Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Hubungan Antara Masa Kerja dan Posisi Kerja dengan Keluhan Muskuloskeletal pada Nelayan di Kelurahan Batuputih Bawah Kota Bitung Clivord Jovan Rembet; Woodford B. S. Joseph; Odi Roni Pinontoan
KESMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Vol. 12 No. 1 (2023): VOLUME 12, NOMOR 1, Januari - Maret 2023
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/kesmas.v12i1.46300

Abstract

Keluhan muskuloskeletal timbul karena pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan dengan postur tubuh kurang ergonomi yang dilakukan secara berkala saat melakukan sesuatu. Masa kerja seseorang yang cukup lama juga dapat mempengaruhi terjadinya keluhan muskuloskeletal. Prevalensi diagnosis penyakit sendi pekerja informal nelayan berjumlah (7,0%). Beberapa faktor mempengaruhi keluhan muskuloskeletal seperti masa kerja dan posisi kerja. Observasi yang dilakukan kepada beberapa nelayan di Kelurahan Batuputih Bawah Kota Bitung dengan menggunakan kuesioner NBM terdapat keluhan pada bagian tubuh nelayan akibat kegiatan kerja seperti menarik jaring, menguras air, mengangkat ikan hingga menarik perahu ke air dan kembali ke darat. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan rancangan studi potong lintang. Populasi yaitu seluruh nelayan Kelurahan Batuputih Bawah lingkungan I yang berjumlah 63 orang nelayan. Sampel ditentukan menggunakan rumus slovin yaitu 39 orang nelayan yang diambil secara accidental sampling. Alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner Nordic Body Map (NBM) dan lembar metode Rapid Entire Body Assesment (REBA). Data dianalisis uji statistik Pearson untuk variabel masa kerja dan keluhan muskuloskeletal dan analisis uji ststistik Spearman-Rank untuk variabel posisi kerja dengan keluhan muskuloskeletal. Hasil uji antara masa kerja dengan keluhan muskuloskeletal diketahui nilai p = 0,000 dengan nilai r = 0,785. Hasil uji antara posisi kerja dengan keluhan muskuloskeletal diketahui nilai p = 0,000dengan nilai r = 0,821. Kesimpulan penelitian ini terdapat hubungan antara masa kerja dengan keluhan muskuloskeletal pada nelayan di Kelurahan Batuputih Bawah Kota Bitung yaitu semakin lama masa waktu bekerja responden, maka akan semakin tinggi tingkat keluhan muskuloskeletal. Terdapat hubungan antara posisi kerja dengan keluhan muskuloskeletal pada nelayan di Kelurahan Batuputih Bawah Kota Bitung yaitu semakin tinggi risiko posisi kerja responden, maka akan semakin tinggi tingkat keluhan muskuloskeletal.
Determinan Status Imunisasi Dasar Pada Anak Balita 12-59 Bulan di Indonesia Revita Virgini Mappadang; Fima F.L.G. Langi; Odi Roni Pinontoan
Sam Ratulangi Journal of Public Health Vol. 1 No. 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35801/srjoph.v1i1.27274

Abstract

Background: Immunization comes from the word "immune" meaning immunity. Immunization means being immunize, giving passive immunity (given antibodies) to the baby. The Indonesian Demographic Health Survey (IDHS) in 2017 shows that the achievement of complete basic immunization has not yet reached the government's target of 92%. This research aims to study the determinants of age of child, sex of child, age of mother, number of live children, level of mother’s education, residence and antenatal care with immunization. Method:  This research was a quantitative with a cross sectional study design. The data used were secondary taken from 2017 IDHS data conducted in 34 provinces in Indonesia with a total sample of 9,424 children under five. Data were processed and analyzed in a univariate, bivariate, and multivariate manner using the chi square test. Result: highschool education (p= <0,001, AOR 0,757); number of children more than two (p=<0,001, AOR 0,728); and village residence (p=0,007, AOR 0,868) reduces odds ratio. Conclusion: the level of mother’s education, number of live children and residence are the determinants
Kadar Pestisida Orgonofosfat Dalam Tumbuhan Kangkung (Ipomoea aquatica) Di Lahan Pertanian Chesya P.R. Salindeho; Odi Roni Pinontoan; Finny Warouw
Indonesian Journal of Public Health and Community Medicine Vol. 1 No. 1 (2020): Januari 2020
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35801/ijphcm.1.1.2020.27246

