Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ETHNOBOTANY OF KEMANG (Mangifera kemanga Blume.) AS IDENTITY FLORA OF BOGOR REGENCY Beti Septiana Darsono; Agus Hikmat; Rinekso Soekmadi
Media Konservasi Vol 27 No 2 (2022): Media Konservasi Vol 27 No 2 Agustus 2022
Publisher : Department of Forest Resources Conservation and Ecotourism - IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/medkon.27.2.34-41

Abstract

Kemang (Mangifera kemanga Blume.) is a local fruit and has become the identity flora of Bogor Regency based on Decree of the Regent's Number 522/185/Kpts/1996. Currently, the existence of kemang is rare, and it is worried about becoming extinct. This study aimed to identify the ethnobotany of kemang in the community of Bogor Regency and to develop a conservation strategy for kemang as the identity flora of Bogor Regency. The research was carried out from April-July 2021 in Kemang District, Sukaraja District, and Leuwiliang District. Based on criteria, the research was conducted through deeply personal interviews with the local community. The characteristic of the respondent was individual who has kemang and gardeners whose gardens contain kemang. The data obtained were analyzed descriptively. Based on interviews with 30 respondents, kemang was identified by looking at leaf color, leaf shape, stem, flower, and fruit compared to mango (Mangifera indica). Kemang mainly was found growing in gardens (74%). Kemang propagation was done by seed. The most used parts were fruit (43%) and shoots (39%). Both parts were consumed directly in a fresh form. Besides having a role as a food ingredient, kemang has potential as an antioxidant, anticancer, and anti-degenerative. The reason people still maintain kemang because the existence of kemang is getting rare, and the selling price of kemang fruit is relatively high compared to other types of mango. In addition, kemang can also prevent soil erosion. The conservation strategies of kemang are optimizing the socialization and publication of kemang benefit, developing kemang cultivation, and developing kemang as a local fruit commodity. Key words: conservation strategy, ethnobotany, kemang, local fruit, rare
Parameter Demografi Simpai (Presbytis melalophos) di Taman Hutan Raya Sultan Thaha Syaifuddin Jambi: Demographic parameters of simpai (Presbytis melalophos) in Sultan Thaha Syaifuddin Grand Forest Park Jambi Wulan, Cory; Rifanda, Mahardhika; Rahmilija, Femei; Nahlunnisa, Hafizah; Darsono, Beti Septiana
Jurnal Silva Tropika Vol. 8 No. 2 (2024): Jurnal Silva Tropika
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jurnalsilvatropika.v8i2.38551

Abstract

Simpai (Presbytis melalophos) are one of protected primate species in Indonesia. This species listed as endangered on the IUCN Red List, indicating a significant risk of extinction in the foreseeable future. This species faces severe threats due to habitat loss from forest area conversion, increasing forest fires, and illegal logging. This study investigates key demographic parameters of the simpai population within Sultan Thaha Syaifuddin Grand Forest Park in Jambi, Sumatra, aiming to provide valuable data for local conservation efforts. The research was conducted from March to April 2022 using purposive sampling method with a total of 4 transects, each measuring 500 m x 20 m. Demographic parameters assessed include population size, density, age structure, and sex ratio. Results indicate an estimated simpai population density ranging from 318 to 1,053 individuals per km², with an average density of 9 individuals per hectare. Age structure analysis shows a predominance of young individuals, with 74 young, 63 adults, and 24 juveniles recorded, while the adult sex ratio is approximately 1:1,36, consisting of 58 males and 79 females
PENDUGAAN STOK KARBON TEGAKAN SENGON (Albizia falcataria) DI HUTAN RAKYAT DESA GADING WETAN KABUPATENPROBOLINGGO Yandi, Wahyu Nazri; Nahlunnisa, Hafizah; Dinanty, Fawwaz; Darsono, Beti Septiana
Jurnal Silva Samalas Vol 8, No 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Universitas Pendidikan Mandalika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v8i1.16538

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menduga simpanan biomassa dan stok karbon pada tegakan sengon (Albizia falcataria) di hutan rakyat Desa Gading Wetan, Kabupaten Probolinggo. Latar belakang penelitian ini adalah pentingnya peran hutan rakyat dalam mitigasi perubahan iklim melalui penyerapan karbon, dengan fokus pada tegakan sengon yang memiliki siklus rotasi pendek dan nilai ekonomi tinggi. Metode yang digunakan meliputi pengukuran diameter dan tinggi pohon secara sensus pada lahan seluas 2,7 ha, serta perhitungan volume, biomassa, dan karbon menggunakan pendekatan alometrik dan rumus standar yang sesuai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total volume tegakan mencapai 357,76 m³ dengan volume per hektar sebesar 132,50 m³. Simpanan biomassa tercatat sebesar 63,2 ton/ha, sedangkan stok karbon yang tersimpan sebesar 29,71 ton/ha. Temuan ini menegaskan bahwa pertumbuhan diameter dan tinggi sangat berpengaruh terhadap akumulasi biomassa dan karbon. Simpulan dari penelitian ini menyatakan bahwa tegakan sengon di lokasi studi memiliki potensi signifikan dalam menyimpan karbon, sehingga mendukung pengelolaan hutan rakyat yang berorientasi pada aspek lingkungan dan potensi insentif karbon ke depan.
Horizontal Stand Structure of Community Forests in Cidokom Village Rumpin District Bogor Regency Yandi, Wahyu Nazri; Rahmilija, Femei; Darsono, Beti Septiana
Cannarium Vol 22, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/cannarium.v22i2.9144

