Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Tambusai

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FORMULASI LOTION EKSTRAK ETANOL DAUN BROKOLI (BRASSICA OLERACEA L.) Hamida, Fathin; Blyzensky, Tamara; Djuhariah, Yayah Siti; Fahrudin, Fahri
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.36546

Abstract

Brokoli (Brassica oleracea L.) merupakan salah satu jenis tanaman yang mempunyai kandungan senyawa flavonoid, tanin, fenolik yang berfungsi sebagai antioksidan. Bagian tanaman brokoli yang sering dikonsumsi adalah bunganya sedangkan daunnya sangat jarang dikonsumsi bahkan hanya menjadi limbah. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi sediaan lotion yang ditambahkan ekstrak etanol daun brokoli dan menguji aktivitas antioksidannya dengan menggunakan metode DPPH. Ekstraksi etanol daun brokoli dilakukan secara maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Sediaan lotion ekstrak etanol daun brokoli disiapkan menjadi tiga formula yaitu F0 (lotion tanpa penambahan ekstrak), F1 (penambahan ekstrak sebanyak 2%), F2 (penambahan ekstrak sebanyak 4%), dan F3 (penambahan ekstrak sebanyak 6%). Hasil evaluasi mutu fisik sediaan lotion yang ditambahkan dengan ekstrak daun brokoli menunjukkan bahwa lotion memiliki aroma khas, berbentuk semi padat, homogen, tipe emulsi minyak dalam air (o/w), pH 6,50-6,88, daya sebar 6,5-6,97 cm, daya lekat 4,55-4,75 detik, dan viskositas 7041-10949 cPs. Aktivitas antioksidan ekstrak daun brokoli sebesar 89,64 ppm yang termasuk kategori antioksidan kuat. Sedangkan aktivitas antioksidan sediaan lotion ekstrak daun brokoli dengan konsentrasi 2%, 4% dan 6% mempunyai nilai IC50 berturut-turut sebesar 872,49 ppm, 687,93 ppm, dan 342,27 ppm. Lotion ekstrak daun brokoli F1 dan F2 memiliki daya antioksidan sangat lemah, dan daya antioksidan lemah pada F3.
AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL NEPHTHEA SP. TERHADAP MALASSEZIA FURFUR DAN TRICHOPHYTON RUBRUM Hamida, Fathin; Amalina, Risma Kamila; Hanifah, Nur; Djuhariah, Yayah Siti; Fahrudin, Fahri; Alma'arik, Difa; Pangestu, Danang Aji
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i2.45105

Abstract

Infeksi mikosis termasuk salah satu infeksi yang sering terjadi di Indonesia. Infeksi mikosis menjadi sulit diobati akibat terjadinya resistensi fungi terhadap antifungi sintetik. Untuk itu, diperlukan pencarian obat berasal dari alam sebagai alternatif dalam pengobatan infeksi mikosis. Nephthea sp. merupakan jenis karang lunak yang berasal dari famili Nephtheidae yang tersebar luas di perairan laut Indo-Pasifik. Nephthea sp. mengandung senyawa metabolit sekunder yang berpotensi sebagai agen antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktivitas antifungi dari ekstrak etanol 96% Nephthea sp. terhadap Malassezia furfur dan Trichophyton rubrum. Ekstrak etanol Nephthea sp. diperoleh dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak etanol Nephthea sp. di uji secara kualitatif kandungan senyawa metabolit sekundernya, meliputi alkaloid, tanin, flavonoid, saponin, dan triterpenoid. Ekstrak Nephthea sp. juga diuji kemampuannya menghambat pertumbuhan fungi Malassezia furfur dan Trichophyton rubrum menggunakan metode difusi cakram. Aktivitas antifungi ditunjukkan dengan zona bening (zona inhibisi) yang terbentuk di sekitar kertas cakram. Ketokonazol (15 µg) digunakan sebagai kontrol positif dan DMSO 10% sebagai kontrol negatif. Data skrining senyawa metabolit sekunder dan aktivitas antifungi ekstrak etanol Nephthea sp. dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan uji skrining senyawa metabolit sekunder menunjukkan bahwa ekstrak etanol Nephthea sp. positif mengandung alkaloid, saponin, dan triterpenoid. Ekstrak etanol Nephthea sp. memiliki aktivitas antifungi terhadap Trichophyton rubrum pada konsentrasi 1000 mg/mL, 750 mg/mL, dan 500 mg/mL. Sedangkan aktivitas antifungi terhadap Malassezia furfur tidak terdeteksi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol Nephthea sp. mengandung senyawa metabolit sekunder yang berpotensi sebagai antifungi terhadap Trichophyton rubrum dengan daya hambat bersifat moderat.   
ANALISIS AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN METABOLIT SEKUNDER BIOTA LAUT KARANG LUNAK NEPHTHEA SP. Fahrudin, Fahri; Pramana, Firza Andika; Salshabil, Khairunnisa; Alma’arik, Difa; Hamida, Fathin
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i2.45507

Abstract

Nephthea sp. merupakan karang lunak penyusun ekosistem terumbu karang yang memiliki fungsi ekologis dan diketahui dapat menghasilkan metabolit sekunder. Organisme laut yang menghasilkan metabolit sekunder berpotensi dijadikan sebagai marine natural product (MNP). MNP merupakan material biologis untuk bahan baku obat yang berasal dari laut seperti hewan, tumbuhan, dan alga. Nephthea sp. asal Pulau Pramuka belum pernah dilakukan uji aktivitas antioksidan dan identifikasi metabolit sekundernya. Tujuan penelitian ini adalah melakukan identifikasi metabolit sekunder secara kualitatif dan uji antioksidan pada ekstrak Nephthea sp. yang telah berhasil ditransplantasi. Sampel Nephthea sp. yang digunakan berasal dari Pulau Pramuka, Taman Nasional Kepulauan Seribu (TNKpS). Metode maserasi digunakan untuk ekstraksi sampel Nephthea sp. menggunakan pelarut ethanol 70% dengan perbandingan 1:4 (w/v). Identifikasi metabolit sekunder dilakukan secara kualitatif untuk mengidentifikasi alkaloid, saponin, steroid, flavonoid, dan tanin. Uji aktivitas antioksidan menggunakan DPPH (2,2-difenil-1-1 pikrilhidrazil) dengan lima seri konsentrasi sampel ekstrak Nephthea sp. (10, 50, 100, 150, dan 200 ppm). Tiga metabolit sekunder berhasil diidentifikasi secara kualitatif dari ekstrak Nephthea sp. yaitu alkaloid, saponin dan steroid. Terdapat peningkatan aktivitas antioksidan dari setiap konsentrasi sampel ekstrak Nephthea sp. (daya inhibisi 34,6% - 75,8%). Sampel dengan konsentrasi 100 ppm menghasilkan daya inhibisi 61,01%. Dengan demikian, Nephthea sp. terbukti mengandung metabolit sekunder dan memiliki aktivitas antioksidan yang kuat.