 (100%:0%:0%:0%), P1 (40%: 40%: 20%: 0%), P2 (35%: 40%: 20%: 5%), P3 (30%: 40%: 20%: 10%), and P4 (25%: 40%: 20%: 15%). Parameters measured were breaking power of noodle, taste, color, flavor, texture, carbohydrates, protein, fat, and water content. The results showed that the best assessment based panelists was that "Mocafle" noodle with formulation of 35% wheat flour, 40% mocaf flour, 20% tapioca flour, and 5% catfish flour is relatively the same as standard noodles in their physical quality and organoleptic quality, while in their nutritional quality it has lower protein level. The conclusion of this study is that local functional food can be produced which can be accepted by the society and reduces wheat flour dependence.Keywords : mocaf flour,catfish fluor, dry noodles, local food
Pengaruh Ekstrak Etanol Kulit Apel Manalagi (Malus Sylvetris Mill) Berbagai Dosis Dalam Mencegah Penurunan Berat Badan Bayi Tikus Baru Lahir Pada Tikus (Rattus Norvegicus) Bunting Yang Dipapar Asap Rokok Dila, Retno Rahma; Soeharto, Setyawati; Dewi, Mustika
Journal of Issues in Midwifery Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Journal of Issues in Midwifery

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.182 KB) | DOI: 10.21776/ub.JOIM.2019.003.01.2

Abstract

Latar belakang: AKB merupakan salah satu acuan pembangunan kesehatan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Sosial (RPJMN) 2015-2019, salah satu  penyebab tingginya AKB adalah bayi lahir dengan berat badan rendah. Faktor lingkungan paparan asap rokok pada ibu hamil dapat menjadi pemicunya. Asap rokok mengandung radikal bebas yang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin. Tujuan: Membuktikan pengaruh ekstrak etanol kulit apel manalagi dalam mencegah penurunan berat badan bayi tikus baru lahir pada tikus bunting yang dipapar asap rokok. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan Randomized Post Test Only Control Grup design, dengan membandingkan berat badan bayi tikus baru lahir dari  5 kelompok. Teradapat 5 tikus bunting dalam setiap kelompok. K- adalah kelompok tanpa pemberian ekstrak etanol kulit apel dan tanpa di papar asap dari rokok, K+ yaitu yang di papar asap dari rokok tanpa ekstrak etanol kulit apel. Kelompok P-1 (7 mg/ KgBB), P-2 (14 mg/KgBB), P-3 (28 mg/KgBB) merupakan kelompok yang diberikan ekstrak etanol kulit apel dengan 3 dosis yang berbeda dan dipapar asap rokok. Pemberian ekstrak etanol kulit apel manalagi dan paparan asap rokok dilakukan pada hari ke-6 hingga hari ke-19 kebuntingan. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan One Way Anova, Post Hoc Test dan Uji Korelasi Pearson. Hasil: Berat badan bayi tikus baru lahir pada tikus K+ lebih kecil dibandingkan K- dan berbeda signifikan (p=0,004). Kelompok P1, P2, dan P3 dibandingkan dengan  K+ memiliki perbedaan yang signifikan, namun apabila dibandingkan dengan K- tidak berbeda signifikan. Kesimpulan: Ekstrak etanol kulit apel dapat mecegah penurunan berat badan bayi tikus baru lahir dan dosis efektif penggunaannya yaitu 7 mg/ Kg BB.
EVALUATION OF SST-2 ROLE IN LVH REGRESSION OBTAINED IN HYPERTENSIVE MICE MODELS AFTER BLOCKING RENIN-ANGIOTENSIN SYSTEM Yusetyani, Lilik; Rofida, Siti; Lestari, Dian Yuliartha; Kurniawan, Wawan; Hijriani, Nursela; Saputra, Ilham Niawan; Soeharto, Setyawati; Rahman, Mohammad Saifur
Journal of Tropical Life Science Vol 9, No 1 (2019)
Publisher : Journal of Tropical Life Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Soluble ST2, is a protein which acts as a decoy receptor for interleukin-33, and served as biomarker associated with left ventricular hypertrophy (LVH).  Few data exist in evaluating the effects of anti-hypertensive agents on the role-played form ST2 on regression of LVH. This study was designed to compare the effects of captopril and valsartan on blood pressures, plasma renin and soluble ST2 levels and regression of LVH in hypertensive mice models. Twenty-four male mice (Mus musculus L), were divided into four groups, namely aquadest/control, L-NAME, L-NAME + captopril and L-NAME + valsartan groups respectively. Mice blood pressures were measured on day 14th after induction with L-NAME extract 1.75 mg/25 g BW/day (pretreatment) and day 14th post treatment. Levels of plasma renin, sST2, and ventricular wall thicknesses reflecting LVHs, were measured on day 14th post treatment. Administration of L-NAME within 14 days resulted in making mice models to be hypertensive paralleled by an increase of Ventricular wall thickness. Treatment with captopril and valsartan lowered the blood pressures to normal level within the next 14 days. Valsartan and captopril treatment induced a significant decrease of plasma renin level. Valsartan, but not for captopril treatment prevented wall thickness increase (p &lt; 0.05), while plasma sST2 was not able to mirroring this effect. Captopril and valsartan had similar effect in lowering plasma renin level and   blood pressure, but sST2 seems to be not involved in LVH regression obtained in hypertensive mice models after blocking renin-angiotensin system.
Ekstrak Daging Putih Semangka (Citrulus vulgaris) Menurunkan Kolesterol Total dan Aktivitas Hidroksi-Metilglutaril-KoA Reduktase Tikus Hiperkolesterolemia Djala, Fany Lairin; Lyrawati, Diana; Soeharto, Setyawati
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 29, No. 2 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkb.2016.029.02.2

