Arifin Riadi
STKIP PGRI Banjarmasin

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Pengembangan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan HOTS pada Kompetensi Bangun Ruang Sisi Datar Arifin Riadi; Heri Retnawati
PYTHAGORAS Jurnal Pendidikan Matematika Vol 9, No 2: December 2014
Publisher : Department of Mathematics Education, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.649 KB) | DOI: 10.21831/pg.v9i2.9074

Abstract

 Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran bangun ruang sisi datar untuk meningkatkan higher-order thinking skills (HOTS) menggunakan problem-based learning (PBL) yang meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan lembar kegiatan siswa (LKS) yang valid, praktis, dan efektif, serta instrumen evaluasi berupa tes yang valid dan reliabel. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model pengembangan Borg Gall (1983) yang dimodifikasi menjadi tiga tahap pengembangan yaitu studi pendahuluan, desain produk, dan tahap pengembangan dan evaluasi. Aspek kevalidan perangkat pembelajaran ditinjau dari penilaian para ahli dan mencapai kategori valid. Aspek kepraktisan mencapai kategori sangat praktis ditinjau dari observasi keterlaksanaan pembelajaran, penilaian guru, dan penilaian siswa. Aspek keefektifan telah tercapai ditinjau dari HOTS siswa. Hasil uji coba lapangan menunjukkan bahwa HOTS siswa mencapai kategori A di SMP Negeri 1 Daha Utara dan kategori B di SMP Negeri 2 Daha Utara.Kata kunci: pengembangan, higher-order thinking skills, problem-based learning Developing Learning Kit to Improve HOTS for Flat Side of Space Competence AbstractThis  research  was  aimed  to  develop  a  learning  kit  for  flat  side  of  space  competence  to  improve higher-order thinking skills using problem-based learning, consisting of valid, practical, and effective syllabuses, lesson plans, worksheets, and the valid and reliable of evaluation instrument i.e. test. The research is a development research, which was carried out by the implementation of Borg Gall (1983) development model, which modified into three stages: preliminary study, product design, and development and evaluation. The result of validation by expert jugdement shows that the developed learning kit is feasible to use with valid category. The aspects of practicality was falls into practical category based on observation of learning implementation, and teacher’s and student’s assessment. The aspect of effectiveness could be reached from the student’s HOTS. The result of field study shows that student’s HOTS category gets A at SMP Negeri 1 Daha Utara and B at SMP Negeri 2 Daha Utara. Keywords: development, higher-order thinking skills, problem-based learning
Inovasi pembelajaran matematika berbasis heterogenitas siswa Arifin Riadi; Rolina Amriyanti Ferita
Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1 (2016)
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33654/math.v2i1.29

Abstract

Tujuan kajian pustaka ini adalah menyosialisasikan pembelajaran matematika yang berbasis pada heterogenitas siswa, dengan membedakan siswa menjadi tiga level kemampuan matematika yaitu di atas high-ability, intermediate-ability, dan low-ability. Alasan peneliti mengangkat tema ini karena kurangnya pembelajaran matematika yang berbasis tersebut. Pembagian level ini berdasarkan pada nilai hasil belajar siswa atau hasil pretes siswa. Siswa high-ability diberi pembelajaran berbasis problem solving dengan soal non rutin yang menekankan pada kompetisi individu. Siswa intermediate-ability dan low-ability diberi pembelajaran kooperatif. Penilaian dilakukan dengan portofolio.
Problem-based learning meningkatkan higher-order thinking skills siswa kelas VIII SMPN 1 Daha Utara dan SMPN 2 Daha Utara Arifin Riadi
Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 3 (2016)
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33654/math.v2i3.44

Abstract

Higher-order thinking skills (HOTS) merupakan keterampilan yang harus dimiliki siswa karena permasalahan yang ada di kehidupan nyata (real life problems) bersifat kompleks, banyak variabel, dan mengharuskan untuk lebih dari sekedar menghafalkan fakta atau konsep. HOTS dalam penelitian ini mencakup creating, problem solving, evaluating, analysing, dan critical thinking. Berdasarkan temuan di SMP Negeri 1 Daha Utara dan SMP Negeri 2 Daha Utara menunjukkan bahwa HOTS siswa masih sangat rendah. Problem-based learning (PBL) adalah salah satu alternatif metode pembelajaran yang berbasis penemuan (inquiry) sehingga aktivitas siswa dalam pembelajaran lebih dominan dibandingkan dengan guru, sehingga diharap mampu meningkatkan HOTS siswa. Eksperimen semu dilakukan untuk mengetahui apakah PBL berdasarkan 5 fase dari Arends (2008) mampu meningkatkan HOTS siswa yang terdiri dari 5 keterampilan menurut Brookhart (2010). Hasil penelitian menunjukkan bahwa PBL di kelas VIII pada kedua sekolah meningkat, dengan peningkatan maksimal pada keterampilan analysing.
Kesalahan mahasiswa dalam menyelesaikan soal UAS kalkulus multivariabel tahun akademik 2016-2017 Abdul Jabar; Zahra Chairani; Arifin Riadi
Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1 (2017)
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33654/math.v3i1.56

