ABSTRACT Knowledge about the interaction between indigenous communities and plants is documented in ethnobotanical studies. One manifestation of the interaction between traditional communities and plants is the use of plants for religious purposes. Suku Anak Dalam (SAD), located in Air Hitam, Sarolangun Regency, Jambi Province, is an indigenous community that utilizes plants in the performance of traditional rituals. The traditional knowledge held by the community embodies local wisdom, particularly in terms of environmental stewardship. This study aims to identify and analyze the use of plants for religious purposes by the Suku Anak Dalam (SAD) community living in the Bukit Dua Belas National Park area, Air Hitam District, Sarolangun Regency, Jambi Province. The research method employed was an ethnobotanical survey through in-depth interviews with key informants and direct field observation. The results showed that 48 plant species are used in 8 cultural expressions related to religious practices, these are: rumah adat, pohon sialang, setubung anak, balai mandi budak atau Turun de ayek, tanah pranoon, tanah banuaron, tanah bebalai, dan ruang berburu. The most frequently used plant part is the stem (36%), while the least used is the seed (6%). This knowledge reflects the local wisdom of the SAD community in preserving both spiritual values and the surrounding natural environment. Keywords: anak dalam tribe, ethnobotany, plants, religion ABSTRAK Pengetahuan mengenai interaksi antara masyarakat adat dengan tumbuhan didokumentasikan dalam studi etnobotani. Salah satu bentuk interaksi masyarakat adat dengan tumbuhan adalah dalam penggunaan pada aspek religi. Suku Anak Dalam (SAD) yang terletak di Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi adalah salah satu kelompok masyarakat adat yang menggunakan tumbuhan dalam pelaksanaan ritual adat. Pengetahuan tradisional yang ada di masyarakat memiliki nilai-nilai kearifan masyarakat dalam hal menjaga lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis pemanfaatan tumbuhan dalam aspek religi oleh masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) yang tinggal di wilayah Taman Nasional Bukit Dua Belas, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Metode yang digunakan adalah survei etnobotani melalui wawancara mendalam dengan informan kunci serta observasi langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 48 spesies tumbuhan yang digunakan dalam delapan bentuk ekspresi budaya yang berkaitan dengan aspek religi, yaitu rumah adat, pohon sialang, setubung anak, balai mandi budak atau Turun de ayek, tanah pranoon, tanah banuaron, tanah bebalai, dan ruang berburu. Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan adalah batang (36%), sedangkan bagian yang paling sedikit digunakan adalah biji (6%). Pengetahuan ini mencerminkan kearifan lokal masyarakat SAD dalam menjaga nilai spiritual serta kelestarian alam sekitarnya. Kata kunci: etnobotani, suku anak dalam, tumbuhan, religi