Nugraheni Eko Wardhani, Nugraheni Eko
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

CITRA EMANSIPASI PEREMPUAN DALAM KISAH MAHABARATA: PELURUSAN MAKNA PERAN DAN KEBEBASAN BAGI PEREMPUAN MODERN Dewi, Kartika Rahmat Sari; Andayani, Andayani; Wardhani, Nugraheni Eko
Jurnal Masyarakat dan Budaya Vol 19, No 2 (2017)
Publisher : P2KK LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.174 KB) | DOI: 10.14203/jmb.v19i2.492

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk menemukan simbolisme dan wujud nilai emansipasi yang terdapat pada tokoh-tokoh perempuan dalam kisah pewayangan, khususnya Mahabarata. Sebagai bentuk kontruksi sosial, emansipasi memunculkan pemahaman baru pada kaum perempuan terkait dengan peran dan posisinya dalam ranah domestik maupun publik. Munculnya anggapan perempuan harus mampu tampil di depan publik mulai disetujui semua kalangan, namun di sisi lain mulai tidak diimbangi dengan pemenuhan tugas dalam ranah domestiknya. Hal tersebut dilatarbelakangi banyaknya pemahaman dan praktik yang keliru terkait makna peran dan kebebasan di kalangan perempuan, di mana semuanya terjadi dalam rangka mengusung persamaan hak, sebagai prinsip dasar dari adanya emansipasi. Fenomena ini berimplikasi pada munculnya kesenjangan antara ambisi untuk dapat totalitas berperan di ruang publik dan pemenuhan kewajiban personalnya di ranah domestik. Kajian berikut bertujuan untuk dapat menemukan nilai-nilai ideal yang berkaitan dengan peranan kaum perempuan, khususnya yang terkandung di dalam sastra Jawa klasik. Hasil dari kajian merupakan perbandingan antara makna emansipasi perempuan yang saat ini dianut di masyarakat, dengan konsep peranan perempuan yang terjabarkan dalam kisah Mahabarata. This paper aims to find the symbolism and emancipation value form found in female characters in puppet stories, especially Mahabharata. As a form of social construction, emancipation creates a new understanding for women in relation to their roles and positions in the domestic and public sphere. The emergence of women's assumption must be able to appear in public began to be approved by all circles, but on the other hand began not matched by the fulfillment of duties in the domestic realm. This is due to the many misunderstandings and misconceptions related to the meaning of roles and freedom among women, where everything happens in order to promote equality, as a basic principle of emancipation. This phenomenon has implications for the emergence of the gap between ambition to be able to play a role in the public sphere and fulfillment of personal obligations in the domestic sphere. The following study aims to find the ideal values related to the role of women, especially those contained in classical Javanese literature. The result of the study is a comparison between the meanings of women's emancipation that is currently embraced in society, with the concept of the role of women in the Mahabharata story.
LANGUAGE VARIATION BACKGROUND IN SOCIAL CONTEXT OF COMMUNITY UTTERANCES IN CENTRAL JAVA-WEST JAVA, MAJENANG Latifah, Lutfiatun; Saddhono, Kundharu; Wardhani, Nugraheni Eko
Lingua Didaktika: Jurnal Bahasa dan Pembelajaran Bahasa Vol 11, No 1 (2017)
Publisher : English Department FBS UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.246 KB) | DOI: 10.24036/ld.v11i1.7675

Abstract

Variations may occur in the speech community that has two or more languages. Variations of these languages is the diversity of language and reflect the cultural diversity in the area Majenang. Of course, the diversity of language variation contained in Majenang background underlying the occurrence of a Varied language. Variations in language that will be displayed in this study is the language variation that occurs in the realm of social market, a market in which there Majenang. The purpose of this study is to describe the background of the realm of language variation terjadiya social Majenang said. This study is a qualitative approach to social and use the case study method. Collecting data in this study is observation, interview, tapping techniques, and study the documents. The validity of the data used in this study using triangulation 3, the triangulation of sources, methods, and theory.Keywords: Background, Language Variation, Social Sphere, Majenang LATAR BELAKANG VARIASI BAHASA RANAH SOSIAL MASYARAKAT TUTUR PERBATASAN JAWA TENGAH-JAWA BARAT DI MAJENANGAbstrakVariasi bahasa dapat terjadi pada masyarakat tutur yang memiliki dua bahasa atau lebih. Variasi bahasa tersebut merupakan keberagaman bahasa dan mencerminkan keberagaman budaya di daerah Majenang. Tentunya keberagaman variasi bahasa yang terdapat di Majenang mempunyai latar belakang yang melandasi terjadinya suatu variaasi bahasa. Variasi bahasa yang akan dipaparkaan dalam penelitian ini merupakan variasi bahasa yang terjadi dalam ranah sosial yakni pasar, pasar yang terdapat di Majenang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan latar belakang dari terjadiya variasi bahasa ranah sosial masyarakat tutur Majenang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan sosiolinguistik dan mengggunakan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara, teknik sadap, dan studi dokumen. Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan 3 triangulasi, yakni triangulasi sumber, metode, dan teori.Kata Kunci : Latar Belakang, Variasi Bahasa, Ranah Sosial, Majenang
BENTUK, FAKTOR PENYEBAB, DAN UPAYA MENGATASI KESALAHAN BERBAHASA PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS Kismawati, Utari; Sumarwati, Sumarwati; Wardhani, Nugraheni Eko
Edudikara: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol 3 No 4 (2018)
Publisher : IPTPI Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/edudikara.v3i4.25

