Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

PENGARUH POLA AGIHAN HUJAN TERHADAP PROFIL MUKA AIR DI SUNGAI OPAK Purnomo, Sanidhya Nika; Widiyanto, Wahyu
SIPIL Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : SIPIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5.683 KB)

Abstract

Debit banjir merupakan dasar bagi perancangan sebuah bangunan air. Pada kondisi tertentu,perlu dilakukan analisis hidrograf satuan sintetik (HSS) menggunakan pola agihan hujan untukmendapatkan debit banjir rancangan. Walaupun demikian belum banyak yang mengkaji pengaruhdebit banjir rancangan sebuah metode HSS menggunakan pola agihan hujan tertentu terhadapprofil muka air pada sebuah sungai. Pada penelitian ini dilakukan analisis debit rancanganmenggunakan metode HSS Nakayasu berdasarkan pola agihan hujan Alternating Block Method(ABM) dan Tadashi Tanimoto. Hasil analisis debit banjir rancangan diverifikasi dengan rekamandata AWLR (Automatic Water Level Recorder) Karang Semut di Sungai Opak, kemudian dilakukananalisis hidraulika menggunakan software HEC-RAS versi 4.1, sehingga didapatkan profil mukaair banjirnya. Hasil analisis hidrologi menunjukkan bahwa besar debit puncak banjir rancanganuntuk kala ulang 25 tahun menggunakan metode HSS Nakayasu dengan pola agihan ABM adalahsebesar 1046 m3/det, sedangkan untuk pola agihan Tadashi Tanimoto adalah sebesar 558,76m3/det. Berdasarkan analisis frekuensi, debit puncak dari rekaman AWLR Karang Semut untukkala ulang 25 tahun adalah sebesar 242,04 m3/det. Hasil analisis hidraulika menunjukkan hasilsimulasi elevasi muka air banjir berdasarkan pola agihan ABM lebih tinggi 2,4 m dibandingkanhasil simulasi elevasi muka air banjir berdasarkan rekaman data AWLR Karang Semut, sedangkanhasil simulasi elevasi muka air banjir berdasarkan pola agihan Tadashi Tanimoto lebih tinggi 1,18m dibandingkan hasil simulasi elevasi muka air banjir berdasarkan rekaman data AWLR KarangSemut.Kata kunci: HSS Nakayasu, ABM, Tadashi Tanimoto, profil muka air.
ASESMEN TERHADAP BERAT BATU LAPIS PELINDUNG PEMECAH GELOMBANG DI PELABUHAN LOGENDING, PLTU ADIPALA DAN CIKIDANG Widiyanto, Wahyu
Jurnal Teknik Sipil Vol 12, No 4 (2014)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.658 KB) | DOI: 10.24002/jts.v12i4.637

Abstract

Berat batu pada lapis pelindung merupakan faktor utama stabilitas  suatu pemecah gelombang. Untuk jenis yang sama dari suatu batu pelindung, semakin berat sebuah batu semakin tinggi gelombang yang dapat ditahan. Pada suatu wilayah berdekatan yang memiliki karakteristik gelombang yang serupa maka logis jika berat batu pelindung relatif sama. Namun pada kenyataannya berat batu dapat sangat berbeda seperti dapat dilihat pada kasus tiga pelabuhan di Pantai Selatan Jawa yaitu Pelabuhan Logending Kebumen, Pelabuhan PLTU Adipala Cilacap dan Pelabuhan Cikidang Pangandaran. Berat batu lapis pelindung bagian ujung/kepala pemecah gelombang pada ketiga pelabuhan tersebut berturut-turut adalah 2,1 ton, 25 ton dan 1,3 ton. Oleh karena itu penting jika dilakukan asesmen terhadap berat batu untuk mengetahui tinggi gelombang rencana yang dipilih oleh perencana yang selanjutnya berguna untuk keperluan kegiatan setelah pembangunan yaitu pemeliharaan. Analisis untuk memberikan asesmen dilakukan terhadap ketiga pemecah gelombang tersebut di atas. Dengan menerapkan Rumus Hudson dapat diperoleh hasil analisis yang menunjukkan bahwa tinggi gelombang rencana yang dipakai pada pelabuhan Logending, Pelabuhan PLTU Adipala, dan Pelabuhan Cikidang berturut-turut adalah 2,8 meter, 6,4 meter dan 2,6 meter. Pemecah gelombang Pelabuhan PLTU Adipala nampaknya menggunakan gelombang rencana yang lebih tinggi daripada gelombang signifikan (Hs) yang biasa dipakai dalam Rumus Hudson.
EFEKTIVITAS BENTUK ABUTMEN TERHADAP GERUSAN DI SEKITAR ABUTMEN JEMBATAN Purnomo, Sanidhya Nika; Nasta’in, ,; Widiyanto, Wahyu; Salsabilla, Loren
Jurnal Teknik Sipil Vol 13, No 4 (2016)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (816.973 KB) | DOI: 10.24002/jts.v13i4.940

