Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

KURANGNYA TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI Ni Putu Aryani; Susilia Idyawati; Anna Layla Salfarina
Jurnal LENTERA Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal LENTERA
Publisher : Stikes Yarsi Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.887 KB) | DOI: 10.57267/lentera.v2i1.168

Abstract

Adolescence is the period when the development of the reproductive organs begins. Adolescence is a period that is considered vulnerable in life because it is a period of transition from a child's life to a turbulent adult life. Providing information on sexual problems is even more important considering that adolescents are in an active sexual potential. Lack of knowledge of adolescents about reproductive health can cause problems in their reproductive health. Problems that will arise if adolescents do not know sufficient knowledge about reproductive health, namely sexually transmitted diseases and sexually transmitted infections. The purpose of this study was to determine the level of knowledge of adolescents about reproductive health. The method used in this implementation is a lecture conducted through counseling. This activity is a means to educate teenagers.
Fooding Pattern on Stunting Toddlers Ni Putu Aryani; Baiq Ricca Afrida; Susilia Idyawati; Nurul Hikmah Annisa
Jurnal Keperawatan Vol 14 No S1 (2022): Jurnal Keperawatan: Supp Maret 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.598 KB)

Abstract

High rate of stunting in Lombok, especially West Lombok can give an impact on health, especially the mothers and their babies. Based on several research results, one factors that causing of high rate of stunting was food pattern. The aim of this research was to determine the barriers of parenting on mothers who have stunting toddlers. Research method used in this research was qualitative using in-depth interviews. The sampling technique used in this research was non-probability sampling with purposive method. The numbers of samples in this research were 8 mothers who have stunting toddlers. Data analysis was carried out with processing transcripts of interview results by providing code (coding) to words or sentences to facilitate the analysis of information obtained from one informant to another. The result of data analysis was presented using narration or descriptions according to the patterns found. The result of the research that have been carried out showed that the eating pattern on stunting toddlers was situational where parents do not apply certain parenting patterns but they were adapted to certain conditions and situations, especially on diet menu, meal schedule, meal portions, and the attitude of the mother when their kids don't want to eat.
Pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) pada Ibu Hamil Anemia Baiq Ricca Afrida; Ni Putu Aryani; Susilia Idyawati; Nurul Hikmah Annisa
Jurnal Keperawatan Vol 14 No 3 (2022): Jurnal Keperawatan: September 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.4 KB)

Abstract

Tingginya kematian ini disebabkan oleh berbagai faktor risiko yang terjadi mulai dari fase sebelum hamil yaitu kondisi wanita usia subur yang anemia, kurang energi kalori, obesitas, mempunyai penyakit penyerta seperti tuberculosis dan lain-lain. Pada saat hamil ibu juga mengalami berbagai penyulit seperti hipertensi, perdarahan, anemia, diabetes, infeksi, penyakit jantung dan lain-lain. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pemanfaatan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) pada ibu hamil anemia di Puskemas Narmada Kabupaten Lombok Barat tahun 2022. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan desain deskriptif, teknik pengambilan sampel dengan teknik total sampling, waktu penelitian pada bulan januari 2022, analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dengan prosentase. Hasil dari penelitian ini didapatkan pemnfaataan buku KIA berdasarkan kelompok umur tertinggi didapatkan pada umur< 20 tahun yaitu 83%, status pendidikan tertinggi didapatkan yaitu pada ibu hamil yang sekolah 88%, status gravida tertinggi didapatkan pada ibu hamil multigravida 95% dan berdasarkan status anemia yaitu tertingi pemanfaatan buku KIA pada ibu hamil dengan anemia sedang yaitu 93%. Kesimpulan dari penelitian ini sebagian besar ibu anemia sudah memanfaatkan buku KIA sebagaimana mestinya akan tetap diperlukan peran dari petugas kesehatan untuk lebih meningkatkan promosi kepada pasien untuk lebih memanfaatkan buku KIA.
Hubungan Pemanfaatan Lahan dan Konsumsi Protein Ikan Lele dengan Kejadian Stunting Ni Putu Aryani; Baiq Ricca Afrida; Susilia Idyawati; Sri Hawari Jannati; Anna Layla Salfarina
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 13 No 3 (2023): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Juli 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.v13i3.1050

