Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PELAKSANAAN KEBIJAKAN DAN PENILAIAN PENGGUNAAN APD (ALAT PELINDUNG DIRI) OLEH DOKTER DAN BIDAN DI RUANG BERSALIN DAN NIFAS RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT I TAHUN 2014/2015 Supiana, Nia; ., Supriyatiningsih; Rosa, Elsye Maria
JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) Vol 4, No 1 (2015): January
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Hospital is a place for taking care of the patients where there are many kinds of disease there. Disease caused by infection is one of disease that can be found in hospital. It can be the mild one or the severe one. Therefore, it can spread from one patient to the other patients. Besides that, the workers also can be infected since their job required them to having a contact with the infection agent. The General hospital of PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1 has formed the Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (KPPI) or Committee of Prevention and Restraint of Infection since 2012, this committee has made a policy related to universal precautions which giving protection to medical staff, patients, and patients’ families.Methods: In collecting the data, this research used mixed method with concurrent triangulation strategy design and cross-sectional approach. The population of this research is doctors in delivery and postpartum room and the members of KPPI. The total of the population is 30 people. In analyzing the data, the writer used logistic regression. The resources were taken from some related books, journals, articles, and research from several media.Results and Discussion: The result of this research showed that the degree of compliance of doctors and midwives in using PPE (Personal Protective Equipment) in postpartum room (92.9%) was higher than the using of PPE in the delivery room (76.9%). This implementation/compliance is influenced by disposition factors/attitude (ρ = 0.000 <0.05) and the structure of bureaucracy (ρ 0,000 <0.05), while the variable of communication (ρ=0,164 > 0,05) and  resource (ρ=0,431 > 0,05) do not  influence on the implementation of the use of PPE.Conclusions and Recommendations: The implementation of the use of PPE in the delivery and postpartum room is still not performing well and the evaluation process was still not optimal. The hospital is expected to improve the supervision of the head room. Moreover, the implementation of SOP (Standard Operational Procedure) on the universal Guidelines for Vigilance Implementation should be conducted especially the use of PPE in delivery and postpartum room.Keywords: Personal Protective Equipment, disposition, monitoring, evaluation, bureaucratic structure, communications and resources.
Pengembangan Pengetahuan Masyarakat Tentang Pembuatan MP ASI Berbasis Panganan Lokal dengan Metode Demonstrasi Supiana, Nia; Herni Sulastien; Kusumawardani, Diny; Kamila, Nurul Auliya; Daniaty, Asri; Aisyah, Siti; Wardani, Yulia indah; Wijaye, I Wayan Arte; Oktaviani, Fitria Deva; Yupita, Baiq
Idea Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 02 (2023): May
Publisher : PT.Mantaya Idea Batara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53690/ipm.v3i02.135

Abstract

ne of the efforts to improve children's health and nutrition is to provide the best food for Baduta. If infants and children aged 6-24 months do not get enough nutrition from complementary feeding, it will result in impaired growth and malnutrition. Guntur tiger village is one of the fostered villages of FIK UNW Mataram. Based on the results of the nutritional assessment of Toddlers that was carried out previously, it turned out that several nutritional problems were still found, especially in the Baduta age group. Namely, the increasing incidence of stunting. The main cause is the limited knowledge of mothers about Baduta nutrition and mother's skills in preparing food to meet nutritional needs with locally available food. Community Service Activities, providing health education about nutrition and making MPASI based on local food for mothers pregnant women, cadres and Mrs. Baduta was held on March 25, 2022. The activity was carried out at the Guntur Macan village hall with 28 participants. The results of the final evaluation of the increase in knowledge and skills of participants by 51.0%. To form good nutritional behavior in families, sustainable mentoring activities are needed.
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri dengan Tindakan Cara Membersihkan Vulva pada Saat Menstruasi Gaharpung, Mediatrix Santi; Kuwa, Maria Kornelia Ringgi; Aga, Maria Sofia; Toko, Maria Nofita; Supiana, Nia
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 12, No 3 (2024): Agustus 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.12.3.2024.749-758