Abstract

Abutmen jembatan merupakan bagian struktur jembatan yang cukup rawan terhadapproses gerusan lokal. Proses gerusan lokal pada abutmen jembatan dapat menyebabkan kegagalanstruktur pada jembatan, dan mengakibatkan jembatan tidak dapat berfungsi kembali. Untukmengetahui efektivitas bentuk abutmen jembatan terhadap gerusan lokal, dilakukan simulasiterhadap 2 buah model abutmen jembatan, vertical wall abutment dan semi – end – circularabutment, yang diletakkan di hamparan sedimen untuk 3 variasi debit sebesar 0,45 lt/det, 0,51lt/det, dan 0,79 lt/det diflume, kemudian diukur perubahan elevasi di sekitar jembatanmenggunakan alat ukur digital. Hasil simulasi menunjukkan bahwa model vertical wall abutmentmemberikan kedalaman gerusan yang lebih dalam pada debit simulasi terbesar jika dibandingkandengan model semi – end – circular abutment, dengan kedalaman gerusan berturut-turut sebesar -2,35 cm dan -2,12 cm. Untuk pola gerusan lokal, gerusan yang terjadi pada model vertical wallabutment hanya terjadi pada arah C, sedangkan pada model semi – end – circular abutment terjadipada arah A dan C. Untuk itu, model semi – end – circular lebih efektif mengurangi kedalamangerusan, namun menghasilkan pola gerusan yang lebih banyak.
Pendekatan Eksperimen Pada Pola Gerusan Di Bahu Jalan Yang Tidak Diperkeras Purnomo, Sanidhya Nika; Santoso, Purwanto Bekti; Widiyanto, Wahyu -; Aulian, Lutfi -; Gunawan, Sri -
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 19, No 1 (2017): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Scour at the unpaved shoulder of the road is an interesting phenomenon that needs to be furtherlyinvestigated. This paper presents the scour pattern on the unpaved shoulder of the road for 5 samples with 3 variations of soil type. Each sample was tested using models of the body and the shoulder of the road in accordance with conditions on the field, which is simulated using a variation of the transverse slope of the road, the longitudinal slope, and rainfall intensity. The experimental results showed that the sandy soil provides smaller damage than the inorganic clay and silt inorganic.Gerusan di bahu jalan yang tidak diperkeras merupakan fenomena menarik yang perlu diteliti lebih lanjut.Pada makalah ini, disajikan mengenai pola gerusan di bahu jalan yang tidak diperkeras untuk 5 sampel bahu jalan dengan 3 variasi jenis tanah.Masing-masing sampel diuji dengan membuat model badan dan bahu jalan sesuai dengan kondisi di lapangan, yang disimulasikan menggunakan variasi kemiringan melintang jalan, kemiringan memanjang jalan, dan intensitas hujan.Hasil eksperimen menunjukkan bahwa tanah pasir memberikan kerusakan yang lebih kecil dibandingkan dengan tanah lempung anorganik dan lanau anorganik.
Model Pengendalian Sedimentasi Waduk Mrica Dengan Fluidisasi Suroso, Suroso; Widiyanto, Wahyu
Dinamika Rekayasa Vol 5, No 2 (2009): Dinamika Rekayasa - Agustus 2009
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.dr.2009.5.2.26