Abstract

Salah satu masalah gizi yang masih banyak terjadi pada balita adalah stunting, yaitu kondisi tinggi badan anak jauh lebih pendek dibanding tinggi badan anak sesuainya. Balita yang mengalami stunting umumnya rentan terhadap penyakit, memiliki tingkat kecerdasan di bawah normal serta produktivitas rendah. hubungan pemanfaatan lahan dan konsumsi protein ikan lele dengan kejadian stunting pada balita. Desain penelitian analitik observasional, dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Desa Batu Kumbung Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat pada bulan November-Juni 2023. Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki anak balita sebanyak 76 ibu balita, dengan teknik Simple random sampling 64 orang dari populasi. Alat untuk pengukuran data adalah kuesioner dan lembar observasi yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data menggunakan univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-square. pemanfaatan lahan baik sebanyak 42 orang (65,6%). Konsumsi protein ikan lele baik sebanyak 43 orang (67,2%). Responden tidak stunting sebanyak 46 orang (71,9%). Hasil analisis nilai p=0,000 Nilai OR sebesar 10,7 artinya ada hubungan antara pemanfaatan lahan dengan kejadian stunting dengan yang memanfaatkan lahan dalam kategori kurang baik. Hasil analisis nilai p=0,000 dan nilai OR sebesar 33,3 yang berarti ada hubungan antara konsumsi protein ikan lele yang berarti bahwa responden yang konsumsi protein ikan lele dalam kategori kurang baik. Hasil Analisa didapatkan ada hubungan antara pemanfaatan lahan dengan kejadian stunting dan ada hubungan antara konsumsi protein ikan lele dengan kejadian stunting di Desa Kumbung Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat tahun 2023.
Edukasi Peningkatan Pengetahuan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Pada Pasangan Usia Subur di Dusun Pondok Buak, Kecamatan Lingsar Nurul Hikmah Annisa; Baiq Ricca Afrida; Ni Putu Aryani; Susilia Idyawati
Indonesian Journal of Midwifery (IJM) Vol. 5 No. 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Universitas Ngudi waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.755 KB) | DOI: 10.35473/ijm.v5i1.1498