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) jenis kesalahan berbahasa; (2) frekuensi kesalahan berbahasa yang paling banyak ditemukan; (3) faktor penyebab terjadinya kesalahan berbahasa; dan (4) upaya yang dilakukan untuk meminimalkan kesalahan berbahasa pada karangan eksposisi siswa kelas X IIS. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan content analysis. Partisipan penelitian ini adalah 130 karangan siswa kelas X IIS Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Surakarta. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah analisis dokumen (content analysis) dan wawancara mendalam (in-dept interview-ing). Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaktif. Simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, kesalahan bahasa dalam karangan eksposisi siswa dibagi menjadi tiga kesalahan: kesalahan kalimat, kesalahan diksi, dan kesalahan ejaan. Kedua, kesalahan ejaan adalah kesalahan yang paling banyak ditemukan pada karangan eksposisi siswa dengan frekuensi tertinggi pada penggunaan tanda koma. Ketiga, faktor penyebab kesalahan bahasa pada karangan eksposisi siswa, antara lain: minimnya pengetahuan siswa tentang kaidah penulisan, minimnya motivasi membaca siswa, kecenderungan siswa menomorduakan tata tulis dibandingkan ide karangan, kebisaan siswa untuk tidak merevisi karangan sebelum dikumpulkan, suasana kelas yang tidak kondusif, dan tuntutan kompetensi menulis yang sebatas benar secara struktur teks. Keempat, upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kesalahan berbahasa, antara lain guru segera mengklarifikasi kesalahan berbahasa siswa yang ditemukan dalam pembelajaran, antar-siswa melakukan aktivitas saling-baca karangan sebelum dikumpulkan kepada guru, dan penambahan alokasi waktu untuk aktivitas menulis di kelas.
Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dan Game-Based Learning dalam Pengajaran Bahasa Indonesia di SMP Surakarta Ulya, Chafit; Suwandi, Sarwiji; Wardhani, Nugraheni Eko; Wulansari, Keken; Noreewec, Andreas
Anufa Ikaprobsi Vol 2 No 2 (2024): Desember
Publisher : Ikaprobsi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63629/anufa.v2i2.102

Abstract

Penelitian ini mengkaji penerapan kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran berbasis game dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Surakarta untuk menggambarkan bagaimana guru memanfaatkan kedua teknologi ini dalam proses pembelajaran. Metode yang digunakan meliputi wawancara, observasi, dan dokumentasi yang melibatkan guru dan siswa. Data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa, meskipun guru menyadari pentingnya teknologi, pengetahuan yang terbatas, dan sumber daya menghambat penerapan maksimalnya. Temuan penelitian menunjukkan bahwa meskipun guru mengakui pentingnya teknologi, pemahaman dan akses mereka ke sumber daya tetap terbatas, menghambat integrasi penuhnya. Studi ini menggarisbawahi potensi teknologi untuk meningkatkan keterlibatan dan pemahaman siswa. Namun, implementasinya masih terbatas, menekankan perlunya pelatihan guru lebih lanjut dan peningkatan infrastruktur untuk memfasilitasi integrasi teknologi dalam pendidikan bahasa Indonesia. Temuan penelitian ini menawarkan wawasan berharga, menginformasikan pengembangan kebijakan pendidikan yang lebih mudah beradaptasi yang selaras dengan kemajuan teknologi global di sektor pendidikan.
MASKULINITAS TOKOH UTAMA PADA CERITA RAKYAT KAMANDAKA Arifah, Aprilia Rizki; Wardhani, Nugraheni Eko; Suryanto, Edy
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 19 No 2 (2023): Fon: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/fon.v19i2.7759

