Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Siklus Menstruasi Pada Siswi Kelas 2 Di SMA N 1 Kendal Pinasti, Sekar; Gunadi, -; Anggraini, Merry Tiyas
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 1, No 2 (2012): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Menstruasi adalah perdarahan dari uterus sebagai tanda bahwa alat kandungan menjalankan fungsinya. Panjang siklus menstruasi ialah jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi yang baru. Panjang siklus menstruasi yang normal ialah 28 hari. Namun beberapa perempuan memiliki siklus menstruasi tidak teratur yang disebabkan karena pusat pengatur stres di otak sangat dekat lokasinya dengan pusat pengaturan menstruasi .Stres merupakan suatu respon fisiologis, psikologis dan perilaku dari manusia yang mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan eksternal (stresor).Tujuan : Membuktikan adanya hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi pada siswi kelas 2 SMA N 1 Kendal.Metode : Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini meliputi para siswi kelas 2 di SMA N 1 Kendal dengan jumlah siswa 190 orang. Pengambilan sampel menggunakan Tehnikproppartional stratified random sampling dan didapatkan sampel sebanyak 66 orang. Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran responden menurut variable yang diteliti dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, sedangkan analisis bivariat menggunakan uji chi-square.Hasil : Pada akhir penelitian didapatkan sebanyak 38 responden (57,6 %) mengalami stres ringan dengan perincian 23 responden (34,8 %) dengan siklus menstruasi yang normal dan 15 responden (22,7 %) dengan siklus menstruasi yang tidak normal (polimenorea dan oligomenorea). Nilai p = 0,012( p< 0,050).Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi. Kata Kunci : Siswi, Tingkat Stres, Siklus Menstruasi.
Hubungan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dengan Status Gizi Anak Usia 4-24 Bulan (Studi Di Wilayah Kelurahan Wonodri Kecamatan Semarang Selatan Kota Semarang) Afrianto, Akhmad; Darmono SS2, -; Anggraini, Merry Tiyas
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 1, No 2 (2012): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Permasalahan gizi kurang dan gizi buruk masih menjadi masalah utama di Indonesia. Hal ini terbukti dengan masih terungkapnya kasus gizi kurang dan gizi buruk pada bayi dan anak-anak di berbagai daerah. Keadaan seperti ini terutama pada bayi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status gizi salah satunya adalah asupan. Dapat diartikan bahwa status gizi seseorang merupakan gambaran apa yang dikonsumsinya. Anak usia 4-24 bulan memperoleh kecukupan gizinya dengan ASI dan MP-ASI.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah anak usia 4-24 bulan di Kelurahan Wonodri Kecamatan Semarang Selatan. Sampel dipilih secara purposif pada RW III dan V sejumlah 34 anak dengan kriteria inklusi dalam keadaan sehat dan berusia 4-24 bulan. Data yang dikumpulkan meliputi identitas keluarga, status gizi (BB/U), pemberian ASI dan MP-ASI. Data katagorik  diuji dengan Chi Square. Data numerik yang berdistribusi normal diuji dengan Korelasi Person. Data numerik yang berdistribusi tidak normal di uji dengan Rank Spearman.Hasil: Uji Chi Square p>0,05 sehingga  tidak ada hubungan antara pemberian kolostrum, ASI eksklusif dan pemberian MP-ASI dengan status gizi. Uji Korelasi Person p<0,05 sehingga ada hubungan antara frekuensi pemberian ASI dalam 1 hari dengan status gizi. Uji Rank Spearman p>0,05 sehingga ada hubungan antara usia awal pemberian MP-ASI dengan status gizi.Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara pemberian kolostrum, ASI eksklusif dan pemberian MP-ASI dengan status gizi. Ada hubungan antara frekuensi pemberian ASI dalam 1 hari, usia awal pemberian MP-ASI dengan status gizi. Kata kunci: Pemberian ASI, pemberian MP-ASI, status gizi, anak usia 4-24.
PENGARUH PEMBERIAN ETANOL SECARA AKUT TERHADAP MEMORI KERJA PADA TIKUS (Rattus norvegicus) Basuki, Rochman; Anggraini, Merry Tiyas
Jurnal Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Vol 1, No 2 (2015): MAGNA MEDICA