Abstract

Family planning is a national scale program to reduce the birth rate and control the population in a country. This method is very effective for both delaying, spacing or terminating pregnancy. Therefore, the government is trying to increase the use of long-term contraceptive methods (MKJP) but in fact there are more users of Non-MKJP contraception than the use of Long-Term Contraceptive Methods (MKJP). The background of holding this "MKJP" counseling is that in fact there are still many people who do not fully understand what MKJP (Long Term Contraceptive Method) is. The purpose of this activity is to increase the knowledge and interest of participants regarding Long Term Contraception Methods. Of the 26 PUS attending the counseling, 15 people (58.00%) had less knowledge about MKJP and 11 people (42.00%) had good knowledge about MKJP. The material presented is the understanding, benefits, limitations, targets, time of use, advantages and side effects of each type of long-term contraceptive. The method used is a questionnaire. After the presentation of the material, there was a question and answer session where all participants were given the opportunity to ask questions related to the material and tell their experiences in using contraceptives. In addition to the question and answer session after the delivery of the material, a questionnaire was given. The results obtained after this activity were the participants' knowledge and understanding of the Long-Term Contraceptive Method. After being given counseling there was an increase, namely 24 people (92.3%) had good knowledge after being given counseling while 2 people (7.7) mothers had less knowledge after being given counseling. Therefore, with the extension of this family planning program as an effort to increase public knowledge and awareness about the importance of making the family planning program (KB) a success.Family planning is a national scale program to reduce the birth rate and control the population in a country. This method is very effective for delaying, spacing or terminating pregnancy. Therefore, the government is trying to increase the use of long-term contraceptive methods (MKJP) but in fact the use of Non-MKJP contraceptives is more than the use of long-term contraceptive methods (MKJP). The background of holding this "MKJP" counseling is that in fact there are still many people who do not fully understand what MKJP (Long Term Contraceptive Method) is. The purpose of this activity is to increase the knowledge and interest of participants regarding Long Term Contraception Methods. Of the 26 PUS who delivered counseling, 15 people (58.00%) had poor knowledge about MKJP and 11 people (42.00%) had good knowledge about MKJP. The material presented is the understanding, benefits, limitations, targets, time of use, advantages and side effects of each type of long-term contraceptive. The media used in this research is Power Point. The method used is a questionnaire with a checklist. After sending the material, there was a question and answer session where all participants were given the opportunity to ask questions related to the material and tell their experiences in using contraceptives. In addition to the question and answer session after the delivery of the material, a questionnaire was given. The results obtained after this activity were the participants' knowledge and understanding of the Long Term Contraception Method. After being given counseling, 24 people (92.3%) had good knowledge after being given counseling, 2 people (7.7) mothers had less knowledge after being given counseling. Therefore, with the extension of this family planning program as an effort to increase public knowledge and awareness about the importance of the success of the family planning program (KB).AbstrakKeluarga berencana adalah program skala nasional untuk menekan angka kelahiran dan mengendalikan penduduk di suatu Negara. Metode ini sangat efektif digunakan baik untuk menunda, menjarangkan ataupun menghentikan kehamilan. Oleh karena itu pemerintah berusaha untuk meningkatkan penggunaa metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) tetapi faktanya pemakai kontrasepsi Non MKJP lebih banyak dibandingkan pemakain Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Latar belakang diadakannya penyuluhan “MKJP” ini adalah bahwa faktanya masih banyak orang yang belum mengetahui secara keseluruhan tentang apa itu MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang). Tujuan dilakukan kegiatan ini yaitu meningkatkan pengetahuan dan minat peserta mengenai Metode Kontrasepsi Jangka Panjang. Dari 26 PUS yang menghadari penyuluhan yang memiliki pengetahuan kurang tentang MKJP yaitu 15 orang (58,00%) dan yang mempunyai penegtahuan baik tentang MKJP yaitu 11 orang (42,00%). Materi yang disajikan yaitu pengertian, manfaat, keterbatasan, sasaran, waktu penggunaan, kelebihan dan efek samping tentang masing-masing jenis alat kontrasepsi jangka panjang. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah Power Point. Metode yang digunakan yaitu kuesioner dengan ceklist. Setelah penyampaian materi dilanjutkan sesi tanya jawab dimana semua peserta di berikan kesempatan untuk bertanya terkait materi dan menceritakan pengalamannya dalam penggunaan alat kontrasepsi. Selain sesi tanya jawab setelah penyampaian materi diberikan kuesioner. Hasil yang di dapatkan setelah kegiatan ini yaitu pengetahuan dan pemahaman peserta mengenai tentang Metode Kontrasepsi Jangka Panjang. Setelah diberikan penyuluhan terdapat peningkatan yaitu 24 orang (92,3%) memiliki pengetahuan yang baik setelah diberikan penyuluhan sedangkan 2 orang (7,7) ibu memiliki pengetahuan kurang setelah diberikan penyuluhan. Oleh karena itu, dengan adanya penyuluhan program keluarga berencana ini sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya untuk mensukseskan program keluarga berencana (KB).
Karakteristik Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Jarak Kehamilan dan Paritas Ibu di Puskesmas Dasan Agung Kota Mataram Baiq Ricca Afrida; Nurul Hikmah Annisa; Ni Putu Aryani; Susilia Idyawati
Indonesian Journal of Midwifery (IJM) Vol. 5 No. 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Universitas Ngudi waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.819 KB) | DOI: 10.35473/ijm.v5i1.1499