Abstract

Background: Pesticide is a chemical substance used to kill pests, in the form of plants, insects, and animals in our circled animal that has a health impact for humans either directly exposed or consuming food in the form of vegetables-vegetables. So in the regulation of the Minister of Agriculture number 07/Permentan/SR. 140/2/2007 concerning the requirements and procedures for the Registration of Pesticides, pesticides are chemicals or other substances and bodies renic and viruses. This research aims to know how much residual pesticide levels of orgonophosphate in plants in the agricultural land Mahena subdistrict Tahuna. Method: Research method, this research is a quantitative research laboratory based. The research was conducted in September 2019 until October 2019. Sampling in this research is taken from 4 locations with a total of 4 sanpel in the farm land Mahena subdistrict Tahuna. Result: The results of this study using the maximum residue limit (BMR) with the type of pesticide insecticide active ingredient Dimacide 400 EC showed that the average value of laboratory test Results Location 1 (0.63014), location 2 (0.1464), location 3 (0.28339), location 4 (0.0137) can still be tolerated with a maximum residue limit. The results of this research are based on laboratory test faculty of MIPA UNSRAT. Conclusion: The results of this research can be concluded that to 4 samples of the level of pesticides orgonophosphate still meet the requirements of the maximum residue type of vegetables Kangkung in Menkes No 39 Tahuna 2015 because less than 1 ppm.
Gambaran Kondisi Lingkungan Pasar Winenet di Kota Bitung Tahun 2019 Fredrik B.J. Om; Odi Roni Pinontoan; Woodford Baren Joseph
Indonesian Journal of Public Health and Community Medicine Vol. 1 No. 1 (2020): Januari 2020
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35801/ijphcm.1.1.2020.28313

Abstract

Background: Market sanitation is an effort to supervise activities that take place in the cleanliness as well as sanitation conditions that do not meet the market conditions sanitation market environment, especially related to the ticket or to transmit an illness. The market that is less concerned in Kepmenkes RI number: 519/Menkes/SK/VI/2008 facilitates bacteria or vector to multiply so as to transmit various diseases. The research aims to describe the environment condition of Winenet Tradisional Market in Bitung City 2019. Method: The research method used is a type of descriptive survey research using an observation approach to find out the environmental conditions in the Winenet market Bitung City. The research was conducted on Winenet Market, Bitung City in September to November 2019 data instruments collected directly by researchers using the check list, among others: observation sheets, paperwork tools, documentation with Univariate anolysis on this research to know the description of the market building, waste disposal, waste channels and drainas, toilets, clean water, sanitation place food sales, control transmission of diseases and vectors, handwashing By calculating the frequency distribution of each variable. Result: Market sanitation assessment refers to the check list referring to the decree of the Minister of Health No. 519 year 2008. The research on each question is given a score of 1 for Yes answers and a 0 score for answers no, with a number of questions as many as 45 questions. The final assessment categories are classified as follows: Answer Ya 36 (≥ 80%): Well, yes answer 29-35 (65%-79%): good enough, answer Yes 28 (≤ 64%): less good. Conclusion: The Conclusion in this study is the observation of the overall environment conditions Winenet market is 72,25%. Results demonstrate overall environmental conditions winenet market is good enough.
Hubungan antara Beban dan Stres Kerja dengan Perasaan Kelelahan Kerja pada Pekerja Transportasi Laut Marni Oktafianti Katilahe; Paul A.T. Kawatu; Odi Roni Pinontoan
Indonesian Journal of Public Health and Community Medicine Vol. 1 No. 2 (2020): April 2020
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35801/ijphcm.1.2.2020.28663