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak daging putih semangka mempengaruhi profil lipid dan memiliki efek hambatan terhadap HMG-KoA reduktase. Pada penelitian ini digunakan 4 kelompok Rattus norvegicus Wistar jantan dengan diet tinggi kolesterol sebagai model hiperkolesterolemia, yaitu (1) tanpa ekstrak, (2) dengan ekstrak daging putih semangka 250, atau (3) 500mg/kgBb/hari, (4) simvastatin 0,9mg/kgBb/hari, dan 1 kelompok tikus diet normal. Profil lipid dianalisis menggunakan metode Cholesterol Peroxidase-Phenol Quinoneimine (CHOD-PAP), sedangkan aktivitas HMG-KoA reduktase dianalisis secara spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tikus hiperkolesterolemia ekstrak daging putih semangka ekivalen dengan simvastatin dalam menurunkan kadar kolesterol total (p=0,038), meningkatkan kadar HDL (p=0,021) dan menghambat aktivitas HMG-KoA reduktase (p=0,012). Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak daging putih semangka 250 atau 500 mg/kgBb/hari dapat dikembangkan sebagai antihiperlipidemia.Kata Kunci: Aktivitas HMG-KoA reduktase, hiperkolesterolemia, profil lipid, semangka
EFEK PAPARAN PROGESTERONE TERHADAP EKSPRESI TIROSIN HIDROKSILASE DAN AKTIFITAS LOKOMOTOR, SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KADAR AROMATASE-B PADA EMBRIO ZEBRAFISH (Danio rerio) Hanif, Hanif; Soeharto, Setyawati; Sujuti, Hidayat
Majalah Kesehatan FKUB Vol 6, No 4 (2019): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (766.306 KB) | DOI: 10.21776/ub.majalahkesehatan.2019.006.04.1

Abstract

Selain berperan dalam sistem reproduksi, progesterone juga mempunyai peran dalam sistem saraf. Progesterone diketahui berperan dalam proses perkembangan sel Purkinje pada tikus. Sel dopaminergik mempunyai peran penting dalam tubuh khususnya fisiologi pergerakan. Perubahan konsentrasi dopamin dapat berakibat pada timbulnya kelainan seperti Parkinson dan amyotropik lateral sklerosis. Pada zebrafish, sel dopaminergik dapat diidentifikasi dengan pengamatan pada tirosin hidroksilase dan pengamatan aktifitas pergerakan dapat dilakukan penilaian aktifitas lokomotor. Pemahaman terhadap hal ini akan membantu upaya terapi penyakit-penyakit neurodegeneratif terkait dopamin.Tujuan penelitian ini adalah membuktikan pengaruh progesterone pada sel saraf dopaminergik embrio zebrafish melalui pengamatan ekspresi tirosin hidroksilase, aktifitas lokomotor dan peran progesterone dalam regulasi estrogen melalui aromatase B. Sebanyak 30 embrio zebrafish dipelihara dan dikultur dalam cawan dengan terpapar progesterone pada medium dengan konsentrasi 0,1, 1, dan 10 µM. Penelitian diulang tiga kali menggunakan masa peneluran yang berbeda. Teknik imunositokimia dengan marker fluoresens digunakan untuk mengamati perubahan ekspresi tirosin hidroksilase pada diensefalon saat 48 hpf. Pengukuran aktifitas lokomotor dilakukan dengan kuantifikasi gerakan larva selama 1 menit pada usia 144 hpf. Ekspresi mRNA aromatase B dinilai dengan metode RT-PCR menggunakan primer Arom-B pada usia 48, 72, dan 96 hpf. Analisis statistik menggunakan ANOVA dengan nilai p < 0,05. Progesterone menurunkan ekspresi tirosin hidroksilase pada daerah diensefalon embrio zebrafish. Progesterone terbukti menurunkan aktifitas lokomotor larva. Paparan progesterone menyebabkan peningkatan ekspresi mRNA aromatase B terutama pada usia 72 hpf dan 96 hpf. Kesimpulannya, progesterone dapat mempengaruhi sel dopaminergik embrio zebrafish melalui penekanan ekspresi tirosin hidroksilase, aktifitas lokomotor, dan meningkatkan ekspresi mRNA aromatase B.
Aluminum chloride impaired spatial memory, but not senile plaques formation in the rat model of Alzheimer’s disease Narwanto, Muhammad Ihwan; Rahayu, Masruroh; Soeharto, Setyawati; Nurdiana, Nurdiana
Sains Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 13, No 1 (2022): June 2022
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA), Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.4 KB) | DOI: 10.30659/sainsmed.v13i1.18102