Abstract

Anemia in pregnancy is often caused by iron deficiency and is a type of anemia whose treatment is relatively easy and inexpensive. Anemia in pregnancy is a national problem because it reflects the value of the socio-economic welfare of the community, and has a very large influence on the quality of human resources. Based on the target data for pregnant women at the Dasan Public Health Center, within one year there were 1,056 pregnant women and 25 people who experienced anemia during pregnancy. This study aims to provide an overview of anemia in pregnant women related to the Gestational Distance, data processing using the frequency distribution on each variable. The result of the study was based on the total number of pregnant women in January – December 2021 as many as 1.056 there were 25 women (2,3%) experiencing anemia and 1031 women (97,63%) not having anemia. The description of anemic pregnant women related to. The description of anemic pregnant women that is related to the distance between pregnancy is 11 women (44%) experience high risk and 14 women (56%) not experiencing high risk in pregnancy with anemia, while anemia based on maternal parity, in low-risk parity (≥4) there are 6 patients (24%) while the high-risk parity (<4) is 19 patients (76%), from this study it can be concluded that there is an incidence of anemia according to the distance between pregnancy and maternal parity with more low risk are more when compare to the Gestational Distance and maternal parity high riskAbstrakAnemia pada kehamilan sering disebabkan  oleh karena kekurangan zat besi, dan merupakan jenis anemia yang pengobatannya relative midah dan murah. Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan social ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Berdasarkan data sasaran ibu hamil dipuskesmas dasan dalam kurun waktu satu tahun terdapat  1.056 orang ibu hamil dan terdapat 25 orang yang mengalami anemia pada kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran anemia pada ibu hamil yang berkaitan dengan jarak kehamilan, pengolahan data menggunakan distribusi frekuensi pada masing-  masing variable. Hasil penelitian ini terdapat total jumlah ibu hamil pada januari – desember 2021 sejumlah 1.056 terdapat 25 orang  (2,37%)  mengalami anemia dan 1031 orang (97,63%) tidak mengalami anemia. Gambaran ibu hamil anemia yang berkaitan dengan jarak kehamilan terdapat 11 orang (44%) mengalami resiko tinggi dan 14 orang (56 %) tidak mengalami resiko tinggi pada kehamilan dengan anemia sedangnkan anemia berdasarkan paritas ibu Pada paritas dengan resiko rendah (≥4) terdapat 6 orang penderita (24%) sedangkan paritas denga resiko tinggi (<4) terdapat 19 orang (76%) , dari penelitian ini dapat disimpulkan Terdapat kejadian anemia menurut jarak kehamilan dan paritas ibu  dengan resiko rendah lebih banyak bila dibandingkan dengan jarak kehamilan dan paritas ibu yang resiko tinggi
Penelitian Kepada Masyarakat Edukasi Keluarga Berencana Menuju Keluarga Berkualitas Nurul Hikmah Annisa; Baiq Ricca Afrida; Ni Putu Aryani; Susilia Idyawati
Indonesian Journal of Midwifery (IJM) Vol. 5 No. 2 (2022): September 2022
Publisher : Universitas Ngudi waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (546.591 KB) | DOI: 10.35473/ijm.v5i2.1818

Abstract

Contraception is one of the efforts to overcome population growth by preventing pregnancy. To be able to improve the quality of the population in a country, namely by establishing a family planning program so that it can regulate the number of births and space births. The family planning program is one of the programs or efforts to space pregnancies and efforts to measure the desired distance between children, to achieve this, contraceptives are needed. The factors that can influence a person in choosing contraceptives include husband's support, socioeconomic, education, lack of needed facilities, and others. The background of this study was to determine the relationship between age, level of education and parity with the use of contraceptives. Aims to increase the knowledge and interest of participants regarding the concept of family planning programs (KB). The data collection instrument was an in-depth interview guide. The population in this study were women of childbearing age with an age range of >20 years to >/40 years. The total sample of respondents is 20 WUS (Women of Childbearing Age) and have been married. From table 1, based on the age of the respondents, it is known that from 20 respondents, the majority of respondents aged 20-29 years use more contraceptive devices by 8 respondents (40%), while in table 2 based on parity, it is known that from 20 respondents, the majority of respondents use contraceptives with category 2 children as many as 8 respondents (40%), while in table 3 based on education level, it shows that from 20 respondents, the majority of respondents based on junior high school education level are 10 respondents (40%). AbstrakKontrasepsi adalah salah satu upaya untuk mengatasi pertumbuhan penduduk dengan cara mencegah kehamilan selain itu alat kontasepsi bertujuan untuk meningkatkan kualitas penduduk di suatu Negara. Untuk dapat meningkatkan kualitas penduduk di suatu Negara yaitu dengan menetapkan program keluarga berencana sehingga dapat mengatur jumlah kelahirkan dan menjarangkan kelahiran. Program KB  merupakan salah satu program atau usaha untuk menjarangkan kehamilan dan usaha untuk mengukur jarak anak yang diinginkan, untuk mencapai hal tersebut maka diperlukan alat kontrasepsi. Adapun faktor yang dapat mempengaruhi seseorang dalam memilih alat kontrasepsi diantaranya adalah dukungan suami, sosial ekonomi, pendidikan, kurangnya sarana yang dibutuhkan, dan lain-lain. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif. Latar belakang diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara umur, tingkat pendidikan dan paritas dengan penggunaan alat kontrasepsi. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan pengetahuan dan minat peserta mengenai konsep program keluarga berencana (KB). Instrumen pengumpulan data adalah pedoman wawancara mendalam. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita usia subur dengan rentang usia antara >20 tahun hingga >/40 tahun. Jumlah sampel responden yaitu 20 orang WUS (Wanita Usia Subur) dan telah menikah. Hasil dan kesimpulan dari tabel 1 berdasarkan usia responden diketahui dari 20 responden menunjukan mayoritas responden berumur 20-29 Tahun lebih banyak menggunakan alat kontrasepsi sebesar 8 responden (40%), sedangkan pada tabel 2 berdasarkan paritas diketahui dari 20 responden menunjukan mayoritas responden menggunakan alat kontrasepsi dengan kategori 2 anak yaitu sebanyak 8 responden (40%), sedankan pada tabel 3 berdasarkan tingkat pendidikan menunjukan dari 20 responden menunjukan mayoritas responden berdasarkan tingkat pendidikan SLTP sebanyak 10 responden (40%).
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kecemasan Ibu Nifas Dalam Perawatan Bayi Baru Lahir di Puskemas Gerung Susilia Idyawati; Nurul Hikmah Annisa; Baiq Ricca Afrida; Ni Putu Aryani
Indonesian Journal of Midwifery (IJM) Vol. 5 No. 2 (2022): September 2022
Publisher : Universitas Ngudi waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (761.625 KB) | DOI: 10.35473/ijm.v5i2.1819