Abstract

AbstractCommunity forests represent a form of community-based forest resource management that significantly contributes to local economic income, ecological conservation, and climate change mitigation. Cidokom Village, Rumpin Sub-district, Bogor Regency, holds great potential for community forest development. However, data on the horizontal stand structure of community forests in this area remains limited. This study aims to analyze the horizontal stand structure, distribution, and abundance of tree species in the community forests of Cidokom Village to support sustainable management planning. The results show that planting patterns in Cidokom Village's community forests vary, combining timber-yielding trees, fruit trees, and seasonal crops. Timber-yielding species preferred by landowners include sengon and jabon. High tree density in smaller diameters is attributed to inadequate planting spacing and natural regeneration. The horizontal stand structure follows a negative exponential model with an inverted-J pattern, indicating normality for uneven-aged forests, typical of community forests in the study area. This research is expected to enhance the ecological and economic contributions of community forests while serving as a reference for management in other areas with similar characteristics.Keywords: Planting spacing, species composition, tree distribution.
Peningkatan pemahaman dan kepedulian lingkungan siswa melalui edukasi konservasi berbasis experiential learning di SMAN 12 Kota Jambi Nur'aini, Hanifah; Mandala, Bakti; Nahlunnisa, Hafizah; Darsono, Beti Septiana; Rahmilija, Femei
Jurnal Oase Nusantara Vol 4 No 1 (2025)
Publisher : Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan lingkungan yang semakin kompleks menuntut pening-katan kesadaran dan partisipasi masyarakat, termasuk generasi muda, dalam upaya pelestarian alam. Sekolah sebagai institusi pendidikan formal memiliki peran strategis dalam membentuk karakter peduli lingkungan sejak dini. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian siswa terhadap isu-isu lingkungan melalui sosialisasi dan aksi konservasi di SMAN 12 Kota Jambi. Sebanyak 29 siswa dari kelas X, XI, dan XII terlibat dalam kegiatan ini. Metode yang digunakan mengacu pada pendekatan experiential learning dan penyuluhan berbasis ekoliterasi. Rang-kaian kegiatan meliputi pre-test, pe-nyampaian materi secara interaktif, pemutaran video edukatif, diskusi, kuis, praktik penanaman pohon, dan post-test. Materi yang disampaikan mencakup isu kerusakan lingkungan, manfaat pohon dan hutan, serta peran satwa dan tumbuhan dalam ekosistem. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan pema-haman siswa terhadap pentingnya pelestarian lingkungan setelah mengikuti kegiatan. Selain peningkatan aspek kognitif, kegiatan ini juga mendorong sikap dan aksi nyata siswa dalam mendukung konservasi lingkungan, seperti penanaman pohon dan pengelolaan taman sekolah. Temuan ini menunjukkan bahwa pendekatan edukatif-partisipatif yang diterapkan mampu menjadi sarana efektif dalam menumbuhkan kesadaran dan kepedulian lingkungan di kalangan siswa. Penguatan edukasi lingkungan di se-kolah diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju pembentukan gene-rasi yang lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap keberlanjutan alam.
Etnobotani pada Suku Anak Dalam di Taman Nasional Bukit Dua Belas Wilayah Air Hitam: Ethnobotany of Suku Anak Dalam in Bukit Dua Belas National Park Air Hitam Region Albayudi, Albayudi; Sardi, Idris; Putra, Firmansyah; Nur'aini, Hanifah; Darsono, Beti Septiana; Aini, Yasri Syarifatul
Jurnal Silva Tropika Vol. 9 No. 1 (2025): Jurnal Silva Tropika
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jurnalsilvatropika.v9i1.45063