Publisher : Jurnal Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang : Pemberian etanol secara akut dapat menyebabkan gangguan neurologis, diantaranya cortexprefrontalis (CPF) karena etanol bersifat neurotoksik. Salah satu gangguannya berupa penurunan fungsi memori.Tujuan Penelitian : Penelitian ini untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian etanol secara akut terhadap memorikerja spasial pada tikus.Metode Penelitian : Penelitian eksperimen dengan desain posttest-only-randomized control ini melibatkan 20 tikus(Rattus norvegicus) yang dibagi menjadi 4 kelompok (K, P1, P2 dan P3) masing-masing 5 ekor. Kelompok P1, P2 danP3 secara berurutan diberikan etanol 15% intra peritoneal dengan dosis 1, 2 dan 3 g/kgbb/hr selama 20 hari. Kinerjamemori diukur dengan maze radial 8 lengan dengan parameter Number of Error yaitu angka kesalahan tipe A dibagijumlah lengan yang dimasuki.Hasil Penelitian : Setelah pemberian etanol selama 20 hari, memori kerja spasial antar kelompok diuji dengan KruskalWallis. Hasil tidak ada perbedaan yang bermakna, yaitu 0,070 (p>0,05).Kesimpulan : Tidak ada hubungan yang bermakna memori kerja spasial pada tikus setelah pemberian etanol secaraakut.Kata kunci : etanol, cortex prefrontalis, memori kerja spasial.
ANALISIS LETAK SUMBER AIR RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MIJEN, SEMARANG TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI Ratnaningrum, Kanti; Anggraini, Merry Tiyas; Dahlan, Pujangga P.Y.
Jurnal Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Vol 1, No 2 (2015): MAGNA MEDICA
Publisher : Jurnal Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Angka temuan kasus diare di wilayah kerja Puskesmas Mijen, Semarang masih relatif tinggi. Salah satupenyebab penyakit diare adalah kondisi air yang tercemar sumber pengotoran seperti dekatnya jarak sumber air denganseptic tank. Escherichia coli merupakan bakteri yang mungkin ditemukan pada air yang tercemar sumber pengotoran.Cakupan bidang kesehatan lingkungan dalam hal pengawasan dan pengendalian kualitas air di wilayah kerja PuskesmasMijen secara kseluruhan masih jauh dari capaian target, berdasarkan data tersebut maka perlu dilakukan penelitianmengenai analisis jarak septic tank dengan sumber air rumah tangga terhadap adanya bakteri Escherichia coli.Metode: Penelitian ini merupakan studi crossectional yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Mijen. Pengambilansampel menggunakan metode systematic random sampling pada 10 kelurahan yang masuk dalam wilayah kerja denganpenentuan besaran sampel menggunakan rumus estimasi proporsi. Uji laboratorium kadar bakteri Escherichia colidalam air dilakukan di laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. Data dianalisismenggunakan uji chi square.Hasil: Dari 36 sampel air di dapatkan hasil tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jarak septic tank dengansumber air rumah tangga terhadap adanya bakteri Escherichia coli (P-value = 0,2).Kesimpulan: Jarak septic tank dengan sumber air rumah tangga tidak berhubungan dengan temuan bakteri Escherichiacoli pada air rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Mijen.Kata kunci: air rumah tangga, septic tank, Escherichia coli
HUBUNGAN ANTARA SHIFT KERJA DENGAN IMT, TEKANAN DARAH DAN KADAR GLUKOSA DARAH anggraini, merry tiyas
Jurnal Labora Medika Vol 1, No 2 (2017): Jurnal Labora Medika
Publisher : Jurnal Labora Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang : Bekerja shift di malam hari membuat kadar hormon leptin menurun. Perubahan hormon tersebut bisa berdampak buruk bagi metabolisme, sehingga berbagai macam penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskuler lebih mudah menyerang. Tidur terlalu sebentar atau mengubah jam biologis dapat memicu obesitas.Kerja shift dengan jadwal yang berubah-ubah mampu meningkatkan risiko DM tipe 2. Bekerja shift dihubungkan dengan kejadian sindroma metabolik, gangguan ini terdiri dari obesitas (terutama penumpukan lemak di perut), dislipidemia dimana terjadi peningkatan trigliserida dan kadar HDL yang rendah, hipertensi dan rendahnya aktivitas fibrinolisis. Tujuan : untuk mengetahui hubungan antara shift kerja dengan IMT (indeks massa tubuh), tekanan darah dan kadar glukosa darah. Metode: Populasi penelitian adalah pasien Klinik Surya Medika dan Klinik Mitra Keluarga di wilayah Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara exhaustive sampling. Jenis penelitian observasional analitik dilakukan secara cross sectional. Jumlah responden 122 orang. Analisis statistik dilakukan dengan uji chi square. Hasil : hubungan antara shift kerja dengan IMT didapatkan nilai p=0,000, hubungan antara shift kerja dengan tekanan darah didapatkan nilai p=0,000 dan hubungan antara shift kerja dengan kadar gula darah didapatkan nilai p=0,000. Kesimpulan : ada hubungan yang signifikan antara shift kerja dengan IMT, tekanan darah dan kadar glukosa darah.Kata kunci : shift kerja, IMT, tekanan darah dan kadar glukosa darah
HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA Merry Tiyas Anggraini; Afiana Rohmani
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2012: SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN 2012
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.798 KB)