Abstract

Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam peningkatan kualitas pendidikan di era yang akan datang. Hal ini dapat diraih dengan senantiasa melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang dilakukan. Evaluasi dilakukan dengan mengenali kesalahan apa yang terjadi dan dialami oleh mahasiswa dalam menyelesaikan soal, khususnya soal UAS untuk mata kuliah Kalkulus Multivariabel. Kesalahan ini dibagi menjadi empat indikator, yaitu kesalahan konsep, kesalahan strategi, kesalahan prosedur, dan kesalahan dalam menentukan hasil akhir. Kesalahan mahasiswa diidentifikasi dengan memilih dua subjek penelitian yang didasarkan pada hasil UAS Kalkulus Multivariabel, yaitu terdiri atas subjek peringkat atas dan bawah. Teknik triangulasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi waktu, yaitu pemberian soal yang setara kepada calon subjek pada saat yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek peringkat atas mengalami kesalahan dalam hal strategi, menentukan hasil akhir, dan kesalahan konsep, sedangkan subjek peringkat bawah mengalami kesalahan dalam hal konsep, prosedur, dan strategi.
Pembelajaran matematika pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) tipe slow learners Muhammad Hairul Saleh; Dina Huriaty; Arifin Riadi
Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2 (2017)
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33654/math.v3i2.58

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pembelajaran matematika pada anak berkebutuhan khusus di kelas inklusif SMPN 5 Banjarbaru. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah guru matematika, GPK dan siswa ABK. Sedangkan objek penelitian ini adalah proses pembelajaran matematika pada materi lingkaran. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan observasi dan wawancara. Hasil penelitian ini antara lain sebelum pembelajaran berlangsung, guru matematika telah menyiapkan RPP, silabus, media pembelajaran dan buku paket sebagai sumber belajar. GPK hanya bertugas menyiapkan media, sumber belajar dan siswa ABK slow learners itu sendiri. Dalam pelaksanaan pembelajaran Guru matematika menyiapkan siswa secara psikis dan fisik, memberitahukan materi yang akan dibahas dan mengajukan beberapa pertanyaan, serta menggunakan beragam pendekatan. Guru matematika memfasilitasi terjadinya interaksi di dalam kelas, serta selalu memantau dan membimbing ABK, kemudian bersama seluruh siswa membuat rangkuman atau kesimpulan pelajaran dan melakukan penilaian untuk seluruh siswa, serta memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. GPK bertugas menjelaskan kembali kepada siswa ABK slow learners tentang apa saja yang disampaikan guru matematika di depan kelas,serta bertugas menilai siswa ABK. Setelah pembelajaran berakhir Guru matematika dan GPK menyampaikan materi selanjutnya, rencana pembelajaran berikutnya dan memberikan tugas kepada siswa biasa dan siswa ABK.
Berpikir pseudo mahasiswa PGSD pada operasi bilangan bulat Hajjah Rafiah; M. Saufi; Siti Aulia; Arifin Riadi
Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1 (2018)
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33654/math.v4i1.78

Abstract

The lack of mastery of mathematical concepts is found in PGSD students, especially in integer matter. This is a serious problem because as a potential teacher, PGSD students must have a correct understanding of a concept. One reason for this lack of mastery of the concept is due to the fragile construction of knowledge. This knowledge construction error can be a pseudo bepikir, that is pseudo wrong and pseudo true. Pseudo is true when the student can answer a problem problem correctly, but the reasoning is wrong. On the contrary, pseudo is wrong when the student answers wrong, but the reasoning is correct. This pseudo-thinking is examined using qualitative research design. The subjects of this research are 24 students of PGSD STKIP PGRI Banjarmasin in the odd semester of academic year 2017/2018. The results showed that most of PGSD students who take the subjects of Mathematics Study of SD I had pseudo thinking on the matter of integer operation. Twenty-one students experienced true pseudo and one student experienced pseudo thinking wrong. These results indicate that PGSD students are able to perform integer operations, but are unable to construct the concept of integer operations well because the process is procedural.
Soal pilihan ganda yang valid dan reliabel untuk menginterpretasikan keterampilan berpikir siswa SMP Arifin Riadi; Noor Laila Atini
Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 3 (2018): September - Desember 2018
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33654/math.v4i3.117