Abstract

ABSTRACT Knowledge about the interaction between indigenous communities and plants is documented in ethnobotanical studies. One manifestation of the interaction between traditional communities and plants is the use of plants for religious purposes. Suku Anak Dalam (SAD), located in Air Hitam, Sarolangun Regency, Jambi Province, is an indigenous community that utilizes plants in the performance of traditional rituals. The traditional knowledge held by the community embodies local wisdom, particularly in terms of environmental stewardship. This study aims to identify and analyze the use of plants for religious purposes by the Suku Anak Dalam (SAD) community living in the Bukit Dua Belas National Park area, Air Hitam District, Sarolangun Regency, Jambi Province. The research method employed was an ethnobotanical survey through in-depth interviews with key informants and direct field observation. The results showed that 48 plant species are used in 8 cultural expressions related to religious practices, these are: rumah adat, pohon sialang, setubung anak, balai mandi budak atau Turun de ayek, tanah pranoon, tanah banuaron, tanah bebalai, dan ruang berburu. The most frequently used plant part is the stem (36%), while the least used is the seed (6%). This knowledge reflects the local wisdom of the SAD community in preserving both spiritual values and the surrounding natural environment.   Keywords: anak dalam tribe, ethnobotany, plants, religion   ABSTRAK Pengetahuan mengenai interaksi antara masyarakat adat dengan tumbuhan didokumentasikan dalam studi etnobotani. Salah satu bentuk interaksi masyarakat adat dengan tumbuhan adalah dalam penggunaan pada aspek religi. Suku Anak Dalam (SAD) yang terletak di Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi adalah salah satu kelompok masyarakat adat yang menggunakan tumbuhan dalam pelaksanaan ritual adat. Pengetahuan tradisional yang ada di masyarakat memiliki nilai-nilai kearifan masyarakat dalam hal menjaga lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis pemanfaatan tumbuhan dalam aspek religi oleh masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) yang tinggal di wilayah Taman Nasional Bukit Dua Belas, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Metode yang digunakan adalah survei etnobotani melalui wawancara mendalam dengan informan kunci serta observasi langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 48 spesies tumbuhan yang digunakan dalam delapan bentuk ekspresi budaya yang berkaitan dengan aspek religi, yaitu rumah adat, pohon sialang, setubung anak, balai mandi budak atau Turun de ayek, tanah pranoon, tanah banuaron, tanah bebalai, dan ruang berburu. Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan adalah batang (36%), sedangkan bagian yang paling sedikit digunakan adalah biji (6%). Pengetahuan ini mencerminkan kearifan lokal masyarakat SAD dalam menjaga nilai spiritual serta kelestarian alam sekitarnya.   Kata kunci: etnobotani, suku anak dalam, tumbuhan, religi
Keragaman Jenis Tumbuhan Invasif Kelurahan Jambula, Kota Ternate Provinsi Maluku Utara: Invasive Plant Species Diversity in Jambula Urban Village, Ternate City, North Maluku Province Nurjannah, Siti; Nahlunnisa, Hafizah; Adriani, Adriani; Ashari, Reyna; Darsono, Beti Septiana
Jurnal Silva Tropika Vol. 9 No. 1 (2025): Jurnal Silva Tropika
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jurnalsilvatropika.v9i1.43151

Abstract

ABSTRACT Biodiversity in Indonesia faces serious threats due to ecosystem degradation, climate change, and especially alien plant invasions. Invasive plant species can replace local vegetation, disrupt ecosystem balance, and trigger conflicts between humans and wildlife. This study aims to identify and analyze the diversity of invasive plant species in Jambula Urban Village, Ternate City, North Maluku Province as preliminary data for sustainable management of biological resources. The method used was purposive sampling combined with field exploration on open land and roadsides during January-March 2025. The results showed that there were 44 invasive plant species belonging to 21 families, with the dominance of the Asteraceae and Poaceae families. Some species such as Chromolaena odorata, Miconia crenata (Clidemia hirta), Lantana camara, and Mikania micrantha are included in the list of the 100 most invasive plants in the world. Identification analysis shows that 13 plant species are categorized as invasive according to three main sources: PermenLHK No P.94/2016, IUCNGISD, and a guidebook on invasive species in Indonesia. These results emphasize the importance of monitoring and managing invasive plants to preserve the ecosystem of Jambula Urban Village, Ternate City.   Keywords: diversity, invasive, Jambula Urban Village, plant   ABSTRAK Keanekaragaman hayati di Indonesia menghadapi ancaman serius akibat kerusakan ekosistem, perubahan iklim, dan terutama invasi tumbuhan asing. Jenis tumbuhan invasif dapat menggantikan vegetasi lokal, mengganggu keseimbangan ekosistem, dan memicu konflik antara manusia dan satwa liar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis keberagaman jenis tumbuhan invasif di Kelurahan Jambula, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara sebagai data awal pengelolaan sumber daya hayati secara berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah purposive sampling dikombinasikan dengan eksplorasi lapangan pada lahan terbuka dan tepi jalan selama Januari–Maret 2025. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 44 jenis tumbuhan invasif yang tergolong dalam 21 famili, dengan dominasi dari famili Asteraceae dan Poaceae. Beberapa spesies seperti Chromolaena odorata, Miconia crenata (Clidemia hirta), Lantana camara, dan Mikania micrantha termasuk dalam daftar 100 tumbuhan paling invasif di dunia. Analisis identifikasi menunjukkan 13 jenis tumbuhan termasuk dalam kategori invasif menurut tiga sumber utama: PermenLHK No P.94/2016, IUCNGISD, dan buku panduan spesies invasif di Indonesia. Hasil ini menegaskan pentingnya pengawasan dan pengelolaan tumbuhan invasif guna menjaga kelestarian ekosistem di Kelurahan Jambula, Kota Ternate.   Kata kunci: invasif, keanekaragaman, Kelurahan Jambula, tumbuhan