Abstract

Latar belakang: Kelelahan kerja dapat timbul akibat dari tidak adanya keseimbangan antara beban kerja dengan kemampuan tenaga kerja. Kelelahan kerja juga dapat terjadi dikarenakan faktor mental psikologis di lingkungan kerja sehingga dapat menimbulkan beban dan stres pada pekerja. Berdasarkan survei dari KNKT didapatkan 12% kecelakaan di bidang transportasi laut disebabkan oleh faktor kelelahan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dan stres kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja transportasi laut Manado-Bunaken. Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di dermaga wisata kalimas pada bulan september-oktober 2019. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu beban kerja, stres kerja dan kelelahan kerja. Penelitian ini instrumen menggunakan kuesioner dan aplikasi android NASA-TLX. Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil Penelitian: Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa pekerja yang merasa kelelahan kerja yaitu 65%, pekerja yang memiliki beban kerja berat sebanyak 65% dan pekerja yang mengalami stres kerja sebanyak 47,5%. Hasil analisis data menggunakan uji statistik chi-square  didapatkan nilai p value sebesar 0,002. Hal ini berarti terdapat hubungan antara beban kerja dengan perasaan kelelahan kerja pada pekerja transportasi laut Manado-Bunaken.. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara beban kerja dan stres kerja dengan perasaan kelelahan  kerja pada pekerja transportasi laut Manado-Bunaken.
Keadaan Fisik Rumah dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Nike Gledis Monintja; Finny Warouw; Odi Roni Pinontoan
Indonesian Journal of Public Health and Community Medicine Vol. 1 No. 3 (2020): Juli 2020
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35801/ijphcm.1.3.2020.28991

Abstract

Tuberculosis paru, penderita yang dinyatakan positif oleh puskesmas atau penyakit yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis yang menular lewat udara dan perkembangbiakan bakteri mycobacterium tuberculosis bisa disebabkan oleh keadaan fisik rumah yang tidak memenuhi syarat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan antara keadaan fisik rumah dengan kejadian tuberkuosis paru di wilayah kerja puskesmas Bailang, kecamatan Bunaken. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien tuberkuosis paru yang positif di wilayah kerja Puskesmas Bailang kecamatan Bunaken dengan sampel sebanyak 31 responden.Penelitian dilaksanakan di di wilayah kerja puskesmas Bailang kecamatan bunaken, pada bulan oktober tahun 2019 sampai febuari tahun 2020. Menggunakan instrument penelitian yaitu kuesioner dan alat laboratorium kesehatan Luxmeter untuk mengukur pencahayaan dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan Chi-square CI = 95% dan α = 0,05. Hasil yang di peroleh untuk pencahayaan alami yaitu ada hubungan antara pencahayaan alami dengan tuberkulosis paru di wilayah kerja puskesmas bailaing dengan hasil analisa bivariat yang menunjukan bahw anilai p = 0,000 (p<0,05) nilai Odds Ratio (OR) = 4,808dan 95% CI = 0,832-27,798 . Hasil yang di peroleh untuk Ventilasi yaitu ada hubungan antara luas ventilasi dengan tuberkulosis paru di wilayah kerja Puskesmas Bailaing dengan hasil analisa bivariat yang menunjukan bahwa nilai p = 0,001 (p<0,05) nilai Odds Ratio (OR) = 3,354 dan 95% CI = 1,037-10,853. Adanya hubungan antara pencahayaan alami dengan luas ventilasi dengan kejadian tuberkulosis paru di wilayah kerja puskesmas bailang. Kesimpualan adanya hubungan antara pencahayaan alami dan luas ventilasi dengan kejadiaan tuberculosis paru di wilayah kerja Puskesmas Bailang. Saran agar supaya penderita lebih memperhatikan keadaan fisik rumah agar tidak terjadi perkembangbiakan mycobacterium tuberculosis dan dan dapat menular ke orang lain.
Peran Pemeritah dalam Implementasi Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Stop Buang Air Besar Sembarangan Maria Sophia Muaja; Odi Roni Pinontoan; Oksfriani Jufri Sumampouw
Indonesian Journal of Public Health and Community Medicine Vol. 1 No. 3 (2020): Juli 2020
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35801/ijphcm.1.3.2020.29008