Abstract

Menstruasi sering kali disertai dengan berbagai kesalahpahaman mengenai praktik kebersihan diri yang dapat berdampak negatif terhadap kesehatan remaja. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja putri di SMPS Tananuwa kelas VII dengan tindakan membersihkan vulva selama menstruasi. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan pendekatan analitik kuantitatif dengan desain cross sectional, yang data diperoleh melalui kuesioner. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 60 responden. Hasil Penelitian: Temuan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan remaja putri dan tindakan membersihkan vulva saat menstruasi. Hasil uji chi square menunjukkan nilai 0.509 < 0.005, sehingga hipotesis alternatif ditolak dan hipotesis nol diterima. Ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dan tindakan membersihkan vulva pada saat menstruasi di SMPS Tananuwa kelas VII. Sebaliknya, hasil uji chi square menunjukkan nilai 0.000 > 0.005, yang berarti hipotesis alternatif diterima dan hipotesis nol ditolak, menunjukkan adanya hubungan antara sikap remaja putri dan tindakan membersihkan vulva saat menstruasi di SMPS Tananuwa kelas VII. Diketahui bahwa kelompok usia terbanyak berada pada rentang 12-15 tahun dengan jumlah 47 responden, yang merupakan 78,3% dari total responden. Responden dengan pengetahuan baik berjumlah 32 orang (53,3%), sikap positif terbanyak adalah 50 responden (83%), dan tindakan yang mendukung terdapat pada 40 responden (67%). Kesimpulan: Dari 60 responden, sebagian besar berada dalam rentang usia 12-15 tahun (remaja awal) di SMPS Tananuwa kelas VII, dengan 47 responden (78,3%) memiliki pengetahuan baik sebanyak 32 responden (53,3%), sikap positif terbanyak 50 responden (83%), dan tindakan yang mendukung sebanyak 40 responden (67%).
Evaluasi Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas UPT Labuapi Menggunakan Metode SERVQUAL Supiana, Nia; Rahardjo, Bambang Budi; Muliani, Sriama; Abdiani, Baiq Tuhu; Niswa, Jueratun
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 5 No. 4 (2025): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v5i4.19860

Abstract

Evaluasi mutu layanan kesehatan menjadi langkah penting untuk mengidentifikasi aspek yang perlu ditingkatkan untuk mengoptimalkan kualitas pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi mutu layanan kesehatan di UPT Puskesmas Labuapi dengan menggunakan pendekatan SERVQUAL, diukur melalui survei yang melibatkan 150 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi kehandalan, bukti fisik, dan jaminan memperoleh skor kesenjangan positif, yang menandakan bahwa pasien merasa layanan pada aspek-aspek tersebut telah memenuhi atau bahkan melampaui harapan mereka. Namun, dimensi empati mendapatkan skor kesenjangan negatif (-0,3), yang mengindikasikan bahwa pasien merasa perhatian dan kepedulian tenaga medis masih kurang optimal. Minimnya interaksi interpersonal serta komunikasi yang kurang hangat menjadi penyebab utama ketidakpuasan pasien dalam aspek ini. Maka diperlukan perbaikan, terutama dalam meningkatkan empati tenaga medis terhadap pasien dengan mengadakan pelatihan patient centered care guna meningkatkan keterampilan komunikasi tenaga kesehatan dan memperkuat hubungan interpersonal dengan pasien.
Evaluation of the Quality of Midwifery Care Based on Continuity of Care for Pregnant Adolescents in Central Lombok: Qualitative Study Supiana, Nia; Safinatunnaja, Bq; Mutianingsih, Rosa; Mawaddah, Shohipatul; Daniyati, Asri
Ahmar Metastasis Health Journal Vol. 5 No. 2 (2025): Ahmar Metastasis Health Journal
Publisher : Yayasan Ahmad Mansyur Nasirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53770/amhj.v5i2.526