Abstract

Sediment rate of Mrica reservoir is much faster than its early design by which it causes life time service of Mrica reservoir becoming shorter than previous assumption. Sediment control has been being operated by flushing, but it seems less optimal. This research aims to develop both laboratory models of fluidization and fluidizer systems for controlling sedimentation in Mrica reservoir.This research was carried out to experiment model in a laboratory regarding effectiveness of fluidization system especially to support sediment flushing. Sample sediment tested was from Mrica reservoir bed. There were two models including a flushing model alone and a flushing model assisted by a fluidizer pipe. Experiment was conducted in various discharges, sediment depths, and pipe pressures.The research results show that sediment category in Mrica reservoir is cohesive material consisting around 80% of medium to coarse silt. Compared to the flushing mechanism alone, the combination of flushing and fluidization can increase the volume of sediment removal by 67.54 %, 67.88 %, and 71.26 % for the discharges of 0.123 litre/sec, 0.185 litre/sec, and 0.369 litre/sec respectively. The combination of flushing and fluidization is also able to improve model efficiency by around 4.38 %, 4.54 %, and 5.07 % for the same variation of discharges.
Pendekatan Eksperimen Pada Pola Gerusan Di Bahu Jalan Yang Tidak Diperkeras Purnomo, Sanidhya Nika; Santoso, Purwanto Bekti; Widiyanto, Wahyu -; Aulian, Lutfi -; Gunawan, Sri -
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 19, No 1 (2017): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v19i1.9495

Abstract

Scour at the unpaved shoulder of the road is an interesting phenomenon that needs to be furtherlyinvestigated. This paper presents the scour pattern on the unpaved shoulder of the road for 5 samples with 3 variations of soil type. Each sample was tested using models of the body and the shoulder of the road in accordance with conditions on the field, which is simulated using a variation of the transverse slope of the road, the longitudinal slope, and rainfall intensity. The experimental results showed that the sandy soil provides smaller damage than the inorganic clay and silt inorganic.Gerusan di bahu jalan yang tidak diperkeras merupakan fenomena menarik yang perlu diteliti lebih lanjut.Pada makalah ini, disajikan mengenai pola gerusan di bahu jalan yang tidak diperkeras untuk 5 sampel bahu jalan dengan 3 variasi jenis tanah.Masing-masing sampel diuji dengan membuat model badan dan bahu jalan sesuai dengan kondisi di lapangan, yang disimulasikan menggunakan variasi kemiringan melintang jalan, kemiringan memanjang jalan, dan intensitas hujan.Hasil eksperimen menunjukkan bahwa tanah pasir memberikan kerusakan yang lebih kecil dibandingkan dengan tanah lempung anorganik dan lanau anorganik.
Pendekatan Eksperimen Pada Pola Gerusan Di Bahu Jalan Yang Tidak Diperkeras Purnomo, Sanidhya Nika; Santoso, Purwanto Bekti; Widiyanto, Wahyu -; Aulian, Lutfi -; Gunawan, Sri -
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 19, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v19i1.9495

Abstract

Scour at the unpaved shoulder of the road is an interesting phenomenon that needs to be furtherlyinvestigated. This paper presents the scour pattern on the unpaved shoulder of the road for 5 samples with 3 variations of soil type. Each sample was tested using models of the body and the shoulder of the road in accordance with conditions on the field, which is simulated using a variation of the transverse slope of the road, the longitudinal slope, and rainfall intensity. The experimental results showed that the sandy soil provides smaller damage than the inorganic clay and silt inorganic.Gerusan di bahu jalan yang tidak diperkeras merupakan fenomena menarik yang perlu diteliti lebih lanjut.Pada makalah ini, disajikan mengenai pola gerusan di bahu jalan yang tidak diperkeras untuk 5 sampel bahu jalan dengan 3 variasi jenis tanah.Masing-masing sampel diuji dengan membuat model badan dan bahu jalan sesuai dengan kondisi di lapangan, yang disimulasikan menggunakan variasi kemiringan melintang jalan, kemiringan memanjang jalan, dan intensitas hujan.Hasil eksperimen menunjukkan bahwa tanah pasir memberikan kerusakan yang lebih kecil dibandingkan dengan tanah lempung anorganik dan lanau anorganik.
Analisis Sedimentasi di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Logending Sanidhya Nika Purnomo; Wahyu Widiyanto; Idham Riyando
Dinamika Rekayasa Vol 11, No 1 (2015): Jurnal Ilmiah Dinamika Rekayasa - Februari 2015
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.dr.2015.11.1.93