Abstract

Aluminum compounds can be easily found in the environment. Aluminum contamination is the environmental factor as one of the risk factors for Alzheimer's disease (AD). In the animal model, aluminum chloride (AlCl3) induces inflammation and oxidative stress. Inflammation and oxidative stress are important pathogenesis pathways in the AD. This study was conducted to determine whether AlCl3 can impair spatial memory and induce senile plaques formation. A total of 24 young adult Wistar rats were used in this study. The rats were divided into four groups; one control group and three AlCl3 treated groups with doses of 150 mg/kg, 300 mg/kg, and 600 mg/kg, respectively for 8 weeks. The spatial memory test was measured using Morris water maze and the histopathology was done by identification of senile plaques formation in the hippocampal tissue. Statistical analysis was performed using one-way analysis of variance (ANOVA) followed by Tukey's test for multiple comparisons. The level of statistical significance was set at a p value < 0.05. This study showed that there are significant differences (p<0,05) between the control group and all the AlCl3 treatment groups in the memory test, however, there is no change in the senile plaque’s expression in all groups. Administration of AlCl3 for 8 weeks can cause the impaired of spatial memory without senile plaques formation.
EFEK PAPARAN PROGESTERONE TERHADAP EKSPRESI TIROSIN HIDROKSILASE DAN AKTIFITAS LOKOMOTOR, SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KADAR AROMATASE-B PADA EMBRIO ZEBRAFISH (Danio rerio) Hanif, Hanif; Soeharto, Setyawati; Sujuti, Hidayat
Majalah Kesehatan Vol. 6 No. 4 (2019): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.majalahkesehatan.2019.006.04.1

Abstract

Selain berperan dalam sistem reproduksi, progesterone juga mempunyai peran dalam sistem saraf. Progesterone diketahui berperan dalam proses perkembangan sel Purkinje pada tikus. Sel dopaminergik mempunyai peran penting dalam tubuh khususnya fisiologi pergerakan. Perubahan konsentrasi dopamin dapat berakibat pada timbulnya kelainan seperti Parkinson dan amyotropik lateral sklerosis. Pada zebrafish, sel dopaminergik dapat diidentifikasi dengan pengamatan pada tirosin hidroksilase dan pengamatan aktifitas pergerakan dapat dilakukan penilaian aktifitas lokomotor. Pemahaman terhadap hal ini akan membantu upaya terapi penyakit-penyakit neurodegeneratif terkait dopamin.Tujuan penelitian ini adalah membuktikan pengaruh progesterone pada sel saraf dopaminergik embrio zebrafish melalui pengamatan ekspresi tirosin hidroksilase, aktifitas lokomotor dan peran progesterone dalam regulasi estrogen melalui aromatase B. Sebanyak 30 embrio zebrafish dipelihara dan dikultur dalam cawan dengan terpapar progesterone pada medium dengan konsentrasi 0,1, 1, dan 10 µM. Penelitian diulang tiga kali menggunakan masa peneluran yang berbeda. Teknik imunositokimia dengan marker fluoresens digunakan untuk mengamati perubahan ekspresi tirosin hidroksilase pada diensefalon saat 48 hpf. Pengukuran aktifitas lokomotor dilakukan dengan kuantifikasi gerakan larva selama 1 menit pada usia 144 hpf. Ekspresi mRNA aromatase B dinilai dengan metode RT-PCR menggunakan primer Arom-B pada usia 48, 72, dan 96 hpf. Analisis statistik menggunakan ANOVA dengan nilai p < 0,05. Progesterone menurunkan ekspresi tirosin hidroksilase pada daerah diensefalon embrio zebrafish. Progesterone terbukti menurunkan aktifitas lokomotor larva. Paparan progesterone menyebabkan peningkatan ekspresi mRNA aromatase B terutama pada usia 72 hpf dan 96 hpf. Kesimpulannya, progesterone dapat mempengaruhi sel dopaminergik embrio zebrafish melalui penekanan ekspresi tirosin hidroksilase, aktifitas lokomotor, dan meningkatkan ekspresi mRNA aromatase B.