Abstract

Infant care is carried out for 1 year of infant age. Infant mortality is an important measure of national health because this variable is related to various factors, including maternal health, quality of access to medical services, socioeconomic conditions, and public health practices. Infant mortality (infant mortality) is the death of children aged less than one year. The infant mortality rate is defined as the number of deaths of children aged less than 1 year per 1,000 live births. At the end of the 20th century, the infant mortality rate was estimated at 7.0 deaths per 1,000 live births, which was significantly lower than in 1940, which was 47.0/1,000 live births. The design used in this research is analytically with a cross sectional study approach. The number of samples is 50 people. Sampling was done by Total Sampling Technique. This research was conducted at the Gerung Public Health Center by distributing research instruments (questionnaires) to every postpartum mother who came to visit to check herself during the postpartum period to the clinic. Data analysis with chi square. Of the 50 respondents, most of the respondents had good knowledge as many as 34 people (68%), and a small proportion of respondents had less knowledge as many as 16 people (32%). Respondents with good knowledge, most of them experienced mild anxiety as many as 20 people (40%), and a small portion experienced severe anxiety as many as 4 people (8%). Of the 16 respondents with less knowledge, most experienced severe anxiety as many as 7 people (14%) and a small portion experienced moderate anxiety as many as 4 people (8%) in the care of newborns. So it can be concluded that there is a significant relationship between the level of knowledge and the anxiety of postpartum mothers in caring for newborns (nilai=0.003<0.05). From the results of this study, it is known that postpartum mothers' anxiety in caring for newborns is mild, this is because postpartum mothers already understand how to properly care for their babies. Along with one's knowledge, one's knowledge affects one's anxiety in dealing with something.AbstrakPerawatan pada bayi dilakukan selama 1 tahun usia bayi. Kematian bayi merupakan ukuran penting kesehatan nasional karena variabel itu berkaitan dengan berbagai faktor antara lain kesehatan ibu, mutu akses ke layanan medis, kondisi sosioekonomi, dan praktik kesehatan masyarakat. Kematian bayi (mortalitas bayi) merupakan kematian anak usia kurang dari satu tahun. Angka kematian bayi didefenisikan sebagai jumlah kematian anak usia kurang dari 1 tahun per 1.000 kelahiran hidup. Diakhir abad 20, angka kematian bayi diperkirakan mencapai 7,0 kematian per 1.000 kelahiran hidup yang secara bermakna lebih rendah dari tahun 1940 yakni mencapai 47,0 / 1.000 kelahiran hidup. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara analitik dengan pendekatan cross sectional study. Jumlah sampel sebanyak 50 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan Teknik Total Sampling. Penelitian ini dilakukan di Puskemas Gerung dengan cara membagikan instrument penelitian (kuesioner) kepada setiap ibu-ibu nifas yang datang berkunjung untuk memeriksakan dirinya selama masa nifas ke klinik tersebut. Analisa data dengan chi square. Dari 50 responden, sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 34 orang (68%), dan sebagian kecil responden memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 16 orang (32%). Responden dengan pengetahuan baik, sebagian besar mengalami kecemasan ringan sebanyak 20 orang (40%), dan sebagian kecil mengalami kecemasan berat sebanyak 4 orang (8%). Dari 16 responden dengan pengetahuan kurang, sebagian besar mengalami kecemasan berat sebanyak 7 orang (14%) dan sebagian kecil mengalami kecemasan sedang sebanyak 4 orang (8%) dalam perawatan bayi baru lahir. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan tingkat pengetahuan dengan kecemasan ibu nifas dalam perawatan bayi baru lahir (nilai ρ=0.003<0.05). Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa kecemasan ibu nifas dalam perawatan bayi baru lahir ringan, hal ini dikarenakan ibu-ibu nifas sudah memahami cara perawatan yang baik untuk bayinya. Seiring dengan baiknya pengetahuan seseorang mempengaruhi kecemasan seseorang dalam menghadapi sesuatu hal.
Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kecemasan Ibu Nifas dalam Perawatan Bayi Baru Lahir di Puskemas Gerung Susilia Idyawati; Nurul Hikmah Annisa; Baiq Ricca Afrida; Ni Putu Aryani