Abstract

Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Logending merupakan pelabuhan ikan yang dibangun di muara Sungai Ijo. Karena terletak di muara sungai, PPI tersebut sangat rawan terhadap sedimentasi yang dipengaruhi debit aliran sungai dari bagian hulu dan pasang surut air laut dari bagian hilir. Analisis sedimentasi di PPI Logending didahului dengan pengambilan data primer seperti data kecepatan aliran, sampel sedimen, dan potongan melintang sungai, serta data sekunder berupa data pasang surut di perairan Cilacap yang diperoleh dari BMKG Cilacap. Dengan menggunakan data tersebut, selanjutnya dilakukan analisis sedimentasi menggunakan software HEC-RAS berdasarkan pada Persamaan Ackers – White, Meyer – Peter Müller, dan Wilcock. Hasil dari simulasi menunjukkan bahwa Persamaan Meyer – Peter Müller dan Wilcock memberikan kesesuaian yang lebih baik dengan kondisi di lapangan daripada Persamaan Ackers - White, dimana pada tampang 3 (hulu) terjadi erosi, sedangkan pada tampang 2 (tengah) dan tampang 1 (hilir) mengalami deposisi. Adanya proses deposisi yang signifikan di mulut sungai mengindikasikan perlunya pengerukan untuk pemeliharaan (maintenance dredging) secara periodik yang seharusnya mendapat perhatian dari pihak pengelola pelabuhan.
Hitungan Diameter Pipa pada Sistem Penyediaan Air Minum sederhana Wahyu Widiyanto
Dinamika Rekayasa Vol 6, No 1 (2010): Dinamika Rekayasa - Februari 2010
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.dr.2010.6.1.31

Abstract

Drinking water sector is one of the public services which is connected tightly to poverty decrease. A small community water supply is more suitable if it uses a simple system which does not need sophisticated planning and construction. Nevertheless, hydraulics calculation should be always conducted accurately because it will influence water supply performance. In this case, pipe hydraulics needs more overview because system reliability depends on pipe capacity.This study discusses two methods of pipe diameter calculation at a simple drinking water supply system. For planning assistance, Directorate General Cipta Karya-Public Work Ministry issued Technical Guideline Book for Simple Drinking Water Construction in 2007. One of its chapters discusses about a method to find pipe diameter based on several tables available, but it is not given an explanation about basic theory of the tables so there is a doubt for planners. For the reason, comparison between the use of the tables (Juknis Method) and Darcy-Weisbach Formula to calculate pipe diameter will be discussed. Data from 5 villages in Kebumen Regency will be utilized to support analysis.The result of procedure for making comparison shows that there is no significant difference (less than 4%) between the result of calculation by Darcy-Weisbach Formula and Juknis Method with accurate interpolation. Both of the methods can be applied with its advantages and disadvantages. It is suggested that Darcy-Weisbach Formula is always implemented to re-check toward pipe diameter which is available in the market and will be used in the system.
PROFIL MUKA AIR DI HULU GROUNDSILL TIPE AMBANG LEBAR DAN OGEE Wahyu Widiyanto
Dinamika Rekayasa Vol 3, No 2 (2007): Dinamika Rekayasa - Agustus 2007
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.dr.2007.3.2.111

Abstract

A Groundsill is built with main purpose to control river bed. When groundsill is placed in a river there will cause water surface raises and creates backwater in upstream of the groundsill. It influences elevation of flood and inundation. The backwater will inundate riverbank or structures along backwater distance, and drainage become difficultier as well as cause dangerous spill. Different type of groundsill will give different inundation impact. Therefore it needs to analyse water surface raises caused by different type of groundsill. This study is aimed to analyse water surface profile in upstream of groundsill with two different type, i.e. broadcrested and ogee. Serang River data is used to analyse. HEC-RAS Version 4 Beta assist the calculation and analysis. The calculation result shows that at the same height of sill, Ogee type give higher backwater level than broadcrested type. Nevertheless, the backwater distance is not different significantly.