Abstract

This study aims to obtain good multiple choice questions, viewed from valid and reliable. Validity test used in this study is Pearson correlation test, and reliability testing using Cronbach alpha. The draft of the questions was 24, with the proportion of each level of thinking skill represented by 4 questions. The level of thinking skill in question is based on the revised version of Bloom's taxonomy namely Remembering, Understanding, Applying, Analyzing, Evaluating, and Creating. Each question has four answer choices according to the provisions for junior high school students. From the results of the trial and data analysis, it was found that there were 16 valid and reliable questions, with an overall reliability score of 0.602. The results of this study are expected to be used to obtain an overview of the level of thinking skills of junior high school students in schools and in other regions.
Mengembangkan berpikir kreatif siswa melalui efektivitas pembelajaran Matematika menggunakan peta konsep M. Saufi; Arifin Riadi
Lentera: Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol 12 No 1
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.311 KB) | DOI: 10.33654/jpl.v12i1.404

Abstract

Kecakapan-kecakapan yang dimiliki siswa dapat dievaluasi oleh guru melalui writing assignment. Jika writing assignment itu berupa peta konsep yang diperoleh siswa dari pembelajaran, yang dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya, maka kemampuan berpikir kreatif dapat pula dievaluasi oleh guru. Penelitian ini termasuk dalam jenis kuasi eksperimen. Pada kuasi eksperimen ini subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek apa adanya. Penggunaan desain dilakukan dengan pertimbangan bahwa kelas yang ada telah terbentuk sebelumnya, sehingga tidak dilakukan lagi pengelompokkan secara acak. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan peta konsep untuk melatih kemampuan berpikir kreatif siswa MA pada pokok bahasan irisan kerucut efektif digunakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil belajar Matematika siswa kelas VII SMPN 17 Banjarmasin menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan tanpa model pembelajaran Kooperatif Arifin Riadi
Lentera: Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol 11 No 2
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.211 KB) | DOI: 10.33654/jpl.v11i2.409

Abstract

Pembelajaran matematika di kelas VII SMP Negeri 17 Banjarmasin hanya menggunakan metode pembelajaran konvensional. Nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas VII tersebut berada di bawah kriteria ketuntasan minimum. Think-Pair-Share (TPS) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memotivasi siswa berpikir pada topik yang diberikan, sehingga memungkinkan mereka untuk memformulasikan gagasan-gagasan individu dan membagikan gagasan-gagasan tersebut dengan siswa lain, dan ini berimbas pada hasil belajar yang tinggi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dengan populasi seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 17 Banjarmasin. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu memilih kelas VII E dan VII F sebagai sampel penelitian dengan pertimbangan tertentu yang selanjutnya dipilih kelas VII E sebagai kelas eksperimen dan kelas VII F sebagai kelas kontrol secara random. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan dokumentasi. Tes yang digunakan diuji validitasnya menggunakan rumus korelasi product moment dan reliabilitasnya menggunakan rumus KR-20. Teknik analisis data menggunakan uncorrelated data/independent sample t-test. Sebagai persyaratan analisis dilakukan uji normalitas dengan metode Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas dengan metode Levene. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang diberi pengajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih baik daripada yang diberi pengajaran tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif.
Thinking Skills of Junior High School Students Related to Gender Arifin Riadi; Noor Laila Atini; Rolina Amriyanti Ferita
International Journal of Trends in Mathematics Education Research Vol 2, No 3 (2019)
Publisher : SAINTIS Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (757.266 KB) | DOI: 10.33122/ijtmer.v2i3.66

Abstract

This study aims to determine the relationship between gender and students’ thinking skills and compare their score between male and female based on their level of thinking skills. Moreover, the result of this study can also be used to evaluate the implementation of the 2013 Curriculum on mathematics junior high school especially Higher-Order Thinking Skills. The method used in this study is ex-post facto, with a population of all 7th grade public junior high schools students in Banjarmasin city. Sample taken were 391 students, divided into 6 schools that were selected randomly. The instrument used is 16 multiple choice test that is valid and reliable. This developed test respectively focused on measuring thinking skills, namely Remembering, Understanding, Applying, Analyzing, Evaluating, and Creating. The result showed that female students were better than male students in almost all of the thinking skills, except Creating. However, there is no relationship between gender and thinking skills.