Abstract

Adolescents who experience pregnancy are a vulnerable group in accessing reproductive health services. The implementation of continuous midwifery services or Continuity of Care (CoC) is believed to be able to improve the quality of services, but so far, its implementation in adolescent groups has not been widely studied. This research aims to explore perceptions, experiences and identify factors that support and hinder the implementation of CoC-based midwifery services.  This study uses a qualitative design with a phenomenological approach. The research locations were in two Community Health Centers in the Central Lombok region, namely work areas that have a high prevalence of teenage pregnancy rates, namely the Sengkol and Batu Jangkih Community Health Centers. Involving 12 teenagers at various stages of pregnancy and 1 head of community health center, as well as 5 midwives implementing the CoC program. Purposive sampling technique was used to select informants. Data collection was carried out through in-depth interviews using semi-structured guidelines, observation of service interactions, and review of service documents conducted over 2 months. Data validity is strengthened by source triangulation and member checking. Data were analyzed using a thematic approach. The research results show that the CoC is implemented consistently and builds adolescent trust through ongoing relationships with midwives, however the quality of service is not optimal due to limited staff, lack of psychosocial approach, stigma, low health literacy, as well as transportation and economic barriers. To increase the effectiveness of the CoC, it is necessary to strengthen the service system and cross-sector support and requires in-depth studies for future researchers regarding the involvement of adolescents in the medical decision-making process, the impact of using digital technology, the relationship between socio-economic factors and the implementation of CoC, and comparing the implementation of CoC in rural areas with urban areas.
Penerapan video based learning dalam upaya pencegahan bullying pada remaja Nusantari, Widya Juniantina; Pujiningsih, Erniawati; Irianto, Irni Dwiastiti; Aisyah, Siti; Supiana, Nia
Link Jurnal Masyarakat Vol 1 No 2 (2025): June : Jurnal Masyarakat
Publisher : CV LINK Education Publication

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63425/ljm.v1i2.63

Abstract

Pendahuluan: Bullying menjadi isu yang menjadi masalah serius di Indonesia. Prevalensi bullying masih cukup tinggi, dan menjadi masalah yang kerap ditemukan di lingkup pendidikan. Edukasi yang tepat diperlukan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman remaja mengenai pencegahan bullying. Tujuan: Meningkatkan awareness dan pengetahuan dan pencegahan bullying pada remaja di lingkungan sekolah maupun dalam bermasyarakat melalui pendekatan video based learning yang dikombinasikan dengan diskusi interaktif dan media leaflet. Metode: Edukasi dilaksanakan di MA Darul Muhibin Praya dengan 24 siswa dengan metode video based learning, leaflet, serta diskusi interaktif dengan materi pencegahan bullying pada remaja Hasil: Terdapat 24 siswa yang mengikuti kegiatan dan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan siswa tentang bullying ditunjukkan dengan antusiasme siswa dalam berdiskusi dan menyampaikan argumentasi tentang bullying. Kesimpulan: Kegiatan edukasi dengan metode video based learning memberikan dampak yang signifikan terhadap pengetahuan siswa tentang bullying. Siswa menunjukkan antusiasme tinggi selama kegiatan berlangsung. Program ini juga dapat dikembangkan dengan melibatkan pihak sekolah maupun masyarakat sehingga dapat meningkatkan awareness tentang bullying pada remaja.  
Multifactors on Adolescents’ Sexual Behavior Muliani, Sriama; Safinatunnaja, Bq.; Supiana, Nia; Abdiani, Baiq Tuhu; Daniyati, Asri
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 6 No S6 (2024): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijghr.v6iS6.5110