Abstract

Latar Belakang: Sanitasi memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan permukiman serta kenyamanan dalam kehidupan setiap hari. Salah satu program pemerintah tentang sanitasi yaitu Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Namun program ini belum berjalan optimal karena kurangnya peran pemerintah daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi peran pemerintah dalam implementasi STBM Stop Buang Air Besar Sembarangan. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2020 di Kecamatan Langowan Timur Kabupaten Minahasa. Informan dalam penelitian ini sebanyak 5 orang yang dtentukan secara purposive. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu pedoman wawancara, perekam suara dan kamera. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam. Analisis data dilakukan dengan analisis isi (content analysis). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran pemerintah (kabupaten, kecamatan dan desa) yaitu pelaksana kegiatan orientasi pembuatan media promosi dan kegiatan pelatihan, penganggaran, pelaporan dan pengkoordinasian pelaksanaan program STBM. Kesimpulan: Pemerintah telah melakukan berusaha untuk berperan dalam program STBM namun terkendala pada masalah biaya dan koordinasi.
Analisis Kadar Sulfur Dioksida (SO2) Udara di Kawasan Terminal Malalayang Kota Manado Tahun 2019 Gisela Margaretha Tampa; Sri Seprianto Maddusa; Odi Roni Pinontoan
Indonesian Journal of Public Health and Community Medicine Vol. 1 No. 3 (2020): Juli 2020
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35801/ijphcm.1.3.2020.29116

Abstract

Latar belakang: Tingginya aktivitas kendaraan yang ada di kawasan terminal Malalayang Kota Manado dapat menimbulkan adanya pencemaran udara seperti SO2 yang dapat mempengarhi udara di lingkungan sekitar dan berdampak bagi kesehatan manusia. Metode: Metode yang digunakan observasional dengan pendekatan deskriptif dengan pengambilan sampel selama dua  hari dengan tiga titik sampel. Hasil: Kadar SO2 tertinggi terdapat di titik tiga pada hari kamis sebesar 28,28 µg/Nm3, sedangkan yang terendah terdapat pada titik satu pada hari sabtu sebesar 2,88 µg/Nm3. Kesimpulan: Hasil kadar SO2 yang ada di kawasan Terminal Malalayang Kota Manado masih jauh dibawah standar baku mutu berdasarkan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999. Disarankan kepada pemerintah agar selalu menjaga dan memelihara kualitas udara di kawasan terminal dan bagi pemilik kendaraan agar dapat merawat mesin kendaraan dan melakukan uji emisi secara berkala.
Faktor Lingkungan, Manusia dan Pelayanan Kesehatan yang Berhubungan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue Martini Yanti Oroh; Odi Roni Pinontoan; Josef B.S. Tuda
Indonesian Journal of Public Health and Community Medicine Vol. 1 No. 3 (2020): Juli 2020
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35801/ijphcm.1.3.2020.29210

