Nilai prevalensi balita stunting di wilayah kerja Puskesmas Karanganyar I kabupaten Demak tahun 2018 adalah 4,26% balita stunting. Pada tahun 2019 nilai prevalensi stunting yaitu 3,91%. Pada tahun 2020 prevalensi stunting 3,87%, dan pada tahun 2021 mengalami kenaikan yaitu 3,93%. Pada tahun 2022 per bulan Februari prevalensi 2,60%. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor pola pemberian makan pada balita stunting usia 24-59 bulan di Puskesmas Karanganyar I Kabupaten Demak. Penelitian ini bersifat kuantitatif, observasional analitik dengan pendekatan cross- sectional. Sampel penelitian adalah ibu dengan balita stunting usia 24-59 bulan dengan teknik Total Sampling. Pengambilan data menggunakan data primer, sekunder, wawancara dengan responden menggunakan kuesioner faktor-faktor pola pemberian makan. Hubungan variabel bebas dan terikat serta faktor risikonya diketahui melalui uji korelasi chi square dan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu dengan balita stunting melakukan pola pemberian makan yang tidak tepat (jenis, jumlah, dan jadwal). Ada hubungan antara pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan teknologi dengan pola pemberian makan didapatkan hasil p value ≤ 0,05. Faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian stunting adalah pengetahuan p value 0,015 OR 11, 182; (95% CI 1,613 – 77,529). Mayoritas ibu dengan balita stunting di wilayah kerja Puskesmas Karanganyar I Kabupaten Demak memiliki pengetahuan tentang pola pemberian makan yang masih sangat perlu ditingkatkan. Semakin tinggi pengetahuan, riwayat pendidikan, status pekerjaan, pendapatan keluarga, dan pemanfaatan teknologi maka akan semakin tepat pula pola pemberian makan (jenis, jumlah, dan jadwal) yang diberikan ibu untuk mencukupi kebutuhan nutrisi balitanya.