Abstract

One of the challenges encountered during this period is the feeling of being interested to the opposite gender and being curious about new things. These unhealthy premarital sexual behavior can lead to several effects including STIs, unwanted pregnancies, infections, infertility, child neglect, and early marriage. Related to this matter, this literature review aimed to identify the multifactor related to and affect the adolescents’ sexual behavior. Therefore, researchers aim to identify multifactors that are related to and influence adolescent sexual behavior . This literature study further reviewed 10 articles published in the range of 2014 to 2024, whether it is in google scholar, google pages, google books, book chapters, textbooks, and journals. In this case, the relevant factors affecting the adolescents’ sexual behavior include knowledge, attitude, role of teachers, social environment, media and exposure to pornography, role of parents, as well as role of peers. To overcome these issues, several actions considered able to reduce the tendency of adolescents to engage in sexual behavior prior marriage. These actions include living in a good environment, does not watch pornography, limiting access to media exposing unhealthy sexuality, hanging out with peers with good behavior, having teachers who are able to be role models and provide good supervision and control while in the school environment, and having parents who can provide supervision and affection. Furthermore, it is suggested that all parties, starting from families, schools, and policy makers to formulate an effective method to prevent sexual behavior prior marriage.
Komparasi Efektivitas Kompres Hangat dan Pijit Oksitosin untuk Mempercepat Produksi Asi pada Ibu Nifas di Puskesmas Gunung Sari Supiana, Nia; Muliani, Sriama; Pujiningsih, Erniawati
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v8i1.12960

Abstract

Ibu setelah melahirkan akan mengalami rasa tidak nyaman diseluruh tubuh, stres dan khawatir tidak bisa mencukupi kebutuhan ASI untuk buah hatinya. Hal ini akan menghambat sekresi hormon oksitosin yang berperan dalam pengeluaran ASI. Pijat Oksitosin dan Kompres Hangat merupakan beberapa metode untuk merangsang produksi ASI. Penataklasanaan kedua metode tersebut dianggap mudah dilaksanakan oleh ibu, sehingga peneliti tertarik mengambil Penelitian tentang Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Dengan Pemberian Pijat Oksitosin Dan Kompres Hangat Untuk Mempercepat Produksi ASI. Untuk mengetahui perbedaan efektivitas Pijat Oksitosin dan Kompres Hangat untuk mempercepat produksi ASI. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan jenis komparatif fungsinya membandingkan dua atau lebih perlakuan terhadap suatu variabel atau untuk membandingkan beberapa variabel secara bersamaan yaitu untuk melihat perbedaan antara dua pasien dengan kasus yang sama (ASI tidak lancar) dengan perlakuan yang berbeda, Penelitian dilakukan pada bulan September diwilayah kerja Puskesmas Gunung Sari Lombok Barat. Hasil penelitian ini yaitu kelancaran produksi ASI responden pertama dengan intervensi kompres hangat terjadi pada 1 hari setelah diberikan intervensi, sedangkan responden kedua dengan intervensi pijat oksitosin terjadi pada 2 hari setelah diberikan intervensi. Bahwa dari kedua metode tersebut Kompres Hangat lebih efektif dari pada Pijat Oksitosin dalam mempercepat produksi ASI. Manfaat dari kompres hangat adalah stimulasi refleks let down mencegah bendungan pada payudara yang bisa menyebabkan payudara bengkak, memperlancar peredaran darah pada daerah payudara. Sedangkan manfaat pijat oksitosin adalah untuk meningkatkan oksitosin yang dapat menenangkan ibu, sehingga ASI pun keluar dengan sendirinya serta efektif untuk mengurangi ketidaknyaman fisik serta memperbaiki mood. Bagi ibu dan tenaga kesehatan diharapkan ibu untuk selalu menyusui bayinya agar mempercepat produksi ASI, sedangkan tenaga kesehatan diharapkan tetap memberikan dukungan kepada ibu dalam masa nifas untuk memberikan ASI secara eksklusif baik dengan cara penyuluhan maupun dengan konseling tentang komres hangat dan pijit oksitosin.