Abstract

Abstrak Latar belakang: Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah penderitanya cenderung meningkat dan penyebarannya semakin luas. Kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Kawangkoan dalam 5 tahun terakhir (2015-2019) mengalami fluktuasi. Kasus DBD pada tahun 2018 mengalami peningkatan yang signifikan untuk seluruh Kabupaten Minahasa dan Sulawesi Utara. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis faktor lingkungan biologi, lingkungan fisik, manusia dan pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Kawangkoan Kabupaten Minahasa. Metode: Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Kawangkoan Minahasa pada April-Mei 2020. Jumlah informan sebanyak 7 orang. Variabel yang diteliti yaitu lingkungan biologi, lingkungan biologi, manusia dan pelayanan kesehatan. Analisis data menggunakan metode Miles dan Hubberman. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor lingkungan biologi yang berhubungan dengan kejadian DBD yaitu hampir di setiap rumah memiliki tumbuhan di pot maupun di pekarangan yang dapat menjadi breeding place dan resting place alami dari nyamuk Aedes sp. Faktor lingkungan fisik yang berhubungan dengan kejadian DBD yaitu curah hujan karena curah hujan di wilayah kerja Puskesmas Kawangkoan masih masuk pada curah hujan yang sesuai dengan perkembangan kasus DBD. Faktor manusia yang berhubungan dengan kejadian DBD yaitu perilaku menggantung pakaian baik di kamar tidur maupun kamar mandi. Selain itu, kepadatan penduduk masuk pada faktor risiko kejadian DBD. Faktor pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan kejadian DBD yaitu upaya promotif dan preventif seperti penyuluhan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat tentang program PSN melalui 4M plus. Kesimpulan: Faktor lingkungan fisik, biologi, manusia dan pelayanan kesehatan berhubungan dengan kejadian DBD. Oleh karena itu dibutuhkan upaya modifikasi lingkungan dan perilaku masyarakat dalam rangka memberantas sarang nyamuk. Kata Kunci: Lingkungan; Manusia; Pelayanan Kesehatan; DBD
Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Pajanan Sulfur Dioksida (SO2) dan Nitrogen Dioksida (NO2) di Sekitar Kawasan Shopping Center Manado tahun 2020 Ronald Alexander Wenas; Odi Roni Pinontoan; Oksfriani Jufri Sumampouw
Indonesian Journal of Public Health and Community Medicine Vol. 1 No. 2 (2020): April 2020
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35801/ijphcm.1.2.2020.29431

Abstract

Latar belakang: Menurut data WHO tahun 2016 korban tewas karena polusi udara mencapai 61 ribu orang atau rata-rata-rata 25 orang meninggal per 100 ribu kapita terjadi di Indonesia. Polutan udara yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat seperti Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui nilai risiko kesehatan masyarakat pada pedagang kaki lima (PKL) yang terpajan udara yang mengandung SO2 dan NO2 di Kawasan Shopping Center kota Manado tahun 2020. Metode: Metode penelitian observasional. Subyek penelitian ini yaitu udara sebanyak 5 titik yaitu bagian timur, utara, barat, selatan dan tengah dari kawasan Shopping Center Manado. Sebanyak 10 orang PKL di setiap titik untuk menjadi subjek penelitian. Kriteria yang menjadi subjek penelitian yaitu yang telah beraktifitas sebagai PKL minimal 7 tahun di lokasi studi. Jadi secara keseluruhan ada 50 PKL yang menjadi subjek penelitian. Analisa kualitas udara ambien SO2 dan NO2 dilakukan dengan tim dari laboratorium BTKLPP Kelas 1 Manado.   Hasil: Hasil penelitian pada PKL di Kawasan Shopping Center kota Manado, menunjukkan bahwa konsentrasi SO2  di udara berkisar 110,88-132,12 μg/Nm3 dan NO2 berkisar 130,69-205,10 μg/Nm3. Nilai tersebut masih berada pada NAB. Nilai RQ SO2  secara real time tidak ditemukan responden yang berisiko (nilai RQ>1). Nilai RQ SO2  life time ditemukan sebanyak 12 responden (24,0%) yang berisiko (nilai RQ>1) terhadap pajanan gas SO2. Nilai RQ NO2 secara ditemukan sebanyak 1 responden (2%) yang berisiko (nilai RQ>1). Nilai RQ NO2 life time ditemukan sebanyak 28 responden (56,0%) yang berisiko (nilai RQ>1) terhadap pajanan gas NO2. Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini yaiu pajanan gas SO2  pada PKL secara real time tidak berisiko namun secara life time ditemukan berisiko terhadap kesehatan. Pajanan gas NO2 pada PKL baik secara real time maupun life time. berisiko terhadap kesehatan Disarankan perlu adanya pemeriksaan udara berkala dan diadakannya promosi kesehatan pada PKL di Kawasan Shopping Center kota Manado.