Abstract

Latar belakang: Penyelenggaraan praktek dokter keluarga mempunyai peran yang strategis dalamreformasi pelayanan kesehatan pada tingkat primer, tujuannya adalah suatu bentuk pelayanankesehatan individu dan keluarga serta masyarakat yang bermutu namun terkendali biayanya. Indikatoruntuk menilai kualitas pelayanan kesehatan dokter keluarga adalah dengan melihat mutupenyelenggaraan pelayanan dokter keluarga itu sendiri. Tujuan penelitian: Mengetahui hubungankepuasan pasien dengan minat pasien dalam pemanfaatan ulang pelayanan kesehatan pada praktekdokter keluarga di Klinik Sayung Husada. Metoda: Metode penelitian survei deskriptif denganmenggunakan kuesioner yang disebarkan kepada sampel terpilih dengan random sampling yangdilakukan di Klinik Sayung Husada, Sayung, Demak. Jumlah sampel 97 orang. Hasil: Dari hasil ujistatistik dengan menggunakan chi square didapat nilai X2=97,00 dengan p=0,00. P<0,05 artinyaterdapat hubungan yang bermakna antara kepuasan pelayanan Dokter dengan kembali berkunjung keKlinik Dokter Keluarga, didapat nilai X2=34,412 dengan p=0,00. P<0,05 artinya terdapat hubunganyang bermakna antara kepuasan pelayanan tenaga paramedis dengan minat pasien kembaliberkunjung ke Klinik Dokter Keluarga, didapat nilai X2=0,491 dengan p=0,631. P>0,05 artinya tidakterdapat hubungan yang bermakna antara kepuasan pelayanan tenaga administrasi dengan minatpasien kembali berkunjung pasien ke Klinik Dokter Keluarga, didapat nilai X2=7,741 denganp=0,014. P<0,05 artinya terdapat hubungan yang bermakna antara kepuasan pelayanan sarana danprasarana penunjang dengan minat pasien kembali berkunjung ke Klinik Dokter Keluarga.Simpulan: Sebagian besar responden menyatakan puas terhadap pelayanan Dokter dan pelayanantenaga paramedis, sebagian besar responden menyatakan tidak puas terhadap pelayanan saranapenunjang dan pelayanan administrasi, sebagian besar responden menyatakan berminat untuk berobatkembali ke Klinik Sayung Husada saat mereka merasakan sakit lagi.
HUBUNGAN ANTARA USIA SAAT TIMBULNYA MENARCHE DENGAN USIA SAAT TERJADINYA MENOPAUSE WANITA DI KECAMATAN KARTASURA Merry Tiyas Anggraini
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2008: CONTINUING MEDICAL AND HEALTH EDUCATION (CMHE) | Peran Biomolekuler dalam Penegakan Diagnosis
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (45.579 KB)

Abstract

Latar Belakang : Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi pada seorang wanita. Menopause adalah perdarahan uterus yang terakhir yang masih dikendalikan oleh fungsi ovarium dan berarti akhir dari masa reproduksi. Menopause diduga ada hubungannya dengan menarche.Tujuan : untuk mengetahui adanya hubungan antara usia saat timbulnyamenarche dengan usia saat terjadinya menopause pada wanita di Kecamatan Kartasura.Metoda : Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi analitik dengan pendekatan studi cross sectional yang dilakukan pada bulan Januari 2001. Subyek penelitian ini adalah wanita yang sudah mengalami menopause serta lahir dan bertempat tinggal di wilayah Kecamatan Kartasura. Jumlah sampel 60 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah purposif random sampling. Kemudian untuk menentukan hubungan antara usia menarche dengan usia menopause digunakan teknik korelasi product moment dari Pearson.Hasil : Hasil penelitian didapatkan rata-rata usia menarche wanita diKecamatan Kartasura adalah 14,32 ± 0,07 tahun dan rata-rata mengalamimenopause pada usia 49,70 ± 0,87 tahun.Kesimpulan : Setelah dianalisis dengan teknik korelasi product moment dari Pearson didapatkan r hitung = 0,037 sedangkan r table 0,05 = 0,254. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara usia saat timbulnya menarche dengan usia saat terjadinya menopause pada wanita di Kecamatan Kartasura.Kata Kunci : usia menarche, usia menopause.
THE RELATIONSHIP BETWEEN MENTAL WORKLOAD WITH WORK STRESS ON HOSPITAL NURSES Mella Anyndya Hernata; Merry Tiyas Anggraini; M. Riza Setiawan
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2017: Proceeding International Seminar of Occupational Health and Medical Sciences (I-SOCMED) 2017 “
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.266 KB)