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 1 No. 1 (2022): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Infant care is carried out for 1 year of infant age. Infant mortality is an important measure of national health because this variable is related to various factors, including maternal health, quality of access to medical services, socioeconomic conditions, and public health practices. Infant mortality (infant mortality) is the death of children aged less than one year. The infant mortality rate is defined as the number of deaths of children aged less than 1 year per 1,000 live births. At the end of the 20th century, the infant mortality rate was estimated at 7.0 deaths per 1,000 live births, which was significantly lower than in 1940, which was 47.0/1,000 live births. The design used in this research is analytically with a cross sectional study approach. The number of samples is 50 people. Sampling was done by Total Sampling Technique. This research was conducted at the Gerung Public Health Center by distributing research instruments (questionnaires) to every postpartum mother who came to visit to check herself during the postpartum period to the clinic. Data analysis with chi square. Of the 50 respondents, most of the respondents had good knowledge as many as 34 people (68%), and a small proportion of respondents had less knowledge as many as 16 people (32%). Respondents with good knowledge, most of them experienced mild anxiety as many as 20 people (40%), and a small portion experienced severe anxiety as many as 4 people (8%). Of the 16 respondents with less knowledge, most experienced severe anxiety as many as 7 people (14%) and a small portion experienced moderate anxiety as many as 4 people (8%) in the care of newborns. So it can be concluded that there is a significant relationship between the level of knowledge and the anxiety of postpartum mothers in caring for newborns (nilai=0.003<0.05). From the results of this study, it is known that postpartum mothers' anxiety in caring for newborns is mild, this is because postpartum mothers already understand how to properly care for their babies. Along with one's knowledge, one's knowledge affects one's anxiety in dealing with something. AbstrakPerawatan pada bayi dilakukan selama 1 tahun usia bayi. Kematian bayi merupakan ukuran penting kesehatan nasional karena variabel itu berkaitan dengan berbagai faktor antara lain kesehatan ibu, mutu akses ke layanan medis, kondisi sosioekonomi, dan praktik kesehatan masyarakat. Kematian bayi (mortalitas bayi) merupakan kematian anak usia kurang dari satu tahun. Angka kematian bayi didefenisikan sebagai jumlah kematian anak usia kurang dari 1 tahun per 1.000 kelahiran hidup. Diakhir abad 20, angka kematian bayi diperkirakan mencapai 7,0 kematian per 1.000 kelahiran hidup yang secara bermakna lebih rendah dari tahun 1940 yakni mencapai 47,0 / 1.000 kelahiran hidup. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara analitik dengan pendekatan cross sectional study. Jumlah sampel sebanyak 50 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan Teknik Total Sampling. Penelitian ini dilakukan di Puskemas Gerung dengan cara membagikan instrument penelitian (kuesioner) kepada setiap ibu-ibu nifas yang datang berkunjung untuk memeriksakan dirinya selama masa nifas ke klinik tersebut. Analisa data dengan chi square. Dari 50 responden, sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 34 orang (68%), dan sebagian kecil responden memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 16 orang (32%). Responden dengan pengetahuan baik, sebagian besar mengalami kecemasan ringan sebanyak 20 orang (40%), dan sebagian kecil mengalami kecemasan berat sebanyak 4 orang (8%). Dari 16 responden dengan pengetahuan kurang, sebagian besar mengalami kecemasan berat sebanyak 7 orang (14%) dan sebagian kecil mengalami kecemasan sedang sebanyak 4 orang (8%) dalam perawatan bayi baru lahir. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan tingkat pengetahuan dengan kecemasan ibu nifas dalam perawatan bayi baru lahir (nilai ρ=0.003<0.05). Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa kecemasan ibu nifas dalam perawatan bayi baru lahir ringan, hal ini dikarenakan ibu-ibu nifas sudah memahami cara perawatan yang baik untuk bayinya. Seiring dengan baiknya pengetahuan seseorang mempengaruhi kecemasan seseorang dalam menghadapi sesuatu hal.
The Relationship between Environmental Sanitation and Stunting Incidence Aryani, Ni Putu; Afrida, Baiq Ricca
Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram Vol. 15 No. 2 (2025): Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YARSI Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57267/jisym.v15i2.485