Abstract

ABSTRAK: Cerita rakyat Kamandaka sangat popular di Banyumas. Cerita Kamandaka menjelaskan perjalanan Kamandaka yang pergi berkelana mencari calon istrinya. Kisah Kamandaka dalam pengembaraanya menarik untuk diteliti dari segi kemaskulinitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan maskulinitas dalam tokoh utama cerita rakyat Kamandaka. Metode penelitian yang digunakan, yaitu kualitatif yang dijabarkan secara deskriptif.  Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kajian gender. Teori maskulinitas yang digunakan ialah maskulinitas Janet Saltzman Chafetz.Data penelitian berupa kata, frasa, kalimat yang terdapat pada cerita rakyat Kamandaka Teknik pengumpulan data menggunakan teknik baca-catat. Analisis data dilakukan dengan analisis isi (content analysis). Hasil penelitian ini, tokoh Kamandaka memiliki 7 karakteristik maskulinitas, yaitu fisik, fungsional, agresif seksual, emosional, intelektual, interpersonal, dan karakter personal. Hal ini berarti bahwa maskulinitas pada cerita rakyat Kamandaka masih digambarkan secara tradisional dan positif. Maskulinitas tersebut sesuai dengan kondisi sosial dan budaya yang ada pada masyarakat Banyumas saat itu. Sikap positif Kamandaka dapat dijadikan teladan, khususnya untuk masyarakat Banyumas dan sekitarnya.KATA KUNCI: cerita rakyat; folklore; maskulinitas; tokoh utama MAJOR CHARACTER MASCULINITYON THE STORY OF THE KAMANDAKA PEOPLE ABSTRACT: Kamandaka folklore is very popular in Banyumas. Kamandaka's story describes the journey of Kamandaka who goes on a journey to find his future wife. The story of Kamandaka in his wandering is interesting to study in terms of his masculinity. This study aims to explain masculinity in the main character of the Kamandaka folklore. The research method used is qualitative which is described descriptively. This research approach is a gender study approach. The masculinity theory used is Janet Saltzman Chafetz's masculinity. The research data is in the form of words, phrases, sentences contained in the Kamandaka folklore. Data collection techniques use note-taking techniques. Data analysis was performed by content analysis. The results of this study, the character Kamandaka has 7 characteristics of masculinity, namely physical, functional, aggressive sexual, emotional, intellectual, interpersonal, and personal character. This means that masculinity in the Kamandaka folklore is still depicted in a traditional and positive way. This masculinity was in accordance with the social and cultural conditions that existed in Banyumas society at that time. Kamandaka's positive attitude can be used as an example, especially for the people of Banyumas and its surroundings.KEYWORDS: folktales; folklore; masculinity; folklore; the main character
GAYA BAHASA DALAM NOVEL KOMPONIS KECIL KARYA SOESILO TOER: KAJIAN STILISTIKA Lestari, Wahyu Fajar; Suryanto, Edy; Wardhani, Nugraheni Eko
Lingua Rima: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 14, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/lgrm.v14i2.14014

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan berbagai gaya bahasa yang terdapat dalam novel Komponis Kecil karya Soesilo Toer. Metode penelitian adalah deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Komponis Kecil karya Soesilo Toer dengan jumlah 170 halaman. Data penelitian ini berasal dari dialog atau kutipan novel Komponis Kecil karya Soesilo Toer yang mengandung gaya bahasa tertentu. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi. Teknik analisis data yang digunakan terdiri dari empat tahap, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah ditemukan berbagai gaya bahasa dalam novel Komponis Kecil karya Soesilo Toer, yaitu a) 12 gaya bahasa pertautan mencakup 5 majas sinekdoki, 2 majas metonimi, dan 5 majas eufemisme; b) 80 gaya bahasa perbandingan meliputi, 25 majas personifikasi, 30 majas metafora, dan 25 majas simile; c) 76 gaya bahasa pengontrasan mencakup 15 majas ironi, 16 majas sarkasme, 10 majas paradoks, 5 majas litotes, dan 30 majas hiperbola; d) 35 gaya bahasa repetisi yang mencakup 12 majas repetisi, 5 majas paralelisme, 10 majas anafora, 3 majas polisindenton, dan 5 majas asindenton; serta e) 15 gaya bahasa bentuk lain, yaitu 10 majas retoris dan 5 majas antitesis. Gaya bahasa yang paling dominan adalah gaya bahasa perbandingan. Fungsi gaya bahasa dalam novel tersebut adalah memberikan kesan hidup, tidak monoton, indah, memperkuat isi, serta memperkuat suasana cerita dan pencerminan tokohnya. Kata kunci: Gaya Bahasa, Karya Sastra, Novel