Abstract

During their work, nurses have a  mental overload. A nurse should have good communication to care the patient who has differentiated behavior and health condition. A bad communication between nurse and patient result in work stress to the nurse that potential lead to human error. This study aims to know the correlation between mental workload and work stress on hospital nurses. This study was an analytical observational study with a cross sectional approach, data was obtained in October-November 2016. The instruments used NASA-TLX questionnaire to measure mental workload and HRV uBioClip v70 to measure stress. Data was analyzed by Fisher‟s-Exact correlation test both univariately and bivariately. A total sample of 32 nurses who worked in hospital of Muhammadiyah Gubug. Bivariate analysis showed that from 14 nurses who had under load-optimal load, 8 (57,1%) of them are suffered to work stress.Whereas from 14 nurses who had over load, all of them (100%) are suffered to job stress. Statistical analysis showed a correlation between mental workload and job stress in nurses at hospital of Muhammadiyah Gubug (p=0,003).  The results proved that mental workload has a significant correlation with job stress.   Key words: Mental workload, work stress, nurse
PEMAKAIAN ANTIBIOTIK PADA KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE ANAK DI RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG TAHUN 2010 Afiana Rohmani; Merry Tiyas Anggraini
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2012: SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN 2012
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

DBD merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus , sehingga pemberian antibiotikdalam pengobatan DBD tidak diperlukan kecuali jika terdapat komplikasi infeksi sekunder yangdisebabkan oleh bakteri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi pemberian antibiotikpada penetalaksanaan DBD anak.Penelitian ini bersifat retrospektif diskriptif analitik, dilakukan di RS Roemani Semarang.Responden yang diambil adalah pasien anak dengan diagnosis akhir DBD di RS Roemani diSemarang periode Januari- Desembner 2010. Data penelitian merupakan data sekunder yaitu daricatatan rekam medis .Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian antibiotik pada penderita DBD anak masihcukup besar. Dari jumlah sampel 84 anak penderita DBD, sebanyak 74 anak ( 88,10%)tanpa mengalami komplikasi infeksi sekunder. Penderita DBD tanpa komplikasi infeksi sekunderlebih banyak diberikan pengobatan antibiotik yaitu sebesar 93,3%. Pemberian antibiotik palingbanyak adalah golongan cefalosporin yaitu cefadroxil sebesar 33,3% dan cefotaxim sebesar 25,0%dengan lama pemberian berkisar 4 – 6 hari. Pemberian antibiotik paling banyak hanya diberikan 1jenis obat sebesar 54,7% dan pemberian dengan 2 jenis obat sebesar 39,7%.
Hubungan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dengan Status Gizi Anak Usia 4-24 Bulan (Studi Di Wilayah Kelurahan Wonodri Kecamatan Semarang Selatan Kota Semarang) Akhmad Afrianto; - Darmono SS2; Merry Tiyas Anggraini
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 1, No 2 (2012): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.553 KB)

Abstract

Latar belakang: Permasalahan gizi kurang dan gizi buruk masih menjadi masalah utama di Indonesia. Hal ini terbukti dengan masih terungkapnya kasus gizi kurang dan gizi buruk pada bayi dan anak-anak di berbagai daerah. Keadaan seperti ini terutama pada bayi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status gizi salah satunya adalah asupan. Dapat diartikan bahwa status gizi seseorang merupakan gambaran apa yang dikonsumsinya. Anak usia 4-24 bulan memperoleh kecukupan gizinya dengan ASI dan MP-ASI.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah anak usia 4-24 bulan di Kelurahan Wonodri Kecamatan Semarang Selatan. Sampel dipilih secara purposif pada RW III dan V sejumlah 34 anak dengan kriteria inklusi dalam keadaan sehat dan berusia 4-24 bulan. Data yang dikumpulkan meliputi identitas keluarga, status gizi (BB/U), pemberian ASI dan MP-ASI. Data katagorik  diuji dengan Chi Square. Data numerik yang berdistribusi normal diuji dengan Korelasi Person. Data numerik yang berdistribusi tidak normal di uji dengan Rank Spearman.Hasil: Uji Chi Square p>0,05 sehingga  tidak ada hubungan antara pemberian kolostrum, ASI eksklusif dan pemberian MP-ASI dengan status gizi. Uji Korelasi Person p<0,05 sehingga ada hubungan antara frekuensi pemberian ASI dalam 1 hari dengan status gizi. Uji Rank Spearman p>0,05 sehingga ada hubungan antara usia awal pemberian MP-ASI dengan status gizi.Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara pemberian kolostrum, ASI eksklusif dan pemberian MP-ASI dengan status gizi. Ada hubungan antara frekuensi pemberian ASI dalam 1 hari, usia awal pemberian MP-ASI dengan status gizi. Kata kunci: Pemberian ASI, pemberian MP-ASI, status gizi, anak usia 4-24.