Abstract

Stunting is still a global nutritional problem. One of the factors that influences stunting is environmental sanitation. The purpose of this study was to determine the relationship between environmental sanitation and stunting. This study is a quantitative study with a case-control approach. Data collection in this study was carried out in January-March 2025 in Lembar Selatan Village, West Lombok Regency, as many as 344 people. Respondents in this study were mothers who had toddlers. The sampling technique used total sampling. The independent variable is environmental sanitation consisting of clean water sources, household waste management, water and waste disposal facilities and the dependent variable is stunting. The data collection tool in this study used a questionnaire. Stunting measurement uses height per age. Data analysis in this study includes univariate analysis using percentages and bivariate analysis using the Chi-Square test. The results of the study found that most respondents had poor clean water sources (50.6%), good household waste management (57.3%), poor water and waste disposal facilities (51.7%). The analysis found that most respondents who were not stunted were with good clean water sources (92.4%), good household waste management (65.7%), good water and waste disposal (90.7%). The results showed that there was a relationship between clean water sources (p<0.001), household waste management (p=0.002) and water and waste disposal facillities (p<0.001) with the incidence of stunting. ABSTRAK Stunting masih menjadi masalah gizi global. Salah satu faktor yang berpengaruh pada stunting adalah sanitasi lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara sanitasi lingkungan dengan kejadian stunting. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan case-control. Pengambilan data pada penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2025 di Desa Lembar Selatan Kabupaten Lombok Barat sebanyak 344 orang. Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Variabel independen yaitu sanitasi lingkungan yang terdiri dari sumber air bersih, pengelolaan sampah rumah tangga dan sarana pembuangan air dan limbah serta variabel dependen yaitu stunting. Alat pengumpul data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Pengukuran stunting menggunakan tinggi badan per umur. Analisis data dalam penelitian ini meliputi analisis univariat menggunakan persentase dan analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian mendapatkan bahwa sebagian besar responden dengan sumber air bersih yang kurang baik (50,6%), pengelolaan sampah rumah tangga yang baik (57,3%), serta saluran pembuangan air dan limbah yang kurang baik (51,7%). Analisis mendapatkan bahwa sebagian besar responden yang tidak stunting adalah dengan sumber air bersih yang baik (92,4%), pengelolaan sampah rumah tangga yang baik (65,7%) dan saluran pembuangan air dan limbah yang baik (90,7%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan sumber air bersih (p<0,001), pengelolaan sampah rumah tangga (p=0,002) dan saluran pembuangan air dan limbah (p<0,001) dengan kejadian stunting.